NovelToon NovelToon
Kisah Pangeran Yang Terbuang

Kisah Pangeran Yang Terbuang

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Perperangan
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: Ikri Sa'ati

Novel kali ini mengisahkan tentang seorang pangeran yang dibuang oleh ayahnya, karena menganggap anaknya yang lahir itu adalah sebuah kutukan dari langit.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikri Sa'ati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KPYT 011. Keraguan Nyonya Jenderal terhadap Kemampuan Zhao Jinlong

Sementara itu di sebuah kamar atau kabin kapal yang cukup luas....

Tampak di sebuah pembaringan yang tidak terlalu besar yang merapat di salah satu dinding kabin kapal terbaring diam seorang lelaki berumur kisaran 35-an tahun.

Kedua matanya terus terpejam rapat seakan tidak mau terbuka. Entah dia sedang tidur, atau hanya sekedar menutup mata saja. Seluruh tubuhnya terbungkus kain selimut warna putih yang tebal sampai pun pada kedua kakinya.

Dilihat dari kondisinya, lelaki yang berjanggut dan berkumis tipis yang sebenarnya berwajah tampan itu tengah mengidap penyakit yang terbilang parah.

Hal itu ditandai dengan wajahnya yang pucat dan tubuhnya yang kurus hingga kedua pipinya agak kempot. Dan kedua kelopak matanya tampak cekung ke dalam.

Di samping pembaringan sebelah kiri di mana lelaki berpenyakit itu terbaring, duduk di atas sebuah kursi bersandar seorang wanita yang masih tampak muda dan cantik berumur kisaran 32-an tahun.

Kedua matanya yang sedikit sembab karena menangis cukup lama terus menatap suaminya, lelaki yang terbaring diam di atas pembaringan itu. Wajahnya yang cantik masih saja berselimut pilu, seolah enggan untuk minggat dari wajahnya.

Di bibir pembaringan yang juga sebelah kiri tapi bagian bawah duduk seorang gadis kecil berwajah lembut berumur sekitar 12 tahun, kurang lebih.

Keadaannya tidak jauh beda dengan wanita cantik yang duduk di kursi yang tidak lain adalah ibunya, juga dirundung kesedihan yang mendalam. Bahkan masih ada bulir air mata yang mengalir di kedua pipi putih halusnya.

Kemudian, seperti tersadar gadis remaja itu menyeka air mata di kedua pipinya dengan sedikit cepat. Lalu menoleh pada ibunya, terus berkata bernada sedih.

"Bunda, apakah ayah ada kemungkinan akan sembuh?"

"Berdoa saja, Chun Hua," sahut wanita cantik itu tanpa menoleh bernada duka, "semoga ayahmu bisa sembuh."

Baru saja gadis cantik yang ternyata bernama Chun Hua bermarga Wang hendak berkata lagi, tiba-tiba terdengar pintu kamar diketuk dari luar.

Tok tok tok!

Ibunya Chun Hua, Chun Hua, serta 2 orang pelayan perempuan yang masih terjaga yang duduk di lantai kamar tidak jauh dari tempat tidur langsung menoleh ke arah pintu.

"Siapa?" kata ibunya Chun Hua yang sebenarnya bernama Yin Chao Xing tidak mau berlama-lama memikirkan tentang siapa yang mengetuk.

"Saya, Nyonya Jenderal," menyahut suara laki-laki muda dari luar kamar bernada penuh hormat, "Tan Zhi Peng."

Yin Chao Xing segera tahu bahwa Tan Zhi Peng adalah salah seorang dari 4 orang pengawal suaminya yang berjaga di luar. Yang mana keempat pengawal Tuan Jenderal itu antara lain Chen Mingyu, Liu Bojing, Tan Zhi Peng, dan Shu Bing Jie, seorang pengawal yang menemani Tan Zhi Peng.

"Ada apa, Zhi Peng?" tanya Yin Chao Xing lagi.

"Chen Mingyu ingin menghadap, Nyonya Jenderal," menyahut Tan Zhi Peng dari luar masih bernada hormat. "Katanya dia telah membawa seorang tabib."

"Ada tabib?!" desis Yin Chao Xing bernada heran.

Dia langsung memandang Wang Chun Hua, putri pertamanya yang juga segera menatapnya. Dan Wang Chun Hua pula menatap ibunya dengan ekspresi keheranan.

Mereka sudah berada di kapal besar ini selama 2 hari 2 malam. Mereka telah mengetahui kalau tidak ada tabib yang ikut menumpang di kapal. Jika tiba-tiba ada tabib, bukankah hal itu sesuatu yang cukup mengherankan?

Akan tetapi hal itu membuat kedua ibu anak itu seperti penasaran, ingin melihat siapa tabib yang dibawa oleh Chen Mingyu.

"Buka pintunya, Chyou!" perintah Yin Chao Xing kepada salah seorang pelayannya yang berusia paling muda, kira-kira seusia Wang Chun Hua.

"Hamba, Nyonya Jenderal," kata Pelayan Chyou, yang sebenarnya pelayan Wang Chun Hua, patuh seraya menyembah hormat.

Lalu dengan cepat Pelayan Chyou berdiri, terus melangkah cepat menuju pintu kamar. Begitu sampai di depan pintu, pelayan muda berkulit kuning langsat itu segera membuka pengancing pintu, terus membuka pintunya cukup lebar.

★☆★☆

Dan begitu pintu kamar telah terbuka, maka tampaklah Chen Mingyu tengah berdiri 2 langkah di depan pintu. Sedangkan di samping kirinya agak ke belakang berdiri Zhao Jinlong yang langsung menengok ke dalam begitu pintu dibuka.

Sementara Tan Zhi Peng, Liu Bojing, dan Shu Bing Jie tengah berjaga di samping kiri kanan pintu masuk.

"Izinkan saya menghadap, Nyonya Jenderal," kata Chen Mingyu penuh hormat seraya menjurah hormat.

"Masuklah, Mingyu!" perintah Yin Chao Xing sambil tak lepas menatap ambang pintu di mana beradanya Chen Mingyu dan Zhao Jinlong dengan masih ekspresi keheranan.

Sorotan kedua mata wanita itu maupun putrinya yang juga masih menatap ke arah pintu seperti mencari-cari siapa atau di mana tabib yang dimaksud oleh Chen Mingyu.

Karena sepasang mata mereka tidaklah melihat melainkan seorang bocah berpakaian hampir tidak sesuai dengan ukuran tubuhnya karena agak sempit, bertas dari kulit yang sudah usang.

Kriteria bocah yang seumuran dengan Wang Chun Hua itu sama sekali tidak menunjukkan kalau dia adalah seorang tabib dalam pandangan mata mereka, kedua ibu anak itu.

Setelah disuruh masuk, Chen Mingyu segera masuk sambil memegang tangan kanan Zhao Jinlong. Dan bocah berumur 12 tahunan itu otomatis ikut masuk bersama pemuda tampan yang sebenarnya Kepala Pengawal Jenderal itu.

Ketika telah masuk ke dalang ruangan, Zhao Jinlong tidak lantas memandang siapa pun yang ada di dalam kamar itu, melainkan langsung menatap sang jenderal yang terbaring diam di pembaringannya.

Belum lama melihat Zhao Jinlong langsung segera tahu bahwa pasien yang akan diobati adalah orang yang terbaring itu. Dialah sang tuan jenderal.

Pelayan Chyou segera menutup kembali pintu kamar dengan rapat tanpa mengancing begitu Chen Mingyu bersama bocah laki-laki yang dibawanya telah masuk. Setelah itu Pelayan Chyou kembali ke tempatnya.

Sedangkan Wang Chun Hua kini beralih menatap Zhao Jinlong dengan lekat, amat lekat. Benaknya jelas bertanya-tanya tentang siapa bocah itu dan untuk apa Chen Mingyu membawanya ke mari?

Tapi tidak bisa dia pungkiri jika saat pertama kali memandang Zhao Jinlong ada kesan kagum dalam hatinya.

Sementara Yin Chao Xing berpikiran yang sama dengan putrinya. Dia juga lantas menatap Zhao Jinlong penuh selidik.

Sedangkan Chen Mingyu, baru saja dia menjurah hormat di hadapan istri junjungannya dan belum sempat berkata apa-apa, Yin Chao Xin sudah bertanya kepadanya bernada penuh selidik.

"Siapa anak laki-laki itu, Mingyu? Dan... kata Zhi Peng kalau kamu membawa seorang tabib. Sekarang mana orangnya, apa masih ada di luar? Kenapa kamu tidak suruh masuk sekalian? Malah kamu membawa anak laki-laki itu."

Saat berbicara nada suara Yin Chao Xin cukup lembut namun tegas penuh wibawa seorang istri jenderal. Tidak ada kesan keangkuhan padanya, baik pada wajah cantiknya maupun pada sikapnya.

Dan saat berkata mengikuti sertakan Zhao Jinlong, tidak ada maksud merendahkan atau menghina bocah laki-laki itu.

"Maaf, Nyonya Jenderal, anak laki-laki inilah tabib yang saya maksud," sahut Chen Mingyu bernada hati-hati dan penuh rasa hormat. "Dia bernama Zhao Jinlong."

