Bab 4: Penguasa Lobi

Perjalanan menuruni tiga puluh lantai melalui tangga darurat adalah sebuah pelajaran tentang realitas baru yang brutal. Setiap pendaratan tangga adalah potensi penyergapan, setiap tikungan adalah kemungkinan bahaya. Aku bergerak dengan efisiensi yang dingin, sebuah rutinitas yang dengan cepat terbentuk: intip, gunakan [Observer's Eye], analisis, lalu eksekusi.

Dunia ini, meskipun menakutkan, ternyata sangat murah hati dalam memberikan pengalaman. Di antara lantai dua puluh dan sepuluh, aku bertemu dengan variasi monster level rendah lainnya. Ada [Tikus Got Raksasa - Level 2], makhluk menjijikkan seukuran anjing kecil dengan gigi setajam silet. Mereka cepat, tetapi pertahanan mereka serendah kertas. Satu ayunan pemukul bisbolku atau satu [Void Pulse] sudah lebih dari cukup. Mereka menjatuhkan [Daging Monster (Terkontaminasi)] dan terkadang [Gigi Tikus Tajam], material kerajinan tingkat rendah.

Aku juga menemukan [Slime Korosif - Level 2] yang merembes keluar dari retakan di dinding. Mereka lambat dan bodoh, tetapi genangan asam yang mereka tinggalkan bisa melelehkan sol sepatuku jika aku tidak hati-hati. Mengalahkan mereka memberiku [Inti Slime], sebuah bahan alkimia dasar yang kutahu dari game sangat berguna untuk membuat Potion Penyembuh tingkat rendah. Semua loot ini langsung kusimpan di dalam [Void Storage]-ku yang tak terbatas.

Selama perjalananku, aku melewati pintu-pintu apartemen lain. Di balik beberapa pintu, aku bisa mendengar isak tangis yang tertahan. Di balik yang lain, suara teriakan dan barang pecah belah, menandakan pertarungan putus asa antara penghuni dan penyusup monster. Sebagian dari diriku ingin membantu, tetapi logika gamer-ku mengambil alih. Aku masih Level 2, dengan MP terbatas dan senjata seadanya. Aku tidak bisa menjadi pahlawan bagi semua orang. Prioritas utama dalam game mana pun adalah mengamankan kelangsungan hidup dan kekuatan dirimu sendiri terlebih dahulu. Hanya setelah kau menjadi kuat, kau baru bisa berpikir untuk melindungi orang lain. Dengan hati yang sedikit berat, aku melanjutkan perjalananku.

Semakin dekat aku ke lantai dasar, semakin tebal atmosfer aneh ini. [Lumut Pendar] di dinding bersinar lebih terang, dan udara terasa lebih dingin. Aku bahkan bisa merasakan getaran samar mana di udara, pertanda adanya konsentrasi monster yang lebih tinggi di depan. Lobi.

Aku akhirnya tiba di pintu baja tebal yang menuju ke lobi. Pintu itu sedikit terbuka, memberiku celah untuk mengintip. Pemandangan di baliknya membuatku menahan napas.

Lobi apartemenku yang dulu modern dan minimalis, dengan sofa kulit dan meja kaca, kini telah hancur lebur. Sofa-sofa robek dan terbalik, kaca pecah berserakan di lantai marmer yang retak, dan tanaman-tanaman fantasi aneh dengan kelopak berwarna ungu gelap tumbuh subur dari pot-pot yang hancur. Cahaya remang-remang dari luar menyinari pemandangan kehancuran ini.

Dan di tengah-tengahnya, berkeliaran para penghuni baru. Sekelompok Goblin, sekitar lima atau enam ekor, jauh lebih banyak dari yang kuhadapi di atas. Mereka mengendus-endus perabotan yang hancur, memegang senjata-senjata kasar yang terbuat dari patahan logam dan kayu.

Namun, bukan mereka yang menarik perhatianku.

Di tengah lobi, berdiri sesosok makhluk yang menjulang di antara para Goblin. Tingginya hampir dua kali lipat dari mereka, dengan otot-otot yang lebih kekar dan kulit hijau yang lebih gelap. Ia mengenakan zirah kulit kasar yang terbuat dari ban mobil dan membawa sebuah kapak api yang dimodifikasi. Wajahnya lebih cerdas, lebih licik, dan matanya yang kuning menatap sekeliling dengan otoritas seorang pemimpin.

Aku langsung mengaktifkan [Observer's Eye].

