Bab 2 ~ Hamil ?

Setelah puas menangis dipelukan sang bunda , Zira merasa sedikit lega , ia melepaskan pelukannya dan menghapus kedua pipinya yang basah karena air mata .

" Udah jauh lebih tenang sekarang ? " , tanya bunda Zoya lembut .

Zira mengangguk pelan .

" Minum dulu nak ? " , bunda Zoya menyodorkan segelas air mineral dan Zira langsung menerima dan meneguknya sampai hampir habis .

" Sekarang kakak boleh bertanya apa pun kepada bunda ? " , ujar bunda Zoya seraya tersenyum .

" Bunda kenapa Zira harus menikah secepat ini ? " , tanya Zira dengan masih sesenggukan .

Bunda Zoya tersenyum.

" Kak menikah itu ibadah sayang dan untuk menyempurnakan agama kita dan juga bisa menjaga kehormatan diri nak , selain itu bukannya hal yang baik harus disegerakan " , tutur bunda Zoya .

" Iya Bun Zira tahu tapi tidak harus secara tiba-tiba begini kan Bunda " , balas Zira dengan cemberut .

" Kenapa tidak sayang kalau untuk kebaikan kamu sendiri nak " , jawab bunda Zoya seraya mengusap pipi Zira lembut .

" Demi kebaikan Zira apa Bun ? , justru semua ini membuat Zira tersiksa , Zira tidak bisa menikmati masa muda Zira seperti orang lain , belum lagi bagaimana kalau calon suami Zira orang jahat bunda " , tanya Zira beruntun .

Bunda Zoya tersenyum lagi , ia mengerti kekhawatiran putrinya .

" Sayang semua itu tidak akan terjadi nak , percaya deh sama bunda , calon suami kamu bukan orang jahat nak dan kamu masih bisa kok menikmati masa muda kamu nak " , tutur bunda Zoya meyakinkan Zira .

Zira menggelengkan kepalanya pertanda ia tetap tidak bisa menerima keputusan sang Ayah .

" Kak , Ayah melakukan semua ini demi kamu nak suatu hari nanti kamu bakal mengetahui semuanya dan mungkin kakak bakal berterimakasih sama Ayah " , ucap Bunda Zoya seraya mengelus lembut bahu Zira .

" Maksudnya ? " , tanya Zira yang tidak mengerti dengan perkataan sang bunda .

" Sudah sekarang kakak bersih-bersih ya udah itu istirahat ya nak ! " , ujar sang bunda yang membuat Zira sedikit kesal karena tidak menjawab pertanyaannya .

" Oh ya bunda mohon minta tolong sama kakak , tolong sudahi hubungan dengan laki-laki itu ya nak ? " , pinta Bunda Zoya sebelum benar-benar bangkit dari duduknya .

" Degh.. " , Zira terdiam menatap sang bunda .

"Jadi benar semuanya udah tahu tentang hubungan aku dan Adrian ? " , batin Zira kaget .

Adrian adalah teman sekelas Zira , menurut Zira dia laki-laki yang baik dan juga cukup pintar belum lagi Adrian juga ganteng , disekolah Adrian cukup terkenal karena ia ketua OSIS , banyak yang mengidolakannya bahkan para perempuan banyak yang mengejar-ngejar Adrian ingin menjadi kekasih nya .

Sudah hampir setahun Zira menjalin hubungan dengan Adrian walau sembunyi-sembunyi dan itu pun hanya disekolah .

\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*

" Dek tolong panggilkan kak Zira ya ! " , pinta bunda Zoya kepada sibungsu karena semua sudah berada dimeja makan terkecuali Zira yang belum terlihat batang hidungnya .

" Iya bunda " , Zulfa langsung bangkit dari duduknya dan ia segera melangkah ke kamar Zira .

Tak lama Zulfa sudah kembali ke meja makan disusul oleh Zira .

Zira terlihat sangat lesu tidak seperti biasanya tak lupa dengan bibirnya yang maju beberapa centi meter , mungkin Zira masih kesal dengan Ayah Syahdan .

Semua membaca doa makan dan setelah nya mulai menikmati makanannya masing-masing .

" huek huek huek " , baru saja suapan pertama tiba-tiba Zira merasa mual dan ingin muntah .

Zira langsung berlari ke kamar mandi yang ada di dapur .

" Kak " , Bunda Zoya langsung menyusul Zira diikuti sibungu .

" Hamil ? " tanya Ayah Syahdan dalam hati .

