Keduanya pun mengikuti Pak Dandi, sesampainya di departemen personalia. "Ini, Bu. Mulai sekarang dua pegawai dari departemen sekretaris menjadi bagian dari departemen personalia," ucap Pak Dandi.
"Terimakasih ya, Pak. Maaf sudah merepotkan departemen Bapak," ucap Bu Monica.
"Tidak apa-apa, Bu. Saya sudah menandatangani surat pemindahan mereka dan juga sudah di setuju oleh direktur utama," ucap Pak Dandi dan diangguki Bu Monica.
Setelah itu, Alya dan Maura pun diajak berkeliling departemen personalia yang cukup luas itu, kedatangan mereka berdua berhasil menarik atensi para pegawai disana.
"Ini meja kerja kalian, disini berbeda dengan departemen kalian. Disini gak bisa santai, kalian akan di atur oleh atasan langsung," ucap Bu Monica.
"Iya, Bu," jawab Alya dan Maura.
"Kalau kerja kalian gak bagus, maka siap-siap aja kalian dipecat," ucap Bu Monica.
"Baik, Bu," jawab Alya dan Maura.
"Vera, Gina! ajarkan dua pegawai ini!" perintah Bu Monica.
"Siap, Bu," jawab keduanya.
Sore harinya, Alya dan Maura pun bersiap pulang karena semua pegawai di departemen personalia sudah pulang.
"Udah selesai salinnya?" tanya Maura.
"Iya, kamu udah?" tanya Alya.
"Udah, yok pulang," ajak Maura dan diangguki Alya.
Seperti biasa, Alya pulang dengan ojek online yang sudah ia pesan sebelumnya hingga ia pun sampai di rumah. Begitu masuk kedalam rumah, Tante Mira sudah menghadang jalan Alya.
"Assalamualaikum," salam Alya.
"Waalaikumsalam, lama banget kamu pulangnya," omel Tante Mira.
"Maaf Tante, tadi Alya ada urusan di kantor," jawab Alya.
"Kamu cepetan ke kamar, mandi terus dandan yang cantik," ucap Tante Mira.
"Ada apa memangnya Tante?" tanya Alya.
"Udah gak usah banyak tanya, cepetan ke kamar dan ja.gan lama-lama ya," ucap Tante Mira.
Alya pun masuk ke kamarnya yang ada di lantai dua, tak lama setelah itu Alya selesai, Alya hanya menggunakaan bedak tipis dan pelembab bibir.
"Ck, kamu ini ya Tante kan bilang dandan malah gak dandan," omel Tante Mira.
"Alya udah pakai bedak sama pelembab bibir kok Tante," ucap Alya.
"Ish, kurang tau. Kamu kelihatan gak pakai apa-apa, sini biar Tante benerin," ucap Tante Mira.
Baru saja Tante Mira menarik tangan Alya, Tante Lidya sudah bersuara dan membuat Tante Mira berhenti.
"Tamunya udah datang," ucap Tante Lidya.
"Yaudah, gapapa gini aja, udah gak keburu mau dandanin kamu," ucap Tante Mira.
Tante Mira pun membawa Alya berdiri di pintu menyambut tamu yang sejak tadi ia tunggu, "Selamat datang, silahkan duduk," ucap Om Ilham pada pria dan wanita yang seumuran dengan Om Ilham, lalu kedua tamu itu duduk di sofa dan tak lama seorang pria muda masuk kedalam rumah.
"Ini anak kamu, ganteng ya," ucap Tante Lidya.
"Iya dong, dia yang nerusin perusahaan keluarga," ucap tamu wanita yang bernama Tante Rossa.
"Ini keponakan kamu yang kamu bilang?" tanya tamu pria bernama Om Bagas.
"Iya, ini anaknya Adik saya dan ini Ibunya Alya, dia kni Adik," ucap Om Ilham dengan memperkenalkan Ibu Nia.
"Cantik, saya suka. Yaudah, kalau gitu kapan rencana pernikahannya" tanya Tante Rossa.
Alya yang mendengar hal tersebut tentu saja bingung, ia menatap Tante Mira dengan penuh tanda tanya hingga jawaban Om Ilham membuat Alya membeku ditempat.
"Kalau kami sendiri sudah sepakat untuk menyerahkan semuanya pada pihak pria, kami siap kapanpun untuk menikahkan Alya pada Ivan," ucap Om Ilham.
