Bab 5. Pengasuh Anakku.

Yura berjalan mencari warung makan yang masih buka dijam sepuluh malam, sebenarnya Yura tidak pernah makan diluar, tapi karena kepikiran soal Aura, Gendhis, membuat Yura sampai kelupaan untuk makan.

Untung saja tidak jauh dari kontrakannya ada warung nasi goreng kaki lima yang buka. Yura cukup keluar dari gang dan menuju jalan raya hanya beberapa kilo meter saja.

Namun langkahnya terhenti, begitu didekat jalan raya ada sebuah mobil hitam berhenti, fokus Yura bukanlah pada mobilnya, melainkan sosok pria dewasa yang berdiri didekat mobil tersebut, "Hanan?" Gumam Yura.

Yura seketika mengurungkan niatnya untuk mencari makanan. Lebih baik dia tidak bertemu Hanan dan membuat masalah antara Hanan dan Gendhis, wanita itu membalikkan badannya, namun sialnya begitu dia berbalik, Hanan sempat melihat wajahnya.

"Yuraa!!" Pria itu berteriak memanggil, karena Yura berpura-pura tidak mendengar atau bahkan mengenalnya, Hanan berlari mengejarnya.

Wanita itu setengah berlari semakin cepat, namun langkahnya kalah cepat dari Hanan. Pria itu menarik tangan Yura untuk berhenti. "Kenapa kau lari? Apa aku menakutkan bagimu?" Tanya Hanan dengan dingin. Pria itu sangat enggan menatap wajah Yura, wanita yang telah meninggalkannya dan Aura.

"Aku aku tidak lari darimu. Kau salah paham!" Sahut Yura mencari alasan.

Hanan tersenyum sinis lalu menghempaskan tangan Yura dengan kasar. "Untuk apa kau muncul lagi dihidupku, hah? Apa kau sengaja muncul lagi karena telah dicampakkan kekasih gelapmu?" Bentak Hanan.

Yura mengerutkan keningnya, dia tidak mengerti kenapa Hanan berfikir dia memiliki kekasih gelap.

Karena Yura sudah terlanjur meracuni pikiran Gendhis dan Aura, Hanan tidak memiliki jalan lain karena Aura tidak mau makan kalau tidak ada Yura yang menjadi Pengasuhnya.

"Jangan pernah berfikir aku adalah Hanan yang dulu. Sekarang aku adalah majikanmu, kau resmi menjadi pengasuh anak kami!"

Ucapan Hanan pastinya membuat Yura terkejut, kalau hanya menjadi pengasuh mungkin Yura tidak masalah, tapi dia akan masuk lagi ke dalam keluarga Hanan. Berurusan dengan ibunya Hanan yang sangat membencinya. "Sebelumnya aku tidak tau kalau Aura itu anak kamu, mas. tapi setelah aku tau, aku berubah pikiran. Aku tidak mau menjadi pengasuh anak kalian!" Jawab Yura.

Karena merasa tidak ingin bicara lagi, Yura berpamitan. "Kalau begitu aku permisi!"

Hanan tertegun, dia fikir Yura bisa merasakan kalau Aura adalah putri kandungnya, ternyata Yura berfikir Aura anaknya bersama Gendhis. Bahkan selama dia dan Gendhis menikah, Hanan tidak pernah menyentuh wanita itu sesuai kesepakatan mereka.

Pernikahan mereka hanya karena orang tua yang sama-sama menginginkan perjodohan mereka, terpaksa Hanan dan Gendhis menerimanya, tapi mereka tidak saling mencintai. Namun rasa sayang Gendhis sangat tulus untuk Aura, seperti menyayangi anak kandungnya sendiri.

Hanan ingin Yura membayar perbuatannya dimasa lalu, karena sudah dengan kejam dan tidak memiliki hati meninggalkan dirinya dan Aura yang tengah kritis.

Yura membalikkan badan kemudian melangkah, namun tiba-tiba langkahnya terhenti mendengar kata-kata Hanan yang membuat jantungnya hampir berhenti berdetak. "Aura adalah bayi malang yang kau tinggalkan dalam keadaan kritis lima tahun lalu!".

Apa?

Yura merasa seperti tidak percaya, bayinya yang terlahir prematur dan kritis ternyata memang masih hidup dan sehat. Aura adalah putrinya yang dia lahirkan, selama ini Yura rindukan setengah mati.

Wanita itu berbalik lagi dengan mata bening yang mengembun. "Maksudnya... Aura, putri kandungku?" Yura memastikan.

"Aku berikan kau satu kesempatan kalau ingin dekat dengannya, jadi pengasuh untuk anakmu sendiri! Tapi kau tidak akan dianggap sebagai seorang ibu, melainkan pengasuh!" Ucapan pedas Hanan membuktikan begitu dia sangat membenci Yura yang telah mencampakkannya.

