Dinding penghalang bukan lagi antara kasta dan takhta, akan tetapi antara sujud dan Atheis.
Min Yoon-gi Diandre, artis ternama yang tidak percaya akan Tuhan tiba-tiba jatuh cinta kepada salah satu gadis muslimah. Gadis yang mampu membuatnya jatuh cinta saat pertama kali bertemu. Di saat semua wanita tergila-gila dan lberhalusinasi menjadi pasangannya, gadis itu malah tidak meliriknya sama sekali.
Mampukah Yoon-gi meluluhkan hati gadis itu? Di saat dinding penghalang yang begitu tinggi telah menjadi jarak di antara mereka.
"Aku tidak ingin kamu mengganut agamaku karena diriku. Tapi jika kau ingin menjadi salah satu dari umat nabiku, maka tetapkanlah hatimu kepadanya, bukan kepadaku." Cheesy Ajhiwinata
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 11
Yoon-gi menatap layar leptop dengan tatapan kosong. Ucapan Fiona di pesta tadi terus terngiang dalam pikirannya. "Keyakinan kita berbeda." Kata-kata yang begitu mendalam seakan menusuk hatinya.
Perlahan jari-jari kecilnya bermain di atas leptop dan mengetik sesuatu yang ada di dalam pikirannya. Dia membaca setiap kata yang muncul di layar leptop dengan teliti dan menghayati setiap kata yang tertulis di sana.
"Kenapa aturan agama mereka sangat rumit? hijab, bukan muhrim." Yoon-gi terkekeh kecil.
Walapun menganggap setiap kata yang muncul sangat aneh, akan tetapi Yoon-gi tetap membaca dengan teliti. Hingga akhirnya dia membaca sampai ke halaman terakhir, dia terlihat diam terpaku ketika membaca pesan dari penulis naskah itu.
"Allah tidak akan memberikan cobaan secara asal. Dia akan memberikan cobaan kepada orang yang mampu menjalaninya. Allah juga tidak akan mengambil sesuatu yang berharga tanpa sebuah alasan. Di balik kehilangan sesuatu yang berharga, akan ada ganti yang jauh lebih baik. Teruslah melangkah mendekatinya, maka dia akan berlari mendekatimu."
"Yoon-gi kamu belum tidur?" Mendengar suara Sarah, Yoon-gi langsung menutup leptopnya. Dia menatap ke arah wanita itu dengan senyuman penuh kehangatan.
Sarah yang tidak sengaja melihat layar leptop Yoon-gi hanya bisa menatapnya dengan binggung. Sejak kapan sahabatnya itu penasaran tentang agama? Bukankah pria itu tidak percaya jika tuhan itu ada. Bahkan dulu dia dengan lantang berkata "Tuhan itu tidak pernah ada, semua cerita tentangnya hanyalah ilusi dari manusia. Jika tuhan itu ada, tidak akan ada manusia iblis seperti mereka di dunia ini."
"Kenapa kamu belum tidur? Apa kamu lupa jika kamu belum pulih? Ayo kembali ke kamarmu." Yoon-gi langsung bangkit dari duduknya lalu merangkul sarah keluar dari ruang kerjanya.
Dia dengan lembut mengantarkan Sarah kembali ke kamar, dia memperlakukan wanita itu dengan penuh kasih sayang. Kasih sayang yang tidak di dapatkan lagi setelah kehilangan kedua orang tuanya. Sarah terus menatap ketampanan Yoon-gi yang terlihat begitu sempurna. Walaupun hanya menggunakan bokser selutut di padukan kaos oblong dan juga rambut yang berantakan.
Namun, dibalik ketampanannya Sarah dapat melihat aura kebingungan di sorot mata Yoon-gi. Sepertinya pria itu sedang memikirkan sesuatu yang sangat membingungkan. Sebelum melangkahkan kakinya keluar, Yoon-gi mencium kening Sarah dengan penuh kelembutan, sehingga membuat jantung wanita itu berdetak tidak karuan.
"Yoon! Apa aku bisa bertanya sesuatu?" Tanya Sarah menatap Yoon-gi dengan serius.
