NovelToon NovelToon
Kalong

Kalong

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Hantu
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Zia Ni

Desa Semilir dan sekitarnya yang awalnya tenang kini berubah mencekam setelah satu persatu warganya meninggal secara misterius, yakni mereka kehabisan darah, tubuh mengering dan keriput. Tidak cukup sampai di situ, sejak kematian korban pertama, desa tersebut terus-menerus mengalami teror yang menakutkan.

Sekalipun perangkat desa setempat dan para warga telah berusaha semampu mereka untuk menghentikan peristiwa mencekam itu, korban jiwa masih saja berjatuhan dan teror terus berlanjut.

Apakah yang sebenarnya terjadi? Siapakah pelaku pembunuhannya? Apakah motifnya? Dan bagaimanakah cara menghentikan semua peristiwa menakutkan itu? Ikuti kisahnya di sini...

Ingat! Ini hanyalah karangan fiksi belaka, mohon bijak dalam berkomentar 🙏

Selamat membaca

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zia Ni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Satria Dijadikan Persembahan

"Tidak ada gunanya kalian minta maaf. Sekali kalian masuk ke hutan ini, kalian tidak akan bisa pulang kembali," pria misterius tersebut tidak mau berkompromi.

"Tole, dari ke 5 pemuda itu benar-benar tidak ada yang kamu inginkan darahnya?" imbuh laki-laki tua itu sambil menoleh pada si kalong.

"Mboten Eyang, saya tidak doyan, darah mereka pahit semua," sahut binatang berwarna hitam tersebut yang membuat Satria dkk kaget karena kalong itu ternyata bisa berbicara.

"Ya sudah, kalau begitu semuanya dijadikan persembahan saja, lumayan bisa untuk menambah ilmu kesaktian kita. Kita tidak perlu repot-repot mencari malah ada yang datang mengantar nyawanya sendiri."

Mendengar kata 'persembahan', ke 5 pemuda tersebut semakin ketakutan karena pikiran mereka membayangkan betapa ngerinya saat mereka akan dibunuh nanti.

"Kami mohon Mbah, tolong beri kami kesempatan hidup," kali ini Satria yang memohon belas kasihan tapi pria tua itu tetap tidak menggubris.

"Kalau Eyang ingin memberikan persembahan, yang baju biru tua itu saja duluan karena mulutnya berani meremehkan keangkeran hutan ini," usul si kalong yang disetujui oleh laki-laki tua berpakaian serba hitam tersebut.

Karena yang dimaksud oleh makhluk tadi adalah Satria, pemuda itu pun semakin tambah ketakutan dan dia berusaha untuk membebaskan dirinya tapi tetap sia-sia karena ikatan tali di tubuhnya sangat kuat. Tak berapa lama, pria tua itu pun menghampiri Satria.

"Bersiap-siaplah karena malam nanti adalah giliranmu," ucap laki-laki misterius tersebut yang kemudian langsung beranjak dari tempat itu.

"Saya mohon Mbah, beri saya kesempatan hidup, tolong bebaskan saya!" seru Satria namun tetap tidak direspon oleh laki-laki tua tersebut yang semakin melangkah menjauh.

"Ha ha ha ha! Rasakan kalian, siapa suruh kalian berani datang di hutan ini. Ha ha ha ha!" si kalong mengejek ke 5 pemuda itu yang wajahnya semakin pucat karena ketakutan

Di lain tempat, seorang pria paruh baya yang berpakaian serba hitam, berambut gondrong dan berjenggot panjang yang juga pernah menculik Menik, saat ini dia sedang memindahkan ke 3 motor milik Satria dkk nya masuk ke dalam hutan terlarang lantas mencopot plat nomor kendaraan itu.

Jam 10 malam...

Sekarang ini, tampaklah 3 orang yang berpakaian serba hitam sedang mengadakan ritual di dalam gua, dengan Satria berbaring tak sadarkan diri di hadapan mereka, yang diletakkan di atas sebuah batu besar dan panjang.

Dengan diterangi beberapa cahaya obor, terlihatlah di salah satu sudut gua itu ada beberapa kerangka manusia yang sengaja ditumpuk sembarangan, yang diantaranya adalah kerangka Andri dan Menik.

Selama 2 jam, mulut ke 3 orang itu tampak komat kamit merapal mantra dengan posisi semedi, hingga tepat tengah malamnya, tubuh Satria tiba-tiba terbakar dengan sendirinya, yang artinya persembahan mereka diterima oleh sesembahan mereka.

