NovelToon NovelToon
Terkurung Janji, Terjebak Cinta Di Balik Senja

Terkurung Janji, Terjebak Cinta Di Balik Senja

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Perjodohan / Nikahmuda / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Bad Boy
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Nadin Alina

Nayura, gadis SMA yang belum pernah mengenal cinta, tiba-tiba terikat janji pernikahan di usia yang penuh gejolak. Gavin juga remaja, sosok laki-laki dingin dan cuek di depan semua orang, namun menyimpan rasa yang tumbuh sejak pandangan pertama. Di balik senja yang merona, ada cinta yang tersembunyi sekaligus posesif—janji yang mengikat hati dan rasa yang sulit diungkapkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadin Alina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 2 : Sebongkah Rasa Penasaran

Motor sport berwarna hitam berhenti dengan angkuh di tepi jalan. Si pengendara tampak santai, duduk menyandar di atas jok motor, satu kaki menapak aspal. Kepulan asap keluar dari hidung dan bibirnya yang... ya, bisa dibilang cukup menggoda. Bibir seksi dipadukan dengan mata elang nan tajam—membuat siapa pun yang menatap, rasanya ingin tunduk tanpa perintah.

Wajah dan rahang tegas itu semakin mempertegas aura dingin dan misterius yang terpancar dari rautnya. Entah kenapa, aura ini bukan sekadar aura ketampanan—tapi sesuatu yang membuat orang memilih menjaga jarak.

Drtt... Drtt... Drtt...

Getaran ponsel di saku celananya memaksa tangannya bergerak, mengeluarkan benda pipih yang membuatnya berdecak saat membaca nama si penelpon.

Dengan malas, ia menggeser ikon hijau di layar dan menempelkan ponsel ke telinga. Tak ada sepatah kata keluar. Hanya diam. Membuat si penelpon di seberang nyaris naik darah.

“Kamu dengar nggak, sih?”

“Hmm.” Ia hanya berdehem, lalu menjauhkan ponsel dari telinga.

Asap rokok terakhir ia hembuskan sebelum batangnya dilempar ke aspal. Tak lama kemudian, suara mesin meraung saat ia memutar kunci motornya.

“Mau ke mana, bos?” tanya Fatur—teman dekat sekaligus tangan kanannya di geng motor mereka.

“Pulang.” Jawabnya pendek. Suara klakson satu kali menandai kepergiannya.

Wush!

Motor itu melesat, meninggalkan jejak suara dan angin yang membuat dedaunan beterbangan di belakangnya.

Fatur mengernyitkan dahi, saling lirik dengan Mamad dan Herman yang duduk tak jauh darinya di trotoar.

“Tumben bos pulang jam segini,” celetuk Mamad, bingung. Biasanya jam dua pagi aja baru nyengir mau balik. Itu pun kalau pulang.

“Kalau lambat pulang tuh… ya, kagak pulang. Bisa dua hari ilang,” timpal Herman sambil sibuk mengupas kacang goreng. Herman, bukan Hermes. Ya kali dia tas. Hahaha.

Fatur hanya mengangguk sambil nyeruput teh botol yang udah mulai anget.

Mereka bertiga akhirnya memilih melanjutkan malam dengan obrolan dan godain cewek lewat. Urusan bos? Udahlah, hidup mereka aja udah ruwet. Nggak usah nambah beban.

---

Motor sport hitam itu kini terparkir rapi di halaman sebuah rumah mewah bertingkat tiga. Di tengah taman depan, sebuah patung gajah duduk menyemburkan air dari belalainya—air mancur, bukan merek sarung.

Ia turun, menyimpan helm di atas tangki motor, lalu naik ke undakan kecil. Pintu utama sudah terbuka. Sepertinya, kehadirannya memang ditunggu-tunggu.

Tanpa salam, ia langsung masuk. Ya gitu deh, model Gavian—masuk rumah kayak ayam masuk kandang. Nggak ada "permisi", apalagi "assalamualaikum".

“Gavian.”

Langkahnya terhenti. Ia menoleh, melihat dua sosok yang duduk di ruang tengah—Ismail dan Ruri. Tanpa ekspresi, ia berjalan pelan dan duduk di sofa berhadapan dengan mereka.

Gavian bersandar santai, tangan melebar di punggung sofa, kaki selonjor. Ismail memperhatikan semua geraknya, membuat Gavian agak risih. Tapi ia tetap cool, slay, bahkan.

“Papa mau ngomong apa? Aku ngantuk nih,” katanya datar.

“Ck!” Ismail berdecak. Ngantuk? Biasanya subuh baru pulang, masa jam sembilan malam udah ngeluh ngantuk?

Ismail mencondongkan tubuh ke depan, mencoba merangkul perhatian anaknya yang kelihatan lebih tertarik pada pola ubin di lantai.

Gavian sendiri punya prinsip hidup: “Jangan ribet ngurus urusan orang, termasuk orang tua.”

Makanya, ia lebih sering santai kayak di pantai. Apa pun masalahnya, selagi nggak mengusik ketenangan, ya... jalanin aja.

Ismail sempat melirik Ruri, lalu kembali fokus pada Gavian.

“Minggu depan, kamu harus menikah.” Kata Ismail, memperhatikan Gavian.

**Hening**

Ismail dan Ruri saling pandang. Menanti reaksi Gavian.

Tapi Gavian hanya diam. Nggak ada ekspresi terkejut, nggak ada drama kabur dari rumah, atau banting gelas kayak di sinetron. Justru, ia mengangkat satu alis, lalu berkata:

“Itu doang?”

Deg.

Ismail refleks membelalakkan mata, tapi buru-buru mengendalikan mimik mukanya. Bahkan Ruri nyaris tersedak angin.

“Gavian, kamu ini... akan menikah, lho!” ujar Ruri, seolah menjelaskan kalau pernikahan itu bukan beli tahu bulat.

“Aku tahu, Ma. Masalahnya di mana?”

Santai banget, kayak lagi dikabarin disuruh beli mie instan.

Ruri menepuk jidat. Dalam hati, bingung—seneng anaknya nggak banyak protes, tapi kok... kelewat santai?

“Pernikahan itu sakral, Gavian,” ucap Ismail, mungkin masih berharap anaknya sadar bahwa ini bukan main-main.

Gavian mengangguk, ia tahu. Bahkan, sebenarnya ia udah dengar percakapan telepon Ismail beberapa hari lalu. Tapi bukannya protes, ia memilih pergi saat itu. Buat apa bikin ribut?

“Masih ada lagi, nggak? Aku beneran ngantuk nih.” keluh Gavian yang udah nggak betah duduk lama-lama.

“Itu aja.” Jawab Ismail, mulai pasrah.

Gavian bangkit, melangkah ke arah tangga. Namun sebelum naik, ia berhenti dan menoleh.

“Jangan heran gitu, dong. Anak ganteng kalian ini memang luar biasa!” celoteh Gavian

Ruri geleng-geleng, Ismail menghela napas. Mereka hanya bisa menatap anak yang penuh misteri itu.

“Astaga, anakmu, Mas!” Ruri mengurut dada.

“Aku harap dia nggak main-main, Ruri,” sahut Ismail, mengawasi tangga yang kini kosong.

---

Ceklek!

Gavian membuka pintu kamarnya, lalu merebahkan diri di kasur king size. Kedua tangan ia lipat di belakang kepala, mata menatap langit-langit polos.

Pikirannya mulai berkelana.

Calon istri... seperti apa, ya? Wajahnya gimana? Suaranya? Sikapnya?

Masih muda banget sebenarnya buat menikah—baru 18 tahun. Tapi rasa penasaran lebih besar dari logika.

“Nggak sabar pengen ketemu calon istri.” Gumamnya pelan.

Sudut bibirnya terangkat membentuk senyum kecil.

Pernikahan? Rasa penasaran? Nggak mikir ribetnya? Ya... enggak.

Gavian bukan tipikal orang yang berpikir terlalu dalam. Buat dia, hidup itu dijalani, bukan ditakuti.

Dan pernikahan... mungkin akan jadi salah satu hal paling menarik yang akan segera terjadi dalam hidupnya.

