Hari semakin gelap. Hujan di luar belum juga berhenti membuat aura panti semakin dingin terasa menusuk ke tulang-tulang.
Seketika aku teringat kakakku yang pernah menceritakan sebuah serial dari Jepang bahwa tokoh utama dari serial tersebut berkeinginan menciptakan dunia tanpa peperangan, konflik dan kejahatan kemudian ia mengatur ulang tatanan dunia dengan mengikat seluruh manusia dengan kekuatannya lalu melepaskan setengah penduduk bumi, hingga ia mengubah seluruh ingatan manusia dan menjadikannya dikenal sebagai dewi di kehidupan dunia baru ini.
Waktu itu aku tertawa melihat tubuhnya yang memiliki dada yang besar dan usianya yang sudah dewasa namun masih terbawa suasana dari serial yang ditontonnya.
Saat itu aku ingat sekali perkataannya, Jangan-jangan dunia kita sekarang ini adalah bentukan dari dewi itu. Padahal itu hanyalah sebuah karya fiksi dari seseorang, mana mungkin hal seperti itu ada di dunia nyata. Mana mungkin seseorang memiliki kekuatan supernatural di kehidupan nyata. Hal seperti itu, SANGAT TIDAK MUNGKIN.
“Kak... kak, Kak Misya!” Seru Nayla menepuk meja di depan ku, lalu duduk di sebelah ku.
Mendengar suara tepukan itu seketika aku tersadar dari lamunan. “ Catatan Neraka? Apa maksudmu? A-apa itu?''
“Apapun yang ditulis di catatan itu bisa menjadi nyata!”
''Ha!''
Dulu Amelia sering membeli buku bergenre horor dan misteri untuknya, bahkan yang aku tahu anak seusianya terlihat sangat aneh suka dengan genre buku yang berbau seperti itu. Hanya itu yang terlintas di kepalaku saat ini. Nayla yang baru-baru ini dilanda depresi yang berat mungkin membuat khayalan dan imajinasi liarnya menjadi seperti ini.
Aku menggeser bokong mendekat lalu memegang bahunya. “Baiklah, bagaimana kalau kamu ikut denganku ke kota dan tinggal disana?’’
Matanya memancarkan rona yang aneh. Kedua alisnya hampir bertemu dan bibirnya yang bergetar terangkat pelan. “Jangan-jangan kau menganggap ku gila,ya?" sanggahnya dengan wajah yang sangat serius.
Aku menggeleng tersenyum.
Wajahnya begitu merah padam. “Apa kau tidak penasaran apa yang terjadi dengan bu Kirana?...Apa kau tidak penasaran dari mana dia tahu bahwa kau anggota kepolisian…? Apa di kepalamu tidak muncul pertanyaan kenapa kakak Amelia tercinta itu membuat adik tersayangnya tinggal di tempat seperti ini?’’ suaranya menggantung di ruangan.
Aku diam, terkejut melihat wajah Nayla yang sangat serius, darimana dia tahu bahwa Aku mencari jawaban-jawaban itu? Atau jangan-jangan Catatan neraka yang dikatakannya itu memang benar ada.
“Apa maksudmu? Apa itu…. Catatan Neraka? Apa kau mengetahui semuanya?’’
Nayla terdiam. Hanya sebentar, dia kembali menunjukkan senyum khas seekor predator yang menganggap mangsanya terjebak. Entah ini sesuatu yang baik ataupun buruk aku harus menggali apapun darinya.
“Baiklah, kalau kau memang ingin tahu semua nya... Aku punya syarat yang harus dipenuhi!”
“Syarat… Ayolah Nayla.’’
“Aku ikut dalam pencarian Amelia,'' sahutnya cepat.
“Nayla, kamu tahu aku ini polisi, dalam penyelidikan seperti ini... Aku tidak bisa asal memutuskan seperti guru membawa adik atau saudaranya berwisata ke danau toba. Ayolah!”
“Kalau aku punya bukti, apakah bisa?’’
Mataku berkedip cepat. “BUKTI?”
“Ya, Bukti– bukannya tujuanmu sebenarnya kemari mencari itu.'’ Jawabnya nyeleneh.
“Sebentar, lalu bagaimana caranya aku membawamu pergi dari sini, Bukanny_’’
“Hubungi saja agensi Amelia, lalu beritahu bapak tua yang duduk di luar sana kalau agensinya menyuruhmu membawaku,'’ terangnya memotong kalimatku.
“Kalau begitu, mana buktinya? Apa kau ingin menunjukkan kepada ku catatan neraka itu? Ayolah Nayla jangan bercanda...”
“Ya, aku akan menunjukkan padamu catatan itu,” tegasnya dengan penuh keyakinan.
Aku hanya diam mendengarkan nya.
“Bukan hanya itu. Mulai dari pertanyaan-pertanyaan yang ingin kau cari... bagaimana Amelia bisa menjadi artis. Semuanya,'' jawab gadis ini meyakinkan.
Aku berdesis dalam hati, dia tahu itu! Atau itu hanya tebakannya saja?
Aku menggoyang-goyang kepala sedikit berusaha untuk fokus. “OK, kalau begitu tunjukkan!”
Jujur dalam hati aku ingin menertawakannya. Aku akan tertawa sekeras-kerasnya jika fantasi anehnya itu hanya bualan, kemudian pulang melaporkan hasilnya, tidak ada informasi yang bisa didapat dari keluarganya.
Hari sudah semakin gelap cahaya lampu putih yang baru saja menyala menerangi seisi ruangan yang megah akan ornamen-ornamen dan benda-benda klasik di ruang tamu.
''Kalau kau memang ingin melihatnya, ayo ke lantai atas ikut aku!" Ajak Nayla di sudut ruangan sehabis menyalakan lampu.
"Ke atas?" Aku menatap matanya yang penuh keyakinan.
"Ya, kau ingin bukti kan?"
Aku mengiyakan dan beranjak berdiri mengikuti nya, terlihat di lantai tangga sisa-sisa percikan darah yang belum di bersihkan oleh istri pak Yandri. Bangunan tua megah ini sepertinya bekas dari istana kolonial.
Terlihat di dinding-dinding tangga terpampang beberapa Foto-foto orang Belanda.
"Siapa sebenarnya pemilik panti ini?" Tanyaku penasaran.
"Berend, dia seorang keturunan Belanda yang mengakui kemerdekaan negeri ini, Aku tidak tahu banyak mengenai tempat ini."
Aku hanya mengangguk mengikuti dari belakang. Sesekali aku melirik dan memikirkan kejadian bagaimana ibu panti itu bisa jatuh dari anak tangga yang lebar dan kesat ini.
Apakah dia memiliki penyakit darah rendah, sehingga ketika dia berjalan cepat di tangga ini membuat dia tumbang, langkah ku terhenti. Wanita seusianya tidak mungkin jatuh di tangga seperti ini. Pikiran liar muncul di kepala ku.
"Apa saja yang kau lakukan selama ini?Bukankah kau sudah lama tinggal disini?" Aku berjalan cepat ke atas mengejar Nayla yang sudah di lantai atas.
"Kak Misya, Di panti ini aku hanya boleh berbicara dengan ibu itu saja."
"Bu Kirana.. Maksudmu?'' Aku menoleh ke arah nya setelah memprediksi di anak tangga berapa ibu itu tergelincir.
"Ya, itu peraturan nya"
"Peraturan?"
"Amelia yang membuatnya."
"Apa yang sebenarnya terjadi kepada Amelia sampai dia berpikiran seperti itu?"
"Apa kau pikun? Setelah aku ikut denganmu, baru akan kuceritakan semuanya." sanggahnya kemudian mempersilahkan. "Masuklah!"
Kamar yang cukup menarik, setiap sudut ruangan buku-buku tersusun rapi. Pasti itu semua novel.
Aku duduk di kasur yang berada di tengah ruangan dan Aku melihat sekeliling ruangan terlihat beberapa pakaian yang tergantung rapi, beberapa pakaian kotor berserakan di lantai dan di sudut ruangan ada laptop yang terbuka beserta chargernya.
''Kalau Amel tidak mengurus mu, dari mana buku-buku dan semua ini kau dapatkan?" Aku berusaha memancingnya untuk berbicara tentang Amelia.
"Selain makan hanya itu yang diberikannya... hampir lima tahun ini."
"Oh ya, Kasur mu tidak menunjukkan ketidakpedulian kakakmu, sepertinya?"
Nayla hanya membisu tak peduli dengan tanggapan ku. Gadis itu memilih-milih buku yang tersusun di sudut meja depan tempat tidurnya. lalu membongkar beberapa buku. Dia menunduk mengambil beberapa lembar kertas yang jatuh di bawah meja. Aku hanya diam melihatnya.
"Nah, baca dan rinci kan catatan ini!" Nayla menyerahkan dua lembar kertas yang sedikit kusam dan berbercak-bercak hitam. Kertas selebar HVS di tulis menggunakan tulisan tangan." Apa ini?"
"Catatan Neraka!" tegasnya dengan senyuman khas miliknya.
Sontak aku mendongak dengan mata membelalak melihatnya.
NEXT...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
❤️🔥ℝ❤️🔥
enth nva pnsran.,
2022-02-23
1
QUSAEIRI
Terimakasih untuk likenya
2022-02-21
0
Sarah
masih misteri
2022-01-16
4