"Levid dahulu adalah seorang pemuda kurus yang sama sekali tidak memiliki kekuatan, hidupnya blangsak dan di remehkan sana sini, hingga akhirnya Levid menemukan sebuah mustika aneh yang mampu merubah dirinya menjadi Bunglon kurus kering....
Sejak saat itulah Levid di berikan julukan Levid Si Bunglon Mumi, Namun Levid sudah lama tewas di tangan musuhnya, lalu.... kenapa Levid bisa berada di sini?" Tanya Suhadi dengan ekspresi bingung di wajahnya.
Begitu pula dengan Nenek Darmi, matanya terlihat bergetar dan sedikit tidak percaya, "Aki Ngambang Sungsang dahulu sangat di kenal sebagai dukun yang memiliki ribuan pasukan pocong!
Konon kekuatan utama Aki Ngambang Sungsang adalah menjadi pocong Wedon itu sendiri... perbedaan kekuatan Aki Ngambang Sungsang dengan kebanyakan pocong lainnya adalah Sabit haus darah yang dia miliki. Konon sabit itu adalah senjata utama Aki Ngambang Sungsang, apabila sabit tersebut berada di genggaman Aki Ngambang Sungsang segala jenis serangan tidak akan ada yang mempan di tubuhnya.
Namun sayang sekali nyawa Aki Ngambang Sungsang harus berakhir karena cucunya meracuninya dalam keadaan tidak memegang sabit.
Legenda Aki Ngambang sungsang sudah terkubur puluhan tahun yang lalu, bahkan ketika aku kecil nama Aki Ngambang Sungsang sudah terlupakan.... namun mengapa Pocong Wedon Jelmaan Aki Ngambang Sungsang bisa berada di sini? Apa sebenarnya yang terjadi?"
Baik Suhadi dan Nenek Darmi sama sama memiliki pertanyaan yang sama, yaitu mengapa sosok yang sudah lama mati bisa berada di tempat ini? Apa sebenarnya terjadi kepada dua legenda tersebut?
Namun mereka segera menggelengkan kepalanya, mereka hendak menyaksikan apa yang akan terjadi kepada Dandi dan Reno.
Baik Dandi dan Reno terlihat bergetar ketakutan bahkan Reno terlihat mengompol di celana, sedangkan batu Madyapuro yang di pegang Dandi terlepas dari tangannya dan terjatuh begitu saja ke tanah karena tangan Dandi tremor.
Sebagai seseorang yang sudah merasakan asam garam dunia bawah tanah Dandi dan Reno sangat yakin, kedua sosok mengerikan di depan mereka bukanlah sosok biasa.
Bahkan mereka sangat yakin kekuatan dari satu sosok mengerikan itu saja sudah bisa melenyapkan mereka.
Crok!
Siapa sangka ujung sabit besar dari pocong Wedon jelmaan Aki Ngambang Sungsang terlihat menusuk punggung Dandi.
Dandi ingin berteriak dengan sangat keras namun sayang sekali tekanan aura dari kedua sosok mengerikan ini membuat Dandi dan Reno tidak bisa mengeluarkan suara.
Pocong Wedon Jelmaan Aki Ngambang Sungsang itu kemudian memakan Dandi begitu saja seperti memakan sate.
Kratak!
Kratak!
Kratak!
Bahkan bunyi renyah suara tulang yang patah karena di kunyah sosok tersebut terdengar jelas, hingga membuat bulu kuduk Darmi dan Suhadi berdiri, mereka tidak bisa membayangkan betapa sakitnya di kunyah hidup hidup.
Sementara itu apa yang menimpa Reno tidak kalah mengenaskan, tubuhnya di tarik begitu saja oleh Lidah Bunglon Jelmaan dari Levid kemudian di telan begitu saja seolah menelan serangga kecil.
Darmi dan Suhadi masih menyaksikan hal tersebut dari kejauhan, walaupun berbeda tempat. mereka terlihat menghirup udara dalam dalam dengan ekspresi pucat.
Mereka berdua tahu betul bagaimana kesaktian Reno dan Dandi, bisa di bilang mereka berdua adalah dua petinggi organisasi Mayat Darah, kekuatan mereka tidak bisa di remehkan.
Namun di depan sosok mengerikan tersebut mereka seolah hanya santapan biasa.
