Pintu apartemenku, yang selama ini menjadi batas antara diriku dan dunia luar, kini terasa seperti gerbang dungeon. Aku menarik napas dalam-dalam, aroma ozon dan tanah basah yang aneh memenuhi paru-paruku. Dengan satu tangan mencengkeram pemukul bisbol aluminium dan tangan lainnya siap di gagang pintu, aku membukanya perlahan.
Lorong apartemen yang familier kini tampak asing dan mengancam. Lampu neon di langit-langit berkedip-kedip tak menentu, beberapa sudah padam total, menciptakan bayangan-bayangan panjang yang menari-nari. Dinding beton yang dulu bersih kini ditumbuhi lumut hijau yang berpendar samar, dan di lantai, genangan cairan kental yang lengket memantulkan cahaya redup. Keheningan yang tadinya mencekam kini pecah oleh suara tetesan air yang ritmis dan suara garukan pelan dari ujung lorong.
Secara naluriah, aku mengaktifkan skill-ku.
[Observer's Eye].
Seketika, duniaku dipenuhi oleh data. Panel-panel informasi transparan muncul di atas setiap objek yang kulihat.
[Lumut Pendar]
Jenis: Material Umum
Deskripsi: Lumut yang beradaptasi dengan mana. Dapat digunakan sebagai sumber cahaya redup atau bahan dasar Potion Pelihat Malam tingkat rendah.
[Sisa-sisa Slime]
Jenis: Jejak Monster
Deskripsi: Cairan asam yang ditinggalkan oleh monster jenis Slime. Korosif jika disentuh tanpa pelindung.
Bahkan pintu apartemen tetanggaku yang tertutup rapat kini memiliki bar HP di atasnya: [Pintu Kayu Biasa - HP: 50/50].
Ini luar biasa. Aku bukan lagi melihat dunia; aku membacanya. Setiap elemen di sekitarku kini memiliki atribut, tujuan, dan potensi kelemahan. Pengetahuan adalah kekuatan, dan skill ini baru saja memberiku kamus untuk bahasa baru realitas ini.
Suara garukan itu semakin jelas. Aku mengalihkan perhatianku ke sumbernya di ujung lorong yang remang-remang. Sesosok makhluk kecil, bungkuk, dengan kulit hijau kusam sedang mencakar-cakar dengan panik pintu unit 307. Telinganya panjang dan runcing, matanya yang besar bersinar buas, dan di tangannya ada sepotong gagang pel yang patah, digunakan sebagai gada darurat.
Aku langsung mengenalinya. Monster level 1 yang paling ikonik di setiap game fantasi.
[Observer's Eye] aktif.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Nama: Goblin Scout
Level: 1
HP: 60/60
Skill: [Scratch]
Kelemahan: Kepala, Api.
Deskripsi: Monster lemah namun ganas yang biasanya bergerak dalam kelompok. Individu ini tampaknya tersesat dari kelompoknya dan sedang kebingungan.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Sempurna. Target pertamaku. Sendirian, level rendah, dan yang terpenting, ia sedang membelakangiku, terlalu sibuk mencoba mendobrak pintu. Statistik dasarku, bahkan di level 1, jauh melampaui miliknya. STR 25 milikku seharusnya lebih dari cukup untuk menghadapi makhluk ini.
Aku mengambil langkah pertama, berusaha tidak menimbulkan suara. Sepatu ketsku mendarat tanpa suara di lantai yang lembap. Jarak sepuluh meter. Lima meter. Goblin itu masih belum menyadari kehadiranku. Aku mengangkat pemukul bisbolku tinggi-tinggi, mengayunkannya dengan seluruh kekuatan dari STR 25-ku.
THWACK!
Suara benturan yang tumpul dan memuakkan bergema di lorong. Pemukul itu menghantam bagian belakang tengkorak si Goblin dengan kekuatan yang mengejutkan. Makhluk itu menjerit melengking kesakitan dan terlempar ke depan, menabrak pintu sebelum jatuh tersungkur. Bar HP-nya langsung anjlok menjadi [HP: 15/60].
Satu pukulan hampir membunuhnya.
Goblin itu berbalik dengan cepat, matanya yang penuh kebencian menatapku. Ia mengabaikan rasa sakitnya dan menerjang ke depan, cakar-cakarnya yang kotor teracung siap merobekku. Gerakannya cepat untuk ukuran manusia normal, tapi bagiku yang memiliki AGI 25, gerakannya terasa seperti dalam gerakan lambat. Aku dengan mudah melangkah ke samping, membiarkannya lewat. Cakar-cakarnya hanya menggores udara kosong.
Saat ia kehilangan keseimbangan, aku melihat sebuah celah. Mengikuti informasi dari Observer's Eye, aku mengayunkan pemukulku sekali lagi, kali ini mengarah tepat ke kepalanya.
CRACK!
Suara yang lebih mengerikan terdengar. Kepala si Goblin penyok, dan jeritannya terpotong seketika. Matanya yang buas meredup, dan tubuhnya membeku. Sesaat kemudian, seperti karakter game yang kalah, tubuhnya hancur menjadi ribuan partikel cahaya biru sebelum lenyap sepenuhnya, hanya menyisakan beberapa benda kecil yang jatuh ke lantai dengan suara denting pelan.
Keheningan kembali menyelimuti lorong. Aku berdiri di sana, terengah-engah, bukan karena lelah, tapi karena adrenalin. Pertarungan pertamaku. Kemenangan pertamaku.
Sebuah notifikasi sistem muncul di hadapanku.
[Anda telah mengalahkan Goblin Scout. Anda mendapatkan 10 EXP.]
[Anda telah mendapatkan: 2 Koin Perunggu.]
Aku tersenyum. Sistem ini bekerja persis seperti yang kuharapkan. Aku membungkuk dan mengambil dua koin perunggu yang berkilauan. Rasanya dingin dan nyata di tanganku. Ini adalah fondasi dari ekonomi dunia baru.
Sepuluh EXP tidak cukup untuk naik level. Aku butuh lebih banyak. Deskripsi tadi menyebutkan bahwa Goblin biasanya bergerak dalam kelompok. Scout ini kemungkinan besar adalah pengintai yang terpisah. Sarang utamanya pasti ada di dekat sini. Dalam struktur bangunan seperti ini, tempat yang paling mungkin menjadi titik kumpul monster adalah area komunal yang jarang dilalui. Tangga darurat.
Aku bergerak menuju pintu tangga darurat di ujung koridor. Saat aku membukanya, udara yang lebih dingin dan lebih lembap menyambutku. Di dalam, remang-remang, hanya diterangi oleh pendaran sporadis dari [Lumut Pendar] di dinding. Di bawah, di pendaratan tangga berikutnya, aku melihat dua pasang mata buas yang bersinar dalam gelap. Dua Goblin lagi.
"Babak kedua," gumamku.
Kali ini, aku lebih percaya diri. Aku menuruni tangga dengan sengaja membuat sedikit suara untuk menarik perhatian mereka. Keduanya mendesis dan langsung menerjang ke atas. Aku sudah siap. Aku mengayunkan pemukulku ke Goblin pertama yang mencapai jangkauan, memukulnya di dada dan membuatnya terhuyung ke belakang, menabrak temannya.
Sebelum mereka bisa pulih, aku melompat turun, mendarat di antara keduanya. Aku memutar tubuhku, menggunakan momentum untuk mengayunkan pemukul secara horizontal, mengenai kepala mereka berdua secara bergantian. Dua suara retak yang memuaskan terdengar hampir bersamaan. Keduanya hancur menjadi partikel cahaya.
[Anda telah mengalahkan Goblin Scout. Anda mendapatkan 10 EXP.]
[Anda telah mendapatkan: 3 Koin Perunggu.]
[Anda telah mengalahkan Goblin Scout. Anda mendapatkan 10 EXP.]
[Anda telah mendapatkan: 1 Koin Perunggu.]
Dan kemudian, notifikasi yang kutunggu-tunggu pun tiba.
[Anda telah NAIK LEVEL! Anda sekarang Level 2!]
[Semua atribut dasar telah meningkat. HP dan MP telah pulih sepenuhnya.]
[Anda mendapatkan 5 Poin Atribut yang bisa didistribusikan.]
Sebuah perasaan hangat dan menyegarkan mengalir ke seluruh tubuhku, menghilangkan sedikit kelelahan yang mulai kurasakan. Aku membuka jendela statusku. Semua atributku telah naik beberapa poin, dan sekarang aku punya 5 poin tambahan untuk dialokasikan. Tanpa ragu, aku memasukkan kelima poin itu ke dalam Kecerdasan (INT). Skill-ku, Void Pulse, bergantung pada INT, dan aku tahu dalam jangka panjang, sihir akan jauh lebih kuat daripada pemukul bisbol ini. INT-ku sekarang melonjak menjadi 48.
Saatnya untuk uji coba. Di dasar tangga, satu Goblin lagi sedang mengendus-endus sesuatu di sudut. Ia belum menyadari kehadiranku. Aku tidak akan menggunakan pemukul kali ini. Aku mengulurkan tangan kananku ke arahnya.
Aku berkonsentrasi pada skill pertamaku: [Void Pulse].
Aku bisa merasakan energi dari sekitarku—atau mungkin dari dalam diriku, aku tidak yakin—terkumpul di telapak tanganku. Rasanya dingin, seperti memegang lubang hitam kecil. Sebuah bola energi berwarna ungu gelap seukuran bola tenis mulai terbentuk, berputar dengan desisan pelan. Rasanya begitu alami, seolah-olah aku telah melakukan ini ribuan kali.
"Pergi," bisikku.
Bola energi itu melesat maju dengan kecepatan kilat. Tidak ada suara ledakan. Hanya desisan singkat saat bola itu menghantam si Goblin tepat di punggungnya. Untuk sesaat, tidak ada yang terjadi. Kemudian, tubuh si Goblin mulai melengkung ke dalam, seolah-olah tersedot oleh kekuatan tak terlihat, sebelum akhirnya lenyap menjadi debu kegelapan. Bahkan partikel cahaya pun tidak tersisa.
[Anda telah mengalahkan Goblin Scout. Anda mendapatkan 10 EXP.]
Kerusakannya... jauh lebih besar dari yang kubayangkan. Itu adalah pembunuhan instan yang bersih. Pemukul bisbol ini memang berguna, tapi kekuatan sejatiku terletak pada Class ini.
Suara pertempuran, meskipun singkat, rupanya menarik perhatian. Sebuah pintu di lorong yang baru saja kubersihkan berderit terbuka dengan sangat perlahan. Seorang wanita tua dengan rambut putih dan piyama bunga-bunga mengintip keluar. Itu adalah pintu unit 307, pintu yang coba didobrak oleh Goblin pertama. Wajahnya pucat pasi karena ketakutan.
Matanya tertuju padaku, lalu ke tempat di mana para Goblin tadi lenyap, lalu kembali padaku. Mulutnya terbuka, tetapi tidak ada suara yang keluar.
Aku mengaktifkan Observer's Eye padanya.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Nama: Sanae Ito
Level: 0
Class: Tidak Ada (Warga Sipil)
Status: Ketakutan, Lega, Bingung
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Level 0. Warga Sipil. Jadi, tidak semua orang menjadi "Pemain". Ada NPC di dunia ini. Orang-orang yang tidak memiliki kemampuan untuk melawan. Orang-orang yang perlu dilindungi. Kesadaran itu memberiku beban tanggung jawab baru.
Aku tidak tahu harus berkata apa padanya. Aku tidak pernah pandai berurusan dengan orang lain. Jadi, aku hanya memberinya anggukan singkat, berharap itu bisa menenangkannya, sebelum berbalik kembali ke tangga darurat.
Aku sudah menguji kekuatanku. Aku sudah naik level. Aku sudah memahami dasar-dasar dunia ini. Tujuan berikutnya adalah keluar dari gedung ini. Lantai dasar. Lobi adalah ruang terbuka yang luas, tempat yang sempurna bagi Sistem untuk menempatkan sekelompok monster yang lebih besar, atau mungkin... bos mini pertama.
Aku menatap ke bawah tangga yang gelap dan tak berujung. Pendaran [Lumut Pendar] di dinding menjadi satu-satunya pemandu jalanku. Di bawah sana, tantangan yang lebih besar menanti.
Tutorialku sudah berakhir. Saatnya game yang sebenarnya dimulai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments