Sore harinya Sifa sudah membuat dua jenis gorengan, yaitu risol dan samoza sama seperti yang ia bawa kerumah sakit tadi pagi. Biasanya Sifa membuat aneka gorengan berbagai jenis. Tapi hanya dua jenis saja yang ia buat setiap setorannya.
Sifa biasa menitipkan jajan tersebut diwarung angkringan, yang biasa jualan es kuwud diperempatan jalan dekat tempat tinggalnya. Disini juga lumayan ramai, hasil untung dari jualannya bisa disimpan untuk tabungan, serta untuk berobat kakaknya.
Malampun tiba,
Sifa mulai menidurkan kakaknya " Mimpi indah kakak.. " Ucapnya sambil menyelimuti Latifah
Sifa beranjak mengambil tas. Ia membuka ranjang lipatnya disamping kakaknya tidur. Sifa mulai duduk diatas ranjang selebar satu meter kali dua meter itu. Ia mulai menghitung uang dari hasil bayaran gorengan dari kantin rumah sakit.
"Ah, ini dia duapuluhnya " Sifa biasa ,setiap ada uang berwarna hijau bertuliskan duapuluh ribu rupiah, ia masukkan kedalam galon bocor .
Sifa mengangkat galon tersebut dengan sumringahnya "Alhamdulillah, suburlah kau sihijau"
Setelah Sifa sudah menyingkirkan celengan jumbo itu dikamar sebelah, Sifa merebahkan badan lelahnya diranjang besi itu.
Pagipun tiba
Masih pukul 3 dini hari
Sifa sudah bergelut pada alat masaknya didapur, Hari ini sengaja menunya ia ganti, tidak seperti kemarin
Hari ini Sifa membuat lontong isi kentang, dan tahu isi bakso. Lontong sudah dibuat dari tadi malam, jadi Sifa bisa santai untuk hari ini.
Hari ini Sifa off dan akan mengajak kakaknya untuk kontrol kerumah sakit
-
Pagi ini dokter Ilham sudah siap siap menuju rumah sakit, karena hari ini ada jadwal penanganan caesar yang tidak bisa digeser lagi jadwalnya.
Acara caesar sudah selesai, ia berjalan masuk lagi keruang kontrol untuk para pasiennya pasca melahirkan
Dokter Ilham memeriksa beberapa pasien kontrol yang sudah pulang dari rumahsakit, dan sekarang jadwal untuk berkontrol.
Jika dokter tangannya menunjuk perut pasien yang sudah rebahan dibed pemeriksaan, perawat sudah paham. Ia langsung membuka perut siibu agar bekas sayatan kemarin terlihat jelas. Perawat sudah membuka perekat yang menempel diperut pasien tersebut, dan dokter mulai memeriksa. Ia mulai menekan disamping perut yang luka
"Santai jangan tegang ya ?" Saran dokter Ilham sebelum memencet samping luka sayatan tersebut
"Sakit?" Ucapnya lagi
Pasien geleng geleng lagi sebagai jawaban tidak.
Dokter Ilham memencet lagi bagian tengah atau luka diantara 5 centimeter bekas sayatan
"Sakit?"
"Tidak dok"
Setelah dokter memencat mencet bagian tersebut benar benar kering, dokter hanya memberi resep agar luka tersebut benar benar kering sempurna.
"Luka jangan sampai terkena air dulu, perut ibu sudah kering, bagus. Nanti setelah 40 hari setelah melahirkan, ibu datang lagi kontrol, untuk melepaskan perekat tersebut"
Dokter sudah menyodorkan resep
"Jangan lupa, habis mandi, ibu harus memoleskan salep diluka sesar tersebut, setelah itu ganti perban lagi dengan yang baru"
"Terimakasih dok, kami permisi"
"Silahkan"
Setelah selesai kontrol dengan beberapa pasien, dokter Ilham langsung melenggang keluar, tanpa meminum minuman yang sudah disediakan.
"Asyik, minuman pak dokter utuh. Buatku ya?" Ucap perawat yang biasa membantu diruang kontrol ini
"Ini hari apa Im?"
"Kamis mbak" Jawab Ima yang sudah meneguk setengah gelas teh hangat milik dokter Ilham
"Kamu nih, pinteran"
Ima hanya tersenyum riang, penuh kemenangan.
Para perawat atau assisten dokter Ilham yang berada disini, semuanya paham. Jika hari senin dan hari kamis, pasti minuman yang telah tersedia tidak bakalan diminum oleh dokter. Alhasil, minuman tersebut buat rayahan ( rebutan ) bagi para perawat tersebut.
