NovelToon NovelToon

Tuan Foster, Angkat Aku Jadi Anakmu

Bab 1 Dapatkan Ibuku Secara Gratis!

Melihat Ibunya yang bersolek di depan cermin, Nelson mengajukan pertanyaannya untuk pertama kali hari itu,

“Ibu, dari mana aku berasal?”

Samantha menghentikan pose dan berbalik untuk melihat mata putranya yang penuh keraguan. Kemudian dia menelan ludahnya dengan malu.

Malam enam tahun yang lalu muncul kembali di benaknya. Di kamar itu ….

Nelson mengangkat kepalanya, menarik rok Samantha dan bertanya lagi, “Bu, mengapa kamu tidak menjawabku? Dari mana aku berasal?”

Pikiran Samantha terputus ketika dia baru saja mengingat masa lalu, dan ekspresinya menjadi tidak wajar.

Dari mana asalnya?

Lagipula, dia tidak bisa mengakui bahwa anaknya adalah hadiah dari pergaulan bebasnya setelah banyak minum.

Lalu Samantha menjawab, “Aku mencurimu dari alien!”

Nelson mencibir, “Pembohong! Mengapa kamu tidak mengatakan bahwa aku dijemput dari tempat sampah?”

“Itu sudah ketinggalan zaman sekarang. Ibu meminta Profesor Yuan untuk mencuri kamu dari luar angkasa. Itu cukup. Sekarang, cepat berkemas. Kamu akan terlembat ke sekolah. Cepatlah!” Samantha mengenakan ekspresi serius, melanjutkan kebohongannya sambil menenteng tas.

Nelson mengerutkan bibirnya dengan jijik.

Setelah mengirim anaknya ke taman kanak-kanak, Samantha bergegas ke Gedung Foster.

Melihat antrian panjang untuk wawancara, Samantha menunggu dengan sabar. Dia tidak bisa melewatkannya, karena ini adalah satu-satunya kesempatan baginya untuk bekerja di sana dengan menyamar sekaligus mendapat bayaran.

Dia harus berhasil!

Namun, ketika tiba gilirannya, sebuah panggilan telepon sangat mengejutkan sehingga ia hampir tidak bisa memegang ponsel dengan benar.

“Apa?! Anak saya menyelinap pergi dari sekolah?”

Teriakan Samantha menyedot seluruh perhatian.

….

Di tempat parkir Gedung Foster.

Ketika Sebastian Foster berjalan menuju mobilnya, tiba-tiba seorang anak berusia lima atau enam tahun, bergegas memotong jalannya.

“Hai, Paman Sebastian, nama saya Nelson Huang. Umur saya lima tahun. Saya ingin membelimu untuk menjadi Ayahku.” Nelson mengangkat kepala, matanya bersinar dengan harapan.

“Membeliku untuk menjadi Ayahmu?” Sebastian menatap anak kecil itu dengan bingung, lalu menunjuk lift dengan matanya, “Anak kecil, pergi dan bermainlah dengan Ibumu. Berbahaya di sini.”

“Paman, aku tidak bermain di sini. Aku benar-benar ingin membelimu!” Kemudian Nelson mengeuarkan celengan dari tas sekolahnya, memberikan itu pada Sebastian.

Nelson berkata dengan bangga, “Menjadi Ayahku adalah bisnis yang menguntungkan! Aku anak yang baik. Aku hanya makan sedikit setiap hari. Aku bisa memijat punggungmu, memotong kuku, dan menggaruk. Aku juga bisa menyanyikan Twinkle, Twinkle Little Star! Ibuku cerdas, lembut, berbudi luhur, dan cantik. Jika kamu menjadi Ayahku, aku akan memberikan Ibuku gratis. Sangat murah untuk membeli satu, dapatkan satu gratis.”

“Mendapatkan Ibumu gratis?” Sebastian menatapnya penuh minat.

“Ya, kamu akan mendapatkan putra dan istri sekaligus. Sangat hebat, kan?” Kemudian Nelson secara langsung menyodorkan celengannya.

“Sangat hebat.” Sebastian tidak bisa menahan tawa. “Tapi sayangnya, aku punya pacar.”

Melihat Sebastian akan pergi, Nelson menarik jas pria itu dan berbisik, “Paman, kamu tidak akan bisa punya bayi. Pacarmu akan mencampakkanmu jika dia tahu itu.”

