NovelToon NovelToon
Kontrak Cinta Di Bangku SMA

Kontrak Cinta Di Bangku SMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Nikah Kontrak
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Qwan in

Alya, siswi SMA berusia 17 tahun dari keluarga miskin, tak pernah menyangka niat baik menolong pria tak dikenal justru membuatnya dituduh berzina oleh warga. Pria itu ternyata kepala sekolahnya sendiri. Reihan, 30 tahun, tampan dan terpandang. Untuk menyelamatkan reputasi, mereka dipaksa menikah dalam kontrak.
Kini, Alya menjalani hidup ganda: murid biasa di siang hari, istri kepala sekolah di balik pintu rumah.
Tapi mungkinkah cinta lahir dari pernikahan yang tak pernah diinginkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qwan in, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 2

“Sebelum kita mulai ijab kabulnya,” ucapnya tenang,

“saya ingin tanya dulu... mahar apa yang akan kau berikan untuk mempelai wanita?” ucap ustadz kampung yang dipanggil mendadak untuk menikahkan mereka.

Semua mata tertuju pada Raihan yang terlihat makin gelisah.

Ia menunduk sejenak, lalu berkata lirih, “saya tidak punya apa-apa. Semua barang saya, dompet, HP, jam tangan, semuanya dirampas oleh begal tadi.”

Suasana jadi hening. Bahkan warga yang semula ribut pun ikut terdiam.

Namun detik berikutnya, ayah Alya berdiri. Perlahan, ia merogoh saku celana lusuhnya dan mengeluarkan dompet kulit tua yang sudah hampir sobek di ujungnya. Ia membukanya dan menghela napas dalam. Di dalamnya, hanya ada satu lembar uang lima puluh ribuan. satu-satunya yang tersisa.

Ia melangkah maju, lalu menyodorkannya pada Raihan. “Ini... pakai ini aja. Biar sah.”

Raihan menatap uang itu. Tangannya ragu, tapi pada akhirnya ia menerimanya juga, lalu mengangguk pelan.

Ustaz pun kembali menatap Raihan, lalu memulai prosesi sakral itu.

“Raihan Alatas bin Sutrisno, saya nikahkan engkau dengan Alya Hasanah binti Salim dengan mahar uang tunai lima puluh ribu rupiah, dibayar tunai.”

Suara Raihan terdengar lirih, tapi jelas.

“Saya terima nikahnya Alya Hasanah binti salim dengan maskawin tersebut tunai”

Seketika, para warga mengangguk puas. Beberapa bahkan tersenyum, lalu mulai meninggalkan rumah satu per satu. Ponsel mereka dimasukkan kembali ke saku, dan suasana perlahan hening kembali.

Pernikahan itu sah. Meski tanpa cinta. Tanpa rencana. Hanya karena tekanan malam dan kesalahpahaman yang tak bisa diluruskan.

...

Setelah semua warga bubar, Raihan bermalam di rumah keluarga Alya. Rumah kayu sederhana itu hanya memiliki dua kamar tidur. Satu ditempati oleh ayah dan ibu Alya, satu lagi adalah kamar Alya sendiri.

Raihan memandangi ruang tamu yang sempit, berniat merebahkan diri di sana.

“Saya tidur di sini saja, Pak. Tak enak rasanya tidur di kamar anak Bapak,” ucap Raihan pelan.

Namun ayah Alya langsung menoleh sambil menepuk pundaknya.

“Kalian sudah menikah, Nak. Tidak baik kalau tidur terpisah.”

“Tapi, Pak… pernikahan ini terjadi hanya karena kesalahpahaman. Kami tidak saling mencintai. Tidak ada apa-apa di antara kami.”

Ayah Alya menatapnya tajam. “Saling cinta atau tidak, menikah tetaplah menikah. Jangan langgar adat kampung ini. Pamali.”

Raihan terdiam. Ia tahu, di rumah ini, di kampung ini, tidak ada suara yang lebih kuat dari ucapan orang tua.

Mau tak mau, ia pun melangkah masuk ke kamar Alya. Kamar kecil itu dipenuhi aroma sabun cuci dan wangi kapur barus. Di sisi ranjang, ada boneka kelinci kecil dan beberapa buku pelajaran yang ditumpuk rapi.

