Masa depan yang bahagia telah tiada, Yuki dengan alat sihir yang diberikan oleh ayahnya kembali ke masa lalu untuk memperbaiki masa depan yang rusak.
Yuki terlempar ke tahun 2099 dimana dia dijual sebagai seorang budak dan dibeli oleh wanita dari keluarga bangsawan bernama Theresa Clorish dan diangkat menjadi penjaga keluarga Clorish.
Selain menjadi penjaga keluarga Clorish, Yuki juga harus menghentikan sesuatu yang akan menghancurkan masa depan dengan kekuatan mutan miliknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aidiel Batagor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Komplotan
Yuki berhasil kembali menyelinap ke kamarnya tanpa siapapun, Yuki langsung membaringkan badannya di kasurnya yang empuk sambil memikirkan alasan apa yang cocok agar dia bisa pergi besok. Ditengah pikirannya perlahan Yuki tertidur pulas dan tidak bisa lagi mendengar gangguan yang menggangu tidurnya.
Keesokan paginya seorang pelayan membangunkan Yuki di kamarnya, mata Yuki masih terasa berat untuk bangun namun dia tetap memaksa nya.
"Ada apa?." Tanya Yuki setengah sadar.
"Tuan Yuki, diluar ada orang yang sedang mencari anda dan nona Theresa sedang berbicara dengannya." Jawab pelayan itu.
Yuki langsung bangkit dari kasurnya dan berlari meninggalkan kamarnya menuju ke depan. Saat di lorong Noelle melihat Yuki yang terburu-buru membuatnya penasaran mengapa Yuki begitu terburu-buru.
Setibanya di depan mansion, Yuki melihat Aldrian dan Theresa sedang berbicara dengan serius. Yuki berjalan menghampiri mereka dan pembicaraan mereka terhenti karena kedatangan dirinya.
"Yuki, apa kau mengenal pria ini? Dia mengatakan dia adalah teman lama mu." Tanya Theresa.
"Yeah bisa dibilang begitu, kami pernah menjadi gelandangan bersama." Ucap Yuki berbohong.
Raut wajah Aldrian terlihat masam saat Yuki mengatakan itu, Yuki hanya bisa tertawa kecil saat melihat wajah Aldrian namun Theresa nampak curiga dengan apa yang dikatakan oleh Yuki, terlebih lagi melihat penampilan Aldrian yang kasar dan dipenuhi banyak luka.
"Kau tidak berniat melibatkan Yuki dalam bahaya kan?." Tanya Theresa dengan waspada.
"Tentu saja tidak nona, kami hanya ingin berkumpul bersama kembali sebagai sesama....yeah... seorang gelandangan." Ucap Aldrian mengikuti skenario yang dibuat oleh Yuki.
Theresa semakin curiga dengan gerak-gerik Aldrian, Yuki dengan cepat mengalihkan pembicaraan tentang dirinya bersama Aldrian dulu. Yuki mengatakan bahwa mereka berdua sudah seperti saudara dan karena suatu masalah mereka harus berpisah, dan inilah saat yang tepat bagi mereka untuk melepaskan rindu.
Theresa hanya menghela nafas, terlebih lagi hatinya yang tidak tega mendengar kisah pilu Yuki akhirnya dengan berat hati dia mengizinkan mereka berdua untuk pergi.
"Aku mengizinkanmu untuk pergi bersama Yuki tapi dengan syarat dia tidak akan terlibat masalah." Ucap Theresa.
"Ya ampun nona, apa wajahku terlihat seperti seorang pembuat masalah?." Tanya Aldrian.
"Tentu saja, itu terlihat sangat jelas." Ucap Theresa blak-blakan.
Yuki berusaha menenangkan mereka berdua dan Yuki berpamitan kepada Theresa dan berjanji akan kembali dalam waktu 5 hari namun Theresa menolak dan Yuki harus kembali dalam waktu 3 hari. Tentu saja itu akan sulit, apalagi mereka akan pergi meninggalkan negeri ini, tetapi Yuki menyanggupi nya dan akhirnya mereka pergi meninggalkan mansion. Theresa menghela nafas karena khawatir dengan keselamatan Yuki, tak lama kemudian Noelle menghampirinya.
"Aku lihat Yuki terburu-buru, kemana dia?." Tanya Noelle yang baru bangun tidur.
"Dia pergi meninggalkan kita selama beberapa hari ini." Ucap Theresa dengan nada yang sedih.
"Apa? Lalu kakak membiarkannya pergi begitu saja?." Tanya Noelle.
"Iya karena aku merasa tersentuh mendengar kisah Yuki saat masih menjadi gelandangan." Ucap Theresa sambil menghapus air matanya yang akan jatuh.
"Kakak, kau benar-benar mudah untuk dikelabui." Ucap Noelle dengan kesal.
Sementara itu Yuki dan Aldrian yang sudah cukup jauh dari mansion keluarga Clorish menghampiri sebuah mobil van yang terparkir di pinggir jalan. Aldrian membuka pintu mobil itu dan menyuruh Yuki untuk masuk, disaat Yuki ingin masuk dia melihat pria bertubuh besar sedang duduk disamping kursi supir.
"Siapa dia?." Tanya Yuki dengan sedikit takut ketika melihat pria itu.
"Mundo Alessio, dia akan membantu kita bersama 1 orang lainnya." Jawab Aldrian.
Yuki melihat Mundo yang nampak tidak ramah padanya menatapnya dengan tajam, Yuki hanya diam dan masuk ke dalam mobil. Aldrian menyalakan mesin mobil dan melaju dengan cepat.
"Kukira akan ada banyak orang." Ucap Mundo dengan rasa kecewa.
"Aku juga inginnya begitu, tetapi bajingan ini semalam menipuku. Alih-alih anak angkat seorang bangsawan, ternyata bajingan ini hanyalah seorang pengawal." Jelas Aldrian dengan kesal.
Aldrian menggigit rokok di mulutnya sebagai tanda kesal karena dirinya berhasil ditipu oleh seorang bocah. Yuki hanya bisa menahan tawanya mendengar ucapan Aldrian.
"Itu berarti kita tidak jadi lewat terminal?." Tanya Mundo.
"Ya, kita terpaksa harus lewat pelabuhan karena kita tidak memiliki dana." Jawab Aldrian.
Yuki yang mendengar hal ini menjadi panik, karena jika mereka menggunakan transportasi laut pasti akan memakan waktu lebih dari 3 hari.
"Bukankah itu akan memakan waktu lebih dari 3 hari?." Tanya Yuki dengan panik.
"Kau pikir ini salah siapa bocah?." Jawab Aldrian.
Yuki pun menjadi kesal karena dia begitu bodoh. Untuk apa seorang penculik repot-repot meminta bantuan kepada keluarga korban untuk mendapatkan bantuan untuk pergi ke luar negeri, ternyata hal itu karena mereka miskin.
Aldrian menghentikan mobilnya di sebuah gudang yang cukup besar. Aldrian turun dari mobilnya bersama dengan Mundo, Yuki pun ikut turun mengikuti mereka ke gudang yang tampak aneh ini.
Saat masuk ke dalamnya ternyata gudang ini adalah sebuah pasar gelap yang menjual berbagai macam benda canggih yang ilegal.
"Kenapa kita ada disini?." Tanya Yuki penasaran.
"Seperti yang kubilang kita disini untuk menjemput 1 orang lagi." Jawab Aldrian.
Mereka tiba disebuah apartemen kecil yang berada di dalam gudang ini, Yuki nampak tidak percaya bahwa di dalam sebuah bangunan terdapat lagi sebuah bangunan seperti apartemen ini.
Aldrian mengetuk pintu sebuah kamar namun tidak ada jawaban, Aldrian kembali mengetuk pintu namun masih tidak ada jawaban. Akhirnya Mundo turun tangan dan menyuruh Yuki dan Aldrian untuk minggir, lalu Mundo mengepalkan tangannya dan memukul pintu kamar itu hingga hancur.
