Namun, tiba-tiba seseorang menodongkan senjata api ketika Kay baru saja memejamkan matanya. Tubuhnya seketika menegang, apalagi senjata itu mengarah tepat dibelakang kepalanya. Pikirannya sudah berkelana, tetapi dia berusaha tetap tenang agar bisa membalikkan keadaan.
Sudah panik, ada rasa takut dan seakan hanya bisa pasrah tanpa bisa apapun.Tiba-tiba terdengar tawa yang terasa tidak asing di telinga Kay, “Hahahaa …. Apakah Kak Kay ketakutan?”
“Axelion!?”
Betapa terkejutnya Kay saat melihat adiknya yang sedang tertawa puas sembari memegang senjata mainannya tanpa merasa bersalah sedikitpun. Kay masih terdiam mematung dengan mulut setengah terbuka, menatap tak percaya keberadaan adiknya di dalam pesawat yang kini sudah mengudara.
“Kenapa kau bisa di sini, Hah? Bagaimana caramu bisa ….”
Perkataan Kay terhenti saat satu kemungkinan itu terlintas di kepalanya. Sudah pasti Axel diam-diam menyelinap memasuki pesawat disaat semua orang sedang lengah. Kay hanya bisa menghela napas frustasi menghadapi kelakuan adiknya yang benar-benar … menguji kesabarannya yang setipis tisu dibagi seratus.
“Astaga, Axel? Sekarang Kakak harus bagaimana untuk mengembalikanmu pada Papah dan Mamah? Tidak mungkin ‘kan aku melemparmu dari sini?”
Kay dibuat pusing sendiri, jelas tidak mungkin dia benar-benar melempar adiknya dari pesawat yang sudah berada di atas awan. Bisa saja Axel nyangkut di pohon aren atau sejenisnya ‘kan tidak lucu? Lebih tidak mungkin dia menyuruh sang pilot untuk memutar balik pesawatnya, bukan? Memangnya dia pikir sedang menaiki angkot atau gojek?
“Astaga, Papah dan Mamah pasti sedang panik mencarimu, Axel! Bagaimana kau bisa berkeliaran sampai di sini ‘sih? Pantas saja aku merasa ada yang aneh sejak tadi, ternyata sikap diammu sungguh mengerikan,” ujar Kay mengacak frustasi rambutnya yang sebelumnya sudah tertata rapi.
“Hehehee, aku ‘kan juga ingin pergi liburan. Tapi Papah melarangku untuk ikut, jadi aku menyelinap saja dan … Lihat ‘lah, aku berhasil, bukan?” seru Axel yang ternyata mengira Kay akan pergi liburan.
“Papah! Mamah … bagaimana bisa kalian berdua memberiku adik yang spek anak dajjal seperti ini ‘sih? Setidaknya berikan aku adik yang lucu dan menggemaskan, bukannya yang suka membuat masalah seperti ini! Siapapun tolong …. Pungut saja adik dajjal ini!”
Kay tak kuasa lagi menahan rasa frustasi, dia berteriak sekencang-kencangnya di dalam pesawat yang sedang mengudara itu. Sampai-sampai pilot dan semua kru, bahkan burung yang sedang terbang di dekat pesawat itu terkejut mendengar teriakkan itu.
“Ck, kakak bisa diam tidak? Berisik sekali, lagian hanya ikut liburan apa sudahnya coba,” gerutu Axel yang memilih duduk tenang disamping Kakaknya.
“Mamah … masukan kembali dia kedalam perutmu, Mah!” lirih Kay benar-benar pasrah menghadapi adiknya.
...****************...
Dan sesuai yang Kay khawatirkan. Di bandara Luca, Ashlyn dan para pengawal sedang bingung mencari keberadaan Axel dimana-mana. Bahkan sampai menyiarkan informasi anak hilang, dibantu tim keamanan bandara tetapi Axel belum juga ditemukan di manapun. Hingga akhirnya Luca memutuskan untuk memeriksa semua cctv yang ada berharap bisa menemukan jejak terakhirnya.
Benar saja, salah satu cctv menangkap Axel yang diam-diam menyelinap masuk ke dalam pesawat yang sedang Kay naiki saat ini untuk menuju ke Negera X. Sama halnya dengan Kay, Luca pun dibuat frustasi dengan kelakuan putra bungsunya itu. Harus bagaimana dia menyampaikan kebenaran ini pada Ashlyn, yang ada nanti istrinya itu akan semakin mengamuk.
“Axel, kau benar-benar suka sekali membuat masalah untuk kakakmu dan juga Papah! Bagaimana ini … Kay, tidak mungkin melemparmu begitu saja dari pesawat, bukan? Lalu bagaimana aku menjelaskan pada Mamahmu, Axel! Dia pasti akan mengamuk,” gumam Luca mengepalkan kedua tangannya sebagai pelampiasan rasa frustasinya.
“Sayang, bagaimana? Kau sudah tahu dimana Axel sekarang?” Tiba-tiba orang yang Luca takutkan muncul di sampingnya, menatapnya dengan penuh harap.
“Mmm, dia diam-diam masuk ke pesawat yang Kay naiki.” Luca sungguh tidak memiliki pilihan lain, kecuali mengatakan dengan jujur apa yang terjadi.
“Apa? Kau ini bagaimana ‘sih? Bisa-bisanya tidak ada yang menyadari kalau Axel memasuki pesawat itu. Para pengawalmu juga? Tidak ada yang berguna,” cecar Ashlyn meluapkan kemarahannya kepada Luca dan yang lainnya.
“Aku tidak mau tahu, atur penerbangan untuk menjemputnya sekarang juga!” bentak Ashlyn, lebih ke arah memerintah kepada Luca dan anak buahnya.
“Tenanglah, Sayang! Nanti aku akan menghubungi Kay ataupun Max dan Matt untuk membawa Axel kembali. Kita menyusul pun percuma ….”
Luca segera membujuk, bisa gawat kalau Ashlyn tahu bahwa situasi ditempat Kay menjalankan misinya cukup berbahaya. Sebab yang Ashlyn ketahui, Kay hanya membantu salah satu perusahaan cabang yang sedang bersalah. Lebih mengarah pada persaingan bisnis, bukan persaingan wilayah kekuasaan antar klan mafia.
“Percuma? Kenapa percuma, kita menyuruh Kay mengantar Axel kembali malah akan semakin merepotkan dia. Bukankah lebih baik kalau kita saja yang menjemputnya?” cecar Ashlyn menatap penuh curiga pada suaminya itu.
“Eish, mungkin saja Axel ingin liburan sebentar hanya berdua di sana sebagai kakak adik. Kenapa kita harus mengganggunya. Bukankah ini bagus, kita bisa memiliki waktu berdua seperti awal pernikahan kita dulu.”
Luca masih tetap membujuk Ashlyn dengan menggunakan berbagai cara dan juga alasan. Hingga akhirnya, Ashlyn mengalah dan membiarkan Axel tetap bersama Kay di sana. Namun, dengan satu syarat mereka harus selalu memberi kabar setiap hari. Luca pun menyetujui syarat tersebut, setidaknya Ashlyn tidak menyusul mereka di Negara X.
...****************...
Setelah melalui perjalanan yang cukup memakan waktu dan tenaga, akhirnya pesawat itu mendarat dengan aman di Bandara International Kota Xennor. Terlihat jelas Axel sangat bersemangat begitu turun dari pesawat, berbeda dengan Kay yang sudah lemas lebih dulu sebelum bertarung. Menghadapi kelakuan adiknya benar-benar menguras energi mental dan juga tubuhnya.
“Axel?!”
Max dan Matt pun ikut terkejut saat melihat kehadiran bocah kelebihan energi itu datang bersama dengan Kay. Padahal informasi yang mereka dapatkan, Kay akan datang sendirian dengan membawa beberapa anak buahnya saja.
“Kay, bagaimana bisa Axel ikut bersamamu? Apakah Papah dan Mamahmu ….”
“Jangan tanya aku, Paman! Jelas Papah dan Mamah tidak mungkin mengijinkan dia ikut, tapi asal paman tahu dia malah menyelinap masuk ke pesawat tanpa di sadari siapapun,” sela Kay pada ucapan Matt dengan tubuh lemas seperti jelly, dia memeluk pamannya itu.
“Huaaa … aku seperti sedang melaksanakan misi ganda sekaligus!”
Kini Kay bukan hanya harus memikirkan cara menyelesaikan misi, tetapi dia juga harus memikirkan cara untuk mengirim adiknya kembali. Sebab sepanjang perjalanan Kay sudah mengatakan akan mengantar bocah itu pulang begitu mereka mendarat, tetapi Axel menolaknya dengan keras. Hingga membuat Kay semakin pusing tujuh keliling.
Bersambung ….
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Susi Bule
🤣🤣🤣ngakak aku Thor kan ada teman serta lawan bertengkar nya Kay yang katanya speek anak Dajjal adeknya sendiri 🤣🤣mana tugas yang di berikan sang papa sangat berbahaya di tambah jagain anak Dajjal alias Axelion 🤣🤣🤣
2025-10-04
0
🤩😘wiexelsvan😘🤩
yg sabar ya bang😁😁😁
siapa tau nanti axel bisa bantuin kamu di kota xenor 😉😉😉
ntar biar axel bikin pusing tu para klan laknat dengan kerandomannya 🤣🤣🤣
2025-10-01
1
Desyi Alawiyah
Sabar Kay... Sekarang tanggung jawabmu double, menangani masalah di negara X dan melindungi adikmu dari serangan musuh...🤣
2025-09-29
0