SELAMANYA KAMU MILIKKU

SELAMANYA KAMU MILIKKU

Bab 1 : Ingin Menemui Dia

...🌼...

...•...

...•...

“Putus? Kenapa Sonia? Aku salah apa sampai kamu minta putus begini?” tanya Sean ketika gadis pujaannya itu meminta hubungan mereka berakhir.

“Aku hanya ingin sendiri dulu, Sean. Jangan hubungi aku lagi ya, aku tidak mau terikat hubungan lagi sama kamu. Jangan pernah menemui aku atau mencariku lagi.” Sonia melangkah pergi dari tempat dia berdiri, meninggalkan Sean yang saat itu kasih terpaku.

Sonia menyentuh foto di tangannya dan memeluk foto itu ketika ingatan masa lalu kembali berputar di kepalanya. Lima tahun lalu dia meninggalkan pria yang sangat dia cintai karena suatu alasan. Alasan yang tidak bisa dia sampaikan pada Sean dan hanya dia pendam seorang diri.

Selama lima tahun terakhir, dia menghabiskan waktu untuk kuliah dan bekerja di Bandung. Sementara Sean membangun bisnisnya di London dan selama itu pula tak ada komunikasi antara mereka. Ibarat kata, menghilang dari peredaran.

Ponsel Sonia berdering, ia melihat panggilan dari sahabatnya— Angel Ivana. Dengan cepat dia jawab agar sahabatnya itu tidak merepet.

“Ya Angel.”

“Keluar yuk, kita ke pasar malam, bosen nih di kos mulu.”

“Oke, aku siap-siap dulu ya.”

“Sip deh, aku jemput ya.”

“Iya, Ngel.”

Setelah panggilan berakhir, Sonia segera bersiap-siap dan menyimpan foto Sean kembali ke dalam kotak lalu menaruhnya di dalam lemari.

...***...

Sonia dan Angel bersahabatan sudah sejak lama, dari awal masuk kuliah sampai sekarang. Sudah dua tahun mereka lulus kuliah, namun belum ada tanda-tanda salah satu dari mereka akan menikah.

Angel sudah memiliki pacar, tapi tidak pernah ada kepastian untuk segera menikahinya. Sedangkan Sonia, gadis itu tidak memiliki kekasih. Cintanya sudah terhenti semenjak putus dari cinta pertamanya— Sean.

“Mau beli apa nih kita?” tanya Angel sembari mengedarkan pandangan ke gerai makanan.

“Beli jajanan pasar aja, yuk. Lagian aku udah nggak laper-laper banget,” tanggap Sonia.

“Beli cilor aja, kayaknya enak.”

“Yuk.”

Mereka berdua bergandengan tangan mendatangi tukang cilor. Setelah beberapa saat antre, akhirnya mereka mendapatkan pesanan dan memilih tempat duduk yang nyaman untuk menyantap cilor tersebut.

"Kamu kepikiran nggak sih, Son, di umur kita yang udah dua puluh empat tahun ini, kita belum nikah juga," ungkap Angel.

"Ya, kepikiran sih. Tapi mau gimana, jodoh itu yang belum mampir sama kita," jawab Sonia seraya terus memakan cilornya.

"Son, aku sempat berpikir buat jauhin Derren, deh." Sonia sontak menghentikan kegiatan makannya dan menatap lekat wajah Angel.

Sonia sangat tahu kalau Angel tidak bisa jauh dari Derren, apalagi mereka sudah sering berhubungan badan sejak awal kuliah sampai sekarang.

"Serius? Kenapa emang?" tanya Sonia tak menyangka.

"Capek aja, Son. Nggak pernah ada kepastian dari Derren soal hubungan kami. Kalo dipikir-pikir, aku cuma pelampiasan nafsu dia doang. Habis berbuat, ya ditinggalin, alasannya kerja lah, ada ketemu klien, banyak lah pokoknya. Pas bahas pernikahan, dia selalu aja ngelak," jelas Angel penuh kekecewaan.

"Ngel, kamu harus tekanin lagi sama Derren mengenai hubungan kalian. Ambil keputusan ketika pikiran kacau itu nggak baik, loh. Ntar malah nyesal kamu. Mending gini aja deh, kamu ajak itu Derren ketemu, minta waktu luang dia yang agak panjang buat bahas kelanjutan hubungan kalian. Bilang ke dia kalau ini adalah pembahasan terakhir dari kamu, minta kepastian sama dia."

Angel menarik napas dan memejamkan matanya sejenak. Dia bingung, apakah Derren mau memberikan waktu luang padanya untuk pembicaraan yang menurut Derren sepele?

"Aku coba deh, semoga aja dia mau. Tapi kalo dia masih bertele-tele, aku udah bertekad buat ninggalin dia. Toh, kehidupan masih harus berjalan dong."

"Nah, gitu dong, baru namanya Angel Ivana."

