Anastasya yang sering di sapa Ana selalu mendapatkan siksaan dari ibu kandungnya akibat kecemburuan saudara tirinya. Elen selalu merasa tersaingi dengan kecerdasan dan kecantikan Ana hingga di sekolah laki-laki yang Elen sukai ternyata menyukai Ana.
Hingga suatu hari Ana di paksa menikah dengan laki-laki yang Ana tidak kenal yang tak lain adalah kekasih Elen, Elen sengaja menyuruh kekasihnya menikahi adik tirinya untuk memajukan perusahaan sang kekasih karena dengan kecerdasan Ana perusahaan kekasih Elen akan maju dan melambung tinggi.
Namun penderitaan Ana bermula saat dirinya menikah dengan Kevin kekasih Elen, selama menikah Kevin selalu bersikap dingin ke Ana dan Kevin tidak segan untuk menunjukkan keromantisan nya terhadap Elen bahkan Kevin sampai berhubungan badan di depan Ana.
Ana yang sakit hati dan tidak terima dia langsung menampar Elen dan itu membuat Kevin murka dan dari situlah Ana di sekap hingga akhirnya meninggal.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Xaviera Valcon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pergi dari rumah
"Maaf Nyonya saya sedang tidak ingin ribut dengan Anda." Ucap Ana datar tanpa menoleh belakang.
"Dasar anak durhaka. Beraninya kamu memfitnah Elen dan Kevin seperti itu." Teriak Lastri.
"Fitnah Anda bilang? Jelas-jelas suami Anda bilang kalau mereka sudah lama menjalin hubungan, tapi Anda masih berusaha untuk menutupi hubungan mereka berdua. Saya jadi berfikir sebenarnya siapa yang anak kandung Anda Nyonya saya atau Elen? Apa Anda senang kalau saya yang menjadi tumbal untuk kesuksesan perusahaan Kevin? Aku tau kenapa Anda tetap ngotot atau jangan-jangan Anda takut kehilangan sumber uang Anda hilang begitu." Jelas Ana datar memandang tajam ke arah sang Mama.
"Tumbal apa maksud kamu? Mama gak mau tahu pokoknya pertunangan kamu dan Kevin harus tetap di lanjutkan. Kalau tidak Mama tidak akan menganggap kamu anak lagi." Ancam Lastri.
"Memangnya sejak kapan Anda menganggap saya anak Nyonya bukannya selama ini saya di jadikan samsak hidup oleh Anda. Di saat saya juara sekolah Anda selalu memarahi saya karena membuat Elen bersedih dan Anda menyuruh saya untuk pura-pura bodoh supaya Elen yang menjadi juara sekolah. Dan yang lebih parahnya lagi setiap ujian saya harus mengerjakan soal ujian Elen dan membuat dia mendapat peringkat sedangkan aku harus menjawab soal dengan salah." Jawab lantang Ana membuat Lastri melotot. Dia tidak menyangka kalau Ana akan mempermalukan dirinya dengan membuka semuanya.
"Kamu berani melawan kata-kata Mama?" Tanya Lastri tak percaya.
"Kenapa aku harus takut toh aku gak salah, sudah cukup selama ini Anda menyuruh saya untuk mengalah sama anak kesayangan Anda. Kalau kamu mau perusahaan Kevin maju maka suruh Elen saja yang membantu memajukan perusahaan Kevin toh uangnya kalian yang menikmati bukan aku." Jawab Lantang Ana tanpa gentar.
"Kalau kamu tidak mau dengar kata-kata Mama lagi maka Mama akan menganggap kamu sudah mati Ana. Mama tidak akan mengakui kamu sebagai anak Mama lagi." Ancam Lastri.
"Silahkan aku tidak peduli mau Anda menganggap aku anak atau tidak itu bukan urusan ku lagi." Jawab Ana datar.
Ana pergi meninggalkan ballroom hotel setelah kekacauan yang telah dia perbuat, dia tidak peduli lagi dengan sang Mama yang tidak pernah sayang sama dirinya dan lebih sayang sama anak tirinya. Sebelum sampai di pintu langkah kaki Ana terhenti karena teriakan sang Mama.
"Ana berhenti kamu. Kalau kamu masih berani melangkah, maka Mama akan benar-benar menganggap kamu sudah mati." Ancam Lastri.
Ana berhenti dan menoleh ke arah sang Mama, bukan untuk melanjutkan pertunangan namun untuk menambah kekacauan yang terjadi. Ana melihat kanan kiri dan pandangan nya tertuju pada laki-laki yang hendak menyalakan korek api.
"Bagus Ana. Kemari lah dan lanjutkan acara pertunangan ini." Ucap Lastri tersenyum puas.
Langkah Ana semakin maju dan hampir mendekati sang Mama, senyum Lastri mengembang dia percaya kalau Ana masih anak yang bodoh dan mudah sekali di ancam. Tapi detik berikutnya dia di buat tercengang dengan tingkah laku Ana yang di luar nalar.
"Anda ingin aku melanjutkan pertunangan ini bukan? Baiklah tapi sebelum itu aku ingin kasih kejutan untuk kalian semua." Ana menyeringai sambil tersenyum miring ke arah sang Mama.
