BAB. 3

"Kamu mau kemana mas?" tanya Hani pada Ravi yang terburu-buru mengenakan pakaiannya ketika Rachel sudah pergi dengan cepat dan keluar dari apartemen mereka itu.

"Aku mau menemui Rachel..."

Hani langsung menarik lengan Ravi, membuat pria yang sedang mengancingkan kemejanya itu berbalik dengan cepat ke arah Hani.

"Tidak bisa mas, kamu sudah berjanji akan menikahi aku. Kamu harus menikahi aku, kamu tidak boleh lagi bertemu dengan Rachel" kata Hani pada Ravi.

"Aku tahu itu Hani, undangan juga sudah tersebar kan? besok kita akan menikah. Tapi setidaknya biarkan aku menemui Rachel dulu, kami memulai hubungan kami dengan baik, biarkan aku mengakhiri hubungan kami juga dengan baik" kata Ravi dengan mata memerah dan berkaca-kaca.

Hani yang tidak ingin rencananya berantakan pun pada akhirnya melepaskan tangan Ravi. Dia yakin kalau dia terus menahannya, Ravi malah akan marah padanya. Wanita ini memang sangat pintar memikat hati laki-laki.

"Baiklah, tapi jangan sentuh dia ya" kata Ravi.

Ravi pun mengangguk setuju. Ravi segera mengenakan pakaiannya dan keluar dari kamar itu.

Setelah Ravi menutup pintu, Hani membanting bantal yang ada di sampingnya ke lantai.

Bugh

"Menyebalkan, benar-benar menyebalkan. Huh... mas Ravi masih perduli pada wanita itu. Tapi lihat saja Rachel, kamu yang selalu lebih unggul dariku, akan menjadi seseorang yang tidak berguna. Kamu akan patah hati, karena aku merebut pria yang sangat kamu cintai. Belum lagi, karena kamu sudah masuk jebakanku, kamu pasti di penalti dari perusahaan tempatmu bekerja, karirmu akan berakhir. Kehidupanmu akan hancur, ha ha ha ha. Rachel... Rachel, kasihan sekali kamu" kata Hani dengan ekspresi penuh kemenangan.

Hani Monalisa. Anak dari seorang wanita yang bekerja sebagai kupu-kupu malam di sebuah tempat yang memang menjadi sebuah lokalisasii. Dia kenal dengan Rachel, karena memang mereka satu sekolah sejak SMP. Ayah dan ibu Rachel yang baik hati, menyekolahkan Hani sampai SMA. Tapi setelah ibunya meninggal, dan Hani mengenal Sagara, Hani pergi dari rumah Rachel.

Tinggal sendiri, melanjutkan kuliah dari hasil kerja keras Sagara. Lalu memiliki sebuah butik sendiri, dari uang Sagara juga sebenarnya.

Tapi wanita itu bukannya bersyukur dengan apa yang dia miliki. Hani malah sangat dengki pada Rachel dan berniat mengambil semua kebahagiaan Rachel. Banyak sekali hal yang dia lakukan untuk menjatuhkan Rachel dan membuat Rachel sedih tanpa sepengetahuan Rachel. Tanpa Rachel tahu, kalau sahabat yang bahkan sudah di anggapnya saudara itu yang melakukan semuanya sejak lama. Semua kesialan Rachel selama ini, adalah ulah Hani.

**

Sementara itu di restoran, Rachel sama sekali tidak berselera untuk memakan makanan yang sudah terhidang di satu meja penuh itu.

Meja besar di ruangan VIP itu sudah tersaji banyak sekali makanan lezat. Tapi Rachel hanya memandangnya saja. Tak ada niat dirinya untuk menyentuhnya sedikit saja, atau makan sedikit pun.

Padahal sejak semalam dia belum makan, begitu mendapatkan kiriman undangan itu, dia langsung pulang dan tidak makan atau minum.

Dan kenyataan yang dia lihat dengan mata kepalanya sendiri membuat Rachel rasanya sudah tidak punya semangat atau keinginan apapun lagi.

"Makanlah, kamu harus tetap hidup. Setidaknya untuk memberi selamat pada mantan kekasihmu itu sampai hari pernikahannya besok" kata Sagara.

Mata merah dan berkaca-kaca Rachel melirik tajam ke arah Sagara.

Tatapan mata Rachel itu seolah mengatakan semua yang ingin dia katakan pada Sagara. Ketidaksenangannya karena Sagara mengatakan sesuatu yang menyakiti perasaannya.

Bagaimana bisa dia harus tetap hidup untuk menyaksikan pernikahan pria yang sangat dia cintai dan menjalin hubungan dengannya selama 4 tahun. Apalagi mengucapkan selamat pada pria itu yang menikah dengan wanita yang jelas-jelas sangat dekat selama ini dengannya dan menjadi tempat dimana Rachel kerap kali menceritakan segala sesuatu tentang hidupnya.

Sagara juga menatap mata kecewa dan sakit hati Rachel itu. Tapi kalau mau di bandingkan, Sagara jelas jauh lebih terluka. Sagara Firmansyah, pria yang selama 10 tahun menjadi seseorang yang selalu menjadi tempat Hani menyandarkan hidupnya, meminta apapun padanya. Harus menerima kepahitan yang sangat dalam, sangat besar. Wanita yang sedang dia perjuangkan masa depannya itu malah begitu tega meneleponnya, dan mengatakan kalau dia ingin mengakhiri hubungannya dengan Sagara karena akan menikah dengan Ravi.

Sagara pulang ke negeri ini, dia meninggalkan pekerjaan dan segalanya yang sedang dia upayakan untuk membahagiakan Hani. Karena alasan Hani putus adalah dia tidak mendapatkan kasih sayang dari Sagara. Tapi semua itu sudah terlambat. Hani mengaku sudah hamil anak Ravi.

Lalu apa yang bisa di lakukan Sagara. Hatinya hancur, butuh dua kali 24 jam baginya mengerti semua ini. Hanya Hani, wanita pertama bagi Sagara. Seluruh cintanya, uangnya, tenaganya dia dedikasikan untuk Hani. Tapi kenyataannya, itu saja tidak cukup. Hani bukan wanita yang bisa setia saat menjalani hubungan jarak jauh.

Dan yang lebih pahit lagi, Hani mengatakan kalau dia sudah bisa mandiri sekarang. Dan uang yang dia dapatkan lebih banyak dari yang bulanan yang biasanya Sagara kirimkan untuknya. Kalau di bandingkan dengan Rachel, maka sebenarnya Sagara hatinya lebih hancur.

"Aku akan pergi..." kata Rachel yang berdiri dan hendak beranjak dari kursinya.

Tapi langkah Rachel itu terhenti saat Sagara berkata.

"Aku bahkan mencintainya selama 10 tahun"

Mendengar ucapan Sagara itu, Rachel terdiam. Dia memejamkan matanya dan menghela nafasnya dengan berat.

Karena apa yang dikatakan Sagara itu benar. Dia sendiri menjadi saksi kisah Sagara dan Hani yang begitu membuatnya merasa kalau pria di dunia ini mungkin tidak akan ada yang sebaik Sagara.

Rachel berbalik dan kembali duduk.

"Mas, ayo makan" kata Rachel yang pada akhirnya mengalah.

Dia tahu mungkin Sagara butuh teman untuk bisa menelan sedikit saja makanan di hadapan mereka itu.

Rachel mengambil beberapa buah dimsum yang masih ada kepulan asapnya ke atas piring yang ada di depan Sagara.

"Kamu benar, setidaknya kita harus tetap hidup untuk memberi selamat pada mereka" kata Rachel yang bahkan langsung meraih satu mangkuk besar mie ramen seafood pedas yang ada di depannya.

"Ayo makan mas" kata Rachel lagi.

Sagara pun mengambil sumpit dan makan makanan yang ada di atas piringnya. Rachel mengambil lagi beberapa potong daging yang sudah di potong kecil dan memberikannya lagi ke atas piring Sagara.

Lalu, dengan lahap Rachel makan makanan itu, bahkan tanpa jeda. Dia memang kelaparan, tapi yang lebih membuatnya bisa makan seperti itu adalah rasa kesal dan sakit hatinya.

Rasanya dia ingin menelan mangkuknya juga kalau bisa. Hal seperti itu Rachel lalukan untuk melampiaskan kekesalan dan kekecewaannya pada Ravi.

Melihat Sagara berhenti makan, Rachel menatap Sagara dengan mata merah dan basah. Mungkin kalau tidak ada Sagara, pasti Rachel sudah menangis lagi sambil makan. Karena hatinya memang masih sangat sakit dan kecewa.

"Pelan-pelan Rachel" ujar Sagara dengan suara khasnya yang tenang dan dalam.

***

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Hana calm

Hana calm

lanjutkan thor

2025-09-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!