Menjadi Istri Kedua

Satu bulan berlalu, hari ini adalah hari pernikahan Alya, Alya akhirnya setuju untuk menikah dengan Ivan meskipun dengan rasa kecewa ditambah ketika mendengar secara langsung jika Ibu Riana setuju dengan pernikahan ini.

Alya begitu cantik dengan dress sederhana berwarna putih, tidak banyak yang berubah karena memang Alya tidak ingin terlalu menonjol.

Alya melihat pantulan dirinya dari cermin, "Ya Allah, jika ini memang yang terbaik buat hamba, tolong lancarkan lah semuanya. Hamba yakin Ya Allah hanya engkau yang tau apa yang terbaik bagi hamba," gumam Alya.

"Mbak Alya cantik banget," ucap Izma yang baru saja masuk kedalam kamar Alya.

"Makasih, Dek," jawab Alya.

"Mbak Alya yang kuat ya, Izma percaya kalau Mbaknya Izma ini perempuan hebat. Semoga pernikahan Mbak Alya ini menjadi ladang pahala buat Mbak Alya, semoga pernikahan Mbak Alya langgeng sampai Kakek Nenek," ucap Izma.

"Amin, makasih ya. Tapi, diluar belum dimulai ya?" tanya Alya.

"Belum, Mbak. Mas Ivannya belum datang, katanya kejebak macet," ucap Izma.

Beberapa saat kemudian, Tante Lidya datang. "Alya kamu keluar, itu Ivan udah sampai," ucap Tante Lidya.

"Iya, Tante," ucap Alya.

Izma menemani Alya keluar dari kamar dan menuju ruang tamu, sesampainya di ruang tamu, Alya duduk disamping Ivan.

"Baik, sekarang akad bisa dilaksanakan ya," ucap sang penghulu.

Namun, tak lama setelah itu, seorang perempuan datang dengan suara yang cukup keras. "Pernikahan ini gak boleh terjadi, Mas Ivan gak boleh menikah dengan perempuan itu!" teriak perempuan tersebut.

Semua yang ada disana tentu saja terkejut dengan teriakan perempuan tersebut, "Apa maksud kamu?" tanya Om Ilham.

"Saya Okta, saya pacarnya Mas Ivan dan sekarang saya hamil anak Mas Ivan, saya dan Mas Ivan juga sudah menikah sirih, tolong Mbak jangan ambil suami saya, saya gak mau dimadu," ucap perempuan bernama Okta tersebut.

"Apa benar yang dikatakan perempuan itu Mas?" tanya Alya.

"Gak, itu gak benar," ucap Ivan.

"Dengan mudahnya kamu bilang kayak gitu, Mas. Aku lagi hamil anak kamu, buah cinta kita Mas. Kalau kamu lupa, ini aku tunjukin video ijab kamu pas kuta nikah," ucap Okta dan menunjukkan video tersebut.

"Bagaimana ini?" tanya penghulu.

"Maaf karena sudah mengganggu waktu Bapak, pernikahan ini batal. Saya tidak akan menikah dengan pria yang sudah beristri," ucap Alya.

"Alya! Om gak setuju yang, kamu harus tetap menikah dengan Ivan," paksa Om Ilham.

"Kalau begitu Om saja yang menikah, Alya tidak mau, Alya akan melanjutkan hidup Alya sesuai dengan yang Alya mau," ucap Alya.

"Alya, kamu hatus menikah dengan Ivan," paksa Tante Lidya.

"Alya bilang gak ya tetap gak, kalau begitu Tante saja yang menikah dengan Ivan. Alya pengen hidup tenang tanpa ada kendali apapun dari kalian semua. Kenapa memangnya kalau umur Alya sekarang 32 tahun dan Alya belum menikah? merugikan kalian? hiks hiks," Alya meluapkan segala keluh kesahnya hingga air matanya tidak sanggup ia tahan.

"Memalukan," ucap Om Ilham lalu masuk ke kamarnya.

"Maaf ya, Pak. Pernikahannya batal," ucap Tante Mira.

"Kalian ini ya, awas aja mulai sekarang keluarga saya gak mau lagi bantuin kalian lagi," ucap Tante Rossa dan pergi.

Semua orang sudah pergi dan di ruang tamu hanya ada Alya, Ibu Riana, Tante Mira dan Tante Lidya dan Izma.

"Alya lihat dari kalian semuanya tidak ada yang terkejut, apa kalian tau kalau Ivan sudah menikah dan akan me jadikan Alya istri kedua?" tanya Alya dan mereka hanya diam.

"Hah, beneran kalian semua tau kalau Mbak Alya bakal dijadikan istri kedua?" tanya Izma.

"Lagipula apa salahnya jadi istri kedua? yang terpenting siami lamu itu kaya, dia bisa memberikan apa yang kamu mau, jaman sekarang jadi istri kedua itu udah hal yang wajar," ucap Tante Lidya

"Bener, daripada kamu gak nikah-nikah dan jadi perawan tua, umur udah 32 tahun masih aja belum punya suami, malu tau apalagi para tetangga disini udah gosipin kamu yang jadi perawan tua," ucap Tante Mira.

"Yaudah biarin aja, lagipula yang jadi perawan tua itu Alya, kok yang repot para tetangga," ucap Alya.

"Kamu itu kalau di nasehatin selalu aja ngelawan, kamu tau pasti setelah ini nama kamu bakal jelek dimata para tetangga dan gak akan ada pria yang mau sama kamu. Jaman sekarang yang dicari itu yang muda bukan yang tua kayak kamu," ucap Tante Lidya.

"Alya tidak peduli soal pernikahan," ucap Alya.

"Lihat Alya, anak kamu ini udah kelewatan," ucap Tante Mira.

Alya melihat kearah Ibu Riana, "Ibu tau soal Ivan yang mau jadiin Alya istri kedua?" tanya Alya.

"Ibu melakukan ini karena itu yang terbaik buat kamu Alya, umur kamu udah 32 tahun dan umur Ibu juga udah gak muda lagi, Ibu pengen lihat kamu menikah," ucap Ibu Riana.

"Tapi, Ivan sudah menikah," ucap Alya.

"Dalam islam tidak melarang suami punya istri lebih dari satu, jadi kalaupun kamu jadi istri kedua itu gak ada masalah, Alya," ucap Ibu Riana.

"Alya gak nyangka Ibu mengatakan hal ini Alya benar-benar kecewa dengan Ibu," ucap Alya.

Alya pergi dari ruang tamu dan masuk kedalam kamar, di dalam kamar Alya menangis meluapkan segala rasa kecewa dan marahnya.

"Kenapa sakit banget, Bu. Alya juga ingin menikah, tapi apa boleh buat jodoh Alya belum datang. Alya ingin menikah sekali seumur hidup dan menjadi wanita satu-satunya hiks hiks," gumam Alya.

Setelah merasa tenang, Alya memilih untuk membuka ponselnya dan mencari beberapa video lucu agar perasaan sedihnya berkurang.

Ditengah pencariannya, tiba-tiba sebuah video seseorang yang menangis di ka'bah membuat Alya ikut merasakan kesedihannya.

"Masyaallah, apa hatiku bisa tenang ketika aku ke Makkah, apa semua masalahku akan selesai disana? apa setelah aku ke Makkah dan kembali kesini dan jodohku akan datang? hiks hiks hiks," segala pertanyaan itu membuat Alya sedih.

"Maaf Ya Allah, karena kau cengeng dan meragukan apa yang sudah kau rencanakan, aku hanya tidak sanggup di rumah ini, aku ingin pergi dari sini. Tapi, Ibu tidak akan mau kalau harus pergi dari sini," gumam Alya.

Semakin lama pencariannya mengenai mekkah semakin dalam, bahkan tanpa sadar Alya melihat mbanking miliknya dan menghitung segala pengeluarannya dalam beberapa bulan terakhir.

"Insyaallah, uangnya cukup. Lagipula aku udah bayar hutang bulan ini dan bukan depan ke Om Ilham. Mungkin aku harus nunggu satu atau dua minggu buat bikin visa soalnya aku paspor udah ada" gumam Alya.

.

.

.

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

nuraeinieni

nuraeinieni

mending pergi dari situ aliya,tdk satupun keluargamu menyayangimu,mereka sibuk dgn rasa malu karna usia dan belum menikah,sampai2 ingin menjerumuskanmu jadi istri kedua,
miris punya keluarga bgtu.

2025-10-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!