Bab 2

" woi ini mau lanjut nggak? Sampah!" kamu Aris, kedua temannya langsung tutup mulut.

" dia deketin gue kan, terus.. tiba-tiba muntah cairan hitam kental banget, sama belatung yang coklat itu. IIIHHH!!! "Aris bergidik.

Akmal yang tadinya mau memasukkan bakso ke dalam mulut, langsung tak jadi, Iya seperti mau, wajahnya merah padam dan matanya berair.

Adnan sendiri masih slow, dia lebih fokus pada kebenaran cerita Aris.

" Halah, bohong paling" Adnan menyunggingkan senyum miring, meragukan cerita Aris.

" serius anjing, kagak bohong gue"

" sialan Lo ris! " maki Akmal Seraya menepuk dada, lidahnya tiba-tiba terasa pahit. Iya mendorong jauh mangkoknya yang masih dipenuhi banyak bakso. meraih jusnya meminumnya dengan rakus.

" gue lebih gak percaya Aris teriak-teriak kayak banci cuma untuk caper. mukanya aja sampai pucet berarti kan bener"

" Akmal Emang yang paling ngerti gue Aris menepuk pundak Akmal kemudian mengambil alih sisa bakso laki itu

" ini buat gue, ya"

" lah, katanya Nggak selera makan " tugas Adnan.

"hehe... Sebenarnya gue cuma lupa bawa uang jajan" Aris cengengesan sambil menyeruput kuah bakso Akmal.

"bajingan" maki akmal.

Adnan terbahak.

***

"Eh, tunggu bentar sini" di tengah jalan menuju kelas Adnan tiba-tiba berhenti.

" lo pada Coba lihat ke bawah pohon itu"

pandangan ketiganya mengarah ke salah satu pohon yang tumbuh berjajah di pinggir lapangan outdoor. di mana setiap pohon memiliki bangku untuk bersantai, dan di bawah pohon yang ditunjuk Ananda ada seorang gadis yang sedang duduk dengan ditemani oleh buku.

"Wih, ada cewek" mata Aris langsung berbina jiwa playernya terpanggil.

"jernih banget matanya kalau lihat betina" cibir Akmal.

"jelas dong " Aris menaik turunkan alisnya.

"BTW Emang kenapa sama dia? "

"dia itu hantu"

Aris mendelik shock. matanya menitip ke arah Si Gadis, kemudian melotot lagi begitu terus sampai ia benar-benar yakin kalau gadis di sana memang hantu.

Akmal mendecih tawa sinis.

"percaya aja lo sama si pembual ini"

"gue serius anjing! " selatan Adnan tidak terima dibilang pembual, mesti kenyataannya dia memang sering bohong.

" itu cewek baru pindah dua hari lalu di kelas sepupu Gue, Si Juwita. Nah jadi kata Juwita, dia itu pendiem banget, diajak ngobrol gak jawab sama sekali, makanya temen-temen sekelasnya pada jauhin karena nganggap dia itu aneh, dan kesannya kayak sombong gitu "

"Bisu kali" celetuk Aris.

"dia bisa ngomong. waktu perkenalan diri di depan kelas aja dia ngomong"

"tetep aja deh bukan hantu nyet. hantu itu arwah orang yang udah meninggal, sedangkan dia masih hidup, cuma dijauhin doang karena sombong" ralat Akmal

Aris mengangguk setuju.

" hantu Gak cuma arwah orang yang udah meninggal, mal. orang yang keberadaannya nggak dianggap pun disebut hantu " balas Adnan.

Aris manggut manggut.

" hem bener juga"

Akma memutar bola matanya Seraya membuang muka. jadi sebenarnya Aris memihak siapa sih?

"Gue mau coba ngomong sama dia deh" ujar Aris dirinya langsung menjadi pusat perhatian dua temannya.

" Siapa tahu begitu lihat senyum mempesona gue dia bisa luluh terus mau ngomong, Anjay... kan lumayan bisa buat cadangan Kalau misalnya gue udah bosen sama Thalita"

"udahlah, gak usah banyak tingkah. mereka teman sekelasnya aja nyerah, apalagi lo yang orang asing, muka pas-pasan lagi" ujar Adnan

" tahu! pantang banget lihat yang cantik dikit langsung dimodusin" cibir Akmal.

