Kebahagiaan Sederhana

Setelah selesai berbelanja di sebuah kios untuk keperluan dapur Darius pun segera bergegas pulang sambil memeriksa saku celananya lalu ia mengambil sebuah ponsel yang tidak terlalu mewah sambil berjalan, tangan kanan memegang ponsel sedangkan tangan kiri memegang barang belanjaan yang tidak terlalu banyak.

Darius membuka ponsel untuk melihat jam, yang ternyata jam tersebut sudah menunjukan pukul 5 sore, hingga ia pun sempat kaget ternyata sudah semakin sore dan ia belum sampai rumah, jadi ia pun mempercepat perjalanan pulangnya dengan jalan kaki sambil memasukkan ponselnya kembali ke saku.

Jarak antara kios dan rumahnya bisa di bilang cukup jauh, jika berjalan kaki mungkin memakan waktu sekitar 20 menit itu pun ia harus jalan cepat dan jika menggunakan kendaraan mungkin lebih cepat sekitar 10 menit.

20 menit pun berlalu.

Hari sudah terasa semakin gelap, tapi akhirnya Darius pun sudah dekat dengan rumah, ia hanya perlu memasuki sebuah gang di depan, jalan raya semakin ramai ketika mendekati malam, lalu lalang kendaraan kesana kemari yang menemani Darius selama perjalanan yang di penuhi kesendirian.

Darius pun akhirnya memasuki gang, rumahnya tidak terlalu jauh dari dalam gang dan hanya perlu berjalan lurus, Darius berjalan lalu lalang kendaraan semakin sepi ketika ia semakin memasuki gang, langkah kakinya pun bisa terdengar bertempo sangat sepi, lampu-lampu hias dan perumahan sekitar perlahan menyala satu persatu berkelap kelip menerangi gelap sore hari, seperti ia sedang di sambut kedatangannya tetapi kenyataannya tidak.

Tak lama kemudian Darius pun sampai di depan rumahnya, rumah Darius terlihat sangat sederhana tidak ada istimewanya tidak cukup luas.

Tok tok Darius mengetuk pintu sambil berkata

"Bu Aku pulang"dengan suara pelan.

"Oh kamu sudah pulang nak"kata ibunya suara yang lembut terdengar dari dalam.

Aku pun langsung membuka pintuku dan bergegas masuk kedalam, di saat Darius memasuki rumah ia mencium aroma udara yang sangat familiar yang menghilangkan rasa lelah serta beban yang ia pikul, ya itu adalah rumah yang berisikan anggota keluarga yang damai, penuh kegembiraan serta senyuman walaupun ekonomi keluarga mereka pas-pasan, yang selama bertahun-tahun tidak ada perubahan.

Darius duduk sementara untuk melepaskan sepatunya lalu berjalan menuju ke arah dapur yang tidak jauh dari ruang tamu yang kecil tanpa meja atau kursi, hanya di temani alas, dan sebuah televisi kecil kembung, yang juga sekat untuk menuju dapur tidak ada pintu hanya di lapisi kain, hanya 2 buah kamar yang di lapisi pintu kayu, tidak aja jarak antara tempat tersebut yang jika keluar dari kamar akan langsung menghadap ke ruang tamu.

Darius membuka tirai kain yang menuju dapur, dan ia melihat ibunya yang sedang mengupas bawang lalu ia berkata

"Bu ini barang belanjaan yang sudah aku beli"

"Baik nak terima kasih, taruh saja di sebelah ibu"

Darius kemudian berjalan menuju ibunya lalu meletakkan barang belanjaan sambil melirik ibunya dan berkata"Boleh aku bantu Bu?"

"Ya silahkan"

Darius kemudian mengeluarkan barang belanjaan dan meletakkannya di luar satu persatu, lalu ia melihat sebuah kantung es krim pesanan adiknya Latina, Darius sempat lupa bahwa ada es krim dalam belanjaan tersebut, juga sepertinya es krim ini sudah sedikit meleleh.

"Bu tunggu sebentar, aku ingin mengantarkan es krim ke Latina, aku sempat lupa dan akhirnya es krim itu sedikit mencair"

Ibunya hanya bisa menghela nafas melihat kecerobohan Darius yang sudah menjadi kebiasaan sehari-hari.

"Ya adikmu mungkin ada di kamar sedang belajar"

Darius berbegas menuju kamar, ketika sampai Darius mengetuk pintu sambil berkata"dek pesanan yang kamu minta udah Kakak belikan tapi ini sedikit mencair"dengan nada suara yang semakin pelan.

Suara adiknya yang merdu dan lembut pun terdengar dari dalam.

"Oh kak sudah sampai, tidak apa mencair juga yang penting Kakak sudah membelikannya untukku"

Latina pun bergegas membuka pintu dari dalam hingga pandangannya saling bertemu.

Latina sekarang sudah berusia 13 tahun dan telah memasuki jengang SMP, ia sekarang sudah semakin cantik seiring dengan pertumbuhan, rambutnya panjang berwarna hitam, terikat rapih, mata biru indah seindah lautan lepas, jika terkena sinar matahari mata tersebut akan semakin indah untuk di lihat, bibir kecilnya yang imut, tinggi badannya hanya sebahu Darius, memakai pakaian sederhana, ia tersenyum kepada kakanya sambil mengambil kantung es krim sambil berkata.

"terima kasih kak"

"ya sama-sama, apa kamu sedang belajar"

"Ya aku sedang belajar sekaligus mengerjakan PR....ughh pusing sekali tahu kak"dengan wajah cemberut.

"Hmm, mau Kaka bantu?"

"Benarkah? Yay"dengan ekspresi bergembira sambil melompat dengan satu tangan ke atas.

Darius dan Latina pun mulai belajar bersama atau lebih tepatnya mengajari Latina. Kamar mereka berdua cukup berantakan dengan berbagai buku serta alat tulis berserakan di kasur lipat serta lantai.

Darius menggelengkan kepala ketika melihat kamar tersebut seperti kapal pecah cukup berantakan, kemudian ia pun mulai membereskannya sebelum memulai pembelajaran agar terlihat nyaman jika ruangan tertata rapih.

Setelah selesai membereskan ruangan Darius mulai berkata"Jadi pelajaran apa yang membuatku kesulitan?"

"Tunggu sebentar"katanya sambil mencari buku yang sudah tertata rapih.

"ini kak"Laila menunjukan buku tersebut pada Darius.

"Hmm Pelajaran sejarah ya?"sambil memegang dagu.

Lalu Darius pun mulai mengajari Latina dengan khidmat berbicara sesuatu, hingga sesi tanya jawab, tertawa, saling menjahili dalam keadaan belajar, yah bagaimanapun jika kita belajar terlalu serius itu tidak akan menyerap ke otak yang ada malah bertambah pusing dan kusut hingga lupa.

Setelah mengajari Latina berbagai pelajaran selama kurang lebih 30 menit dengan asik, saatnya makan malam pun tiba, jam menunjukan pukul 6 sore lebih, serta suara ibunya pun terdengar menyuruh mereka untuk datang.

"Darius, Laila kemari makan dulu"teriak ibunya.

"Ya Bu"jawab mereka berdua.

"Kamu duluan saja, aku yang akan merapikan tempat ini"kata Daris sambil melirik Latina yang sedang berbaring sudah menyelesaikannya PR terakhirnya.

"Oke kak, makasih"katanya lalu mulai berdiri dan bergegas keluar.

Darius pun memulai pekerjaannya yaitu merapikan kamar mereka berdua, selesai merapikan kamar ia pun mulai menuju ruang tamu untuk makan bersama.

Ibunya dan Latina sudah menunggu di lantai dengan di kelilingi oleh makanan sederhana, mereka tidak memulai makan duluan di karenakan mereka lebih menikmati makan bersama menambah kenikmatan, yah ini sudah menjadi tradisi keluarga kecil ini.

Darius tersenyum kepada mereka berdua, kemudian ia mulai duduk di samping Latina, terdiam selama beberapa detik sebelum ia berkata"Bu, ayah tidak akan datang"katanya dengan bingung.

"Ya katanya ayah akan pulang sedikit larut malam, jadi sekarang hanya kita ber 3, jadi kalian tidak perlu menunggu ayah dan mari kita makan"katanya dengan nada menjelaskan.

Darius hanya bisa terdiam ketika mendengar penjelasan ibunya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!