"Apa benar itu anakmu dan Louna ?" Nyonya Monik segera menanyakan hal itu meskipun ia sudah tau pasti bukan.
"Apa yang Mommy katakan ? Tentu saja bukan". Sungut Edgar.
"Tapi wajah bayi ini mirip dengan mu. Dia laki-laki atau perempuan ?" Tanya Nyonya Monik sangat menikmati ekspresi kesal putranya itu. Sebab menurutnya, si sulung Edgar terlalu datar.
"Mom, semua wajah bayi yang baru lahir hampir mirip. Tidak usah memojokkan ku". Edgar gusar sendiri mendengar Mommy nya menyamakan nya dengan bayi yang bahkan ia sendiri tidak tau apa jenis kelaminnya.
"Lalu apa keputusan mu ? Tidak mungkin kan kau mau dipenjara dan wajahmu menghiasi halaman depan surat kabar ? Kakek mu pasti akan marah besar". Tutur Nyonya Monik.
Ia memiliki rencananya sendiri. Mengingat kepulangan Edgar sangat dibenci oleh keluarga ayahnya.
Ayah Edgar. Tuan Julien Abreo sudah meninggal sejak Edgar berusia tiga belas tahun. Dua tahun kemudian Nyonya Monik menikah lagi dengan seorang pebisnis juga bernama Tuan Martin Carrel dan dikaruniai dua anak perempuan kembar yang kini berusia empat belas tahun.
Hubungan Edgar dan Ayah sambungnya terbilang cukup baik. Tapi sejak kepergian Ayah kandungnya hubungan nya dengan keluarga besar Abreo menjadi memanas.
Mereka menganggap Edgar sebagai ancaman yang bisa menguasai kekayaan Abreo. Sebab Edgar adalah cucu laki-laki pertama yang kelak menggantikan tahta Dozan Abreo. Kakek Edgar.
"Aku tidak tau Mom. Itu bukan anak kami. Louna yang menemukan nya di sebuah halte". Edgar semakin bingung menghadapi paksaan Nyonya Monik.
"Ed, kau tidak ingat apa yang dikatakan oleh Kakekmu saat kau baru datang kemarin ? Bukannya dia meminta mu segera menikah dan memberikannya seorang cicit". Kata Nyonya Monik dengan perlahan. Berharap ucapannya ini mau di dengar oleh Edgar.
"Lalu ? Mommy berharap aku menikah dengan Louna dan menjadikan bayi ini sebagai cicit Kakek ?" Edgar segera bisa menangkap maksud dari Nyonya Monik.
"Iya, menikah saja dengan Louna. Dan bayi ini anggap saja sebagai pancingan agar kalian segera punya anak".
Edgar menggelengkan kepalanya pelan. Ia tidak setuju dengan saran Mommy nya.
Menikah dengan Louna ? Tentu tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Ia tau betapa bencinya Louna terhadap dirinya. Mana mungkin wanita itu setuju menikah.
Bahkan walaupun wajahnya jadi bintang di koran esok hari dengan judul 'Seorang wanita membuang anaknya di bawah pohon' pun, Louna pasti tetap akan menolak.
Meskipun sebenarnya di hati Edgar masih ada sisa rasa yang belum sepenuhnya habis. Salahnya sendiri dulu saat masih muda suka sekali menggoda banyak wanita. Dan akhirnya ketahuan pula.
"Apa kau mau Rumah Sakit yang di bangun oleh Daddy mu untuk kau pimpin jika kau sudah dewasa akan diambil alih oleh Paman dan Bibi mu yang culas itu. Daddy mu pasti sedih di alam sana karena kerja kerasnya untuk putra semata wayangnya tidak bisa kau kelola dengan baik. Malang sekali nasibmu, Julien". Kata Nyonya Monik dengan mengeluarkan air mata buaya nya.
Ia sangat tau betul bagaimana sikap kedua adik Tuan Julien yang berusaha keras menjauhkan bahkan terkesan menyingkirkan Edgar.
Meskipun suaminya yang sekarang juga sama kaya nya, tapi rasanya ia tidak rela jika bagian Edgar di telan juga oleh Paman dan Bibinya.
Edgar menyerahkan bayi yang kekenyangan itu kepada Nyonya Monik. Ia memandang Louna yang juga berdiskusi dengan Mommy nya diujung ruangan. Terlihat jika Louna menggelengkan kepalanya beberapa kali. Edgar sudah menduga jika saran yang diberikan oleh Mommy nya Louna tidak jauh beda dengan yang katakan oleh Mommy nya sendiri. Tapi mungkin dengan alasan yang berbeda.
