Bab 2. Tawaran Pekerjaan.

Seakan tidak menghiraukan rasa sakitnya, Yura mendekap tubuh kecil itu kedalam pelukannya. Pemilik mobil keluar kemudian menanyakan kondisinya.

"Aku akan bertanggung jawab, nona."

Yura merasa baik-baik saja, tapi justru dia khawatir dengan kondisi anak itu. Entah kenapa Yura begitu takut dan perasaannya berbeda. "Kamu baik-baik saja kan, sayang?" Tanya Yura.

Gadis kecil itu menganggukkan kepala. Dia menatap Yura dengan senyuman kecil yang nampak manis dan menggemaskan. Wajahnya cantik dan imut dengan hidung mancung. Rambutnya di gerai dengan kepang dibagian atas.

"Bibi baik-baik saja?" Tanya gadis itu dengan suaranya yang lembut. Yura menganggukkan kepala, dia lalu menggandeng anak itu untuk berjalan ketepi jalan, menyebrang jalan dengan hati-hati.

Tidak lama, seorang wanita berjalan cepat menuju kearah Yura dan gadis kecil yang dia tolong. Wanita itu berjalan dengan raut wajah khawatir. "Sayang, kamu baik-baik saja? Mama tadi suruh kamu duduk disana kan, kenapa bisa sampai disini? Mama nyariin kamu kemana-mana!" Wanita itu begitu khawatir, meraih tubuh kecil putrinya lalu memeluknya.

"Aura baik-baik saja, Mama. Tadi Aura mau ditabrak mobil, untung saja, ada bibi baik. Dia nolongin Aura..." Suara kecil itu terdengar lembut saat menjelaskan kejadian yang menimpanya barusan.

Mendengar penjelasan putriny, Gendhis begitu bersyukur karena ada orang baik yang menyelamatkan Aura. Kalau tidak, dia tidak akan pernah memaafkan dirinya sendiri kalau sampai Aura kenapa-kenapa. Apalagi suami dan keluarganya, mereka pasti akan marah. "Terimakasih banyak sudah menolong putriku, mbak."

Yura tersenyum, melihat anak kecil itu, ia jadi teringat anak yang dia lahirkan, anak kandungnya yang tidak pernah ia lihat seperti apa wajah mungilnya. "Sudah tugas kita saling tolong menolong."

Gendhis menganggukkan kepala tanda setuju dengan ucapan Yura. Wanita itu lalu tidak sengaja melihat pergelangan tangan Yura yang tergores aspal jalan dan terserempet mobil. "Yaampun, tanganmu terluka. Kita kerumah sakit saja!" Gendhis panik.

Yura menyentuh tangannya dan sedikit meringis, ia baru merasakan sakit. Tapi Yura merasakan baik-baik saja. "Tidak perlu. Aku baik-baik saja. Hanya diolesi obat merah nanti akan sembuh sendiri!" Jawab Yura.

Bagi Yura baik-baik saja, tapi justru gadis kecil itu yang memohon supaya Yura kerumah sakit. Seakan takut kalau wanita yang telah menolongnya itu kenapa-kenapa. "Bibi, ayo kita kerumah sakit. Pliss, Aura mohon..."

Gendhis tersenyum melihat sikap putrinya yang merayu Yura. Namun sayangnya Yura menolak, karena dia masih ada urusan. Satu jam lagi dia akan melamar pekerjaan lagi ditempat lain.

Tentu saja Gendhis merasa berhutang budi kepada Yura, wanita cantik yang nampak terlihat sederhana itu tidak mau dibawa kerumah sakit apalagi dikasih uang. Gendhis tidak sengaja menatap map coklat yang sedang dipegang Yura.

"Mbak sedang mencari pekerjaan?" Tanya Gendhis.

Yura menoleh, kemudian tersenyum tipis. "Iya. Saya sudah melamar beberapa pekerjaan hari ini, tapi tidak ada yang menerima!" Jawab Yura. Raut wajahnya terlihat lelah dan penat.

Gendhis justru tersenyum. Dia sedang mencari seorang pengasuh untuk putrinya, Aura yang berusia 5 tahun. Gendhis dan suaminya bekerja, Gendhis memiliki toko pakaian. Karena kesibukannya, dia jadi kurang fokus pada Aura, apalagi harus bolak-balik jemput sekolah.

Sudah hampir satu bulan dia mencari baby sitter yang cocok, namun semua yang datang selalu Aura tolak. Sekarang saja Gendhis khawatir kalau Aura juga menolak Yura.

"Kebetulan saya sedang cari pengasuh anak. Apa mbak mau? Nanti soal gaji kita bisa diskusikan!"

Yura berbinar mendengar tawaran Gendhis, menjadi pengasuh mungkin Yura belum pernah. Dia lulusan sarjana terbaik dengan jurusan management, tapi apapun pekerjaannya tidak masalah kan.

"Saya bersedia, tapi saya tidak memiliki pengalaman mengasuh anak!" Jawab Yura dengan jujur.

"Aku mau, kalau bibi baik ini, yang menjadi pengasuh Aura, mama." Celetuk gadis kecil itu dengan cepat.

Yura dan Gendhis tersenyum. Yura merasa hatinya begitu tenang melihat Aura, wajahnya yang cantik dan manis, begitu sempurna, tapi Yura merasa kalau Aura dan Gendhis tidak ada kemiripan sama sekali. Apa mungkin Aura mirip ayahnya?

"Oh ya, kita belum kenalan. Aku Gendhis mbak, ini putriku namanya Aura, usianya lima tahun!"

"Lima, tahun?" Yura tiba-tiba teringat lima tahun yang lalu.

"Tolong izinkan aku bertemu anakku! Aku ingin melihatnya!"

"Tidak bisa! Kau tidak bisa bertemu anakmu! Aku tidak ingin, cucuku terkena sial! Mulai hari ini, jangan pernah muncul dihadapan Hanan. Hanan tidak pantas memiliki istri sepertimu, dan cucuku tidak pantas memiliki ibu yang miskin sepertimu!"

Seandainya dulu kecelakaan itu tidak terjadi, mungkin sekarang dia sudah bahagia bersama anak dan suaminya, bersama Hanan. Yura tidak tau dimana mereka, saat Yura memaksa untuk bertemu anaknya maupun Hanan, mereka sudah dipindahkan keruang lain.

Hanan dan keluarganya sudah pindah, tidak lagi tinggal dirumah yang dulu. Semakin hilang kesempatan untuk Yura melihat wajah anaknya. Sekarang mungkin usianya tidak jauh berbeda dari Aura.

"Tidak masalah kalau mbak belum berpengalaman. Yang penting anak saya nyaman bersama Mbak. Oh ya, nama mbak siapa?"

Yura lega mendengar jawaban Gendhis. Dia bisa melihat kalau Gendhis sepertinya baik dan penyayang. "Panggil saja Yura."

"Mulai hari ini mbak Yura resmi menjadi pengasuh putriku. Ikut aku ke boutique dulu ya mbak, aku akan menghubungi suamiku dulu!"

Yura mengangguk patuh. Belum ada satu jam Aura diasuh Yura atau bahkan kenal, gadis kecil itu bahkan sudah menggandeng tangan Yura dengan erat.

.....

Ditempat lain, disebuah perusahaan yang bergerak di bidang properti. Hanan duduk di kursinya dengan pandangan yang fokus ke layar laptop.

Pria yang sekarang terkenal dingin dan arogan itu sudah sembuh dari koma-nya akibat kecelakaan lima tahun lalu.

Saat sedang fokusnya, ponselnya berdering. Telepon masuk dari istrinya setelah Yura.

"Ya hallo!" .

"Aku sudah mendapatkan pengasuh untuk Aura. Dia masih muda, anak kita menyukainya!"

"Baguslah kalau begitu. Bawa saja kerumah, biarkan mama melihat orangnya!" Jawab Hanan.

"Begini, aku sudah menerima orangnya. Karena dia sudah menolong Aura, tadi Aura hampir ketabrak mobil. Tapi orangnya tulus dan sangat baik!"

Empat setengah tahun yang lalu Hanan menikah lagi, dengan wanita pilihan ibunya yang menurut Eva, dia gadis yang sesuai untuk Hanan.

Hanan sempat terkejut kalau putrinya hampir saja ketabrak mobil. Tapi dia lega setelah mendengar suara putri satu-satunya.

"Ya. Baiklah, kita harus membalas kebaikan wanita itu. Siapa namanya?"

"Yura!"

Deg!

*****

Yukk diabsenn dikolong komentar kalian, semakin banyak like dan komen, othor semakin semangat updatenyaaa...🥰🥰

Semoga kalian suka dengan cerita baru desifa. Semoga tulisan amburadul dari penulis amatiran receh ini bisa membuat kalian terhibur.

Besok insyaallah update novelnya Yasmine ya, maafkan othor, harusnya update hari ini tapi diserang flu dari kemarin🤧🤧

See you next chapter😍🥰

Terpopuler

Comments

Reni Septianing

Reni Septianing

kira2 gimana reaksi ibu hanan ya liat pengasuh anaknya ternyata mantan mantu yang dibuang katanya pembawa sial🤔🤔🤔 siap2 spot jantung nih😁😁😁

2025-09-09

0

Cicih Sophiana

Cicih Sophiana

apa Yura di usir sama mantan mertua nya atau mantan suami...

2025-10-09

0

Nurminah

Nurminah

lanjutkan

2025-09-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!