Chapter 3. Asisten Artis Besar

Sementara Allen masih berjuang menata hati dan menyembunyikan identitasnya di kota kecil itu, jauh di kota asal, Carlos duduk di balik meja kerjanya dengan wajah penuh obsesi.

Ia menatap foto Alleandra di layar ponselnya, wanita anggun cantik paripurna dengan senyum menawan, sosok yang dulu selalu mendampinginya sebagai sekretaris andal. Wanita yang hampir ia nikahi, namun kini menghilang begitu saja.

“Alleandra gak mungkin benar-benar pergi begitu aja,” gumamnya sambil mengepalkan tangan. “Dia terlalu pintar… terlalu berharga untuk dilepaskan.”

Carlos lalu memanggil asisten pribadinya.

“Kirim orang-orang kita ke kota-kota sekitar sini. Fokus pada perusahaan-perusahaan menengah dan start-up. Dia pasti akan bekerja di tempat seperti itu. Aku tahu betul cara dia berpikir.”

Sang asisten sempat ragu.

“Tapi, Pak… bukankah ia meninggalkan Anda menjelang pernikahan? Apa tidak sebaiknya... ”

Belum sempat ia menyelesaikan kalimat, Carlos menatap tajam.

“Dia milikku. Tidak ada yang boleh merebutnya. Tidak ada yang boleh memilikinya. Sekalipun ia membenciku, ia tetap akan kembali.”

Dengan itu, jaringan orang-orang bayaran mulai bergerak. Mereka menyebar, mengumpulkan informasi, menelusuri daftar pegawai baru di berbagai perusahaan kecil. Nama “Alleandra” belum terdengar, tapi Carlos yakin, cepat atau lambat, jejak itu akan muncul.

Yang tidak ia ketahui adalah, Alleandra kini menyamar begitu total hingga semua orang mengira dirinya seorang pemuda tampan penghuni kontrakan. Dan justru penyamaran itulah yang membuatnya lebih sulit ditemukan.

Namun, bayangan Carlos yang terus memburunya menjadi ancaman tak terlihat. Alleandra merasa seolah ada tatapan yang selalu mengintai dari balik punggung, meski ia mencoba menenangkan diri.

.

Aktor itu bernama Aldric Hugo Bramantara, Meski usianya sudah melewati kepala empat, penampilannya sama sekali tak menunjukkan tanda penuaan. Hingga ia dijuluki 'the vampire' oleh para penggemarnya. Ia justru tampak seakan masih berusia dua puluhan tahun, persis ketika pertama kali muncul di layar kaca dan membuat publik jatuh hati.

Wajahnya tampan dengan garis rahang tegas, hidung mancung, serta senyum tipis yang selalu berhasil memikat penggemarnya. Sorot matanya tajam, penuh wibawa, seolah bisa menembus siapa saja yang berani menatap terlalu lama. Ada aura misterius sekaligus memikat yang membuat orang di sekitarnya merasa kecil, namun sekaligus tak bisa lepas pandang.

Tubuh Aldrich terjaga dengan sangat baik. Atletis, tegap, dan berotot, hasil latihan rutin yang tak pernah ia lewatkan meski jadwal syuting padat. Saat mengenakan setelan jas mewah, ia terlihat bagai tokoh karismatik dengan pesona dewasa, namun dalam balutan kaus sederhana pun, garis otot lengannya tetap mencuri perhatian.

Rambutnya hitam pekat hingga menambah kesan maskulin dan berkelas. Suaranya berat, dalam, dan berwibawa, tiap kali berbicara, orang-orang cenderung mendengarkan dengan penuh perhatian.

Kini, meski sudah terbilang senior dari segi usia, namun

ia masih menjadi idola lintas generasi. Fans muda maupun tua sama-sama mengaguminya. Namun di balik pesona itu, Aldrich sedang dilanda masalah besar, asisten pribadinya yang dulu paling setia tiba-tiba mengundurkan diri. Sebuah kejadian yang membuatnya pusing, karena ia membutuhkan sosok yang bisa mengimbangi ritme hidupnya yang intens, menjaga jadwalnya tetap rapi, dan sekaligus bisa menjadi “teman bayangan” yang setia mendampingi.

.

Aldrich Hugo Bramantara, bintang besar berdarah campuran Jerman-Jawa yang sudah lama menjadi idola lintas generasi. Jadwalnya makin padat karena film terbarunya sedang masuk tahap produksi besar-besaran, sehingga kepergian asisten pribadinya mendadak membuat semua jadi kacau.

Di belakang Aldrich, ada sosok Manajer Liang, pria keturunan Tionghoa yang terkenal teliti, disiplin, dan sangat protektif terhadap artisnya. Dialah orang yang memastikan Aldrich selalu berada di jalur aman, baik dalam karier maupun kehidupan pribadi.

“Gak bisa dibiarin terlalu lama,” desis Liang sambil merapikan catatan jadwal di tangannya. “Besok syuting dari pagi sampai malam. Minggu depan sudah ada tur promosi. Kita butuh pengganti asisten sekarang juga.”

Ia segera menghubungi relasi-relasinya, mengandalkan jaringan luas yang selama ini mendukung Aldrich. Salah satu nama yang ia telepon adalah Anjani, seorang wanita yang sudah lama ia kenal sebagai pemilik beberapa rumah kost di berbagai kota. Anjani terkenal punya banyak kenalan, dan kerap merekomendasikan orang-orang yang bisa dipercaya untuk bekerja di lingkaran orang penting.