“Aku tidak bisa punya bayi?”

“Selama kamu menganggapku sebagai putramu,” kata Nelson, lalu menepuk dadanya, “Aku akan menjaga rahasiamu.”

“Aku tidak suka bayi, jadi aku tidak bisa membantumu.” Sebastian tidak punya waktu untuk disia-siakan di sini.

Nelson tidak bisa membiarkannya begitu saja. Dia memegang kaki Sebastian dan memohon, “Kamu bisa mendapatkan Ibu dan aku sekaligus. Paman, jangan pergi!”

“Anak kecil, kamu harus pergi ke taman kanak-kanak sekarang,” kata Sebastian sinis.

“Aku tidak akan pergi! Aku tidak akan pergi! Aku tidak akan pergi kecuali kau berjanji padaku.” Nelson menggelengkan kepala, mengeratkan pelukannya.

Saat itu, seorang wanita muncul tiba-tiba. Dia melayangkan tinjunya, kemudian menendang Sebastian sambil berteriak, “Pengedar manusia si4lan! Kamu sangat berani!”

“Ibu! Dia bukan pengedar manusia. Dia adalah Ayah!”

“Apa?” Mata Samantha membelalak sebesar piring.

Samantha terkejut. Dia ingin mengambil kakinya, tapi hak tinggi yang ia kenakan tidak stabil. Dia jatuh ke arah Sebastian, menekan tepat di bagian kebanggaan pria, dan secara tidak sengaja menyentuh bibir Sebastian.

Apa yang terjadi?

Samantha terkesiap, menatap lurus ke mata di depannya.

Melihat adegan itu, Nelson berteriak dengan gembira, “Paman, kamu menc!um Ibuku. Kamu harus bertanggung jawab atas Ibuku dan aku!”

Wajah Samantha memerah. Dia bergegas mendorong pria itu dan menyeka mulutnya dengan lengan baju.

Namun, Sebastian berkata perlahan, “Anak kecil, Ibumu yang menc!umku, jadi Ibumu yang harus bertanggung jawab.”

Sebelum mengatakan ‘baj!ngan’, Samantha merasa heran, karena pria di depannya adalah pria yang tepat dalam ingatannya.

“Apakah kamu … Aditya?” Samantha menyentuh pipi Sebastian dengan hati-hati, dan bertanya dengan suara gemetar.

Nelson menarik baju Ibunya dan bertanya, “Bu, apakah kamu kenal Paman Sebastian?”

Samantha tidak menjawab putranya. Dia bertanya dengan penuh semangat pada Sebastian, “Aditya, tidakkah kamu mengingatku? Dan … kamar itu?”

Sebastian tidak mengatakan apa-apa. Dia mengangkat bibir dan menyipitkan mata padanya.

Sebaliknya, nelson di samping tidak berhenti ingin tahu, “Bu, kamar apa?”

Samantha yang terganggu, menunjuk ke sudut terdekat dan berkata pada anaknya, “Kamu pergi dan bermain di sana.”

Nelson bergerak ke sana dengan enggan.

Samantha bertanya lagi, “Apakah kamu mengingat sesuatu?”

“Aku ingat bahwa kamu adalah cinta pertamaku, dan aku adalah Ayah anakmu.” Sebastian menepuk-nepuk debu di bahunya, setengah menurunkan pandangan untuk melirik Nelson dengan sedikit ketidaksetujuan.

Lalu dia menambahkan, “Plot-nya kuno, tapi aku harus memuji keberanianmu.”

Samantha merasa akan meledak. Dia kemudian mendorong Sebastian ke dalam mobilnya dan mendorong pria itu ke dalam.

“Hei!” Sebastian tersandung dan jatuh ke kursi.

Samantha dengan cepat masuk ke dalam mobil, mengunci pintu, dan menerkamnya.

“Hei! Hei!” Sebastian tidak menyangka wanita di depannya begitu ganas sampai menggenggam tangannya dengan erat.

Setelah berpikir cepat, dia memutuskan untuk mengambil insiatif, menarik Samantha ke arahnya dengan keras, membuat seluruh tubuh wanita itu berbaring padanya.