---

1
**plyrc.ai(Junho wifey):v**@❤️
udah suami tau....:)
Nadin Alina: First time deket cowok kak 😬
total 1 replies
**plyrc.ai(Junho wifey):v**@❤️
yur...kamu mah mikir doang, tapi gak dilakuin:)
Mr78
mampir lagi KK 🙏
Nadin Alina: Nanti aku mampir lagi ya kak...
total 1 replies
**plyrc.ai(Junho wifey):v**@❤️
gambarnya manteppp:::)))
always always bagus!!
Nadin Alina: Arigatou gozaimasu, kak 💖
total 1 replies
**plyrc.ai(Junho wifey):v**@❤️
heh mata!!!
**plyrc.ai(Junho wifey):v**@❤️
nih ya yur...kalau kata aku sih, cakar aja muka gavian:)
Nadin Alina: Please kak...di ganteng😭🤭
total 1 replies
**plyrc.ai(Junho wifey):v**@❤️
author gambar sendiri?!
hebat!!! Udah cocok itu open comision
Nadin Alina: Ikutan kelas desain kak, kalau kelasnya bukak lagi aku kasih kabar kakak yaa....🤗
**plyrc.ai(Junho wifey):v**@❤️: tutor!!!
total 3 replies
**plyrc.ai(Junho wifey):v**@❤️
Dih, mainnya kiss kiss-an
Nadin Alina: Namanya juga Gavian, kak😭🤣
**plyrc.ai(Junho wifey):v**@❤️: syaratnya aneh nih... mengambil kesempatan dalam kesempitan:)
total 3 replies
**plyrc.ai(Junho wifey):v**@❤️
Tos dulu nayura...kita sama:)
**plyrc.ai(Junho wifey):v**@❤️
alah alah...gak usah di maafin nayura!
Nadin Alina: Cowok emang begitu, ya kak 🤭
total 1 replies
**plyrc.ai(Junho wifey):v**@❤️
turun loh nayura! gantian!
Nadin Alina: Betul tuh, kak! Suruh turun, aja! wkwkwk😭🤣
Terimakasih sudah baca dan komen ya kak🙏🤗
total 1 replies
Hatus
Mampir nih thor
Hatus: Oke thor
Nadin Alina: Nanti aku mampir ya kak😁
total 2 replies
**plyrc.ai(Junho wifey):v**@❤️
wihh udah sah aja nih!
kondangan kita! Semur daging ada gak?
Nadin Alina: Ada kak, untuk kakak apa yang nggak🤭
Tapi...boleh di sediakan di rumah masing" dulu ya kak...😂🙏
total 1 replies
Dewi
kondangan nih
Nadin Alina: Hahaha, iyaa kak...
silahkan menikmati hidangan yang ada di rumah masing" kak...😅😂🤭
total 1 replies
Dewi
lanjut thor !!
Nadin Alina: Siap kaka🙌😁
total 1 replies
Dewi
semangat update ceritanya thor,alur ceritanya menarik dan penulisannya rapi .
Nadin Alina: Terimakasih kak🙏🤗
total 1 replies
Dewi
semangat updatenya thor! seru nih nunggu kelanjutan Gavin sama Nayura
Nadin Alina: Siap kak, kira" impian Gavian terkabul nggak yaa...Nayura yang jadi calonnya 🤭😅
total 1 replies
Nadin Alina
Terimakasih sudah membaca karya ini💖
Setiap komentar dan dukungan kalian, sangat berharga bagiku. Membakar semangat untuk terus menulis🔥
Happy reading 🤗
Mr78: mampir yuk KK aku penulis baru di sini 🙏
total 1 replies
Proposal
🔥BINTANG 5 DEHH🌟💫,Mampir Karyaku Juga Ya🙂‍↔️🥰
Nadin Alina: Terimakasih kak🙏
Siap nanti aku mampir kak🙌😁
total 1 replies
**plyrc.ai(Junho wifey):v**@❤️
akhirnya up:v
Nadin Alina: Hehehe, maaf belum konsisten ya kak. Tapi bakalan di usahain...🙏😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!