Aku Shella, seorang gadis yang masih duduk dibangku sekolah Menengah Atas.
Berawal dari penolakan ibu dan saudariku yang usianya terpaut sepuluh tahun lebih tua dariku, membuatku berubah menjadi gadis yang tidak memiliki hati dan pendendam.
Aku juga bertekad ingin merampas apa yang dimiliki oleh saudariku.
Aku bahkan tidak mengeluarkan air mataku saat ibuku dinyatakan meninggal dunia.
Hingga terungkapnya sebuah rahasia yang begitu mengguncang kewarasan ku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nona yeppo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sulitnya Jadi Aku
Aku mengekor paman Rangga yang berada di depan ku, seperti biasa kami akan berangkat bersama.
Luka-luka di tubuh ku sudah mulai mengering, dan itu tak menghalangi niat ku untuk melanjutkan sekolah.
Setibanya di gerbang sekolah, tak biasanya paman Rangga ikut keluar dari mobil. Tapi kali ini dia ikut turun dan menghampiriku yang kebingungan.
Oho,, siapa ini? ternyata kau tidak sepolos yang terlihat.
Seseorang membalikkan badanku dan berbicara melantur begitu, tidak ada rasa bersalah sedikitpun diwajahnya. Aku sangat ingin menghajarnya, sungguh.
Gadis gila yang menganiaya ku beberapa hari lalu, muncul dihadapanku dengan wajah angkuhnya. Tak lupa juga kedua anteknya yang selalu bersama dengannya.
Shella, aku pergi ya...
Paman Rangga pamit, namun cara nya berpamitan tentu saja dapat menimbulkan kesalahpahaman.
Dan itu tak luput dari pengawasan si gadis angkuh ini. Mereka menyeret ku kesebuah lorong sepi didalam sekolah.
Kau seorang simpanan, benar kan?
What?? Apa tidak ada kalimat lain yang muncul di otaknya? Aku merasa sangat lucu melihat kebodohan yang terpampang nyata dihadapanku.
Lakukan semua yang ku perintahkan, maka aku tidak akan menyebarkan ini..
Ia menunjukkan sebuah foto yang sengaja mereka abadikan dengan ponselnya.
Berhenti bermain-main, aku tidak tertarik pada kalian... Jawabku sambil berusaha pergi.
Boleh saja, mungkin kau sudah sangat kuat mental jika semua siswa disekolah ini tahu...
Mengingat Ayahku yang mungkin akan tahu apa yang kualami tanpa bercerita, aku terpaksa mengalah.
Baiklah, apa yang kau inginkan.. katakan.
Lain kali aku harus memikirkan siasat baru untuk melawan anak-anak menyebalkan ini. Kelakuan buruk mereka tentu tidak bisa dibiarkan begitu saja.
Aku ingin makan makanan ini...
Tunjukkan,,
Cari sampai dapat....
Hah, aku menghela nafasku kuat-kuat, cobaan selalu datang bertubi-tubi tanpa memberikan jeda sedikit pun.
Hah,, sulitnya jadi aku...
Aku memang pergi, tapi tidak untuk mencari apa yang diperintahkannya padaku. Persetan dengan semua itu, aku tidak peduli.
Aku berjalan menyusuri jalanan yang terasa bebas ini, sesungguhnya aku sedikit merasa kesulitan karena tidak pernah berkeliaran seperti ini sebelumnya.
Panggilan telepon dan puluhan pesan singkat dari Ella sengaja tidak kuhiraukan. Karena aku yakin, jika aku bicara yang sejujurnya, ketiga gadis angkuh itu akan menyiksanya.
Langkah kaki ku membawaku ke sebuah taman yang terletak di tengah kota. Semua orang sibuk dengan urusan masing-masing, jadi tidak akan ada yang mengenaliku.
Aku membeli beberapa makanan dan minuman kesukaanku, setelah selama ini aku selalu menahan semua nya.
Uang saku yang kuterima dari paman Rangga ternyata lumayan tebal, membuatku puas melakukan apa yang kuinginkan.
Setelah bebrapa jam aku lupa diri dan menghabiskan waktu ku sendirian, aku menerima sebuah pesan dari paman Rangga.
Dimana kau, aku ada didepan sekolahmu...
Omo, aku begitu terkejut melihat waktu yang berlalu begitu cepatnya. Aku belum merasa kebosanan sama sekali, tapi waktu berlalu begitu cepatnya.
Paman, aku tidak sedang berada disekolah. Aku akan kirimkan lokasi ku padamu..
Begitu lah aku sekarang berada dimobil, dengan tatapan menusuk yang dilayangkan paman Rangga padaku.
Gadis gila itu menyuruhku membeli barang kesukaannya, kalau tidak foto kita yang keluar dari mobil yang sama akan tersebar.