Kemudian dia berbalik untuk menekan Samantha di bawah tubuhnya, dan menundukkan kepala untuk menc!umnya.

“Oh, tidak … aku tidak bermaksud seperti itu!” Samantha panik karena tidak bisa bergerak.

Sebastian menghentikan bibirnya kurang dari satu sentimenter dan menghembuskan napasnya dengan ringan.

“Wanita sebaiknya tidak bringas.”

Wajah Samantha tiba-tiba memerah. Dia menutup matanya, menggigit giginya dan berkata, “Aku tidak bermaksud begitu! Aku hanya ingin memeriksa p4hamu.”

Melihat wanita yang tiba-tiba menjadi jinak seperti domba, Sebastian lebih tertarik, “Begitu? Bagaimana kamu ingin memeriksa pah4ku?”

Sebastian menekan kata ‘periksa’ dengan sengaja, membuat Samantha sangat malu!

“Aku tidak bermaksud seperti itu! Ada tahi lalat di p4ha Aditya, jadi aku ingin membuktikan apakah kamu adalah dia.” Samantha ingin menggelengkan kepala, tapi dia takut bergerak. Takut menyentuh bibir Sebastian.

Jika ada obat yang bisa menyembuhkan penyesalan seseorang, dia pasti sudah membeli ribuan obat.

Sebastian mengabaikan permintaannya, dan menggerakkan tangannya ke atas tubuh Samantha. Lalu dia berkata dengan menggoda, “Katakan padaku, apa yang kita lakukan di kamar itu? Mungkin kita harus melatihnya, supaya aku bisa memikirkan masa lalu kita.”

***

Bab 2 Sekarang, Kamu Adalah Milikku

Melihat tangan Sebastian yang perlahan naik, Samantha hanya ingin menjerit. Dia tidak bisa menarik lagi tangannya, atau merengganggkan kakinya.

Samantha hanya bisa mengancam, “Apakah kamu tahu hukum? Menyentuh seseorang tanpa persetujuannya adalah melanggar hukum.”

Namun, Sebastian malah mengejek dengan senyum miringnya. “Kau tidak tahu kalau anakmu sudah memberikanmu padaku secara gratis?”

Memberikannya secara gratis?

Jantung Samantha seperti akan meloncat.

“Sekarang kamu adalah milikku,” kata Sebastian lagi. “Dan aku hanya sedang memilah-milah barangku sendiri. Bagaimana itu bisa melanggar hukum?”

Sebastian tersenyum jahat, menggerakkan jari-jarinya di wajah Samantha dengan s3nsu4l.

Tubuh Samantha menjadi kaku. Dia menggigit giginya dan berkata, “Aku tahu aku cantik, dan mudah untuk merayu beberapa pria b0doh untuk melakukan kejahatan. N4fsumu yang tidak terkendali saat ini, sekali lagi membuktikan pesonaku yang tak terbatas.”

Tanpa diduga, Sebastian tertawa dan berkata, “Benarkah? Apa kamu begitu menakjubkan? Kalau begitu aku harus melihatmu dengan lebih baik lagi.”

Kep4rat!

Samantha meledakkan kemarahannya. Namun, karena dia berada di bawah tubuh Sebastian, dia tidak memiliki pilihan selain menatap mata pria itu dan memarahi, “Tak tahu malu! Br3ngs3k! Aku akan mem0tongmu menjadi beberapa bagian untuk memberi makan b4bi dan 4njing! Meminta mereka mengunyah tulangmu, sehingga kamu tidak akan pernah bereinkarnasi!”

“Sungguh? Aku takut sekali.” Akan tetapi, senyum di wajahnya semakin lebar.

“Kau!” Sialnya, Samantha tidak bisa melakukan apa-apa untuk itu.

Namun setelahnya, Sebastian tiba-tiba menyingkirkan diri, duduk di sisinya sambil merapikan pakaian. "Pergi. Aku tidak tertarik pada wanita yang tidak memiliki selera.”

Kesal karena apa yang dilakukan pria itu, Samantha melayangkan tinju ke dada Sebastian. Tapi sebelum kepalan tangannya mencapai itu, Sebastian menangkapnya dengan mudah.

“Apa itu tadi tidak cukup? Aku bisa melakukan lebih dari ini.” Sebastian menggenggam lengannya, mendekatinya lagi.