Aroma daging terbakar menguar di gua itu, hingga tidak sampai setengah jam, tubuh Satria hanya tinggal tulang belulang saja yang kemudian ditumpuk dengan kerangka lainnya oleh pria yang paruh baya.

Setelah ritual persembahan selesai, si laki-laki tua dan pria paruh baya melanjutkan meditasi mereka, sedangkan yang muda keluar dari gua lalu melangkah menuju ke pondok kayu.

Tak berapa lama, sosok pemuda itu berubah menjadi asap hitam tebal lantas berubah wujud kembali menjadi seekor kalong yang sangat besar.

Di tengah kegelapan, binatang hitam bersayap tersebut terbang keluar dari hutan terlarang menuju ke gapura Desa Semilir dengan menggigit plat nomor motor milik Satria dkk.

Setibanya di gapura Desa Semilir, kalong itu pun menjatuhkan 3 plat nomor tersebut kemudian terbang ke arah hutan yang ada di dekat desa itu lalu bersembunyi di balik rerimbunan pepohonan yang sangat besar.

*

Keesokan harinya, ketika salah satu warga Desa Semilir melewati gapura desa hendak pergi ke pasar besar induk, sempat heran saat melihat ada 3 plat nomor kendaraan tercecer di tengah jalan. Namun karena orang itu sedang terburu-buru, maka dia pun tidak mempedulikan ke 3 barang tersebut.

Puluhan menit kemudian, Pak Ustad Mahmud melintasi jalanan itu dengan mengendarai sepeda motornya karena ada keperluan di kota. Ketika mata pria tersebut melihat ada 3 plat nomor kendaraan tercecer di jalanan, dengan segera Pak Ustad Mahmud menepikan motornya, mematikan mesinnya lantas mengambil ke 3 benda besi itu.

Karena pria tersebut memiliki kelebihan yang tidak biasa, di saat dia sedang mengamati ke 3 plat nomor itu, tiba-tiba muncul perasaan yang tidak enak, seolah-olah menunjukkan jika ada sesuatu yang tidak beres dibalik kemunculan 3 benda tersebut.

Dengan membawa ke 3 plat nomor itu, Pak Ustad Mahmud mengendarai motornya kembali ke arah jalan pulang hingga membuat istrinya merasa heran.

"Kok kembali lagi, Pak?" tanya Bu Mahmud penasaran.

"Bapak tadi menemukan 3 plat nomor kendaraan tercecer di tengah jalan dekat gapura desa, Buk," terang pria itu seraya menunjukkan benda besi tersebut ke istrinya.

"Ada 3 plat nomor kendaraan tercecer di tengah jalan? Kok aneh ya. Apa ada yang sengaja iseng membuangnya di tengah jalan ya, Pak?" lanjut wanita paruh baya itu.

"Menurut mata batin Bapak ada sesuatu yang tidak beres dengan benda-benda ini, Buk," sahut Pak Ustad Mahmud.

"Bapak yakin?" Bu Mahmud masih ragu dengan pernyataan suaminya.

"Sepertinya juga begitu," balas pria paruh baya tersebut.

"Mudah-mudahan tidak ada kejadian buruk lagi di desa kita ini, Pak. Sekarang Ibuk jadi was-was saja," tutur Bu Mahmud.

"Kita semua juga berharap seperti itu, Buk," timpal pria paruh baya itu.

"Bapak gak jadi ke kota?" ujar Bu Mahmud.

"Gak Buk, sejak nemu benda ini perasaan Bapak kok tiba-tiba tidak enak," jawab pria tersebut terus terang.

Sementara itu di pinggiran hutan dekat Desa Semilir, ada seorang pemuda sedang mencari rumput untuk pakan kambingnya. Tanpa dia sadari, di balik rerimbunan pepohonan, ada seekor kalong besar sedang mengawasi pemuda tersebut sedari tadi.

Beberapa menit kemudian, dari mulut makhluk itu keluarlah asap hitam yang mengarah ke pemuda tersebut yang tak berapa lama pemuda itu pun jatuh pingsan.

Begitu targetnya sudah tak sadarkan diri, kalong besar tersebut langsung terbang turun lalu menggigit leher pemuda itu untuk menghisap darahnya. Kejadian yang menimpa Sari dan Andri pun terulang, tapi kali ini terjadi saat pagi hari yang cerah.

Setelah menyedot darah pemuda tersebut sampai tubuhnya mengering dan keriput, makhluk itu pun terbang menjauh untuk kembali ke hutan terlarang tanpa terlihat oleh siapapun.

1
kalea rizuky
pantes dendam warga desa emank jahat bgt
🎧✏📖
semangat✌
Kezia Suhartini: trimakasih Kak... 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!