sekuel dari suami dadakan..
Ini babnya banyak ya, karena authornya gila up pas ongoing🤣🤣.. yg penasaran tapi enek duluan pas liat bab ratusan, bisa cek kolom komentar. Bagian pertengahan bab banyak kejutan. ✨✨✨
ini novel komedi romantis jadi tiap part pasti gak monoton.
Bisa mampir kesana dulu ya biar paham alurnya ceritanya 🙏🙏
Ini hanya kisah hasil halu emak-emak kaum rebahan jadi bijaklah dalam berkomentar karena hatiku tak sekuat bangunan yang di cor pake mobil molen 😂😂😂
🍂🍂🍂
Menikah muda karna sebuah kesalahpahaman namun berujung dengan cinta yang tak pernah terungkapkan.
Air dan Hujan..
pasangan suami istri yang saling melengkapi, sifat Air yang manja sangat bergantung pada Hujan yang tegas dan galak.
Hari-hari mereka lalui dengan warna tersendiri, meski tetap di selingi dengan perdebatan kecil.
Apakah Hujan akan tetap bertahan dengan sikap Air yang posesif, manja dan pecemburu di tengah tekanannya sebagai calon dokter?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 2
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Air yang masuk kedalam kamar pengantin bersama istrinya malah tertawa saat melihat dekor kamar yang menurutnya sangat lucu, begitu banyak balon dan hiasan lainnya di sana.
"bagus ya, rame banget ?" ucap Hujan, ia meraih satu balon berwarna merah dari atas langit-langit kamar.
"Ribet" jawab Air sambil duduk di tepi ranjang yang di penuhi kelopak bunga mawar.
"Wangi loh" gumam Hujan.
"Wangi sih wangi, tapi ini gimana tidurnya kalo bala begini" dengusnya kesal, rasa lelah membuat ia ingin segera beristirahat.
Hujan hanya memicingkan matanya, lalu berjalan menuju kamar mandi.
Ia kembali tercengang saat memasuki ruangan yang berguna untuk membersihkan diri, karna nyatanya itu hampir lebih besar dari kamarnya di rumah Bunda.
"Ya ampun, keren banget sih"
Tangan lembut Hujan terus meraba dinding dan kaca yang terlihat begitu mewah.
"Apa aku seorang Cinderella modern?"
Hatinya terus saja berbisik tentang hidup barunya yang baru saja akan ia jalani, masuk kedalam keluarga konglomerat tentu tak pernah ada dalam catatan cita-citanya selama ini, cukup hidup damai dengan Bunda adalah prioritas utamanya.
Hujan menarik sebuah kursi didepan cermin besar, disana begitu banyak peralatan mandi yang ia sendiri tak paham kegunaannya.
Tangannya mulai sibuk membuka satu persatu hiasan di kepalanya yang sulit sekali ia lepaskan karna begitu banyak jepit dan jarum yang menusuk rambutnya.
"Aw" pekiknya sambil menahan perih.
"Sakit banget" gumamnya lagi, lalu menghisap jarinya yang mulai mengeluarkan sedikit darah segar.
Usai merasa lebih baik, kini saatnya ia membuka baju kebaya yang begitu pas di tubuh langsingnya, satu persatu ia tanggal kan dengan sangat susah payah bahkan keringat kini sudah bercucuran di dahinya.
Sampai akhirnya semua terlepas dan berserak di lantai, tubuh polosnya kini bersiap berendam di bathtub yang sudah terisi dengan Air dan aromaterapi.
"Hari yang tak pernah ku impikan sama sekali, bahkan membayangkannya pun aku tak berani" bathin Hujan sambil memejamkan matanya, hari yang begitu menegangkan dan terasa lelah akhirnya berakhir dengan lancar.
Dua puluh menit Ia rasa cukup untuk berendam, kini saatnya ia melepas rasa letihnya di atas kasur empuk yang tadi sempat menggodanya.
CEKLEK.
Hujan membuka pintu dengan sangat pelan, bahkan suara derap langkahnya pun tak terdengar sama sekali.
Matanya mencari sosok Air, pemuda playboy yang baru saja resmi menjadi suaminya.
"Ay..." Panggilnya sambil mengedarkan pandangan
"Ay... Lo dimana?"
"Ay!!"
Hujan terus mencari bahkan sampai ke balkon, tapi hasilnya ia tetap tak menemukan pemuda itu.
"Kemana sih!" sungutnya kesal, ia yang masih memakai bathrobe langsung meraih ponsel yang ia letakkan di atas nakas sebelum mandi tadi.
DRRRRRT...