Sadar jika pria di depannya ini g!la, Samantha bergegas melarikan diri ke samping, lalu mengambil anaknya untuk lari.

Kaki kecil Nelson tidak sanggup mengikuti kecepatan Ibunya. Langkahnya terseret-seret, sesekali ia menoleh ke belakang, tapi akhirnya mereka berdua menghilang dari pandangan.

Sebastian kembali ke mobilnya. Dia tidak bisa mengelak bahwa dia harus akui kalau agak sedikit tersentuh.

Ketika dia akan menginjak gas, ponselnya berdering.

“Bastian, kau di mana? Kami telah memilih tiga kandidat dalam wawancara hari ini, dan telah memeriksa semuanya. Tidak ada masalah. Cepat kemari untuk memeriksa ulang mereka,” kata Theo. Hari ini suaranya terdengar luar biasa.

Sebastian mendengus, “Jangan mengira aku tidak tahu apa yang kamu lakukan hari ini. Berikan aku semua informasi kandidat hari ini untuk malam ini. Kalau tidak, berkemas dan pulanglah!”

Sambungan langsung diputus olehnya sebelum ada jawaban dari Theo. Ponsel itu dilempar ke kursi penumpang dengan kesal.

….

Setelah mengantar Nelson kembali ke sekolah, Samantha melanjutkan wawancara.

Berdiri di pintu kantor Wakil Presiden, dia menarik napas dalam-dalam sebelum mendorong pintu dan masuk.

Dia mencoba untuk tetap tersenyum cerah, dan menyapa pria di dalam yang menundukkan kepala sambil membaca dokumen.

“Selamat pagi, Tuan Foster. Saya direkomendasikan oleh Manajer Theo—”

“Kamu ingin bekerja di Foster Corporation?” Pria itu memotongnya tanpa mengangkat kepala.

“Ya.” Dia sudah lama memohon pada manajer personalia, dan dia akan melakukan apa saja untuk memanfaatkan kesempatan ini.

“Mengapa?”

“Um … perusahaan Foster menawarkan gaji yang bagus, kesejahteraan yang baik, dan manajemen yang manusiawi. Ini adalah perusahaan impian semua orang,” jawab Samantha tanpa ragu.

“Apalagi?”

“Apalagi?” Samantha tertegun.

Ketika dia melihat pria di depannya mengangkat kepala, Samantha membeku.

Pria ini … adalah pria yang tadi, di mana anaknya memberikan dia pada pria ini secara gratis!

“Kamu … kamu ….”

“Nona, aku akan memberitahumu. Kau bisa memanfaatkan posisimu yang menguntungkan. Tapi aku tidak tertarik dengan seorang Ibu.”

Hati Samantha tenggelam sedalam-dalamnya. Dia menggeleng, berkata dengan tulus, “Tidak, Tuan. Saya sungguh sangat membutuhkan pekerjaan ini. Kami adalah Ibu dan anak yang tak berdaya. Kumohon ….”

Masih bisakah dia memohon?

Bisakah setelah … dia menendangnya tadi?

Namun, sebelum Samantha mengatakan sesuatu lagi, Sebastian sudah menyuruh Sekretarisnya untuk menyeret dia keluar.

Si4lan!

Apa dia sedendam itu padanya? Bukankah tadi itu hanya salah paham? Kenapa ada pria yang tidak berperasaan seperti dia?

Lagipula dia sudah membalasnya tadi. Seharusnya mereka setimpal, kan?

Samantha marah, kesal, dan tidak berdaya, duduk di bangku taman kota di dekat perusahaan Foster. Dia telah melakukan panggilan telepon pada seseorang beberapa menit yang lalu, dan tidak lama kemudian seorang pria jangkung kurus datang dengan cepat.

Julian datang, berdiri di depannya. “Kamu masih belum berhasil ke perusahaan Foster?”

Samantha mengangguk dengan kesal. “Tidak ada lowongan yang kosong sekarang. Aku telah melewatkan kesempatan ini.”

“Jangan khawatir, kita akan mencari cara lain.” Julian bermaksud menepuk bahu Samantha untuk menghibur, tapi Samantha menghindari tangannya dengan duduk.

Tangan Julian berhenti di udara, tapia ia dengan cepat menariknya kembali dan bertanya, “Kau sudah berusaha dengan keras. Apa kau mau minum sesuatu? Aku akan mentraktirmu.”

Julian adalah seniornya di akademi kepolisian, sekaligus teman sekolah di masa lalu. Dulu, ketika dia memasuki fakultas sebagai mahasiswa baru, Julian adalah orang yang menjemputnya di stasiun.

Pada saat itulah secara tidak sengaja, Julian menempatkan Samantha di lubuk hatinya.

Sayangnya, Samantha memiliki seorang putra!

Tiba-tiba suara seseorang muncul di tengah mereka. “Hari ini sangat panas. Mengapa kalian tidak memilih tempat yang nyaman untuk berkencan?”

“Tuan Foster?” Mata Samantha melebar. “Kami tidak, tidak ….”

Tidak mungkin! Dia tidak bisa membiarkan Sebastian tahu rahasia mereka.

Sebastian mengerutkan kening. “Nona, apa dia target untuk menjadi Ayah anakmu yang baru?”

Julian menatap Sebastian dengan tatapan permusuhan. Dia bertanya, “Siapa kamu?”

“Kamu bisa melihat sendiri.” Tiba-tiba Sebastian menarik Samantha, memeluk pundak wanita itu seolah mereka adalah sepasang kekasih abadi yang sudah menjalin hubungan sejak zaman kuno.

Sebelum Julian sempat berkomentar, Sebastian menarik Samantha begitu saja, membawa dia ke mobilnya.

Julian mematung melihat punggung mereka yang semakin menjauh.

Di sana, dia mendorong Samantha masuk, menutup pintu itu dengan sedikit lebih keras.

“Apa yang kau inginkan? Kau mengusirku dari perusahaan, dan sekarang tiba-tiba muncul lalu menyeretku, merusak reputasiku. Kau harus bertanggung jawab!”

“Bagaimana aku bertanggung jawab?”

“Aku tidak dapat menemukan pekerjaan, dan mungkin Nelson akan kelaparan setelah ini. kau harus memberiku pekerjaan di perusahaan Foster!”

“Apa kamu tidak terdaftar dalam karyawan perusahaan hari ini?”

“Maksudmu?”

“Asisten Wakil Presiden.”

Sungguh?

Dia mendapatkannya?

Bagaimana bisa? Bagaimana bisa tiba-tiba setelah Sebastian meminta Sekretarisnya untuk membawa keluar dirinya tadi?

***

Bab 3 Apa Kau Hanya Ingin Melihat P4h4ku?

Samantha duduk di mejanya dengan setelan rapi, memilah-milah dokumen dengan santai.

Dia telah bekerja selama dua hari di perusahaan Foster, tapi dia tidak bisa mengumpulkan informasi yang berguna. Samantha sedikit khawatir.

“Aku akan membiasakan mereka dengan pekerjaan itu sesegera mungkin. Ngomong-ngomong, Bos tidak mengatakan apa pun padamu mengenai insiden itu, kan?”

Suara Theo datang dari jauh, lalu perlahan mendekat lebih jelas, menyela pikiran Samantha. Dia dengan cepat berdiri, menyambut dengan senyum.

“Itu tidak ada hubungannya dengan kita.” Sebastian mengabaikan Samantha, melewati wanita itu untuk duduk di kursinya.

Buru-buru Samantha mendekat, pura-pura mengisi air sambil mendengarkan percakapan mereka.

Dia tahu ‘insiden’ yang dimaksud oleh Theo adalah kasus perdagangan nark0ba baru-baru ini, dan karyawan perusahaan Foster terlibat di dalamnya. Jadi polisi mencurigai ada rahasia yang lebih besar di belakang perusahaan.

“Kita tidak bisa mengatakan apa itu ada hubungannya dengan kita atau tidak. Polisi sedang mengawasi. Pikirkan tentang kasus ‘anj!ng pemakan anj!ng’ enam tahun yang lalu. Kita berpikir kota Regalsen sudah damai sejak itu, tapi siapa yang tahu, itu terjadi lagi,” kata Theo yang duduk di kursi sambil mengambil minumannya.

Enam tahun yang lalu? Aj!ng –makan-anj!ng?

Adegan enam tahun lalu melintas di benaknya. Meski sudah enam tahun, setiap kali Samantha memikirkannya, dia merasa takut.

