NovelToon NovelToon
My Husband, The Mysterious Casanova

My Husband, The Mysterious Casanova

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Perjodohan / Cintamanis
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Myra Eldane

Lovy Crisela Luwiys—gadis ceplas-ceplos yang dijuluki Cegil—dipaksa menikah dengan Adrian Kaelith Evander, pewaris dingin sekaligus Casanova kelas kakap.

Bagi Lovy, ini bencana. Wasiat Neneknya jelas: menikah atau kehilangan segalanya. Bagi Kael, hanya kewajiban keluarga. Namun di balik tatapan dinginnya, tersimpan rahasia masa lalu yang bisa menghancurkan siapa saja.

Niat Lovy membuat Kael ilfil justru berbalik arah. Sedikit demi sedikit, ia malah jatuh pada pesona pria yang katanya punya dua puluh lima mantan. Casanova sejati—atau sekadar topeng?

Di tengah intrik keluarga Evander, Lovy harus memilih: bertahan dengan keanehannya, atau tenggelam di dunia Kael yang berbahaya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Myra Eldane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Siapa?

Cahaya terang jatuh ke jendela besar, menembus tirai tipis dan menciptakan bayangan garis-garis di lantai marmer. Lovy bangun dari tidur siangnya dengan rambut acak-acakan, wajahnya setengah nempel di bantal.

Dia menguap panjang, lalu meraih ponsel di nakas, menatap layar yang memantulkan wajahnya sendiri.

"Ya Tuhan… wajahku kayak zombie ketiban beban kartu kredit," gumamnya.

Ia duduk di tepi kasur, menatap gaun-gaun mahal yang sudah digantung di pintu lemari. Gaun-gaun itu seperti menatap balik, menghakimi.

"Besok malam acara keluarga Evander… dress code formal… harus cantik. Padahal aku pengen pakai dress super mini..." Lovy menarik napas panjang. "Aku bahkan belum terbiasa jalan di mansion ini tanpa nyasar, sekarang disuruh tampil seperti anak polos dan baik di depan keluarga mertua. Ha… ha… ha…" tawanya garing, seperti orang yang pasrah mati.

Aroma makanan mewah kembali memanggilnya ke meja makan. Kali ini makan siang sudah tertata lebih megah dari kemarin—ada wagyu a5, udang asam manis, buah, bahkan salmon asap.

Samuel duduk rapi dengan setelan kasual, sementara Kael lagi-lagi terlihat too perfect to be real—kemeja biru muda, lengan digulung sampai siku.

"Siang," kata Lovy, berusaha terdengar santai, tapi suaranya malah terdengar serak.

Kael mengangguk. "Siang."

Samuel melirik adiknya dan langsung menghela napas. "Lovy, rambutmu…"

"Apa? Gaya messy hair sekarang lagi tren!" sanggah Lovy sambil merapikan rambutnya asal-asalan dengan jari.

Kael menatap sekilas, lalu menaruh sendoknya. "Nanti aku minta Stella membantu menyiapkan semuanya untuk acara besok malam. Rambutmu… gaunmu… semuanya."

Lovy mengangkat alis. "Stella siapa? Tukang sihir di mansion ini?"

"Penata busana," jawab Kael datar.

Lovy mengangguk-angguk. "Ooo… stylist pribadi, ya? Kayak di film-film. Kalau aku tiba-tiba minta dandan ala Elsa Frozen, bisa nggak?"

Samuel hampir tersedak omelet. "Lovy!"

Kael hanya menatap Lovy dengan tatapan datar khasnya. Tapi entah kenapa, ada kilatan geli di matanya.

Setelah makan siang, Samuel lenyap lagi bagai jalangkung dengan alasan urusan bisnis. Kael juga pergi, mungkin ke kantor atau mungkin mendadak jadi agen rahasia beneran.

Mansion jadi lebih tenang—atau tepatnya, terlalu tenang.

Lovy berjalan melewati lorong-lorong dengan sandal rumah berbulu pink, disapa staf yang mulai terbiasa dengan energinya.

"Selamat siang, Nona Lovy," sapa seorang pelayan yang membawa bunga segar.

"Siang! Bunganya buat aku? Oh… bukan ya? Oke gapapa, pura-pura aja aku yang nerima," katanya sambil mencium aroma mawar, membuat si pelayan bingung sendiri.

"Tapi bunga ini—" ucap pelayan itu terputus saat mendapat senggolan dari rekannya.

"Kasih aja bunganya! Dia itu calon nyonya muda Evander. Bisa dapat masalah, kalau kita gak kasih." bisik rekannya membuat pelayan tadi akhinya pergi membiarkan bunga itu di tangan Lovy.

Siang itu, Stella, penata busana, muncul. Wanita elegan dengan clipboard di tangan, tatapan tajam seperti detektor fashion.

"Lovy, kita harus coba beberapa gaun untuk acara besok malam," katanya.

Lovy melihat tiga gaun di sofa—semuanya berkilau dan mahal banget vibes-nya.

"Yang ini kayak putri Disney," Lovy menunjuk gaun biru pastel. "Yang ini kayak peri di taman bunga," ia menunjuk yang hijau lembut. "Dan yang merah ini… kayak aku mau pesta nikah sama pangeran Arab."

Stella hanya tersenyum tipis. "Kamu coba semuanya."

Lovy menghela napas dramatis, "Ya Tuhan… aku jadi boneka Barbie mansion." Tapi kemudian ia berganti nada lebih ceria. "Eh tapi boneka Barbie versi kaya sih, aku terima."

Saat Lovy keluar dari kamar ganti dengan gaun biru pastel, seorang staf mansion yang lewat hampir menjatuhkan vas karena melongo. Wajah Lovy sudah sangat cantik. Makin terlihat cantik dengan gaun yang dikenakannya.

Lovy tersenyum canggung. "Santai, aku nggak akan jadi Cinderella. Aku cuma mau ke acara keluarga doang."

Cukup banyak waktu yang digunakan hanya untuk mencari sepotong baju, membuat Lovy lelah mondar mandiri ruang ganti. Namun akhirnya semuanya terbayarkan dengan baju merah wine yang sangat indah di tangannya. Ia akan memilih baju itu. Elegan, berkelas, kuat, dan pastinya akan membuat mata menatap dirinya iri.

Setelah sesi fitting selesai, Lovy butuh udara. Ia jalan-jalan ke sayap barat mansion yang belum pernah ia jelajahi.

Koridor di sana lebih sepi, bahkan udara rasanya lebih dingin. Ada beberapa pintu terkunci, dan Lovy menatapnya dengan rasa penasaran yang menggelitik.

Tiba-tiba, suara Kael terdengar samar dari balik pintu setengah terbuka. Suaranya rendah, berbicara bahasa asing yang tidak Lovy pahami—mungkin Rusia? Atau Jerman?

Lovy mendekat sedikit, telinganya nyaris menempel di pintu.

Suara Kael tenang, tapi nada suaranya… tegas. "Make sure it's handled. No mistakes."

[Pastikan semuanya beres. Jangan sampai ada kesalahan.]

Lovy mundur satu langkah. Degupan jantungnya terasa keras di telinganya sendiri.

"Apa yang dia omongin? Kenapa rasanya kayak di film spionase? mata-mata, agen rahasia, penyamaran, intrik?" batinnya berteriak.

Pintu tiba-tiba terbuka. Kael berdiri di sana.

Lovy yang berwajah tegang langsung refleks nyengir. "Hi! Hehehe… aku nggak nguping, sumpah. Aku cuma… hmm… menghitung jumlah ubin."

Tatapan Kael tajam. Tapi dia tidak berkata apa-apa selain, "Jangan jalan ke area ini sendirian."

Lovy mengangguk cepat. "Siap, bos besar."

Sore tiba, langit oranye meneteskan cahaya ke lantai marmer. Lovy berdiri di balkon, memandangi taman, mencoba mengatur napas setelah semua kejadian hari ini.