“Ni hao, ci Anjani,” sapa Liang dengan sopan ketika sambungan terhubung.

“Ah, Liang! Lama sekali kamu gak menghubungi. Ada apa tumben?” sahut Anjani dengan suara ramah namun penuh wibawa.

Liang menjelaskan singkat tentang kondisi Aldrich yang terjepit tanpa asisten.

“Kami butuh seseorang yang cekatan, bisa dipercaya, dan tahan menghadapi tekanan. Gak perlu pengalaman panjang, asal punya kemauan belajar dan yang pasti harus cowok. Ci, apakah ada rekomendasi?”

Anjani terdiam sejenak. Ingatannya langsung melayang pada salah satu penghuni barunya di kost, Allen, pemuda tampan yang baru masuk dan sudah bikin heboh anak-anak kost karena kharisma misteriusnya.

“Hmm… kebetulan ada seseorang di kost saya. Masih muda, rajin, dan… sepertinya tipe yang tahan banting. Wajahnya juga… ya, karismatik,” ucap Anjani, senyum samar terbentuk di bibirnya.

Liang mengangkat alis. “Benarkah? Kalo cici yang bilang begitu, aku percaya. Bisa atur pertemuan cepat?”

“Besok pagi aku temui orangnya dulu, soalnya dia emang lagi cari kerjaan . Saya pastikan dia ada di sini,” jawab Anjani mantap.

Tanpa menyadari bahwa “Allen” sejatinya adalah Alleandra dalam penyamaran, Anjani baru saja membuka jalan bagi pertemuan yang akan mengubah hidup banyak orang, seorang aktor kharismatik yang mencari pendamping setia, dan seorang wanita yang tengah melarikan diri dari luka masa lalu.

.

Pagi menjelang, suasana di rumah kost masih riuh oleh aktivitas para penghuni. Namun, di ruang tamu, Tante Anjani sudah menunggu Allen dengan wajah serius. Ia memanggil pemuda tampan itu setelah sarapan bersama anak-anak kost lain.

“Allen, duduk sebentar. Tante ada yang mau dibicarakan,” ujarnya sambil menegakkan duduknya.

Allen menoleh, agak heran. Biasanya Tante Anjani jarang terlihat seserius itu.

“Iya, Tante… ada apa?”

Anjani menatap Allen penuh pertimbangan sebelum membuka suara.

“Tante dapat telepon dari seorang relasi lama, manajer artis besar. Mereka sedang butuh asisten pribadi segera. Orang yang bisa mengatur jadwal, cekatan, dan tahan banting. Tante pikir… kamu mungkin cocok.”

Mata Allen melebar, tak percaya.

“Asisten pribadi artis?” tanyanya memastikan.

“Iya. Bukan artis sembarangan, Allen. Ini aktor papan atas, karismatik, disiplin, dan terkenal perfeksionis. Aldrich Hugo. Tante yakin ini kesempatan emas buat kamu.”

"Oh, Aldrich. Gila tan, beruntung banget aku kalo bisa keterima jadi asistennya."

Semangat langsung menyala dalam diri Allen. Pikirannya melayang pada masa lalu, betapa dulu ia begitu lihai membantu mantan tunangannya, Carlos, dalam pekerjaan kantor. Ia tahu kemampuannya ada, bahkan lebih dari cukup. Kesempatan ini bisa jadi pintu baru untuk benar-benar bangkit.

“Wah, Tante… aku… aky mau! Aku siap kerja keras,” jawab Allen penuh semangat, matanya berbinar.

Tante Anjani tersenyum puas, seolah keputusannya tepat. “Bagus. Besok kamu bakal ketemu manajernya. Buktiin kalo kamu emang pantas.”

Namun, ketika Allen kembali ke kamarnya, senyum itu perlahan pudar. Ia menatap cermin kecil di meja, melihat sosok dirinya yang sudah disulap jadi “pemuda tampan.”

Hatinya mulai dihantui rasa takut.

Bagaimana kalau mereka tahu aku sebenarnya Alleandra? Bagaimana kalau identitasku terbongkar di tengah jalan?

Ia duduk di tepi ranjang, memeluk dirinya sendiri, mencoba menenangkan pikiran. Di satu sisi, ini adalah peluang emas. Di sisi lain, resikonya sangat besar.

Allen menghela napas panjang.

“Kalo aku menolak, aku akan terjebak di sini selamanya. Tapi kalo aku menerima… aku bisa aja ditemukan. Apa aku siap menghadapi itu?”

Suara tawa anak-anak kost dari luar kamar membuatnya sedikit terhibur. Namun keputusan itu jelas bukan hal sepele. Antara peluang baru dan ketakutan lama, Allen tahu hidupnya akan berubah drastis.

.

YuKa/ 270925

Terpopuler

Comments

🌻sunshine🌻

🌻sunshine🌻

semangat Len ..siapa tau pekerjaan itu juga sarana untuk menemukan jodoh mu yg sesungguhnya 🤭 aldrick Hugo ..terbayang do ming se 🤭

2025-09-27

5

Nana2 Aja

Nana2 Aja

udah Len, Terima aja. rasa takut pasti ada, tp ini kesempatan besar lho Len😍😍😍

2025-09-27

6

D.Nafis Union

D.Nafis Union

maju aj allen, masalah nanti ketahuan urusan belakangan, yg penting bisa kerja dulu, dpt cuan. 💪 thanks kk yuka 😘

2025-09-27

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!