"Kalau gitu satu bulan lagi aja, nanti biar saya yang urus semuanya. Tenang saja, saudara saya ada yang kerja di kantor urusan agama, jadi gampang lah," ucap Tante Rossa.
"Kalau begitu untuk resepsinya bagaimana?" tanya Om Ilham.
"Kalau untuk resepsinya, anak saya Ivan sebenarnya tidak suka, jadi kami sekeluarga sepakat bahwa tidak akan ada resepsi. Jadi mereka hanya akad terus makan-makan, udah gitu aja," ucap Tante Rossa.
"Kok gitu, Bu? anak saya perempuan bagaimana bisa tidak ada resepsi?" tanya Ibu Nia.
"Ya gimana ya, Bu. Resepsi itu biayanya mahal, lagipula yang terpenting lan akad nikah dan mereka sah jadi suami istri," ucap Tante Rossa.
"Udah Nia, kamu setuju aja daripada anak kamu ini jadi perawan tua. Ini kesempatan bagus buat Alya," ucap Tante Lidya.
"Tunggu, maksud dari kedatangan Bapak dan Ibu kesini ini menjodohkan saya dengan anak Bapak dan Ibu?" tanya Alya.
"Iya," jawab Tante Rossa.
"Maaf, tapi sepertinya ada kesalahan disini. Saya sedang tidak mencari suami," ucap Alya.
"Apa maksudnya ini Ilham? katanya keponakanmu ingin menikah," tanya Om Bagas.
"Keponakan saya ini mem ag ingin menikah, saya juga tidak tau kalau dia akan berkata seperti ini. Alya kamu ini jangan malu-maluin Om ya, katanya kemarin kamu mau dijodohin dengan siapa aja, pokoknya kamu harus menikah dengan Nak Ivan, dia ini calon suami yang tepat buat kamu," ucap Om Ilham.
"Tapi, Om...," ucapan Alya harus terhenti lantaran tangannya yang sakit karena dicubit Tante Lidya.
"Alya ini senang dan tidak percaya makanya dia kayak gini, tapi Bapak Bagas dan Ibu Rossa tidak perlu khawatir karema dalam waktu satu bulan ini Alya dan Nak Ivan akan melangsungkan pernikahan," ucap Om Ilham.
Alya hanya mampu diam ketika Om Ilham mengobrol dengan Om Bagas dan Tante Rossa mengenai rencana pernikahan Alya dan Ivan.
Setelah Om Bagas dan Tante Rossa pulang, barulah Alya bisa menangis. "Kenapa kalian tega sama Alya! Alya pernah buat salah apa sama kalian!" bentak Alya.
Plak...
Alya terkejut ketika merasakan tamparan yang cukup keras dari Ibu Nia, "Istighfar Alya, kamu gak boleh meninggikan suara ke yang lebih tua kayak gitu," ucap Ibu Nia.
Alya menatap sedih pada Ibu Riana, "Ibu tau soal rencana tiga manusia dajjal ini?" tanya Alya.
"Jaga bicara kamu Alya, Om sama Tante kamu ini baik sama kamu. Kita ingin kamu segera menikah, kamu ini udah 32 tahun dan belum nikah-nikah juga, masih untung Nak Ivan mau dijodohin sama kamu padahal umurnya Nak Ivan masih 24 tahun," ucap Tante Lidya.
"Tapi, gak kayak gini," ucap Alya.
"Kamu ini ya, ini itu yang terbaik buat kamu," ucap Tante Mira.
"Ini bukan yang terbaik buat Alya, tapi buat kalian. Kalian yang mencari kesempatan untuk memanfaatkan keluarganya Om Bagas dan Alya gak mau jadi budak kalian!" bentak Alya.
Plak...
"Ibu sudah bilang jangan bentak-bentak kayak tadi," ucap Ibu Nia.
"Ibu belum jawab pertanyaan Alya, Ibu udah tau soal perjodohan gila ini?" tanya Alya dan Ibu Nia hanya diam.
"Ibu setuju kalau Alya menikah dengan pria tadi?" tanya Alya.
"Ini yang terbaik buat kamu," jawab Ibu Nia dan Alya hanya tersenyum mendengar jawaban yang begitu menyakitkan baginya.
.
.
.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
nuraeinieni
kasian aliya,di oaksa nikah hanya faktor umur,tanpa memberikan kesempatan utk saling kenal
2025-10-21
0