Episode 3

Orang yang merusak rem mobil milik Alaric pun sudah tertangkap. Ia di interogasi untuk mencari pelaku sebenarnya.

Benar saja. Akhirnya orang itu pun mengaku kalau dirinya hanya di bayar. Ternyata pria itu bekerja di sebuah bengkel mobil di sirkuit itu.

Polisi segera menghubungi Alaric untuk memberitahu informasi tersebut. Alaric yang sedang berbaring di kamarnya segera menjawab panggilan telepon saat ponselnya berdering.

"Ya halo Pak."

"Halo Pangeran, kami sudah mengintrogasi pria itu. Dia hanya orang bayaran, pelaku sebenarnya bernama Peter."

"Baik, terima kasih Pak. Masalah ini biar aku saja yang urus."

"Baik Pangeran."

Kemudian panggilan telepon pun terputus. Alaric hanya tersenyum tipis, karena dugaannya benar.

'Huft, cari masalah saja nih anak. Mungkin dia tidak tahu berurusan dengan siapa?" gumam Alaric.

Alaric membuka laptopnya untuk mencari informasi tentang Peter. Tidak butuh waktu lama, informasi tentang Peter pun ia dapatkan.

"Ternyata dia bukan berasal dari negara ini. Dan dia baru tinggal di negara ini baru dua tahun," batin Alaric.

Alaric mengutak-atik keyboard laptopnya mencari informasi lain tentang keluarga Peter.

Sangat di luar dugaan, ternyata orang tuanya adalah ketua di dunia bawah. Ketua mafia pengedar obat-obatan terlarang dan organ tubuh manusia.

"Cukup menarik," kata Alaric berbicara sendiri.

Alaric pun mengacak-acak sistem perusahaan milik papa nya Peter. Bahkan, Alaric memblokir keuangan perusahaan papanya itu.

Pintu kamarnya di ketuk, Alaric yang sedang sibuk dengan laptopnya hanya meminta orang itu untuk masuk.

"Mau apa?" tanyanya tanpa mengalihkan pandangannya pada layar laptopnya.

Alaric bertanya seperti itu, karena ia tahu itu adalah adiknya. Kalau Sofia sudah pasti minta izin dulu sebelum masuk walau sudah mengetuk pintu.

Alderich menghampiri Alaric dan berdiri di belakangnya. Alderich memperhatikan sang kakak yang masih sibuk meretas.

"Apa Kakak benar-benar ingin tinggal di Indonesia?" tanyanya.

"Hmmm, kenapa?"

"Ee, aku boleh ikut? Aku juga ...."

"Tidak boleh, kamu dan Alberich harus jaga bunda. Jika kita tinggal di sana, nanti bunda tambah sedih."

Alderich berpindah tempat, lalu duduk di sofa. Ia menggerutu dalam hati karena kakaknya boleh, sementara dirinya tidak.

Tapi apa yang dikatakan kakak nya ada benarnya. Jika mereka semua meninggalkan istana, maka bunda nya yang paling sedih.

"Kalian bisa kapan saja ke sana, tidak perlu harus tinggal di sana," kata Alaric.

Ia menghentikan kegiatannya karena apa yang diinginkan nya sudah di dapatkan nya. Hanya tinggal mengirim bukti-bukti tersebut ke pihak berwajib di negara itu.

Ya, Alaric mencari informasi tentang papa nya Peter. Kemudian mengirimkan bukti kejahatan nya kepada pihak kepolisian di sana.

Tidak sulit bagi Alaric mengirim bukti-bukti tersebut. Ia seorang peretas, walaupun tidak ada yang mengenalnya selain keluarganya.

Setelah mengirim bukti-bukti kejahatan mafia itu, Alaric memblokir dokumen perjalanan Peter. Agar tidak bisa kembali ke negaranya.

Semua itu sudah ia rencanakan agar polisi bisa menangkapnya. Jika hanya berdasarkan pengakuan dari pria yang memanipulasi mobil Alaric, menurutnya bukti itu tidak kuat.

"Jangan sedih, lagipula kita masih bisa ketemu kok," kata Alaric menepuk pundak adiknya.

"Tidak ada kakak rasanya ada yang kurang," ungkap Alderich.

"Kita sudah sama-sama besar, bebas menentukan hidup masing-masing," kata Alaric.

Alaric keluar dari kamarnya dan di susul oleh adiknya. Mereka menuju belakang istana tempat hewan-hewan yang kini sudah berkembang biak.

Ada juga yang di lepas ke hutan, tapi mereka malah balik lagi dan menyebabkan rakyat ketakutan, karena hewan-hewan itu berliaran di jalan hendak kembali pulang ke istana.

Akhirnya Carlos membawanya kembali ke istana dan membuatkan tempat khusus untuk hewan-hewan itu.

Suara auman hewan buas menyambut Alaric dan Alderich. Saat pintu kandang di buka, hewan-hewan itu langsung berlari dan mengajak Alaric dan Alderich untuk bermain.

"Apa Kakak tega meninggalkan mereka?" tanya Alderich.

"Aku tinggal di Indonesia bukan tidak bisa kembali ke sini," jawab Alaric.

Sebenarnya adik-adiknya juga berat untuk berpisah dengan Alaric. Mereka sejak kecil tumbuh bersama, bermain bersama.

Namun, keputusan Alaric mengejutkan mereka semua. Terlebih lagi Sofia yang sudah pasti tidak bisa berpisah dengan anak-anaknya.

Setelah puas bermain, mereka kembali ke istana. Kebetulan hari pun sudah sore ketika ini.

Sementara di tempat lain ...

Peter yang mendengar kabar bahwa papa nya tertangkap pun terkejut. Ia pun ingin segera kembali ke negaranya.

"Bagaimana bisa papa tertangkap?" gumamnya sambil membereskan barang-barangnya.

Peter tidak tahu kalau pekerjaan papa seperti itu. Yang dia tahu hanyalah, papa nya seorang pengusaha yang memiliki perusahaan besar.

Peter tidak tahu kalau perusahaan papanya sudah di bekukan. Ia berpikir, semuanya aman-aman saja.

Peter segera keluar dari apartemen yang di sewanya. Ia langsung memesan tiket pesawat melalui telepon.

Dengan menggunakan taksi, Peter pun bergegas ke bandara. Ia akan kembali malam ini juga.

"Maaf, dokumen perjalanan Anda tidak sah," kata petugas yang memeriksa dokumen perjalanan Peter.

"Tidak mungkin, saya sering bolak-balik ke sini. Selama ini tidak ada masalah," ujarnya.

"Maaf, kami terpaksa menahan Anda, karena dokumen perjalanan Anda bermasalah," kata petugas.

Peter pun segera di tangkap dan bawa untuk di interogasi di sebuah ruangan. Peter tetap membela diri dan mengatakan jika dirinya tidak bersalah.

"Kami hanya menjalankan tugas. Kami juga mendapatkan laporan kalau Anda terlibat dalam percobaan pembunuhan," ucap petugas.

"Pak, saya tidak bersalah, saya di fitnah Pak." Peter tetap membela diri.

Hingga datang pihak kepolisian membawa bukti-bukti tentang Peter. Peter pun tidak bisa berkata apa-apa.

Ia terduduk lemas di lantai. Peter tidak tahu kalau orang yang di bayarnya sudah tertangkap. Pengakuan orang itu, juga bukti-bukti lain membuat Peter tidak bisa lagi membela diri.

"Kami terpaksa menahan Anda," kata polisi.

Peter pasrah saat di borgol. Sementara polisi yang lain membawakan barang-barang milik Peter.

"Anda cukup berani dan Anda sudah berurusan dengan orang yang salah," kata polisi.

Peter terdiam, dia juga tidak menyangka akan seperti ini jadinya. Percobaan pembunuhan akan mendapatkan hukuman yang berat.

Ambisinya untuk menjadi pembalap nomor satu pun kandas begitu saja. Peter langsung di masukkan ke penjara bersama dengan orang suruhannya.

Peter hanya bisa menyesali dirinya. Tapi semuanya sudah terlambat. Dia sudah mendekam di penjara tanpa tahu kapan akan bisa bebas.

Polisi tadi langsung menghubungi Alaric. Baru saja terhubung, sudah langsung di jawab oleh Alaric.

"Halo Pangeran, orang yang ingin membunuh Anda sudah tertangkap. Anda memang hebat Pangeran," ucap polisi itu.

"Semua itu berkat kerja keras dan usaha pak polisi," kata Alaric.

Alaric pun menutup teleponnya setelah merasa cukup. Alaric hanya tersenyum lalu berbaring di tempat tidurnya.

Terpopuler

Comments

Dewi kunti

Dewi kunti

berkeliaran,hurufnya jatuh dimana ya🙄🙄🙄

2025-09-12

1

Zea Rahmat

Zea Rahmat

apakah alaric akan sehebat Carlos

2025-09-12

1

kaylla salsabella

kaylla salsabella

lanjut Thor

2025-09-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!