2. Api dalam rumah tangga

...“Kamu yakin mau tidur di sofa ?” tanya Jingga memastikan....

...“Ya, aku tidur di sofa saja,” jawab Langit singkat....

...Jingga menatapnya sejenak, lalu berkata pelan, “Kalau begitu, tidurlah di kamar istri pertama mu, agar kakak bisa tidur nyaman.”...

...Langit langsung menoleh, menatap istri mudanya itu dengan tatapan tegas. “Tidak, kamu istriku. Meskipun tidak ada cinta di antara kita, aku harus tetap bisa berlaku adil.”...

...“Kalau begitu tidurlah di ranjang ini. Aku tidak mau berdosa membiarkan suamiku tidur di sofa kecil, sementara ranjang di kamar ini begitu lebar.”...

...Setelah mengatakan itu, Jingga melangkah ke kamar mandi. Ia membawa baju tidur panjang beserta kerudung....

...Langit tersentak. Entah bagaimana ia bisa menolak ucapan gadis itu. Hatinya kacau, pikirannya berantakan. Pernikahan mendadak ini seakan kembali membuka luka dari kesalahan istri pertamanya....

...“Ya Allah… berikanlah jalan terbaik untuk rumah tangga hamba-Mu ini,” doa Langit dalam hati....

...Pelan, ia bangkit dari sofa dan berpindah ke ranjang. Duduk bersandar di kepala ranjang, matanya kosong, meski tubuhnya lelah, rasa kantuk sama sekali tak datang....

...Tak lama kemudian Jingga keluar dari kamar mandi. Tubuhnya di balut baju tidur panjang, kerudung masih menutup rapi kepalanya....

...Langit mengerutkan dahi. “Kenapa kamu tidak melepaskan kerudung mu ?” tanyanya heran....

...“Kenapa ? Kak Langit keberatan ?” jawab Jingga polos. “Bukankah kita sudah sepakat untuk tidur tanpa malam pertama, sebelum ada rasa cinta ?”...

...Langit terdiam, tak menemukan kata....

...“Aku hanya ingin menghargai keputusan Kakak,” sambung Jingga lembut. “Karena itu… aku tetap menutup auratku. Sampai Kakak benar-benar siap mencintai ku sebagai istri kedua.”...

...Pandangan Langit menajam, dingin, tapi hatinya berdebat hebat. Di satu sisi ia ingin menjaga jarak, di sisi lain, kata-kata gadis itu perlahan mengguncang hatinya....

...Keheningan menyelimuti kamar itu. Lampu redup temaram, hanya suara detik jam yang terdengar jelas....

...Jingga sudah merebahkan tubuhnya di sisi ranjang, punggungnya menghadap Langit. Napasnya teratur, tapi jelas sekali ia belum tertidur. Jemarinya diam-diam meremas selimut, seakan menahan gelisah....

...Langit masih bersandar, menatap langit-langit kamar. Hatinya seperti diaduk. Ia melirik ke arah Jingga. Gadis itu tampak begitu tenang, padahal pasti hatinya juga sedang berperang....

...“Jingga…” suara Langit lirih, nyaris seperti bisikan....

...“Iya, Kak ?” jawab Jingga pelan, tanpa menoleh....

...“Kalau… kalau suatu hari aku benar-benar jatuh cinta padamu… apa kamu siap menerimanya ?”...

...Jingga terdiam sesaat, lalu menarik napas panjang. “Cinta itu bukan hal yang bisa dipaksa, Kak. Kalau memang datang, aku akan menerima-nya dengan syukur. Kalau pun tidak… aku akan tetap berusaha menjadi istri yang taat.”...

...Jawaban itu menusuk hati Langit. Ada keikhlasan yang begitu murni....

...“Tidurlah, Kak,” ucap Jingga lagi, suaranya lembut. “Kita butuh banyak kekuatan untuk hari-hari ke depan.”...

...Langit menutup matanya. Namun, sebelum benar-benar terlelap, ia berbisik dalam hati, “Ya Allah, lindungi gadis ini. Jangan biarkan aku menyakitinya lagi… seperti yang saat ini terjadi.”...

...Malam itu pun berlalu tanpa kata-kata lagi, hanya doa yang diam-diam dipanjatkan oleh dua hati yang masih sama-sama ragu....

...0o0__0o0...

...Pagi itu ruang makan keluarga Alfaruq terasa hangat oleh aroma masakan. Di tengah meja panjang, beragam lauk tersaji....

...“Aba harus makan banyak sayur biar tetap sehat. Biar Jingga ambilkan, ya,” ucap Jingga lembut sambil menambahkan sayur ke piring mertuanya....

...Kiai Mukmin Mahali Alfaruq—pendiri pesantren besar dan terkenal di Jakarta—hanya tersenyum tenang. Sosok yang biasa di panggil Aba Mukmin itu dikenal berwibawa, penuh kesabaran....

...Namun sebelum sempat menyuapkan makanan, Nesya langsung menyela dengan suara dingin, “Biar aku saja yang menyajikan untuk Aba. Kamu itu orang baru di rumah ini, Jingga. Belajarlah dulu tata krama sebelum bertindak.”...

...Jingga menoleh, wajahnya tenang. “Justru karena aku harus beradaptasi, Kak, aku perlu diberi ruang untuk melakukan hal-hal kecil seperti ini. Bukankah tata krama selalu berlandaskan pada rasa saling menghargai ? Bersikap pada mertua sama saja seperti bersikap pada ayah kandungku, dan aku sudah belajar itu sejak kecil.”...

...Perkataan itu membuat wajah Nesya memerah. Tangannya mengepal erat di pangkuan, menahan geram. Sebagai istri pertama, ia merasa di permalukan....

...“Jingga, kamu berani melawan aku ?” bentaknya pelan tapi tajam. “Jangan lupa, aku istri pertama. Kamu harus menghormati ku. Aku jauh lebih tua dari mu.”...

...“Maaf, Kak Nesya,” jawab Jingga dengan suara tetap tenang. “Aku tidak bermaksud melawan. Aku hanya ingin mengatakan yang sebenarnya—bahwa kasih sayang kepada mertua tidak boleh di batasi oleh status. Aku ingin mencintai mereka sebagaimana aku mencintai orang tuaku sendiri.”...

...Langit yang sejak tadi diam, tak kuasa menahan senyum tipis. Ucapan istri mudanya begitu berani, berhasil membungkam Nesya. Namun wajahnya segera kembali datar, ia tak ingin terlihat memihak....

...“Cukup,” ujar Langit tegas. “Nesya, Jingga, kembali makan. Biar aku saja yang menghidangkan untuk Aba.”...

...Suasana meja makan kian kaku....

...“Nesya, selepas sarapan, aku ingin bicara dengan mu,” lanjut Langit, kali ini nadanya lebih dingin....

...Nesya—hanya mengangguk singkat. Malu dan geram bercampur jadi satu....

...Ummi Aisyah, istri Aba Mukmin, hanya tersenyum tipis tanpa ikut campur....

...“Abi… maafkan sikapku tadi,” ucap Nesya lirih pada Langit....

...Jingga spontan mengerutkan dahi. “Abi ?” ulangnya heran....

...“Iya, itu panggilan ku untuk suami kita,” jawab Nesya dengan nada bangga. “Apa kamu tidak memanggil begitu juga ?”...

...Jingga tersenyum kecil. “Tidak, Kak. Meskipun nanti aku di karuniai anak, aku tetap akan memanggil-nya Kak Langit.”...

...Nesya mendengus, lalu keceplosan, “Kamu akan berpisah setelah punya anak nanti.”...

...“Astaghfirullah!” seru Ummi Aisyah terkejut. “Berpisah ? Apa maksudmu, Nak ?”...

...Nesya langsung pucat. Ia menunduk dalam-dalam, menyadari kebodohan-nya baru saja membocorkan rahasia....

...Aba Mukmin meletakkan sendoknya, sorot matanya tajam. “Di keluarga Alfaruq tidak ada perceraian, apalagi dengan alasan yang tidak masuk akal.”...

...Langit menatap dingin istrinya yang pertama. Selera makannya hilang....

...“Aba tegaskan sekali lagi,” lanjut Aba Mukmin, suaranya berat, “tidak akan ada perceraian di dalam keluarga ini. Jangan coba-coba mempermainkan ikatan suci pernikahan.”...

...Dengan itu, beliau berdiri dari kursinya. Ummi Aisyah mengikuti, wajahnya datar tapi jelas kecewa....

...“Langit, temui Aba di belakang nanti,” titah Aba singkat....

...“Baik, Aba,” jawab Langit menunduk....

...“Nesya, ikut aku. Kita perlu bicara,” sambung Langit dingin....

