AZIZAH 2

Pagi ini seperti biasa nya, bu Habibah keluar terlebih dahulu dengan membawa dagangan nya untuk berkeliling kampung.

Sementara Azizah bersiap untuk pergi ke sekolah dan mengurusi adiknya. Nanti jika Azizah akan berangkat sekolah dia akan membawa adiknya juga.

 Bukan diajak ke sekolah melainkan,Aryo akan diantarkan pada ibu nya nanti . Azizah sudah hafal rute dimana ibunya berjualan dan itu sama dengan rute nya menuju ke sekolah.

Tetapi hari ini mungkin akan sedikit berbeda ,dimana ibunya berpesan jika Azizah harus bertanya terlebih dahulu pada adiknya . Ingin tetap dirumah atau menyusul ibu mereka. Karena semalam ayahnya pulang maka Aryo tidak akan sendirian jika di tinggal.

" Dek , kamu mau ikut kakak nyusul ibu atau mau di rumah ?" tanya Azizah.

    " Di rumah sendirian mbak?" tanya Aryo polos.

" Bapak sudah pulang dek, jadi kamu bisa di rumah sama bapak" jawab Azizah lagi lembut . Tapi Aryo tetap memilih ikut dengan Azizah menyusul ibunya. Ternyata bocah kecil itu takut dengan bapaknya sendiri , tapi enggan untuk memberitahu kakak dan ibunya.

Keduanya keluar rumah setelah sarapan dan mempersiapkan bekal untuk di bawa ke sekolah. Azizah memang selalu membawa bekal makan siang ke sekolah. Bukan tanpa alasan itu semua dia lakukan demi bisa menabung. Uang sakunya yang hanya dua ribu saja. Azizah berjalan kaki pelan menyusuri kampung dengan mengandeng tangan adiknya. Sebenarnya di benak Azizah juga bertanya-tanya ,kenapa adiknya enggan untuk di rumah hanya bersama bapaknya saja.

Azizah dan Aryo terlihat sangat bahagia , sampai di kejauhan Azizah melihat sepeda ibu nya dan ibu mya juga ada disana sedang melayani pembeli .

" Ibu ...!" teriak Aryo sambil berlari menghampiri ibunya. Azizah juga sedikit berlari menghampiri ibunya . Setelah berpamitan ,Azizah melanjutkan perjalanan nya ke sekolah dengan langkah riang . Sambi sesekali bersenandung lembut.

Di depan pintu gerbang sekolah , kedua sahabatnya sudah menunggu. Kedua nya memanggil nama Azizah dengan penuh semangat. Ketiga sahabat itu berjalan beriringan menuju ke kelas mereka .

Tepat di depan kelas lima ada dua anak perempuan yang menghadang ketiga nya.

..." Hey ...burik...kamu pasti tidak bisa ikut study tour kan karena todak punya uang?" tanya salah satu dari anak perempuan itu yang diketahui bernama Vina....

Azizah memilih diam dan tidak menjawab pertanyaan sadis dari sepupu nya itu. Vina adalah sepupu dari pihak bapak nya. Tapi Vina dan keluarganya tidak pernah mau menganggap Azizah dan ibunya sebagai keluarga. Vina sudah fi ajarkan untuk todak terlalu dekat dengan Azizah sejak dulu.

" Apaan si kamu Vin! Bisa nggak sehari aja nggak usah bikin onar !" jawab Nuri teman Azizah .

"Iya ini Vina , dasar biang kerok !" celetuk Stevi teman Azizah juga. Nuri dan Stevi adalah dua sahabat Azizah. Kedua nya sudah bersahabat sejak kelas satu. Walaupun Nuri dan Stevi anak orang kaya tapi mereka tidak pernah membedakan status sosial siapa pun. Yang terpenting keduanya juga nyaman berteman dengan Azizah.

Vina sendiri merasa dongkol karena Stevi dan Nuri yamg selalu membela Azizah. Baginya Azizah itu tidak pantas untuk berteman dengan siapa pun .Hanya dirinya yang pantas memiliki teman seperti Stevi dan Nuri karena keduanya adalah anak orang kaya di desa itu.

Stevi sendiri adalah anak seorang salah satu anggota Dewan Perwakilan Daerah di tempat itu . Sedangkan Nuri kedua orang tua nya memiliki toko sembako dan bahan bangunan terbesar juga.Keduanya sangat senang berteman dengan Azizah . Keduanya juga sering membantu Azizah dengan cara mereka. Membantu tanpa membuat Azizah tersinggung. Persahabatan mereka bisa di bilang sangat erat.

Tapi selalu ada saja anak-anak yang mengejek Azizah di sekolah itu . Dari kelas lima ada Vina dan sahabatnya Syakila, anak yang baru saja pindah ke sekolah itu sekitar lima bulan yang lalu. Syakila sendiri berteman baik dengan Vina. Dia juga suka menghina Azizah semua karena hasutan dari Vina. Apalagi di tambah mama nya berpesan untuk tidak berteman dengan Azizah .Ada alasan tersendiri kenapa mama dari Syakila melarang anaknya untuk dekat dengan Azizah.

