ORGANISASI MAYAT DARAH

Suhadi terlihat menyeringai dengan lebar ketika merasakan betapa mengerikannya aura dari keris Mpu Gandring tersebut.

Suhadi melangkahkan kakinya berjalan menuju ke pinggiran jalan Pantura lama di mana asal aura kutukan tersebut terpancar.

Suhadi berjalan sembari menyeringai seperti orang gila, namun anehnya tidak ada satu pasang mata pun yang menatap Suhadi, padahal di jalanan tempat Suhadi lewat sangat banyak orang yang berlalu lalang.

Menunjukan bahwa Sebenarnya tubuh suhadi tidak terlihat, karena Suhadi menggunakan Ajian halimunan.

Sebuah Ajian yang bisa membuat tubuh Suhadi tidak bisa di lihat dengan mata telanjang.

Hingga akhirnya Suhadi tiba di sekitar jalan Pantura di mana toko Boneka itu berada. Tiba tiba Aura kutukan yang sangat mengerikan tersebut menghilang begitu saja dan sama sekali tidak meninggalkan jejak.

Suhadi mengamati toko boneka yang terletak di pinggiran jalan Pantura dengan mata yang menyipit, pasalnya hanya bangunan itu yang paling mencolok di bandingkan bangunan lainnya, "siapa pemilik toko boneka itu?' Tanya Suhadi dalam benaknya ia begitu kaget ketika mendapati sumber aura kutukan tersebut tiba tiba menghilang begitu saja tanpa jejak, dan kini di dekatnya hanya adalah sebuah toko boneka biasa.

Suhadi terlihat termenung ketika melihat seorang pria dekil yang keluar dari toko boneka itu sembari membawa boneka boneka yang basah karena baru saja di cuci.

Matanya menyipit, dia berdiri dengan percaya dirinya tepat di depan celah pagar seolah dia tahu pemuda dekil itu tidak akan bisa melihatnya.

"Boneka?" Tanya Suhadi dengan ekspresi aneh, pasalnya bangunan kuno itu lebih cocok di jadikan rumah atau mungkin toko barang antik atau mungkin toko batik.

Bangunan tersebut sangat tidak cocok apabila menjadi toko boneka, begitulah pikiran Suhadi.

Sementara itu Atmo terlihat menata nata boneka boneka yang sudah ia cuci di halaman tokonya, Atmo hendak mengeringkan boneka boneka tersebut dengan menggunakan sinar matahari.

Tiba tiba ketika Atmo sedang berjalan hendak mengambil boneka lainnya ia tidak sengaja melihat sepasang sendal di atas tanah.

Mata Atmo menyipit dia meraih sendal tersebut dengan ekspresi aneh, Atmo ingat betul tadi malam dia sama sekali tidak mendapati adanya sendal di sini.

"Apa ada maling ya?" Tanya Atmo dalam hatinya dengan ekspresi bingung.

Setelah mengamati sepasang sendal tersebut Atmo berbalik matanya mengedar mencoba mengawasi keadaan sekeliling.

Matanya langsung menangkap seseorang yang sedang berdiri tepat di celah pagar batu, Atmo sedikit heran melihat kakek tua yang berdiri di sana.

Dari tatapan mata kakek tua tersebut Atmo bisa melihat adanya niat yang tidak baik.

Tiba tiba manik mata Suhadi hendak menatap Atmo, dengan cepat Atmo mengalihkan pandangannya agar tidak ketahuan dia sedang mengamati.

"Sialan! Pasti orang tua itu memiliki niat buruk!" Duga Atmo, pakaian yang serba hitam mirip dengan dukun dan tampilan yang sama persis seperti dukun membuat Atmo sangat yakin bahwa orang tua itu memiliki niat jahat.

Sementara Suhadi sedikit mengerutkan keningnya ketika dia merasakan pemuda dekil itu sempat menatapnya, Suhadi merenung mencoba berpikir.

Namun dengan cepat dia menggelengkan kepalanya, "Tidak mungkin manusia biasa itu bisa melihatku..." ucapnya dengan nada sinis.

"Aku saat ini sedang menggunakan Ajian Halimunan tubuhku sekarang kasat mata dan tidak dapat di lihat dengan mata telanjang, tidak mungkin pemuda dekil dengan kulit seperti tanah sengketa bisa melihatku.." imbuhnya sembari tersenyum menyeringai menatap Atmo.

Sementara buru buru Atmo memasuki tokonya dan menutup pintu, dia saat ini ingin mencari aman, bisa saja kakek tua tersebut nekat.

Atmo menatap kakek tua itu dari balik jendela, terlihat kakek tua itu menyeringai menunjukan gigi gigi kuningnya dan beberapa ada yang hitam.

"Sialan! Ternyata benar dia adalah orang jahat, dia pasti sekarang sedang mengamati keadaan toko ini kemudian nanti malam dia akan mencuri sesuatu!" Batin Atmo dengan ekspresi serius.

Atmo kemudian memilih untuk melupakan kakek tua tersebut sesaat.

Waktu berjalan dengan sangat cepat sekali, ketika siang hari Atmo terlihat kembali mengintip di jendela, siapa sangka di siang hari yang terik itu kakek tua mencurigakan tersebut masih saja di tempatnya menatap toko boneka Atmo dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Sudah pasti dia adalah maling!" Ucap Atmo dengan geram, dia hendak keluar dan menegur kakek tua tersebut, namun siapa sangka sebelum Atmo melangkah kakinya kakek tua tersebut terlihat berjalan pergi begitu saja.

Atmo mengurungkan niatnya, dia terlihat menghela nafas lega.

"Kakek tua itu benar benar mencurigakan, aku harus hati hati malam ini." Ucap Atmo dia langsung mondar mandir mencoba menyiapkan jebakan yang cocok.

Tiba tiba Atmo teringat bahwa dia memiliki banyak sekali boneka boneka seram, dengan cepat Atmo berlari menuju ke dalam gudang.

Atmo terlihat mengambil boneka pocong pocongan yang panjangnya sepanjang ukuran biawak dewasa.

"Sempurna!" Ucap Atmo yang melihat wajah boneka pocong tersebut sangat menyeramkan, ada semacam cat merah di wajah pocong tersebut yang sangat mirip dengan darah.

Dengan cepat Atmo mengambil benang dan menggantung boneka pocong tersebut di pintu utama, tidak hanya itu Atmo juga menggantung beberapa boneka seram lainnya di balik jendela.

Atmo menggantung boneka tersebut bertujuan agar maling tua yang melihatnya akan ketakutan.

Sementara itu Suhadi terlihat berjalan pergi dari depan toko tersebut, dia terlihat bersembunyi di balik tembok. Karena dia merasakan ada dua sosok yang mendekat ke toko boneka tersebut.

Tidak lama kemudian dua pria misterius dengan topi dan masker tiba di depan toko boneka tersebut.

Tatapan mereka berdua sangat tajam seolah adalah belati, Suhadi mengamati mereka dengan ekspresi serius.

"Para Anggota Organisasi Mayat Darah? Apakah mereka juga hendak mengambil keris Mpu Gandring?" Tanya Suhadi dengan ekspresi bingung ketika dia melihat lambang tangan berdarah di jaket kedua pria tersebut.

"Apa mereka juga merasakan aura mengerikan dari keris Mpu Gandring? Namun bagaimana caranya? Bukankah aura kutukan tersebut hanya sekilas.

"Hmm... mari kita lihat terlebih dahulu apa yang akan mereka lakukan." Ucap Suhadi dengan senyum sinis seperti orang gila.

Sementara itu kedua pria tersebut terlihat saling berbisik, mereka berdua terlihat memandangi ceceran boneka yang di jemur di halaman dengan ekspresi heran.

Terlihat salah satu pria tersebut memegangi semacam Batu gepeng bundar yang terdapat ukiran burung.

Batu tersebut bukanlah batu biasa, batu itu adalah Artefak mistis yang mampu mendeteksi di mana keberadaan ilmu hitam sekecil apapun.

Paruh burung di atas batu gepeng tersebut terlihat menunjuk ke dalam toko boneka Atmo.

Mereka berdua saling pandang dengan heran, "apakah benar, di dalam sini ada pusaka penuh kutukan?" Tanya Salah satu dari dua pria itu dengan heran.

Pasalnya sangat sulit untuk di percaya jika di dalam toko tersebut menyimpan pusaka ilmu hitam.

"Tidak salah lagi, di dalam situ ada pusaka hitam, batu ini tidak mungkin salah! Karena ini adalah Artefak mistis bukan alat!" Jawab rekannya dengan ekspresi jengkel.

Benar apa yang di katakan oleh Suhadi kedua orang ini adalah anggota organisasi Mayat Darah, sebuah Organisasi dunia bawah tanah yang sangat gemar mengoleksi pusaka pusaka hitam.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!