Mereka masuk ke dalam namun tidak ada seorangpun, hanya ada banyak monitor yang menampilkan berbagai macam tempat di dalamnya. Disaat mereka bertiga sedang sibuk, seorang pria dibelakang mereka berlari dan Yuki menyadari hal itu.
"Ada yang baru keluar dari ruangan ini!. Teriak Yuki.
"Itu dia! Ayo kejar!." Suruh Aldrian.
Mereka bertiga berlari mengejar pria yang berada di dalam kamar itu. Ditengah sibuknya orang-orang transaksi benda ilegal di gudang ini, terjadi aksi kejar-kejaran antara 4 orang ini.
"Codex berhenti! Kami memerlukan bantuan mu!." Teriak Aldrian pada orang itu.
"Setelah yang terjadi 20 tahun yang lalu kau masih berani meminta bantuan padamu? Dasar bajingan!." Balas Codex dengan emosi.
Pria bernama Codex itu menjatuhkan sebuah lemari seorang pedagang untuk menghambat mereka bertiga, namun itu berhasil dihindari oleh mereka dengan mudah. Tak sampai disitu, Codex terus mengacaukan dagangan orang-orang di gudang ini untuk memperlambat mereka.
Setelah kejar-kejaran yang cukup panjang, Codex terjebak di gang buntu dan dihadang oleh Yuki, Aldrian dan juga Mundo. Pria berkacamata itu hanya bisa pasrah dan tersungkur di hadapan mereka.
"Apa lagi yang kau inginkan dariku? Tidak kah cukup bagimu untuk mnghancurkan hidupku?." Tanya Codex.
"Tenanglah dulu Codex, kami perlu bantuan mu." Jawab Aldrian berusaha menenangkannya.
Codex langsung melompat ke arah Aldrian dan mencengkram kerah bajunya. Lalu menghajarnya, Yuki ingin melerai mereka namun Mundo melarangnya dan menyuruhnya untuk menyaksikan apa yang akan terjadi.
"Bantuan? Setelah yang terjadi kau masih berani meminta bantuan padaku?." Tanya Codex dengan emosi yang semakin memuncak.
"Codex, kali ini berbeda dengan waktu itu, aku benar-benar perlu bantuan mu." Ucap Aldrian.
"Omong kosong!." Teriak Codex lalu menghajar Aldrian.
Codex terus menghajar Aldrian hingga wajahnya penuh darah. Codex pun berhenti memukuli nya, Aldrian pun bangun dan mencoba menenangkan Codex.
"Kali ini aku bersumpah hal itu tidak akan terjadi lagi." Ucap Aldrian berjanji.
"Oh ya, bagaimana kau membuktikannya? Yang aku tahu kau hanyalah seorang pecundang yang egois." Tanya Codex.
Aldrian menunjukkan jari nya ke arah Yuki, Yuki bingung mengapa Aldrian menunjuk nya sebagai bukti kepada Codex tetapi hal itu justru membuat Codex semakin marah.
"Kau benar-benar sudah gila? Kau bahkan membawa seorang bocah untuk mengikuti rencana gila mu?." Codex semakin kesal setelah mengetahui Aldrian membawa Yuki untuk rencana gilanya itu.
"Tenang dulu Codex, bocah ini adalah kunci untuk menghindari kejadian 20 tahun yang lalu." Jelas Aldrian.
Codex pun terdiam dan menatap ke arah Yuki, Yuki hanya bisa tersenyum pada Codex dan membuatnya tenang. Codex berdiri dan menghampiri Yuki.
"Apa itu benar?." Tanya Codex pada Yuki.
"Itu tergantung seberapa besar bahaya nya." Jawab Yuki.
Yuki berpura-pura mengiyakan perkataan yang diucapkan oleh Aldrian agar Codex percaya pada mereka. Meskipun Yuki tidak tahu apa yang terjadi di antara mereka di masa lalu tapi itu tidaklah penting sekarang karena kali ini tugas besar sedang menunggu mereka.
"Baiklah, kali ini aku akan membantu kalian tetapi aku akan mengawasi mu Aldrian, tidak maksudku Deathskull."