Belum sempat Lastri menjawab, Ana sudah melempar korek api yang sudah dia nyalakan ke arah dinding yang di penuhi hiasan kain dan bahan yang mudah terbang. Dan detik berikutnya kebakaran terjadi bahkan membuat semua tamu berteriak panik.
"Kebakaran." Teriak para tamu undangan.
Ana tersenyum puas saat melihat semua orang panik akibat kejutan yang Ana ciptakan, begitu juga dengan keluarga Kevin.
"Nikmati lah kejutan yang aku buat. Selamat tinggal semuanya dan aku harap kalian masih belum jadi abu." Gumam Ana sambil menyeringai puas.
Di balik kebakaran itu ada sepasang mata tengah memperhatikan apa yang telah Ama perbuat. Setelah itu Ana bergegas pergi meninggalkan ballroom hotel dan menuju parkiran tapi sebelum itu dia mengempeskan ban mobil milik ayah tirinya agar memudahkan Ana untuk pergi dari rumah.
"Dasar gadis nakal. Beraninya dia mengambil barang milikku se enak jidat." Gumam orang itu sambil membuang rokok yang belum sempat dia nyalakan tadi.
****
"Aku harus segera sampai ke rumah sebelum para dajjal itu sampai. Aku harus mengambil barang-barang dan juga uang tabungan ku." Seru Ana sambil berjalan di trotoar pinggir jalan.
Untung masih ada orang yang baik hati dan mau memberinya tumpangan ke rumah ayah tirinya. Tak lama Ana sudah sampai di rumah dan tak lupa dia mengucapkan terimakasih karena sudah memberinya tumpangan.
Ana bergegas masuk ke dalam rumah dan langsung masuk ke dalam kamarnya untuk membereskan barang-barang nya. Ana mengambil koper dan memasukan beberapa baju dan surat-surat penting begitu juga dengan buku tabungannya yang selama ini dia simpan. Tak lupa Ana juga mengambil ponselnya dan memasukannya ke dalam tas slempang yang dia miliki.
Tekad Ana sudah bulat untuk pergi dari rumah terkutuk ini. Sudah cukup selama ini dia bertahan dan di jadikan samsak hidup oleh semuanya, kini Ana ingin hidup bebas dan juga mencari tahu di mana ayah kandungnya berada.
Ana selalu di tuntut untuk mengerjakan segala hal yang ada di rumah itu layaknya pembantu padahal selama ini Ana selalu mendapat jatah bulanan dari ayah kandungnya dan jumlahnya tidak sedikit tapi yang menikmati semua itu adalah Elen dan Ayah tirinya sedangkan Ana tidak.
"Non Ana." Panggil pelayan yang melihat Ana menarik kopernya.
"Sssttt Bibi jangan berisik aku gak mau yang lainnya tahu kalau aku pergi dari rumah." Panggil Ana.
"Baik Non." Jawab Pelayan itu pelan.
Setelah itu Ana pergi dari rumah dan berjalan ke jalan raya, setelah cukup jauh dari rumah ayah tirinya Ana memesan taxi online untuk pergi dari sana.
Sedangkan di hotel keluarga Ana masih berusaha menyelamatkan diri setelah mereka keluar tak henti-hentinya Hendra mengumpat karena saking kesalnya terhadap Ana.
"Sial ini semua gara-gara anak tidak tahu diri itu, awas saja nanti di rumah aku tidak segan-segan untuk menghajar nya." Umpat Hendra.
"Ma, Pa gimana ini? Aku gak mau nama baik aki tercoreng, percuma selama ini aku membangun nama baikku malah sekarang hancur karena jalang itu. Pokoknya aku gak mau tahu Papa sama Mama harus kasih Ana pelajaran biar dia kapok." Rengek Elen saat keluar dari dala hotel.
"Kamu tenang saja sayang Papa akan kasih dia pelajaran sampai dia tidak mau untuk hidup." Jawab Hendra menenangkan anak kesayangannya.
Mereka bertiga sampai di parkiran hotel dan langsung masuk tapi sebelum itu Elen berhenti dan memanggil sang Papa.
"Pa lihat ban mobil kita kempes."Panggil Elen.
"Arghhh sial kenapa pakai kempes segala mana aku gak bawa ban serep." Kesal Hendra.
Mau tidak mau mereka memesan taxi online dan menelpon tukang bengkel untuk segera membawa mobilnya.
Kekesalan mereka bertambah saat tadi orang tua Kevin marah karena tahu kalau Kevin menjalin hubungan dengan Elen. Mereka tidak setuju kalau Kevin masih melanjutkan hubungannya dengan Elen karena menurut mereka Elen adalah gadis bodoh dan suka menghamburkan uang.
Orang Tua Kevin sangat yakin kalau misal mereka menikah yang ada perusahaan mereka bangkrut akibat Elen yang suka berfoya-foya. Sudah tidak memberi keuntungan untuk perusahaan yang ada gulung tikar. Meraka lebih setuju Kevin menikah dengan Ana karena prestasi dan kecerdasan Ana tidak di ragukan lagi, terbukti dengan Ana memenangkan kompetensi desain baru-baru ini itu sudah membuktikan kalau Ana adalah aset yang sangat berharga untuk perusahaan mereka.
penyampaian kata" sangat baik...
Konflik permasalahan nya tidak terlalu bertele" pas alurnya ceritanya tapi tidak buat bosan untuk dibaca....
Semoga sukses kakk othor❤️