The Sweetest Mistake

•••

Bagi Heskala Regantara, kehidupannya di tahun 2036 hanya soal kerja, tanggung jawab, dan sepi. Ia sudah terlalu lama berhenti mencari kebahagiaan.

Sampai seorang karyawan baru datang ke perusahaannya — Aysha Putri, perempuan dengan senyum yang begitu tipis dan mata yang anehnya terasa akrab.

Ia tak tahu bahwa gadis itu pernah menjadi bagian kecil dari masa lalunya… dan bagian besar dari hidupnya yang hilang.

Lalu, saat kebenaran mulai terungkap, Heskal menyadari ...

... kadang cinta paling manis lahir dari kesalahan yang paling tak termaafkan.

•••

"The Sweetest Mistake"

by Polaroid Usang

Spin Of "Gairah My Step Brother"

•

••

•••

••

•

Tahun 2036

Pagi itu tak jauh berbeda dengan pagi-pagi sebelumnya.

Langit masih begitu indah, bahkan sudah jauh lebih bersih. Tak ada lagi polusi yang menutupi rona birunya, tak ada suara klakson yang memecah kesunyian. Layar-layar digital dan hologram berpendar di dinding kaca gedung pencakar langit, memantulkan warna lembut di antara kabut tipis pagi. Mobil-mobil meluncur dengan tenang di jalanan yang diatur otomatis oleh sistem AI kota, begitu tertib, begitu hening, seolah semuanya telah diatur untuk berjalan tanpa cela.

Di setiap sudut, kehidupan tampak efisien. Tak ada lagi antrean panjang, tak ada lagi keterlambatan. Dunia telah menjadi tempat yang begitu canggih—begitu sempurna, setidaknya di permukaannya.

Bagi kebanyakan orang, dunia sudah jauh lebih mudah dari 10 tahun lalu. Tapi bagi Heskala Regantara, dunia hanya terasa lebih sunyi.

Ia menatap refleksinya di dinding kaca besar ruangannya. Setelan rapi tapi santai — tak terlalu formal, ekspresi datar, dan mata yang nyaris kehilangan kilau. Di usia 33 menuju 34 tahun, hidupnya nyaris sempurna. Perusahaan stabil, semua target tercapai, semua orang yang dulu meremehkannya kini menghormatinya. Beberapa teknologi yang diciptakan perusahaannya dipakai oleh khalayak umum.

Tapi entah kenapa, ia tetap tak merasa utuh. Seolah ada ruang kosong yang terus mengganggunya.

Masa-masa mudanya yang dulu begitu menyenangkan tak lagi membangkitkan semangatnya. Heskal sudah lama meninggalkan kebiasaan buruknya yang hobi mengoleksi banyak wanita. Citra playboy-nya itu telah lama dia tinggalkan.

Ia menarik napas panjang, menatap kota yang dulu selalu membuatnya bersemangat.

Sekarang, semuanya hanya tampak seperti pemandangan yang sama setiap hari — indah, tapi hampa.

Heskal berbalik kembali ke meja kerjanya yang nyaris tanpa berantakan. Rapi, steril, persis seperti hidupnya. Semua sudah diatur, terukur, dan terkendali.

Hanya saja… tak ada satu pun yang terasa hidup.

Ketukan lembut di pintu memutus lamunannya.

"Masuk," suaranya datar.

Sekretarisnya melangkah masuk sambil membawa tablet digital berisi agenda hari itu.

"Pak, dua puluh menit lagi rapat dengan Departement Business Development."

"Oke, siapkan."

"Sudah, Pak. Oh, dan... HRD sudah menempatkan beberapa staff baru di tiap departemen. Salah satunya di Business Development—mereka akan ikut dalam rapat nanti, sekalian perkenalan."

Heskal mengangguk ringan, mengambil jasnya, lalu melangkah keluar dari ruangan diikuti oleh sang Sekretaris, Liane.

Mereka turun ke lantai 32 dimana Business Development Department berada, langsung melangkah menuju ruang rapatnya. Semua orang yang telah duduk di kursinya berdiri, sedikit menunduk untuk menyambut pemimpin tertinggi perusahaan mereka.

Heskal mengedarkan pandangan, menatap karyawan-karyawan yang telah dikenalnya hingga sampai pada dua wajah asing di ujung meja. Satu laki-laki dan satu wanita.

Selama ini, tak ada satupun wanita yang berhasil membuat hatinya bergetar. Tapi saat matanya menatap sosok cantik didepan sana, Heskal mendadak lupa caranya bernapas.

"Perkenalkan diri." Ucapan Liane pada dua karyawan baru itu memutus tatapan Heskal pada wanita itu.

Yang laki-laki berucap, "Perkenalkan saya Fargan Aranta Gabriel, bisa dipanggil Fargan, usia 27 tahun. Saat ini diterima di posisi Market Analyst."

Heskal mengangguk, perlahan matanya kembali menatap wanita di samping lelaki itu.

Rambutnya di cepol rendah dibelakang, ia mengenakan blazer abu-abu dengan dalaman kemeja putih. Wajahnya kecil, matanya bulat, bibirnya hanya mengusungkan senyuman tipis yang terlihat begitu profesional.

"Perkenalkan saya Aysha Putri, biasa di panggil Aysha, usia 26 tahun. Saat ini saya diposisikan sebagai Strategic Partnership Executive." Wanita itu berucap, suaranya jelas, lembut dan berkarakter.

Heskal sempat terpaku. Ada sesuatu yang aneh yang seperti mengendalikannya. Seperti ada perasaan akrab yang entah datang dari mana saat mendengar suara itu.

Dia mengangguk kemudian, "Selamat bergabung di Regantis Tech Group." Suaranya nyaris tak terdengar, senyuman tipisnya lebih seperti menahan sesuatu yang bersemayam di dadanya.

Rapat hari itu berjalan lancar seperti biasanya. Yang membedakan hanyalah tatapan Heskal yang tanpa sadar sering kali melirik pada karyawan barunya.

Wanita itu ... terasa familiar.

Tapi Heskal tak mengenalnya.

Atau mungkin ... tak bisa mengenalinya.

•••

Heskala Regantara⬆️⬆️

Aysha Putri⬆️⬆️

World in 2036⬆️⬆️ Nggak terlalu banyak berubah, cuma agak sedikit lebih maju dan efisien.

•••

Buat Pembaca baru, aku mau kasih tau kalau cerita ini SPIN OF dari cerita "Gairah My Step Brother" yang pemeran utamanya Kenzio-Zafanya.

Jadi kalian bisa kenal "Heskala Regantara itu kayak apa" di novel itu, yang mana novel itu latar tahun 2025 dimana Heskal, Kenzio, dan Jayden itu sebagai anak kuliahan.

Dan, nggak harus baca juga karna aku bikin novel ini bisa di baca terpisah. Aku juga bakal masukin adegan-adegan penting disana ke sini.

Dan juga, visual mereka-mereka ini juga udah aku tentuin dari awal nulis GMSB, tapi kalian tetep bebas mau bayangin gimana visual mereka. Cuma ya, aku bakal sering masukin foto2 kayak di GMSB. Bisa di skip aja kalau nggak suka. Tapi nggak selalu liatin wajah si, cuma bentukan adegannya aja.

So guys! Hope you enjoy my new novell✨✨

Jangan lupa

like

comment

follow

buat dukung aku!

•••