..
"Lou kalau kau tidak mau menikah dengan Edgar, Mommy yakin Daddy mu pasti akan menjodohkan mu lagi dengan temannya. Ingat bukan anak temannya. Tapi temannya". Kata Nyonya Elise berapi-api.
Ia sudah mencoba segala jenis rayuan agar Louna mau menikah dengan Edgar. Tapi jawaban Louna tetap sama. Tidak mau dan tidak akan.
"Aku tidak mau, Mom. Aku tidak tertarik menikah dengan Edgar. Lebih baik kuakui saja jika itu adalah bayiku dan akan ku besarkan sendiri". Kata Louna yakin.
"Kau yakin Daddy mu akan menerimanya ? Kalau kau bekerja dan Daddy tiba-tiba menaruhnya di panti sosial bagaimana ?" Nyonya Elise sengaja melebih-lebihkan.
"Apa Daddy setega itu ?". Hati Louna jadi menciut.
"Siapa yang tau. Apalagi Jolie juga sudah ingin menikah dengan kekasihnya. Apa kau tega menghalangi adikmu yang ingin merasakan rasanya hal yang iya-iya". Sekali lagi Nyonya Elise tidak kehabisan ide.
"Ish Mommy. Siapa yang tau jika mereka sudah melakukan nya".
"Belum. Daddy mu tidak mengizinkan. Makanya Jolie sering marah-marah padamu karena merasa kau menghalangi nya".
"Kalau dia mau menikah ya menikah saja. Tidak usah menunggu ku". Sengit Louna yang enggan disalahkan.
"Kalau bisa sudah mereka lakukan sejak dulu. Tapi Daddy mu mengeluarkan perintah untuk tidak membuat anak sebelum menikah dan kau harus menikah lebih dulu".
Louna terdiam. Ia sangat kesal dengan keluarga nya yang menurutnya semena-mena sendiri.
"Tapi aku masih belum mau menikah". Kata Louna dengan mata berkaca-kaca.
"Hei kau menikah dengan seorang Tuan muda. Apa yang membuat mu memikul beban seberat ini". Nyonya Elise memukul bahu Louna. Ia bingung dengan respon putri sulungnya yang sangat aneh menurut nya.
"Baiklah sudah diputuskan..." Kata Nyonya Elise berdiri.
"Jeng, Louna bersedia menikah dengan Edgar". Teriak Nyonya Elise yang segera mendapat perhatian dari semua orang.
"Edgar juga mau menjadi suami Louna". Balas Nyonya Monik tidak kalah kerasnya.
Semua Polisi merasa heran dengan sikap kedua wanita paruh baya itu yang begitu antusias dengan pernikahan anak-anaknya. Berbeda dengan kedua anak muda yang tidak menunjukkan ekspresi apa-apa.
Edgar dan Louna sempat beradu tatap untuk beberapa detik sebelum akhirnya Louna memutus nya lebih dulu.
...
Malam itu mereka semua pulang ke rumah masing-masing dan sang bayi akan ikut bersama Louna.
Esok hari mereka akan menikah di Kantor Catatan Sipil. Nyonya Monik mengatakan ia yang akan mengurusnya. Louna hanya tinggal datang saja.
Untuk resepsi Louna menolak dengan tegas. Tidak ada resepsi dalam waktu dekat. Ia masih harus memikirkan jalan apa yang harus diambilnya untuk kedepannya.
"Malam ini kau pulang ke rumah. Kau akan kesulitan mengurusnya jika pulang ke rumah mu sendiri". Kata Nyonya Elise dan Louna hanya diam saja.
"Dia sedikit mirip denganmu ya. Apa benar ini bukan anakmu ? Sepertinya usianya baru beberapa hari". Kata Nyonya Elise yang membuat Louna semakin meradang.
"Bukannya satu minggu yang lalu kau pergi ke kota Nice dengan Bos mu. Jangan-jangan..."
"Mommy, sudahlah jangan menuduh ku macam-macam. Aku ke kota Nice untuk bekerja. Bukannya melahirkan. Berhenti membuat ku pusing". Kata Louna menendang udara di sekitarnya.
Nyonya Elise menutup mulutnya dan terkekeh geli. Tentu saja ia tau jika ini bukan bayi Louna.
...
Hai teman-teman, apa kabarnya hari ini ? Othor doakan apa yang kalian harapkan hari ini segera terwujud ya😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Ayudya
na kalau emak emak Uda ngejulid anaknya seru kan
2025-09-24
0