Kael lewat di belakangnya, berhenti sebentar. "Besok malam kamu ikut. Jangan lupa—dress code formal."

Lovy menoleh, mencoba terdengar santai. "Iya… iya… dress code formal. Aku bahkan siap kalau disuruh pakai mahkota sekalian."

Kael tidak membalas, hanya menatapnya sebentar, lalu berjalan pergi. Tapi tatapan itu cukup membuat Lovy merasa… campur aduk.

Lovy menatap senja dan bergumam, "Mansion ini bukan cuma megah… tapi juga penuh rahasia. Dan aku—mau nggak mau—udah kebawa arusnya."

Jauh di dalam hatinya, Lovy tahu: besok malam akan jadi awal dari sesuatu yang besar.

****

Tak terasa sore makin larut dan kini berganti gelap. Lovy yang tadinya berdiri di balkon memutuskan turun ke halaman depan untuk "jalan kebawa ah liat liat." Dia pikir, mungkin udara segar malam bisa menenangkan kepalanya.

Tapi begitu ia melewati koridor dan melongok ke arah jendela besar yang menghadap taman depan… ia tertegun.

Ada pria-pria berbaju hitam.

Bukan cuma satu-dua, tapi banyak—mereka tersebar di halaman, sebagian di teras, sebagian lagi di dekat gerbang. Semua dengan postur tegap, rapi, wajah kaku. Beberapa bahkan memakai earpiece di telinga, seperti bodyguard di film Hollywood.

Lovy mendadak merinding.

"Sejak kapan mansion ini… penuh ‘men in black’? Perasaan kemarin gak ada mereka deh," gumamnya pelan, mencoba menyembunyikan rasa panik.

Ia berjalan lebih dekat ke kaca. Matanya memandangi mereka satu per satu. Ada yang berdiri mematung, ada yang memeriksa ponsel. Mungkin komunikasi dengan yang lain? Ada yang hanya… mengawasi. Tapi bukan itu yang membuatnya takut. Mungkin dia bisa berfikir orang orang itu lagi nyiapin pesta. Tapi setelah melihat pistol yang bertengger di pinggang masing masing orang, membuatnya ingat dengan pistol yang pernah ia temukan.

"Siapa mereka?" Lovy menelan ludah.

"Oke, ini bukan rumah orang kaya biasa. Ini levelnya rumah presiden."

Jantungnya mulai berdetak lebih cepat.

Pikirannya langsung melayang ke berbagai pertanyaan—kenapa neneknya bisa kenal dengan keluarga Evander?

Sejak awal perjodohan ini, Lovy selalu merasa ada yang "janggal," tapi baru sekarang semua terasa nyata.

"Apakah keluarganya… orang berbahaya? Mafia? Bos besar? Atau apa? Jangan jangan di pesta nanti aku bakal ketemu orang-orang ini dalam versi yang lebih menakutkan?!" batinnya menjerit, panik sendiri.

Tangannya otomatis meremas rok gaunnya. Kepalanya penuh kekhawatiran, dan ia terus menatap ke luar sampai suara yang familiar memecahkan lamunannya—

"Lovy?"

Lovy kaget, hampir melompat. Ia berbalik.

Samuel berdiri di sana, memegang segelas jus jeruk, menatap adiknya dengan alis terangkat.

"Kamu ngapain bengong di sini?"

"A-Aku?" Lovy cepat-cepat mengedip, mencoba senyum sambil menutup pandangan Samuel dari jendela. "Aku… cuma, hmm… abis mikirin mau konsep nikah seperti apa nantinya."

Samuel mengerutkan kening. "Konsep nikah? Serius? Bukannya kamu gak suka yah sama perjodohan ini?"

"Hah? Yah suka lah sekarang. Kan udah ketemu calonnya ternyata ganteng paripurna ngalahin William." Lovy berusaha santai. "Tadi aku juga kepikiran, kalau aku harus pure move on dari sampah itu. Soalnya kadang aku masih mikirin dia—sedikit." Lovy menambahkan alasan sambil menggerakkan tangannya membentuk arti sedikit.

