Bab 5

Hana kembali berjalan ke kantin, untuk mengisi perutnya yang sudah berbunyi sejak tadi.

Hana tidak lagi menggangu ketujuh makhluk itu,  ia masih kesal dengan mereka.

" Aw... " rintih Hana.

" Punya mata nggak lo " bentak Hana,  sambil mendorong orang yang menabraknya hingga terjatuh.

" Maaf Kak " ucap Lara,  menunduk takut.

Hana kaget saat tahu orang yang menabraknya adalah Lara,  lalu

Hana melirik ketujuh makhluk itu yang berlari ke arah sini dengan wajah datarnya seakan ingin memakan orang,  dengan insting yang tinggi,  tamba ba bi bu Hana langsung berlari keluar kantin.

Hana mengambil tasnya yang berada di kelasnya setelah itu berlari keluar menuju taman belakang.

Hana menatap tembok yang tinggi itu dengan cemas, namun ke cemas nya hilang saat melihat guru BK yang menghampirinya.

Hana langsung lompat dan tangannya tepat berada di pembatas tembok,  dengan cepat ia menarik kakinya, hingga sang guru tidak bisa lagi menarik kakinya.

" Kamu cepat turun " perintah guru BK dengan amarahnya dan mata melototi Hana.

" Ah... Maaf ibu,  untuk hari ini saya bolos,  lain kali saya nggak bolos lagi kok Bu " lajuk Hana dengan wajah memelas.

" Ngg-"

Ucapan sang guru terpotong dengan Hana yang sudah hilang dari pandangannya.

" AWAS SAJA KAMU BESOK " teriak Bu Sita dengan emosi yang sudah menggebu-gebu

"Hehehe " Tawa Hana pecah,  lalu ia berjalan dengan santai memandangi jalan dengan penuh kebahagiaan.

Tiba - tiba saja tatapan Hana terfokus dengan anak perempuan yang berseragam sekolah , dengan tingkahnya yang aneh.

Hana tahu apa maksud dari anak itu,  dia ingin bunuh diri. Dengan cepat Hana berlari menghampiri anak itu.

" Awas... " teriak Hana,  saat anak itu berjalan dengan pelan, menunggu mobil yang ada di sebelah kanannya yang melaju cepat.

Untung Hana refleksnya cepat hingga bisa menarik tangan anak itu menjauh dari jalan raya menuju trotoar,  tampa luka yang di dapat.

" Kenapa ? " tanya Hana dengan datar,  menatap tajam anak perempuan yang sudah menunduk.

" Jawab " bentak Hana,  menahan emosinya, jujur Hana sangat benci dengan orang yang mudah menyerah, ia sangat benci sekali dengan orang yang seperti itu.

Anak perempuan itu mulai terisak dengan air mata turun dengan deras membasahi pipinya.

" Siapa nama lo?  " tanya Hana yang  mulai melembut.

" A-na Ka-k Hiks... " jawab Ana dengan terisak,  masih tidak berani menatap Hana.

Hana menghela nafas kasar lalu membelai rambut Ana dengan lembut.

" Ana,  apa dengan kamu bunuh diri kamu bisa menyelesaikan masalah? " tanya Hana dengan tegas,  menatap Hana dengan lekat.

Ana menggelengkan kepala. Masih tidak berani menatap Hana.

" Nah... Kamu tahukan,  apapun masalahmu pasti ada jalan keluarnya, tidak ada masalah yang tidak ada jalan keluarnya " nasehat Hana dengan nada lembut,  Ana dengan takut - takut menatap Hana dengan mata berkaca - kaca.

" Apa masalah Ana?  " tanya Hana sambil menghapus air mata yang masih menempel di pipinya.

Lalu Ana menceritakan masalah yang dia alami dengan nada yang bergetar, manahan tangisnya.

" Hah... " teriak Hana sambil menutup mulutnya dengan mata melotot.

" Kamu adiknya Siti ?" tanya Hana tidak percaya.

" Iya Kak.. Kakak kenal sama kakak aku " tanya Ana dengan mata yang berbinar.

" Enggak,  cuma ketemu di taman belakang aja,  dan Ana, ingat kakakmu sangat menghawatirkan kamu,  ia berusaha bekerja dan mencari tempat tinggal hanya untuk mu,  setiap hari dia menangis di belakangmu,  namun tidak sekalipun Kakakmu ingin bunuh diri,  dia tahu masih ada kamu di dunia ini,  jika kamu tadi bunuh diri,  gimana perasaan kakakmu,  pasti hancur,  jadi ingat Ana sebelum kau ingin melakukan sesuatu,  pikirkan keadaan orang di dekatmu,  bagaimana perasaan mereka. Jadi Ana pulang kerumah tunggu Kakakmu pulang,  jangan sekalipun kamu menyakiti hatinya " ucap Hana dengan nada yang lembut,  sedangkan tangis Ana mulai pecah lagi.

" Terimakasih Kak,  aku berjanji nggak akan melakukan ini lagi " ucap Ana dengan rasa bersalah atas apa yang telah ia perbuat.

" Ya sudah sekarang kamu pulang,  Kakak akan panggilkan ojek "

Hana melambaikan tangannya ke salah satu pengendara motor yang sepertinya tukang ojek dari pakaian yang di kenakan.

" Pak... Antar dia sampai kerumahnya dan ini uangnya " ucap Hana sambil menyerahkan uang seratus ribu ke tukang ojek.

" Baik neg,  ayok dek naik "

" Kak aku pergi dulu Kak,  terimakasih "

Ana tersenyum lebar,  lalu menaiki sepeda motor itu. Hana membalas senyum Ana.

Setelah itu Hana kembali berjalan menuju panti yang berada di dekat sini,  dari ingatannya tubuh ini sering mengunjungi panti itu. Hana yang penasaran pun berjalan ke arah panti dari ingatannya.

Tapi tampa Hana sadari ada yang melihat kejadian itu,   dia adalah salah satu dari ketujuh pemeran utama yang Hana hindari.

Terpopuler

Comments

NARtania22

NARtania22

semangka

2021-05-19

5

Ritasilviya

Ritasilviya

lanjut lagi thorttttttt ceritanya tambah seru banget

2021-03-18

6

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!