Samantha percaya bahwa penampilan orang-orang ini bukanlah suatu kebetulan. Dia telah berusaha sangat keras untuk masuk ke perusahaan, jadi dia harus mencari tahu. Kalau tidak, bagaimana dia bisa kembali dan menjelaskan ke kantor polisi?

Sebastian berkata perlahan. “Aku mendengar mengenai lemari besi.”

“Maksudmu … brankas?” Theo hampir tersedak minumnya sendiri.

Sambil menyajikan minum, tangan Samantha juga gemetar karena terkejut.

“Miller, bos dunia bawah tanah di kota Regalsen itu menyembunyikan kekayaannya di tempat rahasia. termasuk barang-barang berharga dalam kasus anj!ng pemakan anj!ng.”

Raja nark0ba waktu itu—Roy Miller, yang diidentifikasi Samantha tahun itu, membunuh orang-orang dalam kasus tersebut. Jantung Samantha bergetar.

“Brankas rahasia? Wow! Bayangkan saja, ini adalah kekayaan yang besar!” Theo menggerakkan tangannya dengan bersemangat.

“Kabarnya, Miller kehilangan brankasnya sebelum dieksekusi oleh polisi. Dan itu belum ditemukan sampai sekarang,” kata Sebastian, masih dengan nada biasa.

“Apa … mereka muncul untuk mencari itu?” Theo bergerak ke sisi Sebastian. Dia berkata dengan semangat, “Jika mereka menemukan kuncinya, mereka akan menjadi kaya dalam semalam!”

“Apa kau akan mencari kunci itu? Lupakan saja.” Sebastian mengejek, lalu dia menyentil kening Samantha yang sedang menyajikan minum di depannya. Isi di dalamnya sudah tumpah, tapi wanita itu tidak sadar.

“Aduh!” Samantha mengerjap, dan minuman itu bukan hanya meluber ke meja, melainkan ke pakaian Sebastian juga.

Buru-buru dia mengambil tisu untuk menyeka, tapi tangannya ditarik oleh Sebastian. Seluruh tubuh Samantha jatuh ke pelukan Sebastian.

“Apa kamu sengaja melakukan itu?” Suara berat dan memikat Sebastian menusuk telinganya.

Pipi Samantha memerah. Dia berjuang untuk menyingkirkan dirinya sendiri. “Tidak. Aku hanya membantu membersihkan noda di pakaianmu.”

Sungguh dia tidak bermaksud membasahi pakaian Sebastian tadi.

“Baiklah. Bersihkan untukku.” Sebastian tersenyum licik. Dia menoleh Theo dengan wajah gelap. “Apalagi yang kamu lakukan di sini?”

“Uh, aku … tidak ada. Aku akan pergi sekarang. Aku baru sadar tempat ini terlalu sempit untuk tiga orang.” Theo terbahak dalam hati sampai dia hampir menabrak pintu saat berlari keluar.

“Tuan, kau harus mengganti pakaianmu. Itu basah. Kau akan masuk angin nanti.”

Sebastian menatapnya sebentar dan berkata, “Pakaianku basah karenamu. Apa kau akan bertanggung jawab penuh?”

Samantha pura-pura tidak mengerti. “Saya pasti akan mencuci pakaian Anda. Silakan masuk dan bergantilah!”

Sebastian bangkit dan masuk ke ruang istirahatnya. Dia menoleh, melihat Samantha yang masih berdiri di tempatnya. “Apa kamu ingin melihatku berganti pakaian?”

Samantha berbalik dengan wajah malu. Dia hanya memastikan pria itu tidak menemukan kamera kecil di rak bukunya.

Namun, dia baru mengambil selangkah saat Sebastian memanggilnya lagi.

“Tunggu.”

Kaki Samantha tertahan. Dia berbalik, menunggunya bicara.

“Ikut aku malam ini ke Gloria Restaurant. Kita akan makan malam dengan klien.”

Mendengar kata-katanya, Samantha menarik napas. Sepertinya pria itu belum menyadari kamera yang ia letakkan, karena itu dia menolak tanpa ragu, “Bisakah dengan yang lain saja? Aku tidak memiliki waktu.”

“Kau takut?” Sebastian tersenyum samar. “Kau takut aku memiliki motif tersembunyi untukmu?”

