NovelToon NovelToon
Skandal Tuan Playboy

Skandal Tuan Playboy

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / CEO / Playboy / Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author:

Sebastian Adiwangsa. Nama yang selalu bergaung dengan skandal, pesta malam, dan perempuan yang silih berganti menghiasi ranjangnya. Baginya, cinta hanyalah ilusi murahan. Luka masa lalu membuatnya menyimpan dendam, dendam yang membakar hasratnya untuk melukai setiap perempuan yang berani mendekat.

Namun, takdir memiliki caranya sendiri. Kehadiran Senara Ayunda, gadis sederhana dengan kepolosan yang tak ternodai dunia, perlahan mengguncang tembok dingin dalam dirinya. Senara tidak seperti perempuan lain yang pernah ia kenal. Senyumnya membawa cahaya, tatapannya menghadirkan kehangatan dua hal yang sudah lama terkubur dari hidup Sebastian.

Namun, cara Sebastian menunjukkan cintanya pada Senara bermula dari kesalahan.

Bastian Menginginkan Senara

Sebastian Adiwangsa. CEO muda dari sebuah perusahaan pemasok senjata internasional. Saat ini Sebastian adalah nama yang ditakuti di banyak lingkaran. Keluarga Adiwangsa memang sejak lama dikenal sebagai keluarga yang penuh skandal. Dari kakeknya yang merajai bisnis bioteknologi ilegal, hingga ayahnya yang pernah mengendalikan mafia olahraga. Dan kini, Sebastian meneruskan tradisi berbahaya itu dengan bisnis yang jauh lebih kejam.

Sesuai dengan dunianya yang gelap, Sebastian hanya mempekerjakan orang-orang yang berani mempertaruhkan hidupnya. Salah satunya Ravian Mahendra. Anak jalanan yang dulu ia pungut dalam keadaan putus asa. Dari sekadar meminta pekerjaan, Ravi kemudian menjadi tangan kanan Sebastian. Segala hal, termasuk urusan finansial keluarganya, masih ditopang oleh sang bos besar.

Namun hubungan itu berubah ketika Sebastian mengetahui satu hal. Ravian mempunyai seorang adik Perempuan cantik bernama Senara. Entah mengapa Bastian mengingkan adiknya itu.

“Aku mau adikmu, Rav.” Kalimat itu menghantam Ravian sekeras pukulan.

“Tolong, Bas. Jangan dia,” Ravi memohon. Ia tahu betul reputasi bosnya. Sebastian adalah pria yang gemar berganti pasangan dan hidup dalam lingkaran One Night Stand. Bastian tidak pernah mengenal kata setia dan memiliki misi untuk menghancurkan seluruh wanita.

Sebastian tersenyum menyeringai. “Dia polos? Masih perawan?”

“Ya. Dia sangat polos.”

Tawa Sebastian meledak keras. “Hahaha… jangan bodoh, Rav. Dengan wajah cantik seperti itu? Adikmu tidak mungkin belum dijamah pria kaya.”

“Bastian, jaga mulutmu!” Ravi meninggikan suara.

“Kau berani melawanku? Mau kutarik semua biaya yang sudah kukeluarkan untukmu?” Mata Sebastian berkilat tajam.

Ravian terdiam.

“Besok malam, bawa dia ke sini. Kalau tidak, kau tanggung akibatnya. Aku tidak pernah main-main dengan ucapanku.” Kata-kata dingin itu menggantung di udara, meninggalkan Ravi yang meremas rambutnya frustasi.

“AHHH SHIT!” Ravian teriak di ruangan itu.

“Bagaimana ini, aku tidak mungkin menyerahkan Senara ke Bastian. Tapi jika tidak, kemungkinan keluarga kita akan hancur Sena” Ravian masih bermonolog sambil menyugarkan rambutnya ke belakang.

…. … …

Saat pikirannya kacau, ponsel Ravi berdering. Nama Senara terpampang di layar. Ravi memejamkan matanya singkat, hingga ia menekan tombol hijau disana.

“Kak.. Kakakk.. tolong Sena” suara Sena disana terdengar bergetar

“Sena kenapa? Apa yang terjadi?”

“Kak rumah penuh dengan orang-orang berbadan besar, mereka ingin menyita rumah ini kak. Tolongin. Sena harus bagaimana” Sena semakin menangis

“Dengar aku. Cari tempat aman. Kakak akan segera ke sana.” Ravi menutup telepon, panik sekaligus hancur. Ia tahu ini bukan kebetulan.

Dari balik pintu, Sebastian sempat melihatnya tergesa-gesa. Senyumnya tipis, penuh kemenangan terlihat di bibirnya.

...****************...

Malam itu, tak ada pilihan lain selain membawa Sena ke penthouse Sebastian. Ravi berjanji hanya untuk satu malam besok ia akan mencarikan kontrakan baru. Kebetulan Sebastian sedang tidak ada di tempat malam ini dan akan kembali besok.

Di tepi kolam renang pribadi yang mewah, Senara duduk sambil mengayunkan kakinya di air. Udara dingin menembus kulitnya yang saat ini hanya mengenakan kaos berlengan pendek dan celana pendeknya.

“Ternyata Ravi membawa mu lebih cepat dari perkiraanku” tiba-tiba terdengar suara dingin dari belakang membuat Sena tersentak.

Sena menoleh. Seorang pria berdiri angkuh, sorot matanya menusuk.

“Kamu siapanya Kak Ravian?” tanya Sena mulai dengan suara sedikit bergetar karena pria yang tiba-tiba datang itu semakin mendekatinya.

“Kau tidak bertanya dengan Ravian siapa pemilik Penthouse ini?” tanyanya sangat dingin.

Sena terdiam sejenak dan baru menyadari sesuatu, “Kamu temannya kak Ravian yang punya Penthouse ini?”

“Tapi kataya pemiliknya sedang pergi malam ini, dan akan kembali besok” Sena diam lagi dan tampak berfikir,

“Berarti bukan kamu pemiliknya” Jawab Sena final.

Bastian tersenyum miring mendengar itu. Ia tiba-tiba duduk tepat di samping Sena, terlalu dekat hingga paha mereka bersentuhan.

Sena berusaha untuk menggeser tubuhnya, namun tangan Bastian tiba-tiba melingkar di pinggangnya dan menyeret tubuh Sena agar semakin dekat dengannya.

“Kamu jangan macam-macam” Sena memperingati.

“Kenapa? Kau Takut?” tantang Bastian.

“Y..yaa” Sena beneran takut Sekarang, “Tatapanmu menyeramkan”

Sedari tadi, Pandangan Bastian. terus turun ke bibir dan tubuh wanita itu yang menurutnya sangat menggoda.

Tatapan itu semakin dalam, dan tanpa peringatan, ia menarik tengkuk Sena, mendaratkan ciuman kasar di bibirnya.

Sena yang tidak siap dan kaget spontan langsung mendorong tubuh pria itu dengan kuat dan langsung menamparnya.

“Lepas!” Sena mendorong sekuat tenaga dan…

Plak! Suara tamparan menggema.

Wajah Sebastian berubah muram. “Berani kau menamparku?” Ia mencengkeram pergelangan tangan Sena keras, menahan tangan itu.

Tangan satunya lagi ia gunakan untuk menarik tengkuk wanita itu lagi, lalu kembali mencium paksa.

Sena tentu tidak diam saja. Dia terus memberontak, tapi karena tubuhnya yang kecil, tenaga yang ia keluarkan tetap saja kalah dengan tenaga Bastian.

Bastian mendorong Sena hingga Sena terlentang di pinggir kolam renang. Pria itu mendesak tubuhnya dari atas.

Air mata turun membasahi pipi Sena. Disaat seperti ini, dia tidak bisa berbuat apa-apa.

“BASTIAN!” Suara Ravi menggema, penuh amarah.

Ravian datang dan berlari, menarik paksa tubuh Bastian dari adiknya.