**"Sementara di rumah bu Habibah baru saja pulang berkeliling. Alhamdulillah semua jualan nya laku hari ini . Sebelum pulang tadi bu Azizah sudah membeli bahan untuk jualan besok dan juga dua kilo beras untuk mereka makan nanti.

Baru saja masuk kerumah sembari menuntun sepeda nya dan di ikuti oleh Aryo di belakang nya. Bu Habibah di sambut oleh muka masam suami nya.

"Kemana saja kamu jam segini baru pulang?" tanya Darman kasar.

    "Ini baru saja pulang jualan mas, kamu sudah sarapan?" tanya bu Azizah lembut . Akan tetapi suami nya tidak menjawab .

Malah asik menonton tv sambil sesekali tersenyum melihat ponselnya. Tangan Darman juga sangat lincah mengetik layar ponselnya tanpa peduli istrinya yang kelelahan.

Bu Habibah mengajak Aryo ke dapur karena anak itu tidak mau di tinggal. Aryo kecil melihat ibunya membuka belanjaan dan menata nya di atas meja. Setelah selesai bu Habibah bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Tapi Aryo kecil berinisiatif mengemasi kembali belanjaan yang tadi ibunya susun di atas meja dapur.

Dengan tangan kecilnya ,Aryo mengambil satu demi satu belanjaan ibunya . Di kumpulkan kan dalam wadah ember besar yang biasa di gunakan untuk menampung air. Dengan langkah kecilnya dia bolak-balik mengambil dan menyimpan barang-barang itu di dalam ember . Setelah selesai Aryo tak lupa menutup ember itu dengan kain jarik lusuh yang biasa di gunakan ibunya untuk menggendong kayu bakar.

Setelah di pastikan semua aman , Aryo berdiri di depan kamar mandi menunggu ibunya . Benar saja baru saja bu Habibah keluar dari kamar mandi , terlihat pak Darman muncul dari ruang tamu menuju dapur . Kebetulan dapur dan kamar mandi di rumah itu berdekatan.

"Kamu itu di panggil dari tadi kenapa tidak menyahut !" Bentak pak Darman.

         "Aku sedang mandi pak,ada apa rupanya?" tanya Bu Habibah lembut.

Pak Darman tidak menjawab dia malah langsung membanting bakul nasi yang ada di atas meja. Tapi sayang nya bakul nasi yang terbuat dari anyaman bambu itu kosong . Yang membuat pak Darman langsung pergi begitu saja.

 Bu Habibah memandang heran , karena tadi dia ingat betul telah meletakan belanjaan nya di meja tadi . Tapi tadi ketika suami nya membuang barang yang ada di meja hanya ada bakul nasi kosong. Lalu dimana barang yang tadi di belinya.

"Ibu...ibu nyari barang belanjaan tadi ya?" tanya Aryo polos.

     " Iya dek, adek tahu dimana belanjaan ibu tadi?" tanya bu Habibah .Aryo menunjuk ember hitam di sebelah tungku yang tertutup oleh kain jarik lusuh miliknya.

Bu Habibah tak bisa berucap lagi selain memeluk dan terus berterimakasih pada anak bungsunya itu. Sebenarnya bu Habibah tidak tega pada kedua anaknya . Yang tiga bulan terakhir ini selalu menjadi sasaran kemarahan bapak kandung mereka.

*******HAI SAHABAT READERS!!!! APA KABAR ? *****

TERIMAKASIH SUDAH MAU MAMPIR __________________________________________

JANGAN LUPA LIKE DAN TINGGALKAN KOMENTARNYA YA!.

SUPAYA SAYA BISA MEMPERBAIKI JIKA ADA KESALAHAN ATAUPUN JIKA ALUR CERITANYA TIDAK SESUAI KEINGINAN PARA SAHABAT READERS SEMUA.

BAGI YANG TIDAK SUKA . SILAHKAN DI SKIP SAJA !. DAN TOLONG JANGAN BERI ULASAN APALAGI BINTANG SATU ATAU DUA . KARENA BISA BERPENGARUH PADA PERFOMA PERKEMBANGAN KARYA INI.

BAGI YANG BERKENAN TOLONG KASIH BINTANG 5 YA !!!!!!!!!. TERIMAKASIH LAGI PARA SAHABAT READERS YANG BAIK HATI.😍😍🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥳😘🥳🥳🥳🥳🥳.

Terpopuler

Comments

Wiwik Susilowati

Wiwik Susilowati

dek aryo pintar bantu ibu y...👍👍 pasti dia pernah liat sesuatu yg dilalukan bapakny???

2025-09-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!