Mendengar pertanyaan aneh itu, Yoon-gi langsung tersenyum kecil. Dia merapikan rambut Sarah yang sedikit berantakan lalu berjongkok sambil mengenggam tangan wanita itu.
"Katakan! Apa yang ingin kamu pertanyakan. Aku akan menjawab setiap pertanyaanmu." Yoon-gi tersenyum penuh kelembutan sambil menoel hidung mancung Sarah.
"Apa kamu masih mencintaiku?"
Mendengar pertanyaan Sarah yang secara tiba-tiba, Yoon-gi hanya bisa terdiam membisu. Dia menatap wajah wanita itu lalu mencari sesuatu di sana.
"Hari sudah larut. Lebih baik kamu istirahat saja. Besok aku akan mengurus perceraianmu." Yoon-gi hanya bisa mengalihkan pembicaraan.
Dia merapikan selimut Sarah lalu mengusap puncak kepala wanita itu dengan lembut. Saat dia melangkahkan kakinya, Sarah dengan cepat menangkap tanggan Yoon-gi lalu menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.
"Apa sudah ada wanita lain yang mengisi hatimu, Yoon?"
******
Cheesy menghempaskan tubuhnya di atas ranjang, tubuh mungil itu terasa begitu lelah setelah melewati pesta satu hari satu malam itu, belum lagi dia harus mengikuti acara kumpul keluarga besar.
Kedua orang tuanya memang tidak memiliki keluarga dekat di kota ini, akan tetapi mereka memiliki sahabat yang sudah melebihi keluarga. Jadi, tidak heran jika mereka sedang berkumpul, sudah seperti acara hajatan yang sangat meriah. Apalagi dengan kehebohan para oppa-oppa tampan yang terus tebar pesona walaupun sudah tua bangka.
Namun, saat dia mencoba memejamkan mata, tiba-tiba ponselnya berbunyi. Cheesy terdiam sejenak sebelum mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja rias.
"Siapa yang mengirim pesan selarut ini? Apa dia tidak punya aturan?" Ocehnya sambil melirik jam yang sudah menunjuk pukul empat pagi.
"Hai! Apa kamu sudah sampai di rumah?"
Mata Cheesy langsung melotot membaca pesan itu, dia menatap foto profil pria yang mengirimnya pesan dengan tidak percaya. Kesambet apa idola sejuta umat itu tiba-tiba mengiriminya pesan?
"Walaikumsalam! Sudah." Balas Cheesy singkat. Sehingga di balas dengan tanda tanya dan emot binggung. Sepertinya pria itu tidak mengerti dengan jawaban yang diberikan Cheesy.
"Maaf kamu siapa? Dan dapat nomor aku dari siapa?" balas Cheesy sambil membuang napas kasar.
"Itu tidak penting. Aku hanya ingin bertanya apa kamu besok bekerja? Aku ingin mampir ke rumahmu."
Balasan pria itu langsung membuat rasa kantuk Cheesy langsung menghilang. Dia mencoba membalas pesan pria itu, akan tetapi tidak ada balasan sama sekali. Dia juga mencoba menghubungi pria itu. Namun, hasilnya sama saja, pria itu bahkan mematikan panggilannya.
"Dasar pria aneh! Untuk apa dia mau datang kemari? Bisa-bisa aku di jadikan kambing hitam oleh ketiga fans gilanya itu." Oceh Cheesy sambil berjalan mondar-mandir membayangkan ocehan ketiga adiknya.
"Kenapa dia tidak membalas pesanku? Panggilanku juga di matikan olehnya." Cheesy kembali membaringkan tubuhnya diatas ranjang.
Berulang kali dia menatap layar ponselnya, tetapi tetap tidak ada balasan dari pria itu. Sungguh pria yang sangat aneh. Hingga akhirnya Cheesy terlelap dalam tidurnya. Tubuhnya terasa begitu lelah, sehingga dia tertidur dengan begitu pulas.
"Kak Cheesy! Dasar serigala berbulu domba. Bangun sekarang juga atau aku siram."