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Nama: Hobgoblin Chieftain

Level: 5

HP: 350/350

Skill: [Heavy Swing], [Rally Cry]

Kelemahan: Es, Serangan Menusuk.

Deskripsi: Pemimpin para Goblin, memiliki kekuatan dan kecerdasan yang superior. Skill [Rally Cry] dapat meningkatkan kekuatan serangan dan moral semua Goblin di sekitarnya. Monster yang berbahaya bagi pemain level rendah.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Level 5. Jauh di atasku. Pertarungan langsung di ruang terbuka ini adalah bunuh diri. HP-nya yang besar berarti aku tidak akan bisa membunuhnya dengan cepat, dan begitu ia menggunakan [Rally Cry], aku akan dikeroyok oleh enam atau tujuh monster yang diperkuat.

Aku mundur selangkah dari pintu, pikiran gamer-ku langsung menyusun strategi. Aku butuh keuntungan taktis. Ruang terbuka adalah kerugian bagiku. Aku harus menggunakan lingkungan. Lorong tangga ini... ini adalah chokepoint yang sempurna. Sebuah leher botol di mana aku bisa memaksa mereka untuk melawanku satu per satu.

Pertama, aku harus memancing mereka. Aku mengintip lagi, mencari target yang paling terisolasi. Ada satu Goblin di dekat pintu kaca yang pecah, agak jauh dari kelompok utamanya. Aku mengulurkan tanganku, mengumpulkan energi kehampaan dalam diam. Satu [Void Pulse] melesat tanpa suara dan menghantam Goblin itu. Ia lenyap menjadi debu kegelapan bahkan sebelum sempat menjerit.

Keheningan yang tiba-tiba itu membuat Goblin lain gelisah. Mereka melihat ke tempat teman mereka tadinya berdiri, menggeram kebingungan. Sang Hobgoblin Chieftain menyalakkan perintah dalam bahasa mereka yang kasar, menunjuk dua Goblin untuk menyelidiki ke arahku.

Sesuai rencana.

Aku mundur beberapa langkah ke atas tangga, bersembunyi di balik tikungan. Aku mendengar suara langkah kaki kecil yang tergesa-gesa mendekati pintu. Begitu Goblin pertama muncul di ambang pintu, aku sudah siap. Aku mengayunkan pemukul bisbolku dengan keras, menghantam kepalanya dan membuatnya langsung lenyap. Rekannya di belakangnya terkejut sesaat, memberiku waktu untuk maju dan melakukan hal yang sama padanya. Dua pembunuhan cepat dan efisien.

[Anda telah naik LEVEL! Anda sekarang Level 3!]

[Semua atribut dasar telah meningkat. HP dan MP telah pulih sepenuhnya.]

[Anda mendapatkan 5 Poin Atribut yang bisa didistribusikan.]

Notifikasi itu datang di saat yang paling tepat. Aku langsung mengalokasikan 5 poin lagi ke INT, meningkatkan kekuatan sihirku. HP dan MP-ku yang pulih memberiku kepercayaan diri untuk menghadapi ancaman utama.

Di lobi, sang Hobgoblin Chieftain menyadari bahwa kedua anak buahnya telah tewas. Ia mengeluarkan raungan yang memekakkan telinga.

"GRAAAAAH!"

Sebuah gelombang energi merah samar meledak darinya. [Rally Cry]. Para Goblin yang tersisa di sekitarnya langsung meraung balik, mata mereka bersinar merah, dan otot-otot mereka tampak menegang. Mereka sekarang lebih kuat dan lebih ganas.

Sang Hobgoblin tidak menunggu. Ia menerjang ke arah pintu tangga darurat dengan kapak apinya terangkat tinggi. Tubuhnya yang besar nyaris tidak muat melewati ambang pintu.

Inilah saatnya. Aku berdiri di pendaratan tangga, memberiku sedikit keuntungan ketinggian. Begitu ia masuk, aku langsung menembakkan [Void Pulse]. Bola energi gelap itu menghantam dadanya, membuatnya terhuyung mundur. [HP: 305/350]. Seranganku berhasil, tapi tidak sedahsyat yang kuharapkan pada monster level 5.

Ia meraung marah dan mengayunkan kapaknya dengan liar. [Heavy Swing]. Aku melompat mundur, ujung kapak yang berkarat itu hanya berjarak beberapa senti dari wajahku, menghantam dinding beton di sampingku dan menimbulkan percikan api. Lorong tangga yang sempit membatasi ayunannya yang lebar, sebuah keuntungan bagiku.