"Haha.. Senin depan mbak Di jangan lupa, biar bisa minum jatah dokter haha"
Dokter Ilham sudah berjalan dipavilium menuju ruangannya sendiri untuk beristirahat.
Tiba tiba dokter Ilham berpapasan dengan seorang gadis yang mendorong seorang gadis yang terlihat sangat lemah
"Dokter" Sapa Sifa dengan lembut
Dengan sedikit bingung, dokter Ilhampun berhenti,
"Pasien saya?" Tanyanya bingung, Ilham pikir, Latifah atau kakaknya Sifa adalah pasiennya. Tapi setelah diperhatikan, sepertinya bukan, tapi ia ragu untuk mengatakannya. Jadi, pertanyaan itulah yang bisa keluar dari rongga mulutnya
Sifa geleng geleng "Bukan dok, kakak saya tidak sedang hamil atau melahirkan. Kakak saya pasien dokter Indra " Jawabnya mulai lesu
"Oh" Dokter Ilham baru paham "Terus sekarang mau pulang?"
"Iya dok, maaf mengganggu dokter" Ucapnya sambil menunduk
Ilham memegang pundak Sifa, bukan untuk modus atau yang lain
"Tidak apa apa, semoga kakaknya lekas sembuh ya? Ucapnya seperti nasehat ayah kepada anaknya. Yang mereka rasakan hanya itu, tidak lebih
"Kalau begitu, kami permisi dok"
"Iya ya, hati hati" Dokter Ilham sedikit memperhatikan kondisi kakaknya, hatinya sedikit tercubit .
Sifa berjalan sambil mendorong kakaknya semakin menjauh. Tangan dokter terulur ingin menyapa kembali, tapi mulutnya terkunci.
" Dok " Sapa dokter Indra
"Eh, dokter Indra"
Mereka bersalaman. Walaupun mereka bertugas disatu rumah sakit, terkadang belum tentu bertemu karena kesibukan masing masing dengan pekerjaannya
"Dokter menunggu siapa?"
"Oh tidak menunggu siapa siapa, tadi hanya bertemu seseorang yang mendorong kakaknya yang sedang sakit. kukira pasienku, ternyata bukan"
"Oh, itu pasien saya dok. Sudah mendingan dok, sudah bisa ngomong. untung tidak meninggal waktu kejadian, tapi yang kasihan adiknya. Hidup tidak, mati tidak"
"Maksudnya?"
Mereka berjalan menuju ruangannya masing masing karena arahnya sama
"Perempuan tadi gantung diri, tapi gagal. Akhirnya, 90 persen, pasien mengalami kerusakan pada syarafnya. Tapi setelah saya tangani terapys, pasien lumayan bisa bergerak meskipun agak lambat"
"Ohh.. Baik dok saya masuk keruangan saya. Mari" Pamit Ilham
Setelah berpisah dengan dokter Indra, dokter Ilham masuk dalam ruangannya.
Ilham mulai duduk dikursi kebesarannya "Gadis itu siapa ya, seperti pernah lihat?" Ilham bermonolog sendiri, sambil netranya berkeliaran menatap lontong yang menggiurkan.
Ilham mencium aroma lontong yang menggoda perutnya yang lapar, ia mulai membuka daunnya "Astagfirullah, aku lupa. Akukan puasa"
Lontong tadi ia letakkan kedalam mika tempat makanan tadi.
Setelah kematian Nancy istrinya, Ilham selalu berpuasa dihari senin dan kamis. Ia bernazar ingin melakukan tersebut dan menghibahkan hadiah pahala kepada almarhuma. Dan bukan itu saja, Ilham juga takut tergoda dengan wanita yang berusaha menggoda hatinya.
Ilham berusaha keras , iya sangat.
Jadi duda tak segampang mencari pendamping hidup. Kebanyakan, para wanita yang tadinya berkelakuan baik, mendadak brutal ingin memiliki hati Ilham. Dari yang gadis, baik muda ataupun prawan tua. Sampai janda bahkan masih sah istri orang, masih sempat sempatnya mengejar Cinta Ilham.
Bahkan sampai kesalnya, akun FB milik Ilham tidak ia urusin, karena banyaknya meminta pertemanan. Hingga ribuan permintaan, tidak ia gubris, dan tidak ia konfirm. Belum lagi akun IG , semuanya ramai meng follow. Dan semuanya, tidak ia hiraukan.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
ini tu nama nya dogan duren sawit 🤣
2023-08-15
3
maharastra
kyk akun fb ku 😔😔sdh g aktif...jiahhhhh😂😂🥰🥰🥰
2022-10-16
2
Nita Anjani
wah ngerih juga y penggemarnya ngalah2 Hin artis Korea kayanya
2022-02-17
0