Paman Rangga masih menatapku dengan tatapan elangnya. Jujur saja aku sedikit takut melihatnya seperti itu.
Lalu kau percaya begitu saja? Mereka hanya menggertakmu! .
Paman, bukan seperti itu. Aku hanya tidak mau berurusan dengan mereka. Lagipula sangat menakutkan jika mereka melakukan itu lagi padaku..
Aku tidak ingin Ayah mengetahui masalah ku..
Harga diriku akan sangat terinjak jika aku mengabulkan permintaan mereka, aku tidak bisa menerima semua itu.
Jika saja Ayahmu tidak minta tolong padaku, aku tidak akan repot-repot mengurusi perbuatan anak-anak nakal seperti kalian.
Paman berbicara kesal, lalu melajukan mobilnya. Mungkin kami akan segera pulang seperti biasa. Tapi ternyata tidak, paman membawaku ketempat lain.
Sebuah gedung bertingkat yang merupakan kantor tempat paman Rangga bekerja. Paman Rangga berjalan dengan kaki panjangnya, dan aku sangat kewalahan mengikutinya.
Sebuah ruangan yang merupakan ruangan pribadi terbuka saat paman Rangga hanya berdiri menghadap pintu saja.
Dan setelah paman Rangga masuk kedalam, pintu tertutup kemudian. Aku mencoba seperti yang dilakukan paman Rangga, bukankah ini sensor biasa? pikirku.
Pintu nya benar terbuka, tapi bukan karena sensor tubuhku. Melainkan paman Rangga yang membukanya kembali untuk ku.
Sensor nya tidak akan berfungsi untuk mu..
Mataku nanar melihat kecanggihan-kecanggihan yang ada didalam bangunan ini. Dan aku baru menyadari sesuatu, paman Rangga menjalankan bisnis desain dan bangunan. Bahasa kerennya adalah arsitek ternama.
Ada apa paman membawaku kesini.. tanyaku.
Ini, coba lihat.
Aku sudah menyelidiki gadis itu, ckckck,,,,
Ternyata dia benar-benar pemain...
Aku terperangah hebat, seketika tak bisa mempercayai penglihatanku sendiri. Terlalu banyak kebohongan dan perbuatan menjijikkan yang terjadi didunia ini, termasuk perbuatan ibuku.
Kau bisa menyimpan ini sebagai kartu As mu.
Darimana paman mendapat ini semua,.
Dunia ini penuh dengan intrik dan rahasia, kau masih terlalu kecil untuk mengerti semua itu. Jawab paman Rangga.
Jangan biarkan musuh menindas mu, ini adalah bisnis.
Aku sudah katakan kalau aku akan membantumu kan?
Aku mencari tahu tentangnya dan ternyata ia adalah gadis yang sangat ceroboh.
Akhirnya aku dapat bernafas lega berkat bantuan paman Rangga. Tak akan ada lagi rasa takut saat berhadapan dengannya mereka.
Aku kembali kerumah dengan perasaan yang tenang, tak ada lagi mimpi buruk tentang tebing gelap yang dipenuhi pepohonan itu.
Seperti biasa bos Luo menyambut ku dengan senyum cerahnya. Namun tatapannya yang sudah lumayan menua ternyata masih jernih untuk menangkap luka-luka ku yang meninggalkan bekas.
Aigo,, apa itu alasanmu tidak pulang beberapa hari ini? Jika saja kau jujur, rahasia mu pasti aman ditanganku.
Hehe, maaf paman. Aku sangat yakin jika paman akan memikirkan yang terbaik untukku. Dan yang terbaik itu tidak aman untuk ku. Benarkan?
Ayah akan memanggang ku hidup-hidup jika tahu..
Aku segera beranjak menuju kamarku yang mulai terasa nyaman bagiku. Segampang itu untuk aku menyesuaikan keadaan, semua tergantung kebutuhan tentu saja.
Malam ini aku akan membantu bos Luo, aku melakukan tugasku sambil menghitung sisa hari untuk kepulangan Ayah dari tugasnya.
Yang namanya tidak bisa mendengar, aku masih saja banyak mendapat makian dari orang-orang yang mungkin berpikir jika aku adalah gadis yang suka mencari masalah karena tidak mendengar perkataan mereka.
Aku hanya menganggap semua itu bunga-bunga kehidupan ku, karena sebenarnya aku tidak terlalu mendengar makian dari mereka. Sungguh lucu bukan?
Setelah semuanya selesai, aku segera mengisi perutku bersama bos Luo. Aku juga kembali kedalam kamarku, mencuci wajah, kunci pintu lalu tidur pulas.
.
.
.
Next...
Mohon dukungannya berupa like dan komen ya teman-teman.. ☺