Aku terus menembakkan [Void Pulse], sementara aku terus bergerak mundur ke atas tangga, menjaga jarak. Setiap serangan mengurangi HP-nya sekitar 40-50 poin.

[HP: 258/350]

[HP: 210/350]

Hobgoblin itu semakin marah. Ia mengabaikan pertahanannya dan menerjang maju dengan membabi buta. Aku mencoba menghindar, tetapi ayunan kapaknya kali ini berhasil menyerempet lenganku. Rasa sakit yang tajam dan membakar menjalar.

[-28 HP]

Jendela statusku menunjukkan HP-ku berkurang untuk pertama kalinya. [HP: 292/320]. Rasa sakit ini nyata. Ini bukan game lagi. Kesalahan sekecil apa pun bisa berakibat fatal.

Rasa takut yang dingin mencoba merayapiku, tetapi aku menekannya. Panik adalah jalan tercepat menuju kematian. Aku sudah hampir kehabisan MP. Aku hanya punya cukup untuk dua tembakan lagi. Aku harus mengakhiri ini sekarang.

Aku sengaja memancingnya untuk melakukan satu lagi [Heavy Swing]. Seperti yang kuduga, ia melakukannya dengan kekuatan penuh. Aku melompat mundur lagi, dan seperti sebelumnya, ia kehilangan keseimbangan. Kapaknya yang berat menghantam lantai dengan keras, membuatnya terjebak sesaat saat ia mencoba menariknya kembali.

Itu adalah celah yang kubutuhkan.

Aku menuangkan sisa manaku ke dalam satu [Void Pulse] terakhir, kali ini tidak hanya menembakkannya, tetapi memadatkannya sedikit lebih lama. Bola energi itu tampak lebih gelap, lebih pekat. Aku mengarahkannya tepat ke wajahnya.

Serangan itu menghantamnya telak. Tidak ada raungan. Hanya suara desisan saat kepalanya dilalap oleh energi kehampaan. Tubuhnya yang besar dan kekar terkulai lemas sebelum akhirnya hancur menjadi partikel cahaya yang jauh lebih padat daripada para Goblin biasa.

Dengan pemimpin mereka yang telah tiada, efek [Rally Cry] pada Goblin yang tersisa menghilang. Mereka menatapku dengan kebingungan dan ketakutan. Tanpa ragu, aku menghabisi mereka satu per satu dengan pemukul bisbolku.

Setelah Goblin terakhir lenyap, keheningan kembali menguasai lobi. Aku bersandar di dinding, terengah-engah, lenganku masih terasa perih. Pertarungan itu menghabiskan hampir seluruh MP dan staminaku. Tapi aku berhasil.

Notifikasi sistem membanjiri pandanganku, memberitahuku tentang semua EXP dan koin yang kudapatkan. Tapi ada satu yang istimewa.

[Anda telah mendapatkan: Kapak Besi Kasar (Uncommon)]

[Anda telah mendapatkan: Telinga Hobgoblin Chieftain (Quest Item)]

Loot yang bagus. Aku melangkah keluar dari tangga darurat, memasuki lobi yang hancur. Bau anyir darah monster dan debu memenuhi udara. Aku berhasil. Aku telah membersihkan "dungeon" pertamaku.

Saat itulah aku mendengarnya.

Sebuah isak tangis yang sangat pelan, nyaris tak terdengar. Suara itu berasal dari balik meja resepsionis besar yang terbalik di sudut lobi.

Dengan waspada, aku mengangkat pemukul bisbolku lagi dan mendekat perlahan. Aku mengintip dari atas meja.

Di sana, meringkuk di sudut, sesosok gadis kecil memeluk lututnya erat-erat. Ia gemetar hebat. Rambut peraknya yang panjang menutupi sebagian wajahnya, tapi aku bisa melihat sepasang telinga kucing hitam legam menempel di kepalanya, bergerak-gerak gelisah. Ia memegang sepotong pipa timah dengan cengkeraman erat, seolah itu adalah satu-satunya hal yang melindunginya dari dunia.

Ia pasti merasakan kehadiranku, karena ia perlahan mengangkat kepalanya. Mata hijau zamrudnya yang besar dan indah, basah oleh air mata, bertemu dengan mataku. Ketakutan, keputusasaan, dan secercah harapan kecil berputar di dalamnya.

Dia adalah Manusia Setengah Binatang. Anggota party pertamaku. Aku menemukannya.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!