Dengan cepat ia menoleh kearah suara ponsel bergetar, ia sibakkan beberapa balon yang masih berada di atas ranjang.
"Ini kan ponselnya? terus orangnya mana?" gumamnya bingung.
Hujan kemudian menghubungi Kahyangan untuk menanyakan keberadaan Air yang tiba-tiba pergi tanpa pamit padanya.
"Ya, hallo" jawab gadis cantik Kesayangan Bumi.
"Maaf, ganggu. Aku mau tanya, apa Air lagi sama Bumi atau keluarganya yang lain?" tanya Hujan dengan ragu.
Hampir sepuluh detik lamanya Kahyangan baru bisa menjawab.
"Bumi lagi sama aku, tapi gak ada Air"
Hujan menghela nafas beratnya, mana mungkin bisa ia ditinggalkan sang suami di malam pengantinnya.
"Ya sudah, aku tutup dulu ya" ujarnya lemas.
"Eh, tunggu! Apa dia pergi?, Hmm.. maksud ku mungkin Air hanya ke lobby hotel, kamu sudah menghubunginya?" tanya Kahyangan.
"Ponselnya ada. Entah tertinggal atau sengaja di tinggalkan" jawab Hujan.
"Baiklah, aku dan Bumi akan mencoba mencarinya ya, tunggu kabar dari kami, Ok"
Hujan mengangguk pasrah seakan Kahyangan ada didepannya saat ini.
Ia letakkan lagi ponselnya di atas nakas, bangun dari duduk kemudian berjalan menuju lemari pakaian.
Yang ia tahu dari Cahaya, semua keperluannya dan Air sudah tersedia di dalam kamar termasuk baju mereka.
Ia mengambil satu piyama panjang bermotif bunga sakura, bibirnya tersungging senyum saat melihat deretan baju tidur tipis tergantung disana.
"Demi apapun, aku malu jika harus memakai itu"
Ia langsung merangkak naik keatas kasur, menyembunyikan tubuh lelahnya di balik selimut.
"Jika aku memang jodohmu, aku yakin aku akan menjadi satu-satunya tempat kamu pulang"
.
.
Rasa lelah dan kantuk membuat ia terlelap dengan begitu mudahnya seakan lupa dengan suaminya yang kini entah berada dimana.
.
.
*****
"Kita cari kakak" ajak Bumi saat tahu Air tak ada dikamarnya, ia yang sedang menikmati malam dibawah sinar purnama pun bergegas bangun meninggalkan balkon hotel.
"Cari kemana?" Tanya Yayang saat tangannya sudah ditarik.
"Entah, sekalian jalan-jalan" kekeh Bumi sambil membawa gadis itu dalam rangkulannya.
"Hmm, ambil kesempatan Kayanya" goda Kahyangan yang hanya di balas gelak tawa oleh Bumi.
Keduanya masuk kedalam mobil sport milik si tengah, kereta besi mewah itu siap membelah jalan ibu kota yang hampir tengah malam.
"Kita mau kemana?" tanya Kahyangan lagi, ia yang sudah merasa kantuk hanya bersandar dengan santai.
"Ke rumah oppa" jawabnya singkat.
"Yakin ada disana?"
"Banget!" balasnya dengan tegas.
Mobil berhenti di garasi rumah utama setelah penjaga membuka kan gerbang yang menjulang tinggi.
Keduanya langsung masuk kedalam sambil bergandengan tangan menapaki satu persatu anak tangga menuju lantai dua bangunan megah itu
CEKLEK..
Pintu kamar di buka oleh Bumi dengan sedikit kasar, senyum kecil terukir di sudut bibirnya, namun tidak dengan Kahyangan. Gadis itu menggelengkan kepalanya karna terkejut dengan apa yang ia lihat saat ini.
"Maksudnya apa ini?" tanya Kahyangan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sudah ku duga Kakak pasti pulang...karna dia gak bisa tidur tanpa bantal pisangnya.!!!!
🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌
Ya ampun kak 🤭🤭🤭🤭
Masih inget sama pisang Ampe bini ditinggalin.
jadi malem pertamanya pisang peluk pisang 😂
Belom aja dia ngerasain tuh pisang ada di tengah2 martabak kacang yang legit sambil di gigit 🤪🤪🤪🤪
Like komen nya yuk ramai kan
jangan lupa hadiah sama votenya ya.
Jangan pke Bahasa yang penting...
Menikah itu sdh Ada 2 Hati Dan 2 perasaan jgn mo seenak udel dhewe..
#bocah..
#sy lelaki yg jauh Dr kata baik tp pas nikah ya mesti jaga Hati istri, spe reuni ja g pernah dateng krn ada mantan di situ