Air mata Yura menetes, sekarang dia bingung harus apa. Ikut Hanan pria yang masih berstatus sebagai suaminya, bertemu Aura anak kandungnya meski sebagai pengasuh, ataukah pergi.

Yura telah diberikan kesempatan bertemu anak yang selama ini dia doakan dan rindukan, berharap suatu saat bisa bertemu dan memeluknya. Sekarang kesempatan ada dihadapannya, anaknya telah ia temukan!

Demi dekat dengan Aura, Yura akan melakukan apapun! meskipun harus masuk kembali kedalam keluarga Maheswari.

.....

Seperti kata Hanan, sepanjang malam Aura tidak bisa tidur dan terus merengek ingin Yura datang. Padahal Aura belum kenal Yura lama, hanya tadi siang, bagaimana bisa Aura bisa sangat membutuhkan Yura.

Itu yang ada didalam pikiran Gendhis, namun wanita itu berfikiran positif karena memang Yura yang telah menolongnya, sikap Yura sangat lembut dan penyayang terhadap Aura.

"Sayang, kita tidur dulu ya. Besok kita cari bibi Yura!" Ucap Gendhis.

Aura menggelengkan kepalanya, gadis kecil itu seperti sudah sangat nyaman bersama Yura, bahkan ingin tidur dipelukan wanita yang belum lama kenal dengannya tersebut.

"Aura mau bibi Yura disini..." Aura memeluk boneka beruang pink miliknya sambil bersandar di headboard. Gendhis duduk disamping menghadapnya sambil menenangkan putrinya.

Gendhis sangat bingung sekarang, dia berharap kalau Hanan bisa membawa pulang Yura supaya Aura tidak merajuk.

Terdengar suara langkah sepatu yang menyapa permukaan lantai, pintu yang setengah tertutup tentunya membuat Aura dan Gendhis mendengarnya. Gendhis menoleh, lalu pintu didorong dan rupanya sosok pria tinggi dengan bentuk badan profesional ditunjang wajah tampan, masuk kedalam kamar. Hanan!

"Papa!" Aura langsung berseru memanggil lantaran berharap papanya pulang bersama bibi Yura.

Hanan menghampiri, dia menatap Gendhis, kalau bukan karena Gendhis dan Aura yang memohon, Hanan tidak akan membawa Yura masuk kedalam rumahnya. Yang Hanan pikir adalah wanita penghianat memiliki hati kejam, Hanan bahkan bersumpah seumpama diberikan kesempatan bertemu istri pertamanya, dia akan menghukum wanita itu.

"Kenapa belum tidur? Papa kan suruh tidur tadi!" Ucap Hanan sambil duduk disamping putrinya setelah Gendhis berdiri, memberikan Hanan ruang.

"Bibi Yura mana?" Sahut Aura alih-alih menjawab pertanyaan papa nya.

Hanan menghela nafas panjang, dia tidak menyangka Aura bisa memiliki ikatan batin dengan Yura, padahal dari Aura lahir mereka tidak pernah bertemu. Gendhis pun menunggu kabar dari Hanan, tak kalah penasarannya dengan Aura.

Tiba-tiba saja, seorang wanita masuk muncul didepan kamar Aura, berdiri didepan pintu dengan tatapan haru antara bahagia dan rindu, melihat putrinya ada didepan mata.

"Bibi Yura!!" Aura langsung berseru, Gendhis pun merasa lega karena suaminya berhasil membawa Yura kembali.

Aura turun dengan cepat dari ranjang dan berlari menuju pintu, dia langsung melompat ke pelukan Yura, untungnya Yura bisa menangkapnya dan memeluknya. "Aku senang bibi Yura ada disini!"

Air mata Yura menetes, dia masih tidak menyangka kalau Aura adalah putrinya, dia bertemu anak yang tidak pernah ia lihat wajahnya setelah lahir. "Bibi Yura juga senang." Hati Yura tercubit, menyebut dirinya yang merupakan ibu kandung Aura dengan panggilan 'bibi'. Mungkin itu yang dimaksud Hanan, hukuman untuknya adalah Aura tidak mengenalnya sebagai ibunya.

Terpopuler

Comments

Neng Nosita

Neng Nosita

kemana aja Thor,upnya lama banget...sibuk kah?

2025-09-29

0

Uba Muhammad Al-varo

Uba Muhammad Al-varo

Yura itu korban tapi Hanan egonya gede jadi yang ada dihatinya itu dendam, kalau tahu yang sebenarnya pada yura kamu akan menyesal Hanan

2025-09-28

0

Cicih Sophiana

Cicih Sophiana

semoga Hanan dan kluarganya masih punya hati untuk Yura yg telah melahirkan anak nya...

2025-10-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!