NovelToon NovelToon
Aku Seorang Ibu Antagonis

Aku Seorang Ibu Antagonis

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Keluarga / Romansa / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno / Barat
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Rere Lumiere

Vivienne terbangun, dan melihat tempat itu berbeda dari rumahnya. Dia mengingat bahwa merayakan festival tahun baru untuk pertama kalinya. Di tengah keramaian yang penuh sesak itu, dia mengalami serangan panik dan penyakit nya asma yang mungkin membuat nya meninggal.

Vivienne melihat sekeliling, "Dimana aku?"

"Tentu saja di kamar anda, ya mulia," ucap seseorang membuyarkan lamunannya.

"Ya mulia? siapa aku?"

"Anda Ya mulia permaisuri Vivienne Greyhaven."

Vivienne seketika teringat sebuah novel yang berjudul I'm a villain mom. Dimana tokoh sang ibu mati dengan mengenaskan di tangan ketiga pangeran, anak-anak nya. Lalu bagimana nasib Vivienne sekarang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere Lumiere, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

[2] Curiga

"Apa Maksudnya?" ucap Vivienne mencoba melepaskan tangannya.

Namun Magnus semakin mencengkram tangan itu dengan kuat. "Kau tidak perlu berpura-pura bodoh, semua sudah tau tingkah mu,"

Vivienne menoleh pada Anna, seolah mempertanyakan maksud dari Magnus. Namun, Pelayannya nampak menghindari tatapan itu.

"Itu, Ya Mulia. Sepertinya Permaisuri hilang ingatan, " ucap Anna masih menundukkan pandangan nya.

"Cukup! Aku tidak ingin mendengar penjelasan," jawab Magnus mengangkat tangannya.

Anna tersentak mundur tak mampu berbicara lagi, jika Magnus sudah membuat keputusan.

"Ya Mulia," panggil seorang pria tua yang mengunakan coat menuju kearah samping kanan Magnus.

"Ada apa lagi?!" tanya Magnus menatap Thomas dengan tajam.

"Maaf, Ya Mulia," ucap Thomas mendekat kearah Magnus.

Dia kemudian mendekatkan tangannya ke telinga Magnus agar kedua orang yang juga berada di ruangan itu tidak mendengar pembicaraan mereka.Thomas mulak berbisik di telinga Magnus.

Sedangkan Magnus masih mencengkram erat, tubuh Vivienne. Namun, dia memastikan pembicaraan nya dengan Thomas tak terdengar oleh Vivienne.

"Kenapa lagi dia?!" kesal Magnus.

Seketika itu pula Magnus melepaskan cengkraman tangan nya pada pinggang Vivienne, bagitu pun dengan wanita itu nampak terkejut dengan ekspresi Magnus yang berubah merah padam.

Magnus kemudian berbalik dan berjalan dengan cepat meninggal kan Vivienne bersama Thomas. Mata Vivienne mengekori kemana kedua orang itu pergi.

Vivienne mencoba meregangkan tubuhnya, mencoba menghirup nafasnya sebanyak-banyaknya. Baru saja dia merasakan seperti mati berkali-kali, lebih buruk dari mati sesak nafas di festival malam tahun baru.

Anna nampak menghampiri Vivienne, "Anda tidak papa, Ya Mulia,"

"Ya, aku tidak papa," ucap Vivienne masih lirik kearah Magnus dan Thomas.

*

*

Magnus kembali ke ruang kerja setelah mendengar kabar dari Thomas bahwa Rosalind ingin mengadukan sesuatu padanya. Dia tau perempuan itu akan menganggunya lagi. Namun, permaisuri nya amat menyayangi nya, sehingga dia tidak bisa mengusir begitu saja.

Permaisuri nya banyak berubah semenjak kelahiran pangeran ketiga, tak ada yang tau alasannya. Bahkan dokter pun tidak dapat mendiagnosa penyakit sang istri.

Selepas itu, Vivienne kemudian menyerahkan urusan istana pada Rosalind, yang merupakan anak marquis yang jatuh. Tetapi, belakangan ini Magnus mengatahui niat jahatnya yang ingin menjadi selir membuatnya menjadi jijik.

Thomas terlihat membuka kan pintu dengan perlahan, dan yang pertama dia lihat ada Rosalind tersenyum padanya seolah ingin segera mengambil hatinya. Namun, Magnus sama sekali tidak tergoda.

"Ya Mulia," sapa Rosalind.

"Ada apa kau kesini?" ketus Magnus tidak memperdulikan Rosalind dan terus ke meja kerja.

Rosalind terlihat menunduk merasa malu karena Magnus tidak membalas sapaannya, "Em… Ya Mulia, Saya ingin menyampaikan sesuatu, ini tentang permaisuri."

"Katakan saja tidak perlu basa-basi." kata Magnus membuka catatan-catatan yang ada hadapannya, seolah tidak perduli.

Sedangkan, Rosalind nampak tersenyum sinis seolah perkataan akan membuat bumerang untuk sang permaisuri.

"Ya Mulia, belakang ini, permaisuri sering menghamburkan uang, saya takut keuangan istana memburuk, Ya Mulia."

"Selain itu, Permaisuri juga sering memukuli, Ya Mulia Pengeran Ke-tiga," adu Rosalind sembari menujukan wajah yang sedih.

