Suara musik kencang membuat Rachel menutup kedua telinganya dengan kedua tangannya. Wanita itu memang belum pernah menginjakkan kakinya di tempat seperti itu sebelumnya. Dia sangat tidak terbiasa mendengar suara musik sekeras itu. Wajahnya juga terlihat sangat tidak nyaman.
Di luar negeri sana, dia sering di ajak teman dan rekan kerjanya menghabiskan waktu untuk mengusir kepenatan setelah seharian lelah bekerja dan study dengan pergi ke klub malam yang pastinya jauh lebih bagus dan ramai dari tempat yang di datangi Rachel ini.
Tapi Rachel selalu menolak, dia lebih suka menghabiskan waktu yang ada, waktu senggangnya untuk membuat design baru atau mempelajari design lamanya yang di rasa masih kurang. Rachel adalah sosok wanita yang sangat mandiri dan pekerja keras. Jadi, suasana seperti ini memang baru pertama kali dia lihat. Dan dia berada di tempat seperti ini memang baru kali ini.
"Ya ampun, kasihan sekali yang bekerja di tempat ini. Satu bulan bekerja mungkin yang gajinya akan habis untuk berobat masalah pendengaran di dokter THT" gumamnya.
Tapi meskipun dia menggumam begitu, Rachel masih saja terus melangkah masuk.
Saat Rachel masuk ke dalam, banyak pasang mata yang sudah melihat ke arahnya. Rachel itu cantik, tubuhnya juga bagus. Untung saja dia mengenakan pakaian yang cukup sopan. Kalau tidak entah dengan tatapan seperti apa para pria yang berada di sana menatapnya.
Rachel melihat ada sebuah meja kosong. Setidaknya para penjambret itu tidak mengambil tasnya. Dimana dompet dan ponselnya dia simpan di tasnya. Jadi dia tidak takut di usir, atau bahkan di lemparkan keluar dari tempat itu karena tidak bisa membayar.
Rachel memperhatikan sekeliling, dia tidak tahu cara memesan minuman di tempat ini. Hingga dia melihat seseorang yang berada di meja lain, yang lumayan jauh jaraknya darinya mengangkat tangan ke arah meja bar. Dan seorang pelayan berseragam hitam putih dengan dasi kupu-kupu menghampirinya.
Rachel pikir bisa mempraktekkannya, dia pun akhirnya melakukan hal yang sama, dia mengangkat tinggi tangannya ke arah meja bar. Dan seorang pelayan pria yang usianya mungkin lebih muda darinya menghampirinya dengan cepat.
"Selamat malam, selamat datang di Viva Diskotikk. Mau pesan apa kakak?" tanya pelayan itu dengan sangat ramah.
Rachel sendiri tidak mengerti, dia melihat ke arah beberapa orang di sekitarnya. Dan ada wanita yang sedang minum dengan sangat santai.
"Aku mau yang seperti wanita itu pesan saja" kata Rachel sambil menunjuk ke arah seorang wanita yang sudah hampir mabukk di sebelahnya.
Pelayan itu melihat ke arah wanita yang di tunjuk oleh Rachel, lebih tepatnya melihat ke arah minuman apa yang sedang di minum wanita itu.
"Oh itu, Revlon Powder Blush. Kakak peminum juga ya?" tanya pelayan itu yang agak ragu sebenarnya apakah Rachel bisa minum minuman dengan kadar alkoholl yang lumayan itu.
"Hah, tentu saja peminum. Kalau tidak minum aku bisa mati karena dehidrasi" jawab Rachel yang salah tangkap apa yang dimaksud pelayan itu, juga karena memang suasana hatinya sedang tidak baik jadi dia asal ceplos saja.
Pelayan itu langsung menggaruk belakang kepalanya sendiri. Sepertinya memang dia tidak perlu banyak bicara, sebenarnya dia ini anak baru, baru dua bulan bekerja di diskotikk itu. Tapi dia penasaran saja, takutnya Rachel tidak kuat minum. Malah di jawab dengan asal begitu. Dia malah jadi bingung sendiri pada akhirnya.
"Maaf kakak, baiklah saya akan sajikan pesanan kakak. Sebentar ya kakak" katanya dengan sangat ramah.
Sagara juga ikut masuk ke dalam diskotikk, dia mencari keberadaan Rachel. Dan tidak sulit mencari keberadaan Rachel dengan pakaian berwarna merah yang malah duduk di meja yang terang yang biasanya di hindari orang-orang.
Sagara cukup terkejut ketika Rachel memenuhi gelas yang ada di depannya dengan minuman yang dia pesan. Itu adalah minuman dengan kadar alkoholl yang lumayan, biasanya orang hanya akan menuangkan pada batas seperempat gelas saja. Dan menikmati minuman itu. Tapi Rachel malah menuangkannya sampai hampir penuh seperti mau minum air biasa.
"Ya ampun, kenapa isinya sedikit sekali. Dua kali tuang juga habis" gerutu Rachel lagi.
Rachel kembali larut dalam kesedihannya, dia sangat sedih dan pada akhirnya meraih gelas itu dan bersiap meminumnya.
"Hai nona, butuh rekan minum?" tanya seorang pria yang tiba-tiba datang di hadapannya dan langsung duduk di kursi yang ada di depan Rachel.
Rachel yang sedang sangat emosional cenderung ingin terus marah dan ingin menelan orang. Langsung melebarkan matanya, dia melotot ke arah pria itu.
"Apa kamu lihat di sini ada spanduk atau banner yang bertuliskan 'aku butuh teman minum?' Sebaiknya jangan ganggu aku, kamu tahu, kakakku seorang polisi, dan ayahku seorang tentara, kakekku adalah purnawirawan angkatan laut. Jangan macam-macam denganku" ucap Rachel yang lantas membuat pria di depannya itu lumayan ciut nyalinya.
Rachel belajar tentang menggertak seperti itu dari teman kerjanya yang bernama Michele. Gadis itu sangat cantik, tapi tubuhnya sangat besar. Jadi dia kerap kali di bully, jadi dia selalu mengatakan hal itu pada orang-orang yang membullynya. Supaya orang-orang tidak macam-macam padanya.
Sagara mendengar apa yang di katakan Rachel itu. Dan dia tahu dengan jelas, kalau semua yang di katakan Rachel itu tidak benar. Hal itu membuat Sagara nyaris terkekeh, apalagi ketika pria di depan Rachel itu langsung pergi tanpa bicara. Sagara sampai menggelengkan kepalanya.
Rachel mendengus kesal.
"Huh, kabur kan! mengganggu saja" kata Rachel yang kembali ingin minum.
Dia sudah mengambil ancang-ancang akan menghabiskan minuman itu. Tapi begitu minuman itu sampai ke dalam mulutnya, memenuhi tenggorokannya. Rachel membelalakkan matanya. Dia tidak menyangka rasanya akan seperti itu. Panas, pahit, aneh sekali.
"Uhukkk Uhukkk" Rachel meletakkan minuman itu di atas meja.
"Aghkkkk, minuman apa ini?" keluh Rachel.
Rachel yang sudah sangat kesal, makin bertambah kesal saja rasanya. Sudah memergoki kekasihnya selingkuh, kakak iparnya menyebalkan, ibu tirinya membuatnya muak. Dia di jambret, kopernya di bawa pergi. Semua designnya hilang bersama koper itu, dan dia berharap minuman yang dia minum enak. Tapi ternyata tidak. Rasanya makin kesal saja kan.
"Jadi, kamu mau merayakan pernikahan mantan pacarmu dan sahabatmu... maaf, aku salah. Pernikahan mantan pacarmu dan mantan sahabatmu disini? dengan minum-minum seperti ini?"
Tanya seorang pria dengan bulu-bulu halus di sekitar rahangnya. Yang menambah kesan sensual dan gemas ketika melihatnya.
Tatapan mata Rachel melembut, yang tadinya dia ingin sekali mencekik pria di depannya. Mendengar apa yang dikatakan oleh Sagara, tatapan mata Rachel melembut cenderung sedih.
"Lalu aku harus apa?" tanya wanita cantik yang penampilannya sudah sangat kacau itu lirih.
Sagara membenarkan posisi duduknya. Dengan yakin dia berkata.
"Kenapa tidak menikah denganku? dan tunjukkan pada kedua manusia pengkhianat itu. Kita baik-baik saja!" ujian Sagara yang membuat Rachel termangu.
Tapi kemudian Rachel malah terkekeh.
"Ha ha ha, mau mempermainkan aku. Sudahlah mas, sudah cukup. Hari ini aku sudah banyak di permainkan" kata Rachel dengan mata kembali berkaca-kaca.
"Tidak Rachel, aku serius. Mari kita menikah, dan tunjukkan kalau kita yang membuang mereka. Bukan mereka yang membuang kita" ucap Sagara lagi yang membuat Rachel kembali terdiam.
***
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Erlina Vikha
wauuuu keren thor karya mu
2025-09-12
1