" udahlah. Ayo ke kelas, ngantuk gue, pengen tidur Sebelum fisika datang menghantui"

" bentar dong, penasaran banget nih"

Akmal berdecak mual.

" istighfar ris, Jangan semua semua lo embat Nanti kena karma baru tahu rasa loh"

"gue Janji deh sama kalian, kalau misalnya dalam sekali aksi ini dia mau ngobrol sama gue, gue bakalan tobat jadi playboy"

"Oke gue pegang kata-kata lo" seru Akmal sangat bersemangat soalnya dia yang paling risih kalau Aris sudah didatangi para seiringnya yang bejibun.

ya wajah sih Aris ganteng, humble, berteman tidak pilih-pilih meski agak bego, tapi judul King adalah segalanya terlebih Aris anak orang kaya. cewek mana yang tidak luluh dengan bocah sialan itu.

Adnan menggeleng tak setuju.

" kayaknya lu gak bakalan tobat secepat itu. mustahil banget lo bisa naklukin tuh cewek. Gue jamin lo bakal gagal"

"Dih, Bilang aja sama gue. lihat aja gue pasti bisa"

Akma memijat pundak Aris memberinya semangat.

"gue dukung lo. Ris. lo harus bisa ajak ngobrol dia, terus abis itu tobat. gue udah muak dijadiin batu loncatan sama cewek-cewek centil"

Aris tertawa.

" doain gue ya" dengan langkah penuh percaya diri Aris menghampiri Si Gadis hantu. ia menoleh pada teman-temannya sambil tersenyum lebar.

"Aris fighting" teriak Akmal, Aris membalasnya dengan mengangkat kedua ibu jarinya.

" lo yakin dia bakal berhasil?" tanya Adnan.

" nggak sih" kekeh Akmal.

Aris jongkok di depan Gadis itu, pura-pura membenahi Tali sepatunya. biasanya target akan melirik untuk mengetahui apa yang tengah dilakukan Aris, namun tidak dengan gadis ini.

It's okay mungkin dia memang tidak peduli dengan sekitarnya.

" Eh, ada gocap. punya kamu ya?" Ari sudah antusias, tapi lagi-lagi ya dicuekin. wajah Aris berubah datar seketika Aris berdiri. memperhatikan gadis dengan name take my Aruna dawai itu yang sangat serius membaca novel horor.

padahal Aris ganteng, bisa-bisanya dia kalah sama tumpukan kertas.

" Hai, gue boleh duduk di sini nggak?"

menunggu cukup lama, namun tidak kunjung ada jawaban Demi Tuhan Baru kali ini Aris bertemu spesies betina batu sungai macam Miya.

" Oke, gue anggap diam ya Lo sebagai izin" lelaki itu duduk di samping Miya.

" Ahh...ternyata duduk di sini Enak juga. ya sejuk dan damai. Eh, BTW nama gue Aris, kelas gue di samping kelas lo, Eh bener nggak sih mau sekelas sama Juwita kan? yang anaknya rada genit itu. terus bodinya aduhai. lo pasti tahu lah lu udah kenalan kan sama dia?"

hening.

Angin berhembus kencang, seolah mengejek Aris yang tak mampu mengajak Mia bicara. Aris jadi canggung sendiri. wajahnya yang terus dipaksa tersenyum pasti kelihatan seperti orang tolol. Iya jadi bingung harus bicara apalagi. tidak pernah-pernahnya ia mati kutu saat berhadapan dengan perempuan.

" lo bisu, ya?"

refleks Aris mengundurkan kepalanya saat tiba-tiba Miya menoleh. tatapan Gadis itu menusuk tajam bagi belati. Aura dingin dan misterius mendominasi. Aris menelan ludah ia rasa Gadis itu tersinggung dengan ucapannya ngawurnya.

" eh sorry " Aris nyengir kaku.

injak pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun meninggalkan Aris yang menatap dirinya tak terima. lelaki itu kemudian tertawa tidak percaya sembari menoleh pada Akmal dan Adnan yang terbahak melihat kegagalannya.

.

.

.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!