Tiba tiba mata Levid menatap tajam Suhadi dan mata Pocong Wedon Jelmaan Aki Ngambang Sungsang menatap tajam Nenek Darmi.
Baik Suhadi dan Nenek Darmi terlihat bergetar ketakutan, kaki mereka sampai tremor ketika melihat tatapan tajam dari kedua sosok mengerikan tersebut.
Dari ekspresi mereka berdua seolah mengatakan, "pergilah kalian atau kalian akan menjadi santapan kami!"
Dada nenek Darmi terasa sakit ketika merasakan tekanan dari aura haus darah pocong Wedon itu.
Nenek Darmi kemudian berusaha keras menoleh ke arah tempat Suhadi berada, siapa sangka keadaan Suhadi terlihat lebih parah, di sana terlihat Suhadi merangkak mencoba pergi dari tempat ini dengan mulut yang bersimbah darah karena tidak kuat menahan tekanan Levid.
Wujud Suhadi juga tidak lagi seorang pemuda tampan namun sekarang menjadi kakek tua persis seperti apa yang Atmo lihat tadi siang.
Tidak mau mengambil resiko Nenek Darmi langsung menghentakan kakinya pergi dari tempat ini begitu saja.
Ketika Darmi dan Levid sudah pergi dari tempat ini, pocong Wedon itu kembali ke ukurannya yang semula dia melayang dan menggantungkan dirinya sendiri di balik pintu utama, ajaibnya tali yang tadi di putus kembali menyatu sempurna.
Klik!
Begitu pocong Wedon tersebut sudah menjadi boneka pocong biasa, dan menggantung di balik pintu, pintu utama toko boneka tersebut terkunci dengan sendirinya, seolah ada kekuatan ghaib atau entitas lain yang mengunci pintu tersebut.
Berbeda dengan apa yang di lakukan Pocong Wedon, Bunglon raksasa yang masih di depan itu terlihat menjilati noda noda darah yang tertinggal di tanah hingga bersih.
Setelah noda darah di tanah bersih Bunglon raksasa itu kemudian menjadi boneka bunglon kecil dan kurus kemudian berbaring di halaman toko begitu saja seolah hanyalah boneka biasa yang di sengaja di buang.
Suasana hening sekali seolah tidak terjadi apa apa.
Di halaman toko boneka ini hanya terdapat sebuah Batu Madyapuro yang sedikit bergetar, tampak ukiran burung di batu Madyapuro tersebut menunjuk nunjuk ke dalam toko boneka tersebut, seolah di dalam toko tersebut menyimpan banyak sekali pusaka ilmu hitam.
Namun tiba tiba...
Duar!
Batu Madyapuro tersebut meledak begitu saja dan menjadi serpihan kecil kecil. Seolah para penghuni Toko Boneka tersebut merasa terganggu dengan kehadiran Batu Madyapuro.
Suasana kembali hening di tempat ini...
Ngoooookkk!!!
Lagi lagi hanya terdengar dengkuran keras Atmo.
***
Sementara itu di dalam sebuah gang sempit yang jaraknya cukup jauh dari Toko Boneka milik Atmo.
Terlihat Suhadi yang dalam wujud kakek tuanya terbaring lemas di tanah sembari tangan kanannya memegangi dadanya yang masih terasa sedikit nyeri.
Tekanan aura dari Lived benar benar membuat Suhadi sangat kesulitan untuk bernafas dan berhasil membuatnya dalam keadaan seperti ini.
Hanya tekanan saja sudah berhasil membuat Suhadi seperti ini, Suhadi tidak bisa membayangkan apabila dirinya by one satu lawan satu dengan Lived, mungkin saja Suhadi hanya di lahap begitu saja sama seperti Reno.
"Oh sialan! Dadaku sakit sekali, sebenarnya apa misteri yang di simpan di dalam toko tersebut, mengapa.... Mengapa kedua sosok yang sudah sangat lama mati itu bisa kembali hidup?" Tanya Suhadi dengan ekspresi tidak percaya di wajahnya.
Tidak lama kemudian seorang nenek tua bungkuk terlihat berjalan mendekati Suhadi, "kekeke...!!!" Nenek tua tersebut terkekeh melihat keadaan Suhadi seperti ini, terlihat darah hitam keluar dari mulut nenek tua tersebut yang tidak lain adalah Nenek Darmi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments