Bab 2.
Hari itu, Tante Anjani, sang pemilik kontrakan, mengetuk pintu kamar Alleandra. Wanita berusia empat puluh tujuh tahun itu dikenal para penghuni kost sebagai janda cantik yang modis dan penuh pesona. Tubuhnya terawat, tutur katanya manis, dan sering kali gerak-geriknya dianggap terlalu menggoda.
“Allen, boleh tante masuk? Tante bawain gorden baru buat kamar kamu. Biar nggak monoton, ya. Lagian yang lama terlalu terkesan feminin. Gak cocok sama kamu yang ganteng ini.” ujarnya sambil tersenyum menggoda.
Alleandra, yang masih belum terbiasa dengan penyamarannya, hanya mengangguk kikuk.
“Iya, Tan… silakan.” sahut Alleandra pelan, tipe suaranya yang memang medium level di antara suara perempuan dan laki-laki membuat daya tarik tersendiri. Tegas namun lembut.
Tante Anjani lalu melangkah masuk, membawa kain gorden berwarna biru gelap. Saat mulai memasangnya di jendela, ia meminta bantuan Alleandra untuk memegang tangkai besi di atas. Suasana kamar yang sempit membuat jarak mereka semakin dekat. Setiap gerakan Tante Anjani terasa penuh kesengajaan, menyentuh lengan Alleandra, menoleh dengan tatapan lembut, bahkan sengaja membiarkan parfum manisnya menguar begitu dekat.
“Wah… ternyata kamu tinggi juga ya. Cocok banget gantiin bapak-bapak tukang kalau soal beginian,” ucap Tante Anjani sambil tertawa kecil, matanya seakan menyapu wajah Alleandra.
Alleandra hanya tersenyum kaku, mencoba fokus agar tak menimbulkan kecurigaan. Namun dari luar kamar, beberapa anak kost cewek yang penasaran sudah mengintip lewat celah pintu yang tak tertutup rapat.
“Eh, liat deh… Tante Jani sama cowok baru itu…” bisik salah satu siswi SMA, matanya berbinar.
“Ih, gila… deket banget. Jangan-jangan Tante Jani naksir cowok ganteng itu?” celetuk yang lain sambil menahan tawa.
Bisik-bisik itu berubah jadi cekikikan kecil, hingga terdengar jelas oleh Alleandra. Wajahnya memanas, sementara Tante Anjani malah tersenyum penuh arti, seakan sengaja membiarkan kehebohan itu terjadi.
Akhirnya, salah satu mahasiswi yang paling jahil nyeletuk keras-keras, “Tante Jani, jangan rebutan dong! Biar kita aja yang deket sama Mas Allen!”
Serentak tawa pecah di koridor kost, membuat Alleandra benar-benar salah tingkah. Tante Anjani hanya terkekeh, mendekat pada Alleandra lalu berbisik pelan, “Kayaknya kamu bakal jadi rebutan di sini deh…”
Alleandra terdiam. Yang awalnya ingin hidup tenang dengan identitas barunya, kini justru terjebak dalam lingkaran godaan dan kehebohan di rumah kost penuh gadis muda itu.
.
Sore itu, setelah suasana kembali tenang pasca keributan kecil bersama Tante Anjani, seorang siswi SMA penghuni kost terdahulu bernama Reikha mengetuk pintu kamar Alleandra. Gadis itu terkenal cerewet, periang, dan selalu ingin tahu.
“Mas Allen! Boleh aku bantuin beres-beres kamarmu gak? Soalnya aku lihat kamu kayaknya belum rapi-rapi sejak pindahan kemarin,” katanya penuh semangat, tanpa menunggu jawaban langsung masuk.
Alleandra yang di kost memang dikenal dengan panggilan “Allen” karena penampilannya yang tomboy, sempat bingung tapi akhirnya mengangguk pasrah.
“Hmm… kalo mau, silakan. Tapi jangan kaget kalo agak berantakan, ya.”
Reikha mulai mengutak-atik barang-barang di meja, melipat pakaian, lalu membuka lemari kecil. Tapi ketika ia menemukan sehelai pakaian dalam perempuan, matanya langsung membesar.
“Eh? Ini… punya siapa Mas Allen?” tanyanya dengan nada setengah teriak, matanya berbinar penuh rasa ingin tahu.
Alleandra langsung panik, wajahnya memanas. “Itu… bukan… maksudku—”
Namun Reikha sudah terlanjur tertawa geli, lalu menatap Alleandra dengan tatapan menggoda.
“Ih, Mas Allen ternyata... Ehem. Cowok tapi kok nyimpen yang ginian. Apa jangan-jangan… punya pacarnya Mas Allen ya?” bisiknya, mendekat sambil menahan senyum nakal.
Alleandra gugup, berusaha menahan ekspresi agar tidak terbongkar.
“Jangan macam-macam, Reikha. Itu… cuma salah beli,” ucapnya cepat, mencari-cari alasan.
Namun Reikha justru semakin penasaran. Ia bersandar di meja, menyipitkan mata, lalu berkata pelan,
“Hmm… aku jadi curiga. Tapi tenang aja, aku nggak bakal cerita ke anak-anak lain. Rahasiamu aman di aku…”
Suasana kamar jadi tegang sekaligus kocak. Reikha terlihat menikmati perannya menggoda, sementara Alleandra hanya bisa gelagapan, takut identitas aslinya terbongkar.
Di luar kamar, beberapa penghuni lain sudah menempelkan telinga di pintu, cekikikan, karena mengira Reikha sedang menggoda cowok baru itu dengan serius.
.
Malam itu, kamar kontrakan terasa sunyi. Hanya suara jangkrik dan deru motor sesekali yang terdengar dari luar. Allen duduk di tepi ranjang, menatap kosong ke arah jendela yang baru saja dipasangi gorden oleh Tante Anjani siang tadi. Wajahnya tampak murung, jauh berbeda dari ekspresi kikuknya ketika menghadapi kehebohan anak-anak kost.
Ia memejamkan mata, dan seketika kenangan lama kembali menyeruak, kenangan yang sebenarnya ingin ia kubur dalam-dalam.
Dalam bayangannya, ia kembali melihat sosok pria itu, Carlos, bos besar di perusahaan yang selama ini menjadi dunianya. Pria mapan, karismatik, dan selama satu tahun terakhir menjadi tunangannya. Cinta yang ia kira kokoh, nyatanya rapuh.
Hari itu, hanya beberapa hari sebelum tanggal pernikahan mereka, Alleandra membuka pintu rumah Carlos tanpa mengetuk. Ia ingin memberi kejutan kecil, membawa kue kesukaan pria itu. Tapi justru ia yang mendapat kejutan paling pahit dalam hidupnya.
Matanya langsung membeku ketika melihat Carlos bercinta dengan wanita lain di kamar tidur utama. Tawa lirih, desah, dan pelukan mesra yang seharusnya menjadi miliknya, justru ia saksikan diberikan pada orang lain.
“Kamu…” suaranya tercekat kala itu, kue di tangannya terjatuh.
Carlos yang panik hanya bisa terbata-bata, tapi semua sudah jelas. Tak ada alasan yang bisa memulihkan luka itu.
Hati Alleandra hancur berkeping-keping. Semua rencana, gaun pengantin yang sudah tergantung di lemari, bahkan undangan yang sudah tersebar, lenyap tak berarti.
Air mata menetes di pipinya malam itu di kamar kost yang baru. Ia menutup wajah dengan kedua tangan, tubuhnya bergetar.
Betapa sakitnya dikhianati oleh orang yang selama ini ia percaya sepenuh hati.
Kini, meski penampilannya sudah berubah dan orang-orang mengira dirinya seorang pria tampan bernama Allen, luka itu tetap hidup di dalam dada. Luka yang membuatnya ingin menghilang dari dunia lamanya.
Namun dalam kesunyian itu, Alleandra berbisik pada dirinya sendiri,
“Kalo pun aku harus mulai dari nol, aku ingin jadi seseorang yang berbeda. Bukan Alleandra yang dulu… bukan tunangan yang ditinggalkan.” tekadnya.
Meski ia tahu, Carlos akan terus mencari keberadaannya dan takkan membuat hidupnya tenang.
.
YuKa/ 250925
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
AzkiaRuby
Len, gimana kalo kamu bawa temen cowo ke kosan, perlihatkan ke mereka kalo kamu kaum belok biar mereka terhempas
2025-09-25
5
Nana2 Aja
semangat Allen. pasti Allen ganteng banget nih. jadi rebutan ciwi2 penghuni kos🤭🤭🤭
2025-09-25
7
D.Nafis Union
oh begitu yah, hemm, masa lalu, biarlah masa lalu, 💃💃💃jagn diingat² mulu, trus maju, 💪
2025-09-25
6