Dia mendekat selangkah, berkata lagi, “Bagaimana kamu bisa mendapatkan apa yang ingin kau lihat jika kau menolak? Apa yang kau harapkan dari perusahaan ini?”

Samantha yang baru saja menghela napas lega, sekarang tiba-tiba menjadi gugup. Dia tidak percaya bahwa dia telah ‘ditel4nj4ngi’ sebelum mulai mengumpulkan apa pun.

“Apakah kamu hanya ingin melihat tahi lalat di p4haku? Bagaimana jika aku menawarkan untuk melihatnya di depan umum? Ayo cari tempat. Aku akan membiarkanmu melihatnya perlahan dan jelas.” Sebastian berbalik lagi, meninggalkannya sambil bersiul.

Samantha tidak percaya dengan apa yang barusan dia dengar. Ia bergegas ke rak, hanya untuk menemukan bahwa kameranya hilang!

Dia tidak tahu bagaimana Sebastian bisa menemukannya, tapi itu jelas untuk mengkonfirmasi kelicikannya. Jadi mulai sekarang, dia harus berhati-hati!

Jika tidak bisa menemukan sesuatu di perusahaan, mungkin dia akan menemukannya di luar perusahaan.

Sementara itu, Julian telah berulangkali menyarankan untuk hanya mengawasi kegiatan Sebastian. Tapi bagaimana dia bisa duduk diam sekarang tanpa membuat kemajuan?

Setelah berpikir cepat, Julian telah mengambil keputusan!

…..

Gloria Restaurant adalah tempat di mana orang kaya kota Regalsen berkumpul.

Samantha mengikuti Sebastian ke lantai dua, dan melihat pria aneh yang menunggu mereka di sana.

Pria itu seperti berusia 26 atau 27 tahun. Berkulit putih, tampilan yang bagus, dan lesung pipi yang dangkal. Ada aura tegas memancar di sekelilingnya.

Setelah mereka duduk, pria itu berkata, “Tuan Foster, sepertinya kau baru mendapat Sekretaris yang cantik dan menyenangkan.”

Sebastian menjawab dengan tenang, “Hanya keindahan yang layak ditonton. Apa menariknya melihat wanita jelek?”

Samantha hanya bisa memaki dalam hati.

Setelah memperkenalkan namanya sebagai Rowan Hayes, Samantha dan pria itu menjadi akrab. Mereka bersulang beberapa kali hingga beberapa putaran.

Itu membuat Samantha hampir mabuk. Dan untungnya, Sebastian yang mabuk lebih dulu di depannya.

Rowan membantu mengirim Sebastian ke hotel terdekat. Meletakkannya di kamar, sebelum meninggalkan mereka berdua.

Melihat Sebastian tidur nyenyak, Samantha dengan iseng mencubit wajah pria itu.

Tidak bergerak.

Dengan senang hati Samantha setengah berlutut di sampingnya, mengulurkan tangan perlahan untuk melepas ikat pinggang Sebastian.

Baru juga ia berhasil melepas ikat pinggang, tiba-tiba pria itu berbalik. Samantha terkejut, refleks menegakkan diri lagi.

Detik selanjutnya tidak ada pergerakan lagi dari Sebastian, jadi dia melanjutkan niatnya.

Samantha mencoba menarik celananya, dan lagi-lagi Sebastian membuat gerakan mengejutkan. Pria itu menggenggam tangannya dengan erat.

Rasa takut dan terkejut yang tiba-tiba membuat jantung Samantha hampir meloncat keluar dari tenggorokannya.

Namun itu hanya sesaat, sebelum Sebastian melonggarkan tangannya lagi, lalu melanjutkan tidur nyenyak.

Setelah menarik napas dalam-dalam, Semantha mencoba lagi.

Dia menggigit bibir bawahnya dengan erat. Keringat di dahinya berubah menjadi manik-manik.

Tapi untungnya, Sebastian tidak bergerak sama sekali.

Jantungnya berdetak lebih cepat ketika pakaian Sebastian hampir tersingkap penuh.

Tepat pada waktunya, Sebastian kembali menarik kakinya dan dengan cepat menarik Samantha ke dalam pelukan.

Sebastian pura-pura mabuk?

Ini jebakan!

***

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!