Bab 5

mama mencebik.

" Sudahlah, Pah. dia memang nggak bisa diharapkan. matematikanya saja 15. kebanyakan mainnya. Pacaran terus. tadi Mama dapat laporan dari teman arisan katanya mereka sering lihat Arif nganter cewek yang berbeda-beda setiap hari. Pusing mama."

Ari segera menyangkal sebelum Papanya murka.

" enggak, Pah. Aris nggak gitu. itu cuman temen yang butuh bantuan, Lagian nggak setiap hari. teman Mama fitnah tuh"

" alasan kamu. contoh itu kakak kamu. setia sama satu perempuan, Kamu entah Nurun siapa. padahal dulu mama nggak doyan selingkuh, setahu mama, Papa juga orangnya setia sama mama"

Aris memicingkan mata pada Leon yang tersenyum puas melihatnya diomelin mama. menyadari tatapan bengis Aris, Leon langsung mendelik Seraya berdehem penuh peringatan, seolah tahu isi otak licik Aris yang akan mengadu tentang kejadian tadi sore.

" Mama nggak mau tahu lagi harus gimana cara ngomongin Aris. bandelnya udah nggak tertolong lagi anakmu yang satu ini, pa. pulang sekolah, tas dilempar Kak sofa gitu aja, jejak sepatunya di ke mana-mana. motornya juga kepanasan di luar, kuncinya nggak Dicabut. kalau ada maling gimana. Ya Allah. sakit kepala mama lihat kelakuan Kamu setiap hari, Ris. pot bunga Mama di belakang pecah lagi. pelakunya kalau nggak Aris Ya sudah pasti Gatot kaca"

" itu Gatot kaca, Ma. lagian kan Aris sudah minta maaf. Aris bakal ganti Kalau papa kasih uang jajan lebih" Aris melirik papa, tak lupa memasang wajah memelas mungkin agar lolos dari kemarahan papa.

" sudah, Nanti papa tambahin uang jajan Aris, biar dia yang ganti sendiri potnya. lain kali kamu hati-hati, Ris. jagain betul-betul itu kucing kamu, bisanya ngerusak aja"

" Iya Pa"

Berhasil!

Aris tersenyum senang. selain lolos dari kemarahan papa, Aris juga dapat uang jajan tambahan. Iya melirik Mama yang mencebik kesal.

" Aris tadi mau ngelabrak Bang Leon"

" lah, salah gue apa?" alis tebal Leon menyatu.

" Ocit hamilin Minul! tanggung jawab lo, anak gue bunting gara-gara Ocit!" sentak Aris.

sontak Papa dan Mama tergelak, begitu juga Leon. suasana sedikit mencair. tapi malah sekarang Aris yang kesal.

" gue kira kenapa" ketawa Leon.

" terus salah gue gitu? Lagian emang bener Ocit yang hamilin minul. di sana kan banyak ikan cowoknya. mungkin itu ikan papa, si Gobel"

Aris mengalihkan pandangannya pada papa, lelaki paruh baya itu mengangkat kedua alisnya. kalau sudah begini Aris Mana berani.

" enggak. gobel nggak Playboy kayak Ocit. Dia cinta sejati Aphrodite, ikannya mama"

" Halah, Ikan doang, mau kawin sama siapapun bisa. namanya juga ikan"

" berarti sama dong kayak lo. lo kan suka kawin sama siapa aja"

Leon mendelik. Aris tersenyum. mampus lo Leonardo DiCaprio jadi-jadian.

***

"Heh, enaknya ngapain, ya? nonton aja kali ya hehehe... "

baru mau buka laptop, kain jendela kamar Aris terbang karena angin kencang. lelaki itu berjingkat kaget. perasaan tadi tenang-tenang saja, kenapa sekarang tiba-tiba Anginnya kencang?

kalau sudah begini pasti akan ada yang datang.

bulu Kuduk Aris meremang seketika, suasana di kamarnya mendadak mencengkeram. jantung lelaki itu seperti ingin meledak. tubuhnya menegang dengan mata was-wa, menanti makhluk seperti apa yang akan bertemu di kamarnya.

Tok! tok! tok!

" setan!" Aris melompat dari kursi, matanya terbelalak. Dia paling tidak bisa dikagetin. selain penakut, jantungnya juga baperan.

" Aris, buka ini mama."

bukannya membuka pintu, Aris malah dia mematung. begitu sering mendapati setan yang suka menyamar menjadi anggota keluarganya sendiri, hingga kadang Aris meragukan keaslian mereka.

" Aris! buka pintunya, ini Mama bawain susu"

itu memang benar suara mama. tapi Aris masih Ra, selain wujud mereka juga bisa menyamai suara manusia. pelan-pelan Aris mendekat ke pintu.

" ini beneran mama?"

" Ya iyalah. masa hantu"

Aris membuka pintu, mengintip sedikit keluar, lalu cengengesan melihat ternyata benar Mama. kakinya nampak soalnya. Ia pun membuka pintunya lebih lebar.

" Oh iya beneran mama"

" susunya diminum dulu"

Aris mengambil salah satu susu di nampan tanpa semangat.

" udah Kenapa sih, Mah. Aris sudah besar. ngapain Masih minum susu"

" biar daya tahan tubuh kamu kuat. tumbuh kembang kamu bagus. kalau belajar juga cepet nangkepnya jadi otak kamu itu nggak kosong melompong"

ekspresi Aris datar sedatar-datarnya. setelah menghabiskan susunya, Mama mengelus kepala anak bungsunya yang super bandel.

" Maafin mama ya suka marah-marah sama kamu"

" Aris juga minta maaf selalu bikin kepala mama pusing"

Mama menepuk-nepuk Aris.

" habis ini langsung tidur, jangan main game lagi" Amel Mama Seraya beralih ke kamar Putra sulungnya. Padahal baru Sedetik yang lalu minta maaf.

sebelum menutup pintu, Aris menunggu Leon keluar kamar, begitu Leon keluar dan arah pandangannya tertuju pada. Aris langsung mengacungkan jari tengah pada lelaki itu kemudian ngacir masuk ke kamar sebelum gelas susu melayang ke kepalanya.

"ARIS!!! "

" apa sih, le"

" Aris kurang ajar Ma"

" Adik kamu kan memang begitu. Besok Mama jewer telinganya"

di dalam kamar, Aris cikikikan. tanpa ia sadari sepasang sorot mata tajam, Tengah menatapnya dari balik kain jendelanya.

keringat dingin mengucur deras di dahi Aris, kakinya terus berlari membelah hutan, bulan purnama di atas sana menjadi satu-satunya penerangan saat ini.

Aris menoleh ke belakang. orang-orang berpakaian kerajaan itu masih mengejarnya, tangan kiri membawa obor tangan kanan membawa pedang. sebagian dari mereka ada yang menunggangi kuda, dan pasukan di pimpin oleh harimau putih yang berukuran tak wajar. bagian yang paling menyeramkan adalah, wajah mereka semua rata.

"ARIS, JANGAN LARI!! "

suara itu adalah suara Aris sendiri. Aris tidak tahu siapa pemiliknya, tapi Suaranya persis seperti dirinya. Padahal mereka semua tidak punya mulut, Bagaimana bisa bicara.

"SIALAN!! AAA!! "

Aris tersandung bebatuan sungai. seperti malam-malam sebelumnya, kakinya ditarik oleh salah satu dari rombongan itu.

"AAA!! TOLONG!!! TOLONG!! "

Aris tersentak bangun dengan keringat memenuhi wajah, nafasnya ngos-ngosan.

" sialan, mimpi itu lagi"

ini sudah tahun ke-5 , ia dimimpikan hal yang sama. dalam seminggu bisa tiga kali sampai 5 kali seperti itu, dan sialnya lagi mimpinya selalu berakhir di Sungai Penuh batu-batuan.

setelah Aris disunat, mimpi pertamanya datang dan sampai sekarang tidak pernah berubah. Aris tahu bahwa mimpi tersebut membawa pesan dan tentu saja Aris tahu isi pesannya. namun ia tidak mau menerimanya, Iya terlalu takut berurusan dengan mereka yang tak terlihat.

" sialan, gue Tandain tuh batu" Aris merebahkan tubuhnya.

" ingat, kalau mimpi itu lagi, minggir sedikit biar nggak kesandung" ucapnya Seraya menunjuk kepalanya sendiri lalu tidur lagi.

.

.

.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!