Episode 3: Penjagaan Rahasia dan Surat Ancaman Kedua

Selamat Membaca

Eric Alaric Wiguna bangkit dari kursinya, wajahnya gelap. Ekspresi Luca Wiguna dan Pengacara Wibowo sama tegangnya. Sementara itu, Mini masih berdiri linglung di tengah ruangan, memegang bahu Nenek Alessandra.

“Valerius?” Luca mendesis, menatap Mini dengan jijik. “Mereka sudah punah, Eric. Ini jebakan.”

Nenek Alessandra, meskipun pucat, kembali ke sikap Matriark-nya. Ia menarik napas dalam-dalam. “Darah itu tidak akan pernah hilang. Aku merasakan getaran kebencian Valerius saat menyentuhnya. Surat ancaman itu... otentik.” Ia menatap Eric. “Kita tidak bisa menyerahkan aset logistik Kakek Pranoto, dan kita tidak bisa membiarkan nama klan ternoda karena menolak wasiat hanya karena calon pengantinmu ini adalah keturunan musuh lama.”

Eric menatap Mini. Mini, yang kini menyadari namanya dan darahnya adalah masalah besar, malah sibuk membersihkan bekas darah dari jas Nenek Alessandra menggunakan ujung blazer ketatnya.

“Mini, hentikan,” perintah Eric tajam. “Mulai sekarang, kau bukan hanya tunangan palsu. Kau adalah target kelas satu klan pesaing.”

Mini berhenti menggosok, matanya melebar. “Musuh? Saya? Saya cuma bisa memotong kertas, Pak Eric. Bukan memotong leher.”

Eric mengabaikannya. Ia memberi perintah kepada Pengacara Wibowo dan Ayah Luca untuk mengamankan semua aset Pranoto di bawah pengawasan Wiguna secara ketat. Lalu ia menoleh ke Mini. “Kita ke rumah. Sekarang.”

Di mobil limusin hitam antipeluru milik Eric, Mini merasa seperti tikus yang terperangkap dalam kotak logam mewah. Ia duduk di seberang Eric, yang sibuk berbicara dengan pengawalnya, Marco, dalam bahasa Italia yang cepat dan penuh perintah.

“Marco, pastikan pengiriman di Calabria dialihkan. Tingkatkan keamanan di semua basis Wiguna. Dan yang paling penting: tidak ada satu pun berita tentang pertunangan ini yang bocor. Terutama di Italia,” ujar Eric, nadanya mengancam.

Mini memberanikan diri. “Pak Eric, kenapa mereka mau saya? Saya tidak punya apa-apa. Kalau mereka mau wasiat kakek, kenapa tidak langsung bunuh saya saja?”

Eric menghela napas, menatap Mini. “Klan Valerius selalu menjunjung tinggi kehormatan di atas segalanya, bahkan dalam balas dendam. Mereka tidak akan membunuhmu tanpa memberimu kesempatan ‘bertarung’—atau setidaknya menjadikanmu umpan yang sempurna.”

Eric menyandarkan punggung, raut wajahnya menunjukkan ia sedang memecahkan masalah serumit kalkulus. “Klan Conti percaya kau adalah darah Valerius yang tersisa. Mereka ingin membunuhmu di Calabria, di jantung wilayah klan kami, sebagai pesan.”

Mini mencengkeram tas tangannya. “Jadi... saya harus menjadi umpan yang cantik, begitu?”

Eric tidak menjawab. Ia hanya mengambil teleponnya dan memutar nomor. “Elara? Batalkan semua janji fitting malam ini. Aku butuh jasamu untuk ‘mengenakan’ Mini.”

Setibanya di penthouse mewah Eric, Mini langsung diserahkan kepada Elara Wiguna, adik Eric yang cerdas dan pemberontak. Elara menatap Mini dengan mata berbinar seperti baru menemukan mainan baru.

“Mini! Calon kakak iparku! Kau jauh lebih ceroboh dari yang Kak Eric deskripsikan! Itu bagus, itu artinya kau bisa mengacaukannya,” sambut Elara ceria, menyeret Mini ke ruang ganti bak butik mewah.