Sementara itu, Alya masih di dapur, menyiapkan satu baskom air hangat dan handuk bersih. Meski tangan dan hatinya gemetar, ia tetap berusaha merawat suaminya. meskipun pernikahan mereka tidak pernah ia harapkan.

Beberapa menit kemudian, Alya masuk pelan-pelan ke kamar.

Raihan sedang duduk di sudut ranjang, memegangi pelipisnya yang bengkak dan memar.

“Maaf, Pak…” ucap Alya lirih. “Biar saya bantu bersihkan luka Bapak.”

Raihan hanya mengangguk pelan, tak ada tenaga untuk menolak.

Dengan gerakan hati-hati, Alya merendam handuk dalam air hangat, memerasnya perlahan, lalu menepuk-nepuk kan ke luka di pelipis Raihan. Tangannya dingin, tapi lembut. Sesekali ia meniup luka dengan pelan, berharap bisa sedikit mengurangi perihnya.

Raihan menatapnya dari sudut mata. Dalam diam, ia baru menyadari betapa polos dan tulusnya gadis itu.

Setelah selesai, Raihan bersandar. “Alya…”

“Iya, Pak?”

“Boleh saya pinjam ponsel kamu sebentar? Saya harus hubungi teman saya.”

Alya mengangguk. Ia membuka laci dan mengambil ponselnya. sebuah ponsel lama dengan layar yang retak hampir di semua sisi, namun masih bisa digunakan.

Saat menerima ponsel itu, Raihan tertegun sejenak. “Kamu masih pakai ini…?”

Alya tersenyum kaku. “Cuma ini yang saya punya, Pak.”

Raihan mengangguk pelan, lalu mulai mengetikkan nomor. Ia menelepon singkat, lalu mengirimkan lokasi.

“Besok pagi jam delapan… dia akan jemput saya,” ucapnya pelan, entah kepada Alya atau dirinya sendiri.

Setelah itu, tak ada lagi kata.

Hanya keheningan panjang, satu ranjang sempit, dan dua orang asing yang kini… telah sah menjadi suami istri karena keadaan.

...

Keesokan paginya, suasana rumah sederhana itu masih diselimuti kabut tipis pagi. Raihan duduk di ruang tamu dengan rambut masih sedikit berantakan, mengenakan kaus polos pinjaman dari ayah Alya. Tatapannya tertuju pada pintu kayu yang setengah terbuka, menanti bunyi klakson yang akan mengabarkan kedatangan temannya.

Tak lama, suara langkah kaki terdengar dari arah dapur. Alya muncul dengan rambut yang di kuncir rapi, mengenakan seragam sekolah abu-abu putih yang sederhana tapi bersih. Di tangannya, ada secangkir kopi hangat yang mengepul.

"Ini, diminum dulu kopinya, Pak," ucap Alya pelan, suaranya terdengar canggung tapi tulus.

Reihan hanya mengangguk singkat. "Makasih," gumamnya, lalu menyeruput perlahan. Hangatnya kopi pagi itu tak mampu menetralkan perasaan aneh yang masih menggantung di antara mereka.

Beberapa menit kemudian, suara klakson terdengar dari luar rumah. Sebuah mobil SUV hitam berhenti tepat di depan pagar. Seorang pria tinggi dengan jas kasual dan kacamata hitam turun dari mobil dengan langkah santai.

“Yo! Rehan! Gue kira lo udah tewas dibegal, bro.”

“Masih hidup, sayangnya,” jawab Rehan singkat.

Reihan bangkit dan berpamitan pada kedua orang tua Alya. Tapi sebelum ia benar-benar melangkah keluar, suara berat ayah Alya, Pak Salim, memecah suasana.

"Kau nggak bawa istrimu juga, Han?" tanyanya, polos tapi penuh makna.

Alya membeku. Reihan juga sempat terdiam beberapa detik sebelum akhirnya tersenyum tipis, meski agak terpaksa.

"Iya, Pak. Saya ajak sekalian."

Mau tak mau, Alya masuk ke dalam mobil bersama mereka. Di dalam mobil, suasana hening cukup lama. Hanya suara radio yang menyala pelan mengisi keheningan. Bima melirik dari kaca spion, lalu bertanya, “Kalian berdua... menikah?”

“Panjang ceritanya,” jawab Raihan singkat.

Bima tertawa kecil, “Oke, nanti lo ceritakan. Yang penting sekarang, kita pulang dulu.”

Tapi beberapa menit kemudian, tepat di dekat perempatan jalan menuju kota, Raihan tiba-tiba meminta Bima menghentikan mobil.

“Berhenti di sini dulu,” katanya.

Bima mengerutkan dahi tapi menuruti. Setelah mobil berhenti, Raihan menoleh ke Alya.

“Kau turun di sini saja,” ucapnya tanpa ekspresi.

Alya menatapnya bingung. “Kenapa?”

“Aku nggak mau siapa pun tahu tentang pernikahan ini. Apalagi siswa-siswa di sekolah, atau pihak yayasan. Ini cuma... kesalahpahaman.”

Alya menunduk. Perkataan Raihan menohok, meski ia tahu betul pernikahan semalam memang tidak didasari cinta, hanya karena situasi yang mendesak.

“Jadi, saya harus jalan kaki ke sekolah?” tanyanya pelan.

Raihan menghela nafas sebelum berbicara "Bim..pinjem dompet Lo sebentar," Dan Bima pun menyerahkan dompet nya tanya banyak bertanya.

Raihan mengeluarkan beberapa lembar uang dari dalam dompet, lalu menyerahkan nya pada Alya.

“Naik ojek. Jangan bilang apa-apa tentang aku. Tentang semalam. Tentang semuanya.”

Alya menerima uang itu tanpa berkata apa-apa. Ia turun dari mobil dengan langkah pelan, tanpa menoleh lagi.

Raihan menatap ke luar jendela sejenak, lalu berkata pada Bima, “Jalan.”

“Lo beneran udah nikah sama cewek tadi?”

Rehan tetap diam, pandangannya lurus ke depan.

“Lo gila ya?” lanjut Bima. “Kayak nggak ada perempuan lain di dunia ini. Hello! Lo tuh ganteng, sukses, anak pemilik yayasan terbesar, banyak cewek cantik yang antri di belakang lo!”

Rehan masih tak menjawab. Ia hanya menarik napas pelan, lalu menjawab dingin, “Udah, jangan bahas itu.”

Bima mendengus tak percaya. “Tapi kenapa harus perempuan udik kayak dia?

1
partini
ehhh laki laki ga tegas cuma di ancam di tarik dah loyo melempem,,jangan mempermainkan hubungan itu ga bagus NGAB
Mamah dini
kayaknya c Reihan agak sakit jiwa deeehhh, tadinya benci Alya e..,.h sekarang jth cinta, TPI.... wajar kali ya , sebab TDI nya menghina duluan sekarang kayak bucin
Mamah dini
aduh yg LGI ke bakar cemburu , sudah mulai jatuh cinta pak Reihan , Alya cantik kan , GK mungkin seorang kepala sekolah sebegitu cemburu nya kalau isrtinya GK menggemaskan
Mamah dini
itu pak Reihan mengakuinya , TPI kenapa bilang Alya jelek berjerawat hitam LGI mungkin selera bp ada di diri Alya ya pak makanya jgn menghina duluan tuh makan omongan sendiri.
Mamah dini
ooh ternyata kepala sekolah Alya telah jatuh cinta kali,, katanya GK selepel ko bisa sekacau itu atau..... ke tagihan ya mau lagi dgn muridmu eh istrimu he he GK salah ni....
Mamah dini
sekolah apa coba , liat murid yg di kerjain gitu masa gurunya GK respon,, ah bener2 sekolah GK punya etika, kalau begitu pindah aja Alya , maksain sekolah di situ juga bikin hatimu GK tenang selalu di pandang rendah ayo Al pindah aja
Mamah dini
katanya GK cinta TPI gampang banget ada desiran aneh nya , gimana sih pa
Mamah dini
kenapa Alya GK pulang aja biar hari itu MH bolos dulu, ya pantes temen2mu bilang ,, TPI benerkan apa yg mereka bilang , ko kmu maksa aja ke kelas walaupun kmu orang miskin katanya kan harus punya harga diri juga al , mampir thor
yumi chan
thor bt aja aliya pergi jauh thor..biarlh aliya mndpt kbbasn...seandsiya slita hlim..pertkn alira di saat dia sukes dn punyk ank2 kmbr..dn bt wnita yg di jdhkn sm reyhan gk bisa hml thor hhh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!