Pukul 13:50
Dokter Ilham masih tertidur diatas kursi kebesarannya sambil terduduk, tiba tiba terdengar suara pintu diketok dari luar
"Masuk"
Dokter Ilham berdiri mendekati pintu dan membukanya "Kakak, masuk"
Ilham langsung ke wastafel untuk membasuh muka bantalnya
"Wisss, enak ya bekerja sambil tidur ck" -Anand sambil menyeret kursi agar duduk disamping adiknya, bukan depannya.
"Kalau kesini mau menggodaku, pintu masih terbuka. Aku masih sanggup berjalan untuk membukanya kak" Gerutunya sambil duduk dikursinya
"Kok jajannya masih utuh Il, nggak dimakan atau memang diet?" -Tiba tiba Wahidah muncul
"Kalau mau, ambil saja kak. Oiya, darimana kalian?"
"Tengok tetangga sama cek up papi Il"
"Oh"
Wahidah sudah mengambil tahu isi baso dan mulai mencicipi "Enak Il, kalau aku ambil, kamu makan apa ?" Ilham belum jawab, Wahidah sudah ngomong lagi " Disini ada yang jual beginian nggak ya?"
"Kurang tau kak, itu makanan jatah"
"Tauuu, ini pi lontongnya papi yang makan" Wahidah menawari makanan tersebut, padahal jelas jelas bukan miliknya
"Oiya pih, aku keluar dulu ya pih? papi tunggu disini "
"Ya mih, cari yang enak enak, mulut rasanya ingin segar segar panas"
Wahidah sudah kabur
Dikantin
Wahidah sudah menemukan apa yang ia cari
"Mbak, nggak ada lontong ya?" Tanyanya sambil mengabsen seluruh jajan yang ada dimeja
"Oh, Sifa jajannya siniin dulu" Ucap mbak Mar pemilik kantin
Jajan yang sisa, sebenarnya mau Sifa bawa pulang. Tapi berhubung ada yang mencari, dan Sifa masih disitu, akhirnya Sifa berhenti dan membongkarnya.
Sifa menyerahkan plastik tadi yang mbak mar kasihkan "Ini mbak"
"Maaf bu, sebenarnya tadi mau dibawa pulang oleh Sifa pembuatnya, karena sudah siang. Jadi ini tinggal segini, apa ibu mau?" Ucap mbak Mar jujur
Wahidah mengangkat lontong yang berada diplastik tadi dan menciumnya " Tapi ini layak di konsumsikan? maksudku belum basi?"
"Belum bu, biasanya kuat sampai entar malam" Saut Sifa lalu menunduk
"Oh, kalau begitu bungkus saja semua"- Wahidah sambil menatap Sifa penuh iba
Mbak Mar langsung membungkus kembali dan menghitung ulang
"Semua ya bu?"
"Iya ya, sekalian tahunya nggak papa, tahunya juga nggak basikan?"
"Tahunya juga tahan sampai entar malam bu" Sifa menjawab lagi
"Ohh, iya mbak bungkus semua" Wahidah menjawab mbak Mar, tapi langsung berbelok pada gadis belia "Kamu terlihat masih muda nak, bikin sendiri atau hanya mengantarkan ?" Tanya Wahidah pada Sifa
" Membuat sendiri bu "
"Oh, terus pihak rumah sakit juga memboking makanan yang kau buat?
Sifa menggeleng sebagai jawaban tidak
"Oh, jadi diruangan dokter Ilham, ada kue cuma cuma dong ?"
Sifa terdiam kaku dan terlihat seperti maling yang ketahuan.
Wahidah mendekat dan memegang lengan Sifa "Jangan takut, aku tidak akan membongkar niat baikmu untuk berbagi. Apa semua dokter kamu bagi ?" Tanya Wahidah pelan
Sifa lagi lagi menggeleng
"Kenapa?" Wahidah curiga ini modus Sifa saja yang menyukai Ilham.
"Karena saya hanya membersihkan diseluruh ruang mawar saja bu, termasuk ruangan dokter Ilham "
"Maksudnya?"
"Sebenarnya saya bekerja disini sebagai OG bu, dan jatahku membersihkan diruang mawar tadi"
"Oh, kok kamu memakai baju biasa?"
"Hari ini saya Off bu"
"Oh, meskipun off karena kamu ngantar jajan, jadi kamu masih tetap berbagi ya?"
Sifa hanya menunduk tidak menjawab apapun, karena nada Wahidah sedikit mengintograsi "Tidak takut rugi, kamu memberikan secara percuma?"
Sifa menggeleng "Tidak bu, saya justru melihat dokter kasihan, pagi pagi sudah bekerja karena panggilan darurat, saya berfikir dokter belum sarapan. Hanya itu dalam fikiran saya. Maafkan saya bu, saya tidak bermaksud riya" Ucapan Sifa sedikit membuat Wahidah lega sekaligus bangga
"Orang yang kaya saja belum tentu mampu berbagi sepertimu nak, mereka justru berebut mengumpulkan pundi pundi untuk ia tumpuk"
Wahidah tersenyum dan mengelus pundak Sifa
"Oh iya mbak, berapa semua ?"
"Tigapuluh ribu rupiah bu"
"Oh ini " Wahidah menyodorkan uang pecahan limapuluhan, dan Wahidah langsung berbelok
"Maaf bu ini kembaliannya" Teriak mbak Mar
"Tidak usah, sisanya buat yang bikin lontong" Ucapnya tersenyum lalu Wahidah segera berlalu
"Sifa, ini uangnya. Alhamdulillah, habis semua daganganmu" Mbak Mar menyerahkan uang limapuluhan dari Wahidah tadi
Sifa sudah usreg mau mengambil kembalian, karena sebelum Wahidah datang, mereka sudah beres masalah pembayaran.
"Kamu mau ngapain?"
"Ambil kembalian"
"Nggak usah, itu rejeki buat kamu dari ibu tadi"
"Tapi mbak Mar rugi dong, harusnya kan mbak Mar bayarnya dualima saja"
"Tidak apa apa ambil, mbak masih banyak uangnya, lihat" Mbak Mar menunjuk uangnya dalam kotak yang belum sempat ia tata
"Iya deh, Sifa terima ya mbak. Semoga dagangan mbak semakin rame"
"Aamiin..."
Sementara, Wahidah masih menunggu dicafetaria lain yang menjajakan minuman khusus jeruk
"Ini bu jeruk panasnya"
Setelah membayar, Wahidah langsung ngacir keruangan Ilham kembali
"Ini pih, panas panas" Wahidah menyodorkan minum pada Anand
"Ini Il buat kamu biar nggak loyo" Wahidah juga menyodorkan minuman pada Ilham
Ilham menyodorkan kembali
"Kenapa ? kamu nggak suka ?"
"Punyaku saja sejak pagi tidak aku minum ataupun makan"
"Kenapa, kamu sariawan?"
"Ini hari kamis mi. Jadi, senin kamis dia, paham?"-Anand
"Oh, paham pih. Ilham ingin mencari jodoh ya pih, makanya dia puasa senin kamis" Celetuk Wahidah
"Sembarangan. Aku ini sudah tua kak, mana ada yang mau" Ucapnya masih memainkan pena dengan meja seperti membatik
"Tuapun, kamu tetap adik papi Il, papi saja yang lebih tua ada temannya yaitu aku ya pih ? Usiamu bahkan lebih muda dari papi, kalau usiamu sampai sembilan puluhan bahkan seratus, apa kamu masih kuat untuk menduda hayo" Goda Wahidah
"Aku belum memikirkan itu kak"
"Pikirkan juga boleh Il " Ucap Anand sambil makan dan minum didepan Ilham
"Sebenarnya kalian itu mau menggodaku dari segi mana sih??" Kesalnya
"Maksudmu?"-Wahidah
"Sudah jelas aku lagi puasa, eh kalian malah makan didepanku" Ilham berbicara sambil tangan kirinya menekuk diatas pegangan kursi sekaligus mainan jenggot tipisnya dan berakhir menutup mulutnya
"Terus?!"-Wahidah
"Kalian juga menyuruhku mencari cewek kan?"
"Aku tidak separah kakak iparmu Il"
"Tidak separah tapi ndukung, ck sama aja bo ong"
"Tapi kamu mau kan?"-Wahidah
"Nggak nggak, aku mau tanya, kalian kesini itu sebenarnya mau menghasutku, atau mau menggodaku sih?"
Wahidah dan Anand berpandangan "Dua duanya ahaha"
"Dasar, kakak tak tau diuntung " Ucap Ilham kesal
Ilham berdiri dan membenahi jasnya yang menggantung disenderan kursi, lalu meletakkan pada kapstok yang berada dibelakang pintu kamarnya
"Sudah Il mau pulang?"
"Iyalah ngapain, orang aku sudah selesai dari tadi"
"Terus, kenapa kamu nggak pulang dari tadi?"
"Kalau aku pulang dari tadi, nggak ketemu kalian dong"
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
maharastra
ilham kl ketemu kk nya gokil😂😂😂😝
2022-10-16
3
Maulana ya_Rohman
p3ngen daftar donk🤭
2022-10-02
2
Yudistira Ray
mulai ketemu org org baik y sifa
2021-12-15
0