Tangan Ravian sudah mengepal dibawah sana, rasanya ia ingin sekali memukul Bastian sekarang. Jika dia tidak melihat kondisi Sena yang saat ini sangat ketakutan. Tubuhnya menggigil.

“Kau benar-benar bajingan” Ravian berteriak kepada Bastian.

Bastian tersenyum sinis “Ternyata kau benar, Rav. Adikmu masih polos” Bastian berbalik.

Di depan pintu Penthouse dia kembali berbalik, “Ravian jangan lupakan permintaan ku. Besok dia harus sudah ada di kamarku”

“Jika tidak, kalian akan hancur” Bastian melanjutkan ucapannya dan kemudian berlalu pergi.

Setelah kepergian Bastian, Ravian kembali berteriak “bangsat!”

“Kakakk” Sena memanggilnya dengan suara bergetar

“Sena. Sena maafin kakak” ucapnya sambil memeluk tubuh Sena. Tubuh Sena benar-benar bergetar malam itu.

… … …

Di kamar, keheningan terasa menekan. Senara duduk di tepi ranjang, matanya masih sembab, sementara Ravian mondar-mandir seperti orang kehilangan akal.

“Dia siapa, Kak?” suara Sena akhirnya pecah, pelan namun tegas.

Ravi terdiam sejenak, lalu menjawab lirih, “Bastian. Pemilik penthouse ini… sekaligus bos kakak.”

“Bos?” Mata Sena membesar. “Kakak… bekerja dengannya?”

Ravi hanya mengangguk pelan.

Sena menelan ludah, dadanya berdegup keras. “Lalu apa maksud kalimat terakhir yang dia ucapkan tadi?”

Ravi memejamkan mata rapat-rapat. Ia ingin menghindar, tapi tatapan adiknya memaksanya bicara.

“Dia menginginkanmu,” suaranya pecah, hampir tak terdengar.

Sena tercekat, namun ia tahu masih ada yang ditutupi oleh kakaknya. “Lanjutkan, Kak. Jangan ada yang ditutupi.”

Ravi menarik napas berat. “Sena, dia bukan pria sembarangan. Dia punya kekuatan, uang, pengaruh. Selama ini, dialah yang menopang hidup kita, membayar semua biaya, bahkan menolong kita di saat paling gelap. Kakak berutang banyak padanya. Dan sekarang dia menagih balasannya. Denganmu.”

Sena terdiam, wajahnya pucat.

“Kakak tahu, apa pun yang dia mau dia akan mendapatkannya. Kalau kita melawan, dia bisa menghancurkan segalanya. Rumah, hidup kita, dan masa depanmu” suara Ravi pecah, ia menunduk dalam-dalam.

“Jadi kakak takut padanya?” Sena bertanya, meski hatinya sendiri sudah tahu jawabannya.

“Ya, Sena.” Ravi menahan gemetar di tangannya.

“Kakak takut. Dia terlalu berkuasa.”

Hening menggantung di antara mereka. Lalu, tiba-tiba, Sena mengangkat wajahnya yang masih basah oleh air mata. Tatapannya bulat, penuh tekad.

“Kalau begitu besok aku akan menemuinya.”

Ravi mendongak kaget. “Sena, jangan! Kau tidak tahu apa yang kau katakan—”

“Demi kakak,” potong Sena, suaranya tegas, meski tubuhnya sendiri gemetar. “Kalau itu satu-satunya cara agar kakak tidak kehilangan segalanya, aku rela.”

Ravi menatap adiknya, hancur. Kata-kata Sena seperti belati yang menancap di dadanya.

...----------------...

^^^Cheers, ^^^

^^^Gadis Rona.^^^

1
Rizky Muhammad
Aku merasa terkesima sampai lupa waktu ketika membaca karyamu, thor. Jangan berhenti ya! 🌟
Gadis Rona: Hai terima kasih sudah baca karya pertamaku bikin aku makin semangat nulis🥰
total 1 replies
elayn owo
Penuh empati. 🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!