NovelToon NovelToon
Spring Song For You

Spring Song For You

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Romansa
Popularitas:905
Nilai: 5
Nama Author: Violetta

cerita tentang seorang serigala penyendiri yang hanya memiliki ketenangan tapi musik menuntun nya pada hal-hal yang terduga... apakah itu musim semi...

aku hanya bermain musik untuk mencari ketenangan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11 - Hal Tak Terduga

Sesaat setelah siaran selesai…

Vio melepas headset-nya perlahan, suara siaran masih terngiang dalam kepalanya. Ia menatap layar monitor yang dipenuhi komentar-komentar hangat dari pendengar setianya dan beberapa membuatnya tersenyum kecil, yang lain membuat matanya berkaca-kaca.

Ia menghela napas panjang, kemudian membuka tab komunitas penggemar. Ada banyak pesan dukungan, gambar buatan penggemar, hingga potongan klip dari siaran malam itu yang sudah disunting singkat.

Tiba-tiba, notifikasi email berbunyi.

[1 Pesan Baru – “Hidden Studio”]

Dengan rasa penasaran, Vio membukanya.

> "Terima kasih telah mempercayai kami dalam perjalananmu sebagai Violetta. Melihatmu mengenakan topeng buatan kami saat melakukan siaran sangatlah membanggakan. Kami mendukung setiap langkah kecil dan besar yang kamu ambil."

— Hidden Studio

Senyumnya mengembang, dan tanpa ragu ia membalas:

> “Terima kasih sudah membuat topeng ini. Aku tak tahu bagaimana aku bisa kembali tanpa perantara yang membuatku merasa… utuh.”

Setelah mengirimkan balasan, Vio membereskan peralatan siarannya satu per satu. Gitar disandarkan rapi ke dinding. Mikrofon dilepas perlahan, seakan ia enggan mengakhiri malam itu terlalu cepat.

Kemudian ia berbaring di tempat tidur, bukan untuk tidur, tapi membuka buku lirik yang sudah lama tak disentuh.

Beberapa halaman penuh dengan coretan kata-kata. Ada lagu-lagu yang setengah jadi, puisi pendek, bahkan sketsa nada yang belum sempat dipetik.

Sambil membolak-balik halaman, pikirannya melayang—tentang Reina, tentang panggung yang belum ada, tentang suara yang perlahan kembali.

Alarm berbunyi.

Jam menunjukkan pukul 11 malam.

Dengan satu gerakan lembut, ia menutup bukunya, memeluk bantal, dan perlahan memejamkan mata.

Keesokan paginya…

Vio bangun dengan rambut kusut dan langkah malas, turun dari tempat tidur sambil menggeliat.

Saat hendak menuju kamar mandi, terdengar suara berisik dari arah ruang tamu—suara langkah tergesa dan dentingan gelas yang khas.

Suara itu... terdengar sangat familiar.

Tanpa perlu menebak dua kali, Vio melanjutkan ke kamar mandi terlebih dahulu, mencuci muka dan merapikan diri seadanya, sebelum akhirnya menuju ruang tamu.

Di sana, duduk dengan santai dan senyum nakal adalah satu-satunya orang yang bisa membuat pagi jadi lebih riuh.

"Sudah kuduga… Kak Mei," ucap Vio datar.

Mei menoleh cepat, senyum lebarnya langsung mengembang.

"Kau sudah bangun? Bukankah ini sudah jam sembilan?"

Vio menyipitkan mata.

"Aku lebih penasaran... bagaimana kamu bisa masuk ke rumah kali ini?"

Mei menyeringai.

"Hilda yang membukakan pintu. Katanya aku terlihat seperti orang baik."

"Huh?! Seperti biasa..." Vio memijat pelipisnya.

"Apa kamu menghipnotis dia juga seperti ibu waktu itu?"

Mei tertawa lepas tanpa rasa bersalah.

"Oh iya, aku dengar ada sepupu kalian yang mulai tinggal di sini? Si Tissa itu?"

Vio mengangguk kecil sambil duduk di kursi berhadapan dengannya.

"Iya, tapi sekarang dia lagi pulang ke rumah orang tuanya."

"Bagus. Jadi aku punya waktu untuk interogasi kamu duluan," ujar Mei dengan nada misterius, membuat Vio langsung curiga.

"Interogasi apa lagi sekarang?"

Mei hanya tersenyum, lalu menatap Vio dalam diam.

Mei bersandar santai di sofa, menyilangkan kaki dan menatap Vio seperti sedang menilai sesuatu.

"Cuma ingin tanya satu hal..." katanya ringan.

"...kau pernah dengar tentang penyiar bernama Violetta?"

Vio membeku sejenak. Jantungnya berdetak sedikit lebih cepat, tapi ia berusaha terlihat tenang.

"Uh... tidak yakin. Siapa itu?" ucapnya sambil berpura-pura acuh.

Mei mendekat, menyempitkan matanya

"Suaranya... sangat mirip denganmu. Bahkan cara tertawanya."

"Kebetulan saja," balas Vio sambil mencoba tersenyum.

Mei menatap Vio lama sebelum akhirnya tertawa kecil.

"Santai saja, aku cuma bercanda kok."

Ia berdiri dan meregangkan tubuhnya.

"Lagipula, kalau kau memang Violetta, aku pasti sudah dapat tanda tangan diam-diam sejak awal."

"Kamu terlalu berlebihan," gumam Vio, setengah lega setengah waspada.

"Tenang saja," ucap Mei sambil berjalan ke dapur, "aku tahu kapan harus pura-pura tidak tahu."

Vio hanya bisa terdiam. Dalam kepalanya, satu pikiran berputar:

Apakah dia benar-benar hanya bercanda... atau sudah tahu sejak lama?

Suasana kembali tenang, tapi sejak saat itu, Vio sadar bahwa rahasianya tidak serapat yang ia kira.

Setelah sarapan singkat yang dipaksa oleh kehadiran kak Mei, Vio kembali ke kamarnya. Pintu ditutup perlahan, seolah mencoba menghalangi segala rasa penasaran dari luar menembus ke dalam.

Ia duduk di depan meja, menatap cermin kecil yang tergantung di dinding.

"Kalau dia sudah tahu… apa semuanya akan berubah?" gumamnya pelan.

Vio membuka laptop, menyalakan platform komunitas siarannya, melihat banyak komentar yang masuk semalam dan beberapa bertanya kapan siaran berikutnya, beberapa lainnya membicarakan lagu yang ia nyanyikan semalam.

> "Suaranya lebih emosional dari biasanya. Apa Violetta sedang jatuh cinta?" <

> "Ada yang menyadari perubahan cara dia menyapa pendengar tadi malam?" <

> "Violetta… lagu barumu membuatku menangis. Terima kasih." <

Vio tersenyum tipis. Tapi di balik layar, ia merasa seperti berada di jurang tipis antara dua dunia yang nyata dan yang ia sembunyikan.

Ia mengambil buku liriknya yang semalam belum selesai, membolak-balik beberapa halaman, lalu membuka lembar baru. Dengan pena di tangan dan pikiran yang masih dibayangi kata-kata Mei, Vio mulai menulis:

> You said it was just a joke

But I felt the edge behind your smile

If secrets bloom like flowers in spring

How long until the petals fall? <

Tangannya berhenti sejenak.

"Aku tak bisa terus begini…" desahnya.

Ia memandang gitar yang kini bersandar anggun di dekat jendela. Jari-jarinya dengan cepat memetik senar, mencari nada yang cocok dengan bait yang baru ia tulis.

Perlahan, melodi pun lahir dari kegelisahannya.

Suara Vio kembali mengalun—lembut, ragu, tapi jujur.

Dan untuk sesaat, meski semua belum pasti, Vio merasa tenang.

1
Finn
ahhhhh..... lagunya bagusss kak /Cry/
_Graceメ: makasih (⁠╥⁠﹏⁠╥⁠)
total 1 replies
Finn
ohhh!!! 😲
Finn
ohh!!! ada lagu original nya /Drool/
_Graceメ: ada dong ヾ⁠(⁠・⁠ω⁠・⁠*⁠)⁠ノ
total 1 replies
Finn
main dobrak aja ya /Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!