Mereka bergegas keluar dari kamar setelah selesai merias dsn memakaikan gaun pengantin untuk Helena.
Karan masuk kedalam dan melihat Helena yang masih mencoba melepaskan rantai yang ada di tangannya.
"Sekarang, ayo kita temui para tamu." ajak Karan sambil membuka ikatan Helena.
"Kak Karan, aku tidak bisa. Aku mencintai Firdaus! Jangan seperti ini, Kak!"
Helena menggelengkan kepalanya dan meminta Karan untuk tidak menikahinya.
Karan tersenyum dan ia tidak peduli dengan perkataan dari Helena.
"Pilih menikah denganku atau aku akan menjualmu ke rumah bordil?"
"K-kak, aku mencintai Firdaus. Jangan paksa aku, Kak."
Karan mengambil ponselnya dan ia menghubungi rumah bordil untuk menjual Helena.
"K-kak! A-aku akan menikah dengan kamu." ucap Helena ketakutan.
Karan langsung menggenggam tangan Helena dan mengajaknya ke ruangan lain dimana pernikahan mereka diadakan disana.
Helena melihat para tamu yang menatapnya heran.
Banyak tamu yang mengatakan kalau Helena tidak setia dengan Firdaus yang baru saja meninggal dunia.
"Kamu diam saja dan jangan meminta tolong kepada mereka." ancam Karan.
Karan mengajaknya duduk di depan penghulu yang sudah siap.
"Apakah sudah bisa dimulai acaranya?" tanya penghulu.
Karan menganggukkan kepalanya dan meminta agar acara segera dilaksanakan.
Ia menggenggam erat tangan Helena sampai membekas.
Penghulu menjabat tangan Karan yang siap mengucapkan Ijab Kabul.
"Apakah engkau, Karan bin Alm Hidden bersedia menikahi Helena Larasati binti Alm Hendrawan dengan maskawin yang telah ditentukan, serta menerimanya sebagai istri dalam pernikahan yang sah menurut syariat Islam?”
"Saya terima nikah dan kawinnya Helena Larasati binti Alm Hendrawan dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."
Pak penghulu menatap para saksi yang kemudian mengatakan 'SAH'
"Alhamdulillah, sekarang kalian berdua telah resmi menjadi pasangan suami istri" ucap penghulu sambil memberikan buku nikah kepada mereka berdua
Penghulu meminta Helena untuk mencium tangan Karan yang sekarang sudah menjadi suaminya.
Para tamu yang hadir bertepuk tangan atas pernikahan mereka diadakan berdua.
Karan memanggil Dion agar menyambut para tamu dan mengajak mereka untuk menikmati hidangan yang sudah dihidangkan.
"Ayo, kita kembali ke rumah." ajak Karan.
Helena menatap wajah Dion yang sedang menatapnya.
"Percuma saja kamu menatap wajah Dion. Karena ia tidak akan bisa menyelamatkanmu." ucap Karan.
Dengan kasar Karan mencekal lengan Helena dan membalas kembali ke kamar.
"K-kak, lepaskan aku. Aku mencintai Firdaus, bukan Kak Karan!"
Karan yang mendengarnya langsung mendekat dan mencekik leher Helena.
"Jangan kamu teruskan lagi atau tangan ini yang akan membunuhmu!"
Helena mengangguk kecil, tidak bisa bernafas sampai terbatuk-batuk.
Karan kembali mengambil rantai dan mengikat tangan Helena.
Setelah mengikatnya, Karan melepas jas pengantinnya dan semua pakaian yang ada di tubuh Karan.
Helena langsung menutup matanya saat Karan berjalan kearahnya.
"Apakah kamu sudah tidak sabar melakukannya malam pertama?" ucap Karan sambil merobeknya gaun pengantin yang dikenakan oleh Helena.
Helena hanya bisa menangis di hadapan Karan yang merobek gaun pengantin Helena.
"K-kak, aku mohon. Jangan lakukan itu."
Karan yang mendengarnya langsung tertawa terbahak-bahak.
"Helena, Helena. Memang kamu kira aku akan melakukannya dengan kamu? Jangan mimpi! Sampaikan kapanpun aku tidak akan pernah menyentuhmu!!"
Helena menangis di hadapan Karan, tubuhnya gemetar karena ketakutan dan lelah.
Disaat mereka berdua berada di kamar, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.
"MASUK!!"
Kemudian seorang wanita membuka pintu dan masuk kedalam kamar mereka.
Karan menghampiri wanita yang mempunyai paras cantik dan ia langsung mencium bibirnya tepat di hadapan Helena.
Helena yang akan memalingkan wajahnya langsung ditahan oleh Karan agar melihatnya.
"Kamu berani memejamkan mata, aku akan menghabisimu sekarang juga."
Tubuh Helena bergetar hebat ketika mendengar ancaman dari Karan.
Kemudahan Karan mengajak wanita itu untuk naik ke atas tempat tidur.
Mereka berdua melakukan hubungan i**m tepat di samping tubuh Helena yang melihat mereka berdua.
Karan tersenyum sinis saat melihat air mata Helena mengalir.
Setelah hampir satu jam melakukannya, Karan meminta wanita itu untuk pergi.
Dengan keadaan yang masih belum mengenakan pakaian.
Karan meminta Helena tengkurap dan disaat itu juga ia mengambil ikat pinggangnya.
"Cepat katakan kalau kamu yang membunuh adikku!"
"Bukan aku yang membunuh Firdaus! Aku mencintainya."
Karan langsung mencambuk punggung Helena yang sedang tengkurap.
"Cepat katakan!!"
Helena mengatakan kalau ia tidak membunuh Firdaus.
Karan yang gelap mata kembali mencambuk punggung Helena sampai kulitnya mengelupas.
Helena menggenggam erat tangannya ke sprei untuk menahan rasa sakit yang diberikan oleh Karan.
"K-kak, tolong jangan..."
Helena langsung pingsan dan itu membuat Karan kembali mencambuk nya sampai tangannya memerah.
"Dasar wanita lemah,"
Karan kembali memakai jas hitamnya dan keluar dari kamarnya.
Ia meminta pelayan untuk tidak masuk kedalam kamarnya.
Pelayan yang mendengar perintahnya hanya bisa menganggukkan kepalanya.
Setelah itu Karan kembali berjalan ke ruangan lain untuk menyapa para tamu.
"Tuan Karan, dimana istri anda?" tanya salah satu tamu yang hadir
"Istri saya sedang tidak enak badan dan saya memintanya untuk istirahat." jawab Karan dengan santai.
Karan berlanjut menyapa tamu yang lain dan berpura-pura tidak terjadi apa-apa.
Sementara itu Helene baru saja sadar dari pingsan nya dan merasakan punggungnya yang sakit.
Tangannya masih terikat rantai sehingga membuatnya susah untuk melarikan diri.
"Firdaus, tolong jemput aku." gumam Helena.
Helena hanya bisa tengkurap dengan air yang mengalir.
Ia melihat jendela kamar yang tertutup tirai tebal dan beberapa benda di sekitarnya yang mungkin bisa membantunya suatu saat nanti.
Helena menundukkan kepala dan mencoba menenangkan dirinya.
"Aku harus bertahan untuk Firdaus dan untuk diriku sendiri,” bisiknya Helena.
Helena kembali mencoba untuk melepaskan ikatannya yang begitu kuat.
"Tolong! Apakah ada orang disini? TOLONG!!"
Pelayan disana mendengar teriakan Helena, tetapi mereka memilih untuk berpura-pura tidak mendengarnya.
Helena kembali berteriak meminta tolong tetapi masih tetap saja kalau tidak akan ada orang yang menolongnya.
Karan yang sudah selesai dengan para tamu, kembali berjalan masuk kerumahnya.
Ia mendengar suara teriakkan Helena yang meminta tolong.
"Bi, buatkan bubur dan teh hangat untuk wanita manja itu." pinta Karan.
Bibi Fia yang sudah lama ikut dengan Karan, langsung menuju ke dapur.
Karan masuk kedalam kamar dan melihat Helena yang masih tengkurap.
"Simpan tenagamu, Helena. Karena setelah kamu makan malam. Aku akan mencambukmu lagi."
"Kak, tolong jangan siksa aku seperti ini. Aku juga korban, Kak!"
Karan tidak menghiraukan perkataan dari Helena dan ia meminta Helena untuk mencari alasan lagi.
"K-kak, aku mencintai Firdaus. Dan bukan aku yang membunuh Firdaus!".
Karan mengambil sapu tangan dan menutup mulut Helena.
"Sssshhh... Jangan berisik dan aku mau mandi dulu." ucap Karan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments