Anomali Siluman Pelahap Beruang

Desa Lembah Tiga Gunung, sebuah desa kecil yang terletak di lereng barisan pegunungan berkabut tebal, beberapa hari terakhir tidak pernah sunyi dari bisik-bisik antara para penduduknya.

Perbincangan para petani di ladang, para ibu di tepi sumur, hingga para pemuda yang biasa berlatih tombak di lapangan, semuanya hanya menyinggung satu nama: Anul.

Sejak peristiwa itu, seluruh desa seolah diguncang. Seekor beruang gunung hitam, binatang buas yang konon jarang keluar dari hutan, tiba-tiba menyerang kandang ternak milik keluarga Hendar. Beruang itu bukan hanya melahap sapi dan kambing, melainkan juga berani menghadapi manusia. Namun yang lebih mengejutkan adalah cara beruang itu mati, roboh hanya dengan satu tinju bocah berusia tiga belas tahun.

Bagi sebagian orang, kisah itu terlalu ajaib untuk dipercaya. Bagaimana mungkin seorang bocah tanpa latihan bela diri resmi, bahkan tak pernah terlihat memegang pedang atau tombak, mampu mengalahkan binatang yang selama ini hanya bisa ditangani para pemburu berpengalaman. Namun bagi sebagian lainnya, justru karena keajaiban itulah mereka yakin bahwa Anul bukan manusia biasa.

Orang mulai menyebutnya dengan gelar aneh—Siluman Pelahap Beruang. Gelar itu lahir bukan hanya karena tinjunya yang mengakhiri hidup sang binatang buas, melainkan juga karena setelahnya Anul benar-benar menyeret bangkai beruang itu pulang, memotong-motongnya, dan memakan dagingnya sampai habis.

Semua bermula pada suatu pagi yang basah. Embun masih menetes dari ujung dedaunan ketika Paman Hendar menerima laporan dari seorang pengembara, suara jeritan sapi dan kambing menggema dari kandang mereka di pinggir desa.

Bersama ayahnya, Jaya, seorang tetua yang dihormati, serta putrinya Arum yang dikenal sebagai bunga desa, ia segera bergegas menuju sana.

Aroma amis langsung menusuk begitu mereka tiba. Pemandangan yang tersaji membuat Arum menjerit tertahan. Lantai kandang penuh noda merah, sisa-sisa tubuh ternak berceceran tak berbentuk. Di tengah kekacauan itu, seekor beruang raksasa tengah merobek-robek seekor kambing dengan gigi sebesar pisau belati.

Awalnya beruang itu tidak peduli pada kedatangan mereka. Namun, begitu daging di mulutnya habis, kepalanya menoleh. Sepasang mata merah itu memancarkan kebuasan murni.

“Lari!” seru Jaya.

Mereka bertiga berlari sekuat tenaga. Namun usia Jaya yang sudah lanjut dan langkah Arum yang lemah membuat kecepatan mereka terhambat. Beruang itu melompat, tanah bergetar saat cakar besarnya menghantam.

Paman Hendar menggertakkan giginya. “Aku akan menahannya! Ayah, bawa Arum lari!”

Dengan tombak pendek seadanya, ia menghadang. Beruang itu meraung, cakarnya menyambar. Tubuh Hendar terhempas, dadanya tercakar dalam, tulangnya retak. Arum berteriak histeris, suara tangisnya menggema ke seluruh hutan.

Di saat kritis itulah, dari kejauhan terdengar langkah cepat. Seorang bocah muncul, tubuhnya tidak seberapa besar, wajahnya masih belia. Dialah Anul.

Beruang itu mengalihkan perhatian. Tubuhnya melompat, udara berdesing oleh kekuatan ototnya. Namun Anul tidak bergeming. Ia mengepalkan tangannya, menarik napas dalam-dalam, lalu mengayunkan pukulan lurus.

BUMMM!

Suara dentuman bagai petir. Udara bergetar, tanah terbelah—muncul retak halus. Tubuh beruang sebesar gunung kecil itu kehilangan jiwanya, lalu roboh tanpa tanda kehidupan.

Arum tertegun, matanya membelalak. Jaya hanya bisa terdiam, sementara Paman Hendar yang terluka masih sempat menyaksikan keajaiban itu.

“Ini… tinju macam apa…?” gumamnya sebelum pingsan.

Beberapa hari setelahnya, luka Hendar mulai pulih meski tangannya patah. Namun luka di hatinya berubah menjadi kebanggaan. Ia menyaksikan sendiri bagaimana seorang bocah menyelamatkan keluarganya.

Cerita itu menyebar. Dari mulut Arum yang tak pernah lelah memuji Anul, kisah itu merambat ke seluruh desa. Orang-orang bercerita di pasar, di tepi sungai, di perjamuan malam. “Anul membunuh beruang dengan sekali pukul,” begitu kata mereka.

Sebagian percaya penuh, sebagian ragu. Ada yang berkata: “Beruang itu mungkin sudah sekarat setelah bertarung dengan Hendar.” Namun meski ada yang meragukan, tidak seorang pun berani menguji kebenaran kekuatan Anul. Siapa yang berani? Jika benar tinjunya mampu merobohkan beruang, apa jadinya dengan tubuh manusia biasa?

Matahari baru naik di timur, namun lapangan desa sudah dipenuhi ratusan orang. Pemuda, pemudi, bahkan para kakek berambut putih, semuanya berkumpul. Hari ini adalah hari langka, saat Sang Kepala Desa yang bergelar Guru Besar Gunung Kabut memberikan pelajaran.

Tiba-tiba, kerumunan itu mendadak terdiam. Semua mata menoleh ke satu arah. Seorang bocah berambut acak-acakan melangkah santai ke tengah lapangan. Ia adalah Anul, yang selama ini tidak pernah sekali pun hadir di Lapangan Bela Diri.

Bisik-bisik bergema.

“Benarkah itu Anul?”

“Siluman Pelahap Beruang datang ke lapangan?”

“Apakah dia ingin berlatih bela diri?”

Suasana menjadi tegang. Anul hanya terkekeh, menatap mereka seolah kawanan ayam kebingungan. Tawanya meledak, membuat suasana semakin janggal.

Dari tengah kerumunan, suara nyaring memanggil.

“Anul!!”

Arum menerobos keramaian, wajahnya berseri, langkahnya cepat meski gaunnya tersapu debu. Senyum kagumnya membuat sebagian pemuda desa mendesah iri.

Namun sebelum gadis itu sampai, sebuah tepukan jatuh di bahu Anul, ia menoleh. Biro, sahabatnya, berdiri dengan senyum yang menjengkelkan seperti biasa.

Anul langsung menepis.

“Aku tidak tertarik ikut rencanamu. Dari senyummu saja, aku tahu itu pasti buruk.”

Biro mendengus.

“Kau ini sok tahu! Justru kaulah yang punya pikiran buruk. Lihat, Arum sedang berlari ke arahmu. Wajah polos mu itu menyimpan niat tersembunyi bukan?”

Anul memutar bola mata. Tepat saat itu, Arum sampai di hadapan mereka. Nafasnya terengah, namun suaranya penuh semangat.

“Anul, ayo berlatih bersamaku!”

Kerumunan sontak bergemuruh. Semua pasang mata menatap, sebagian dengan iri, sebagian dengan rasa ingin tahu. Namun jawaban Anul membuat mereka terperangah.

“Nona, jangan bicara sembarangan. Lelaki bujang dan gadis belum bersuami berlatih bersama? Itu bisa menimbulkan salah paham. Tak pantas.”

Suasana hening. Lalu serentak, mulut orang-orang menganga lebar.

Biro langsung menghantam kepala Anul dengan sedikit keras. “Dasar bodoh! Kalau tak mau, tinggal bilang saja! Mengapa membuat alasan konyol yang tak masuk akal?”

Anul hanya mengusap kepalanya sambil tersenyum kecil.

Biro tak membuang waktu, langsung menarik tangan sahabatnya. “Ayo kita pergi. Saat ini waktu terbaik untuk memancing di sungai.”

Arum terpaku, pipinya merah padam, tak mampu berkata apa-apa. Kerumunan masih terkejut dengan penolakan bocah itu.

Dari kejauhan, Sang Kepala Desa akhirnya tiba. Tubuhnya tegak, wajahnya penuh wibawa. Matanya menyapu lapangan, melihat keributan kecil di sudut barisan. Keningnya berkerut.

Anul melirik ke arah Biro, lalu terkekeh dalam hati.

“Sepertinya, hari ini Kepala Desa akan murka lagi. Bagus juga, aku ingin melihat Biro dimarahi ayahnya. Mereka selalu lucu saat bertengkar.”

Angin pegunungan berhembus, bendera desa berkibar. Lapangan yang semula penuh canda kini diliputi aura tegang. Hari latihan belum dimulai, namun semua orang tahu—hari ini akan berbeda.

Sebab untuk pertama kalinya, Siluman Pelahap Beruang hadir di lapangan bela diri Desa Lembah Tiga Gunung, sebuah anomali terbesar di desa mereka.

Terpopuler

Comments

☠🦋⃟‌⃟𝔸𝕥𝕙𝕖𝕟𝕒 ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ

☠🦋⃟‌⃟𝔸𝕥𝕙𝕖𝕟𝕒 ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ

waduh Mentang2 anul mkn daging beruang di ksh julukan silumsn pelahap beruang, nnt klo bs ngalahin badak apa akn gnt lagi jadi silumannpemangsa badak 😂😂😂

2025-09-23

1

Lonafx

Lonafx

heh mikirnyaa udah kesitu ajaaa🤣 ampun dahhh

2025-09-23

1

Woooow! Bocah 13 tahun bisa ngalahin beruang hitam dengan SATU tinju? Gila sih, ini level superhero banget! Aku langsung kepikiran kayak nonton anime shonen, hahaha 😆🔥. Pasti habis ini desa heboh total

2025-10-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!