Bocah Zhao Jinlong yang sedang dibicarakan hanya diam saja seolah tidak menggubris percakapan mereka.

Bocah itu masih saja menatap Tuan Jenderal yang sebenarnya bernama Jenderal Wang Bao Zhen tanpa berkedip. Lebih tepatnya bocah laki-laki itu sedang mengamati penyakit senopati melalui wajahnya.

"Anak itu?" kejut Yin Chao Xin dengan suara sedikit keras sambil menatap Chen Mingyu dengan tajam penuh peringatan. "Kamu jangan main-main, Mingyu! Anak kecil kamu sangka tabib. Apa kamu sudah tahu anak laki-laki itu siapa?"

"Kamu jangan bergurau, Paman Mingyu," kata Wang Chun Hua pula tak bisa menahan keterkejutannya, seolah menyambung ucapan bundanya. "Ayah sedang sakit keras. Kenapa paman membuat suatu lelucon yang tidak lucu?"

"Maafkan saya, Nyonya Jenderal," kata Chen Mingyu seraya kembali menjurah hormat. "Saya memang belum begitu mengenal dengan anak laki-laki ini. Demikian pula dengan Liu Bojing yang juga pertama kali bertemu dengan Zhao Jinlong ini bersama saya...."

"Namun hamba merasa kalau Zhao Jinlong memiliki kemampuan yang luar biasa di dalam dirinya," lanjut Chen Mingyu terus meyakinkan istri junjungannya. "Mohon Nyonya Jenderal mempertimbangkannya."

"Apa kamu yakin anak laki-laki itu bisa mengobati penyakit suamiku?" tanya Yin Chao Xin masih belum yakin.

★☆★☆★

1
azizan zizan
alur cerita kalut...
azizan zizan
Thor...aku baca alur cerita ini seolah olah berbolak balik aja ceritanya ya..
Adhie: ya gpp
total 1 replies
azizan zizan
ini karangan sekolah apa novel sebab aku baca ini seperti cerita karangan yang guru sekolah minta aja..
Adhie: ya terserah kaka saja mau anggap apa
total 1 replies
Linda Dahlia
kamu ngapain
Adhie: nggak ngapa ngapa kok
total 1 replies
Xiao Chen
𝑚𝑎𝑢 𝑏𝑎𝑐𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑙𝑢 𝑙𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡 𝑢𝑝 𝑛𝑦𝑎 𝑡𝑎𝑘𝑢𝑡 𝑝𝑢𝑡𝑢𝑠 𝑑𝑖 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑙𝑒𝑏𝑖ℎ 𝑏𝑎𝑖𝑘 ℎ𝑎𝑡𝑖 ℎ𝑎𝑡𝑖 𝑘𝑎𝑙𝑎𝑢 𝑚𝑎𝑢 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑘𝑒𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑛𝑜𝑣𝑒𝑙 𝑑𝑖 𝑛𝑜𝑣𝑒𝑙𝑡𝑜𝑜𝑛 𝑝𝑢𝑡𝑢𝑠 𝑑𝑖 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛
Adhie: ya gpp
total 1 replies
Muhamad Hifni
lanjut Thor bagus banget cerita nya
Adhie: makasih sudah mampir...
tetap beri semangat ya...
total 1 replies
Nanik S
Rahasia.... pasti karena Membuang Zhao Jiang Wu..
Adhie: bukan bibi yang membuang jiang wu kaka, tapi....
total 1 replies
Nanik S
Makasih sudah Up
Adhie: sorry...
total 1 replies
Harli harli
Pelit amat Thor .....
Adhie: sorry... lagi eror belakangan ini
Adhie: hehehe...
total 2 replies
Nanik S
Cerita bagus beda dengan yang lain
Nanik S
Mereka berdua pasti sekandung bahkan Bisa Kembar juga...
Adhie: bisa jadi kaka
total 1 replies
Nanik S
Jangan jangan bibi yang membuat penyakit Putri Jiang Yang
Adhie: nggaklah kaka, bibi ningyan emban pengasuh Zhang Jiang Ying, sempat juga merawat Zhang Jiang Wu, tapi cuma sebentar... kaisar Zhang menyuruh untuk membuangnya karena akan membawa malapetaka bagi kerajaan katanya...
sungguh kasihan Jiang Wu
total 1 replies
Nanik S
Keren dan keren ceritanya
Nanik S
Zhang... marga yang sama dg Jinlong
Nanik S
Shiiiiip
Nanik S
Makanya percaya sama Jinlong
Nanik S
Joooooost,👍👍👍💪💪💪💪
Nanik S
Mantap Tor
Adhie: makasi...
total 1 replies
Nanik S
Bagus certanys
Adhie: makasi...
total 1 replies
Nanik S
NEXT 👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!