...Setelah semua beranjak, tinggal Jingga yang duduk seorang diri di ruang makan. Ia menatap meja yang kini terasa dingin dan sunyi....

...Tarikan napas panjang lolos dari bibirnya. “Rumah besar dan mewah ternyata tidak menjamin seseorang bisa hidup tenang dan damai,” gumamnya lirih....

...0o0__0o0...

...“Aku sudah menuruti kemauan mu untuk menikahi wanita asing yang bahkan tidak aku cintai. Jadi bisakah kamu perbaiki sikap mu ? Kamu tidak seperti Nesya yang aku kenal dulu,” ucap Langit datar, sorot matanya menusuk....

...“Maafkan aku, Abi,” jawab Nesya menunduk, suaranya bergetar. “Bukankah Jingga juga salah ? Dia sudah berani menasihati aku.”...

...“Nesya,” Langit menarik napas panjang. “Siapa pun boleh menasihati kita, tanpa memandang usia atau status. Yang seharusnya kita dengar adalah ucapan'nya, bukan siapa orangnya.”...

...Ia menatap istrinya dengan dingin. “Dan menurutku, Jingga tidak salah. Apa yang dia katakan benar. Setiap orang tua pasti mendidik anak-anak mereka tentang adab. Justru kamu yang merendahkan dia dengan sikap mu barusan.”...

...Nesya terbelalak. Hatiku seakan di remukkan. Abi membela dia? Tatapan kecewa langsung tertuju pada suaminya....

...“Jadi… Abi sudah jatuh cinta padanya, ya ?” suara Nesya bergetar, berubah jadi geram. “Itu sebabnya Abi mulai membelanya ? Karena kalian sudah melakukan malam pertama ?” Tangannya mengepal kuat, tubuhnya bergetar oleh amarah....

..."Asal Abi tau, di balik hijab yang dia kenakan, dia hanya sosok yang bekerja di club malam. Aku yakin, Abi tidak mungkin mencintai wanita kotor seperti dia." Sentak Nesya emosi...

...Langit tetap diam sesaat, lalu menatap tajam....

...“Asal kamu tahu, Nesya,” suaranya dingin menusuk....

...“Di balik hijab yang dia kenakan, memang benar dia punya masa lalu kelam. Lantas apa sebutan yang cocok untuk mu—seorang istri yang rela meminta suaminya menikahi wanita yang katanya buruk itu, hanya demi mendapatkan anak ?”...

...Wajah Nesya seketika pucat. Kata-kata Langit menampar keras keangkuhan-nya....

...“Bahkan kamu rela berbagi suami dengan wanita yang kamu hina itu,” lanjut Langit, kali ini lebih tegas....

...Nesya terdiam. Napasnya memburu, hatinya seperti terbakar....

...“Ingat baik-baik, Nesya,” Langit mendekat, suaranya berat penuh wibawa. “Setiap pernikahan yang kita harapkan adalah sakinah, mawaddah, warahmah. Jadi jangan salahkan aku… jika pada akhirnya aku benar-benar jatuh cinta pada istri kedua ku.”...

...DEG!...

...Perasaan Nesya runtuh seketika. Kata-kata Langit bagai petir di siang bolong, menghantam seluruh egonya....

...0o0__0o0...

Terpopuler

Comments

NA🍾⃝ ͩ ᷞʙͧɪᷡʟͣ𝐀⃝🥀ᴳᴿ🐅ꪻ꛰͜⃟ዛ༉

NA🍾⃝ ͩ ᷞʙͧɪᷡʟͣ𝐀⃝🥀ᴳᴿ🐅ꪻ꛰͜⃟ዛ༉

ahhhh kamu yang salah Nesya jadi jika suatu saat jingga dan langit saling mencintai kamu tanggung sendiri resiko harimu yang terluka/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2025-09-19

1

NA🍾⃝ ͩ ᷞʙͧɪᷡʟͣ𝐀⃝🥀ᴳᴿ🐅ꪻ꛰͜⃟ዛ༉

NA🍾⃝ ͩ ᷞʙͧɪᷡʟͣ𝐀⃝🥀ᴳᴿ🐅ꪻ꛰͜⃟ዛ༉

ahhhh kamu yang salah Nesya jadi jika suatu saat jingga dan langit saling mencintai kamu tanggung sendiri resiko harimu yang terluka/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2025-09-19

1

Ita rahmawati

Ita rahmawati

nama nya syanas apa nesya toh

2025-09-15

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!