" Ayah jangan berpikir yang aneh-aneh , abang percaya Zira tidak akan melakukan hal itu " , Ucap bang Zidan yang mengerti dengan lamunan Ayah Syahdan .

" Coba kamu hubungi dokter keluarga kita bang ! " , printah Ayah Syahdan .

Bang Zidan langsung mengangguk dan ia segera merogoh ponsel disaku bajunya .

" Ayah yah " , teriak Bunda Zoya dari arah dapur .

" Astaghfirullah iya Bun kenapa ? " , kaget Ayah Syahdan dan langsung menghampiri bunda Zoya .

" Abang gimana dokter Lisa bisa kesini ? " , tanya Ayah Syahdan dan ia menggendong tubuh Zira yang pingsan .

" Astaghfirullah ini Zira kenapa yah ? " , tanya bang Zidan kaget dan ia memang sedari tadi kesulitan untuk menghubungi dokter Lisa dan setelah bisa dihubungi ternyata dia tengah berada diluar kota .

" Zira pingsan " , jawab Ayah Syahdan apa adanya .

" Ya udah yah kita langsung bawa ke rumah sakit aja , dokter Lisa lagi diluar kota " , jawab Zidan cepat .

" Ya udah cepat kamu siapkan mobilnya ! " , perintah Ayah Syahdan dan Zidan langsung mengangguk dan segera pergi ke garasi .

Sementara Bang Zidan menyiapkan mobil , Ayah Syahdan membaringkan Zira disofa , bunda Zoya dan Zulfa membantu mengoleskan minyak angin untuk membangunkan Zira .

" Emmm aduh sakit " , keluh Zira yang baru siuman dan ia berusaha langsung bangun dari berbaring nya .

" Kak pelan-pelan nak " , khawatir bunda Zoya .

" Minum dulu kak " , ujar Ayah Syahdan menyodorkan segelas teh hangat .

Zira meminumnya perlahan namun lagi-lagi ia merasa mual .

" huek huek " .

" Kamu kenapa nak ? " , tanya bunda Zoya yang khawatir .

" Zira tidak apa-apa bunda , hanya saja Zira merasa sedikit pusing dan mual " , jawab Zira pelan .

" Ya udah kita ke rumah sakit sekarang ! " , Ajak Ayah Syahdan yang sudah tidak karuan .

Iya tidak bisa memaafkan jika hal itu benar-benar terjadi kepada salah satu putri nya .

" Tidak usah yah , Zira tidak apa-apa kok , Zira hanya butuh istirahat aja ", tolak Zira pelan .

" Ga kamu harus diperiksa oleh dokter kak , Ayo ayah gendong " , balas Ayah Syahdan yang langsung memangku Zira .

Zira hanya pasrah dan mengikuti permintaan sang Ayah lagian ia tidak punya tenaga untuk menolak lagi .

Zira duduk di bangku belakang bersama bunda Zoya dan Zulfa , sedangkan Ayah duduk di bangku depan disamping sang pengemudi yang tak lain adalah bang Zidan .

Sepanjang perjalanan Zira duduk menyender dibahh bunda Zoya , kedua matanya terpejam namun ia tidak tertidur , Zira hanya mengurangi rasa pusing dan mual yang ia rasa .

Tak lama mobil bang Zidan sudah terparkir di kawasan rumah sakit , Ayah Syahdan langsung keluar dan membuka pintu belakang dan bersiap menggendong Zira namun dengan cepat Zira menolak .

" Zira bisa jalan kok yah " , tolak Zira cepat .

" Yakin kamu kak ? " , tanya Ayah Syahdan khawatir .

" Iya " , Jawab Zira mengangguk .

" Kalau digendong sama Abang aja gimana ? " , tawar bang Zidan.

" Ya udah boleh " , jawab Zira setuju .

Bang Zidan langsung membawa Zira ke UGD untuk segera diperiksa .

Tak lama Zira langsung mendapat penanganan ia langsung ditangani oleh dokter dan dua orang suster.

" Jadi bagaimana dok kondisi anak saya ? " , tanya Ayah Syahdan cepat .

" Anak bapak terkena penyakit asam lambung " , jawab sang dokter .

" Tapi tidak usah khawatir nanti saya akan resepkan obatnya " , ucap sang dokter lagi .

" Baik dok , terimakasih banyak dok " , jawab Ayah Syahdan , ada rasa lega karena kekhawatiran nya tidak terjadi.

" Sama-sama " , balas sang dokter ramah .

~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!