Saat Elara sibuk memilihkan pakaian baru untuk Mini, ponsel Mini berdering. Nomor tak dikenal. Mini ragu, tapi mengangkatnya.

“Halo?”

Suara di seberang telepon itu adalah suara wanita, lembut, seperti nyanyian. Tapi di bawah kelembutan itu, ada nada yang sangat dingin.

“Mini Chacha Pramesti. Kau pikir kau aman di balik benteng baja Wiguna? Ksatria Valerius adalah martir. Kami akan mengklaimmu.”

“Siapa ini?” Mini berbisik, panik melirik ke arah pintu.

“Kami adalah darah yang mengalir dari tempat yang sama denganmu, Mini. Tapi kami lebih setia pada kehormatan. Katakan pada Eric Alaric Wiguna. Tiga hari. Dia punya waktu tiga hari untuk membawa cincin tunangan. Cincin yang bukan hanya simbol janji konyol. Cincin itu adalah seguro.”

Tangan Mini gemetar. “Seguro? Apa maksudmu?”

*“Seguro dalam bahasa kami, manis. Penebusan. Cincin itu akan menunjukkan bahwa Eric berani menantang takdirmu. Jika tidak, ia akan kehilangan lebih dari sekadar warisan kakekmu.”

Telepon terputus.

Mini menjatuhkan ponselnya, wajahnya pucat. Ia menoleh ke arah pintu ruang ganti yang baru saja dibuka oleh Eric.

Eric menatapnya tajam.

“Kenapa kau pucat?” tuntut Eric.

“Penebusan…” Mini terengah-engah, memungut ponselnya.

"Mereka menelepon, Eric. Mereka bilang kau harus memberikan cincin tunangan dalam tiga hari. Cincin itu adalah Seguro—penebusan. Jika tidak..."

Eric melangkah maju, sorot matanya berubah gelap. Ia merebut ponsel Mini dan mengecek log panggilan. Kosong. Nomor itu sudah lenyap.

“Jika tidak, apa?” tanya Eric, suaranya pelan dan mengancam.

Mini menatap Eric, air mata hampir jatuh, tetapi ia menahannya.

Ia menelan ludah dan mengucapkan ancaman terakhir dari penelepon itu.

“Jika tidak… mereka akan menyerahkan rekaman itu ke polisi interpol. Rekaman yang menunjukkan transaksi ilegal klanmu di pelabuhan Calabria, dan yang paling parah, rekaman itu akan menampilkan wajah nenekmu, Matriark Alessandra Conti, sebagai dalang utama.”

Eric membeku.

Itu bukan ancaman pembunuhan biasa. Itu adalah ancaman yang bisa meruntuhkan seluruh klan.

“Dia yang meneleponmu?” Eric mencengkeram lengan Mini.

“Iya!”

Eric melepaskan Mini, berjalan ke jendela, dan menatap gemerlap lampu kota dengan mata penuh perhitungan. Dia tidak takut mati, tapi dia takut klan yang dia jaga hancur.

Dia melihat Mini, gadis ceroboh yang baru saja merusak kemejanya, yang ternyata adalah kunci kehancuran klannya, atau mungkin, satu-satunya jalan keluar.

"Tiga hari," desis Eric.

"Aku akan mendapatkan cincin itu. Dan kau, Mini Chacha Pramesti, kau akan menjadi pengantinku. Dan tidak ada yang boleh tahu isi surat ancaman kedua ini."

BERSAMBUNG.