Samuel menatapnya lama, curiga tapi juga iba. Ia memilih bertanya, "Kamu nggak lihat sesuatu yang aneh kan?"

Lovy buru-buru mengibaskan tangan agar Samuel tidak curiga. "Enggak! Nggak ada. Aku cuma… ya, udara di sini kan segar, aku menikmati pemandangan aja sambil mikirin hal random."

Samuel mengangguk pelan. "Oke… tapi jangan aneh-aneh, Lovy. Ingat, besok malam kita ada acara penting. Fokus ke situ. Dan bener yang kamu bilang tadi. Lupakan William sampah itu!"

Lovy mengangguk cepat. "Siap, bos."

Begitu Samuel pergi, Lovy menoleh lagi ke luar. Para pria berbaju hitam itu masih berdiri di sana—seolah bayangan dari mansion itu sendiri.

Lovy menggigit bibir, menatap ke lantai marmer, dan berbisik pada dirinya sendiri, "Ini bukan cuma soal perjodohan. Ini… lebih besar. Dan aku harus benar-benar waspada."

.

.

.

1
Rihana
buset kaya bener 🤣🤣🤣
Rihana
seret bang muel adek mu itu 🤣
Rihana
kenapa yah yang baca kurang, padahal tulisannya bagus, rapi, sesuai peubi, typonya gak banyak, pokoknya bagus lah. dan updatenya juga rutin. aku suka banget, smoga makin banyak yang baca yah kak 🩷
Rihana
ini karakter lovy, cegil bucin 😭😭😭
Rihana
gak berasa udah sampai sini wkwk... penasaran. aku lanjut duluu. alurnya menarik
Rihana
awal yang menarik
𝐌𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭𝐨᷼𝐨𝐧
aku udah kirim satu kopi yah, biar gak ngantuk thor
𝐌𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭𝐨᷼𝐨𝐧
Si lovy gak nyangka sekeren ini tapi si kael kenapa yah perginya. aduhhh kasian banget di tinggal di hari pernikahan😭
𝐌𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭𝐨᷼𝐨𝐧
up kak
@✯⃟ 🕊ྂ༊ᶦᵇmina♡⃝
Satpam😭 GGS INI MAH (ganteng ganteng satpam)/Drool/
@✯⃟ 🕊ྂ༊ᶦᵇmina♡⃝
nemu sampah di mana sih lovy 😭 kok bisa pacaran 8 tahun woy kayak kredit rumah
@✯⃟ 🕊ྂ༊ᶦᵇmina♡⃝
akhirnya putus, lagian kok sanggup sih pacaran 8 tahun?
@✯⃟ 🕊ྂ༊ᶦᵇmina♡⃝
syukur deh samuel. seret aja tuh lovy, dari pada makin akut bucinnya
@✯⃟ 🕊ྂ༊ᶦᵇmina♡⃝
bucin akut wehhh😭
Saidil M🍇
gilas banget bisa ngasi hadiah segitunya si donovan. berartu dia udah mempelajari kesukaan lovy aka targetnya? keren sih, suka banget kakak penulisnya creazy up terus.... jadi maraton bacanyaaa enak bangettt 😍😍😍 lanjut kak
Saidil M🍇
meskipun terlambat, kuucapkan selamat atas pernikahanmu lovy dan kael 😍 sekarang aku maratoon bacanya
Saidil M🍇
terharu gueee makk😭
Saidil M🍇
syegi ini jadi sahabat asik banget. bisa nyairin suasana woy.... mau sahabat kayak dia😭
Saidil M🍇
hahahaha mau ciuman gak jadi 🤣🤣🤣
Saidil M🍇
barang bawaan syegi astaga😭 inj orang gue kira kalem di awal. ternyata kalem kalem sama aja kayak lovy, pantesan sahabatan 😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!