Mereka menghabiskan waktu di pasar malam sambil menenangkan pikiran masing-masing, karena besok mereka akan kembali berkutat dalam rutinitas harian.

Sonia bekerja di Green House milik pengusaha terkenal bernama Vanno Adrian. Dia mendapatkan posisi sebagai sekretaris, karena memang kemampuannya sangat bisa diandalkan. Sedangkan Angel bekerja sebagai karyawan biasa di sebuah perusahaan yang bisa dibilang tidak terlalu besar.

...***...

Sean Gelano Aznand, itulah nama yang dibaca oleh Carla. Sean tengah membaca berkas milik Carla.

"Good, kamu bisa mulai bekerja di sini sebagai sekretaris saya. Saya tidak mentolerir apapun mengenai pekerjaan, jadi saya harap kamu bisa profesional dalam bekerja," terang Sean dengan nada yang begitu tegas dan dingin.

"Baik, Pak. Saya pasti akan profesional dan tidak akan mengecewakan perusahaan ini."

"Baiklah, selamat bekerja, Nona Carla." Sean mengulurkan tangannya dan dengan cepat disambut oleh Carla.

"Terima kasih, Pak."

Setelah Carla keluar dari ruangannya, Sean kembali berkutat dengan laptop miliknya.

Sean hidup sendiri di rumahnya sendiri. Dia memiliki seorang ayah dan ibu tiri, juga adik kandung laki-laki yang kini berusia 24 tahun. Namun sayangnya, Sean tidak pernah akur dengan keluarganya itu, terutama dengan ayah kandungnya, Endro Trial Aznand.

Sean yang merasa bosan, langsung menutup laptop dan membuka laci meja kerjanya. Menatap sebuah foto, di mana ada dirinya dengan seorang perempuan dengan latar pantai yang indah.

"Apa kamu masih mengingatku, Sonia?" tanya Sean sambil menatap foto gadis tersebut.

Sean kembali menutup laci itu dan berjalan ke dekat jendela. Dia melihat pemandangan kota dari dalam gedung.

Klek!

Pintu ruangannya dibuka oleh seorang pria, lalu dengan santai pria itu duduk di sofa dan menyalakan rokok. Sean ikut bergabung dengan pria itu lalu mereka merokok bersama.

"Masih memikirkan gadismu itu?" tanya Kenzo sedikit menebak.

"Memang apalagi yang bisa aku pikirkan selain dia?"

"Dasar kau bodoh, Sean. Kalau memang kau masih mencintai dia dan sangat merindukannya, kau tinggal temui dia saja."

"Kalau segampang ocehanmu itu, ya tidak masalah. Tapi semua tidak semudah itu, bodoh."

"Kenapa kau tidak pernah mau menemuinya? Bukankah kau mencintai gadismu itu?"

"Ya, aku memang mencintainya. Tapi butuh waktu yang tepat untuk menemui dia." Selalu saja begitu jawaban dari Sean, padahal Kenzo sangat tahu kalau Sean bisa saja menemui gadis impiannya tersebut kapan saja.

Alamat Sonia juga sudah dia ketahui, bukan hal berat untuknya menempuh perjalanan dari Jakarta ke Bandung.

"Jangan sampai kau menyesal saat gadis itu dimiliki oleh orang lain, Sean. Karena kesempatan apapun yang kau sia-siakan tentu akan membuat penyesalan hebat dalam hidupmu." Sean mencerna kata-kata dari Kenzo. Apa yang sahabatnya katakan itu memang benar adanya.

Kenzo Everaldo dan Sean sudah bersahabat sejak kecil. Mereka bukan orang yang berasal dari keluarga biasa. Mereka berdua juga pekerja keras dan mencapai kesuksesan dengan usaha mereka sendiri.

"Aku akan memikirkan kapan waktu yang tepat untuk menemuinya."

"Jangan terlalu lama berpikir."

"Oke, kau tenang saja, Ken."

Terpopuler

Comments

Kiaraaaa ❄❄❄

Kiaraaaa ❄❄❄

Angel terjebak dalam hubungan toxic sementara Sonia terjebak dalam keputusannya sendiri

2025-10-03

0

Mediterina

Mediterina

Hubungan kayak Angel susah utk lepas tuh, apalagi udh sering berhubungan

2025-10-03

0

Latifa Andriani

Latifa Andriani

𝙿𝚊𝚜𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚔𝚊𝚢𝚊𝚔 𝚊𝚗𝚐𝚎𝚕 𝚒𝚝𝚞 𝚋𝚊𝚗𝚢𝚊𝚔 𝚢𝚐 𝚝𝚎𝚛𝚓𝚎𝚋𝚊𝚔 𝚕𝚘𝚑, 𝚑𝚞𝚋𝚞𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚝𝚘𝚡𝚒𝚌 𝚜𝚒𝚑 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞

2025-10-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!