Episodes
1 Episode 1: Kopi Tumpah, Kemeja Pun Pasrah
2 Episode 2: Janji Darah di Ruang Negosiasi
3 Episode 3: Penjagaan Rahasia dan Surat Ancaman Kedua
4 Episode 4: Ksatria Valerius dan Cincin Penebusan
5 Episode 5: Terbang ke Milan, Keahlian Mini yang Terselubung
6 Episode 6: Resonansi Besi dan Kecelakaan Taktis Mini
7 Episode 7: Perjalanan Darat ke Neraka dan Kode Ksatria
8 Episode 8: Ujian Garpu Perak dan Mata Sang Matriark
9 Episode 9: Lorong Rahasia dan Sumpah Il Doppio
10 Episode 10: Sang Penjaga Dinding dan Kesepakatan di Kegelapan
11 Episode 11: Il Cattivo Presagio dan Rahasia Kontrak Darah
12 Episode 12: Ultimatum Matriark dan Sedikit Kebenaran
13 Episode 13: Senyap di Bawah Tanah dan Harga Sebuah Nama
14 Episode 14: Pelarian CEO dan Panggilan Konferensi dalam Kegelapan
15 Episode 15: Kontrol Pelabuhan
16 Episode 16: Bisikan Laut dan Mini
17 Episode 17: Sandi Pengkhianatan dan Pertemuan di Valletta
18 Episode 18: Penyamaran Sempurna dan Ujian Balkan
19 ​ Episode 19: Negosiasi Sofia Moretti dan Bayangan Mata-Mata ​
20 Episode 20: Sumpah di Puncak
21 Episode 21: Badai Montenegro dan Reaksi Matriark
22 Episode 22: Kode Valerius dan Umpan di Jaringan
23 Episode 23: Gerbang Podgorica dan Aroma Pengkhianatan
24 Episode 24: Persiapan Biara dan Sumpah Tanpa Senjata
25 Episode 25: Konfrontasi Pangeran dan Simbol Empat Bintang
26 Episode 26: Melarikan Diri dengan Kebenaran dan Grand Design
27 Episode 27: Kubu Swiss dan Serangan
28 Episode 28: Jakarta, Pengkhianatan Luca dan Basis Valerius
29 Episode 29: Duel Diplomasi di Tanah Jakarta dan Kunci Kuno
30 Episode 30: Calabria, Akhir Tahta Matriark
Episodes

Updated 30 Episodes

1
Episode 1: Kopi Tumpah, Kemeja Pun Pasrah
2
Episode 2: Janji Darah di Ruang Negosiasi
3
Episode 3: Penjagaan Rahasia dan Surat Ancaman Kedua
4
Episode 4: Ksatria Valerius dan Cincin Penebusan
5
Episode 5: Terbang ke Milan, Keahlian Mini yang Terselubung
6
Episode 6: Resonansi Besi dan Kecelakaan Taktis Mini
7
Episode 7: Perjalanan Darat ke Neraka dan Kode Ksatria
8
Episode 8: Ujian Garpu Perak dan Mata Sang Matriark
9
Episode 9: Lorong Rahasia dan Sumpah Il Doppio
10
Episode 10: Sang Penjaga Dinding dan Kesepakatan di Kegelapan
11
Episode 11: Il Cattivo Presagio dan Rahasia Kontrak Darah
12
Episode 12: Ultimatum Matriark dan Sedikit Kebenaran
13
Episode 13: Senyap di Bawah Tanah dan Harga Sebuah Nama
14
Episode 14: Pelarian CEO dan Panggilan Konferensi dalam Kegelapan
15
Episode 15: Kontrol Pelabuhan
16
Episode 16: Bisikan Laut dan Mini
17
Episode 17: Sandi Pengkhianatan dan Pertemuan di Valletta
18
Episode 18: Penyamaran Sempurna dan Ujian Balkan
19
​ Episode 19: Negosiasi Sofia Moretti dan Bayangan Mata-Mata ​
20
Episode 20: Sumpah di Puncak
21
Episode 21: Badai Montenegro dan Reaksi Matriark
22
Episode 22: Kode Valerius dan Umpan di Jaringan
23
Episode 23: Gerbang Podgorica dan Aroma Pengkhianatan
24
Episode 24: Persiapan Biara dan Sumpah Tanpa Senjata
25
Episode 25: Konfrontasi Pangeran dan Simbol Empat Bintang
26
Episode 26: Melarikan Diri dengan Kebenaran dan Grand Design
27
Episode 27: Kubu Swiss dan Serangan
28
Episode 28: Jakarta, Pengkhianatan Luca dan Basis Valerius
29
Episode 29: Duel Diplomasi di Tanah Jakarta dan Kunci Kuno
30
Episode 30: Calabria, Akhir Tahta Matriark

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!