"Sudahkan, sekarang pergi, " perintah Magnus.

Rosalind terkejut dengan reaksi Magnus yang terlihat tenang meskipun permaisuri telah membuat pemborosan di istana. Rosalind mencubit tangan sendiri, berfikir, apa yang akan membuat Magnus marah pada Vivienne.

"Apakah permaisuri tidak akan di hukum?" tanya Rosalind gugup.

"Kenapa aku harus menghukumnya?" tanya Magnus balik.

"Karena, permaisuri telah meng…"

"Terserah dia mau membeli barang apa, aku tidak perduli. Tidak masalah juga sesekali memanjakan nya. Aku senang jika dia senang, " potong Magnus dengan perkataan telak.

"Thomas tambahkan anggaran untuk permaisuri," ucap Magnus menoleh ke ujung ruangan dimana Thomas berdiri.

"Baik, Ya Mulia," jawab Thomas.

Kening Rosalind terlihat berkerut dengan mata elang nya menatap tajam kearah Magnus, karena bukan ini yang dia inginkan. Rosalind ingin Magnus marah pada Vivienne hingga membencinya.

"Ya Mulia, Anda..."

"Apa kau tidak Terima dengan titah kaisar," tegur Magnus dengan sinis.

"Tidak seperti itu, Ya Mulia," jawab Rosalind menunduk.

"Kalau tidak ada yang ingin bicarakan silahkan keluar," titah Magnus, mata kembali pada berkas-berkasnya yang berada di atas meja.

Rosalind dengan perasaan yang kesal kemudian keluar dari ruangan itu, sebelum benar-benar keluar Rosalind kembali menoleh pada Magnus. Namun, Magnus terlihat cuek.

Thomas membukakan pintu melihat wajah Rosalind sekilas terlihat perempuan itu amat kesal kerana tidak mendapatkan apa yang dia inginkan.

Setelah Rosalind pergi Thomas kemudian mendekati Magnus, "Ya Mulia, mengapa Anda tidak mempercayai nya?"

"Aku bukan tidak percaya, tapi dia itu penjilat ulung. Kamu tidak merasa dia mungkin sedang membuat adu domba disini. Aku tidak ingin terjebak dalam ilusi yang dia buat," ucap Magnus.

Magnus kembali mengerjakan berkasnya dan kini Thomas hanya bisa diam setelah mendengar penjelasan Magnus yang menurut nya ada benarnya.

Rosalind memang suka menjilat dan menjelekkan Vivienne di depan Kaisar, mungkin memang benar permaisuri mereka terlihat jahat. Namun, seharusnya dia menjaga nama baik majikannya. Itu yang dipikirkan oleh Thomas saat ini.

*

*

Vivienne terlihat berjalan-jalan mengelilingi istana, ini pertama kali dia melihat lantai marmer yang berkilau dari batu alami, dan ubin yang memenuhi dinding istana itu, kapur putih yang juga menghiasi tembok istana.

Begitupun dengan patung-patung dan guci yang menghiasi beberapa tempat di istana itu membuat takjub.

"Ah… ternyata seperti ini masuk isekai," gumam Vivienne yang terdengar sedikit oleh Anna.

Anna ingin mendengar dengan jelas, kemudian mendekatkan telinga di bahu Vivienne, "Apa itu isekai, Ya Mulia?"

"Aku juga tidak tau, tapi aku pernah membaca itu di suatu tempat... ya suatu tempat," jawab Vivienne meringis.

"Ya, dulu aku suka membaca novel transmigrasi soal nya." gumam Vivienne dalam hati.

Anna nampak menganggukkan kepalanya, dia tidak mengetahui buku yang maksud Vivienne dan jawaban dari perkataan Vivienne. Namun, sebagai pelayan yang baik harus menurut dengan perkataan majikannya.

Vivienne kemudian mengarah ke taman yang sangat indah di penuhi dengan bunga-bunga, Vivienne mengucap dalam hati, "Pasti banyak tukang kebun yang merawat bunga itu, aku pernah membaca nya di buku, "

Di banding itu, Vivienne lebih tertarik dengan suasana sejuk yang mengelilingi istana. Tidak seperti jaman modern, meskipun semua serba canggih. Namun, udara nya panas, dan sering tidak cocok dengan diri nya punya penyakit pernafasan.

"Ya Mulia, Anda ingin kemana?" tanya Anna melihat Vivienne melangkahkan kakinya kearah taman.

"Aku mau ke taman," ucap Vivienne.

Vivienne tiba-tiba berhenti, pikiran nya berputar. Membayangkan sesuatu yang selalu ingin dia coba selama ini. Minum teh, ala-ala putri kerajaan dan bangsawan.

"Bisa kah, kamu siapkan meja, teh dan makanan, di taman ini?" tanya Vivienne.

"Tentu saja, Ya Mulia, saya akan segera siap kan, " jawab Anna, terlihat membungkuk kan dirinya kemudian mundur dengan perlahan.

1
Sribundanya Gifran
lanjut thor
Rere Lumiere: di tunggu ya 🙏
total 1 replies
swanaswana
lanjuttt thorrrrr, cumungud yaww🌷
Rere Lumiere: Makasih
total 1 replies
koko
author kok episode ngulang lagi
Rere Lumiere: oke siap
total 15 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!