Bab 5

"Kenapa diam saja, perselingkuhan Tuan muda kedua keluarga Han sudah diketahui publik. Keluarga kita menjadi lelucon di negara ini. Apakah kau masih tidak beri penjelasan?" tanya Cole, suaranya dingin menusuk, sementara sorot matanya tajam menghujam Will yang duduk menunduk.

"Cole, semua ini salah paham, Will tidak melakukan itu. Dia mana mungkin berselingkuh," jelas Sammy terburu-buru, Ia berusaha menutupi kesalahan putranya, meski jelas nada suaranya terdengar gugup.

"Aku sedang bertanya padanya, belum giliranmu untuk ikut campur!" potong Cole tegas, nadanya bergema membuat semua orang di ruangan itu terdiam.

Suasana menjadi panas, udara seakan menekan dada. Cole yang tengah menghakimi adiknya itu semakin terlihat berwibawa dan berbahaya.

"Kakak, itu hanya salah paham, media menulis sembarang agar aku disalahkan," jelas Will, suaranya bergetar, matanya gelisah mencari dukungan.

"Apakah benar?" tanya Cole, alisnya terangkat penuh keraguan.

"Iya, tentu saja," jawab Will cepat, terlalu cepat hingga membuat semua orang semakin curiga.

Cole menyilangkan tangan di dada lalu mencondongkan tubuhnya. "Lalu kenapa aku mendengar tunanganmu ingin membatalkan pertunangan?" tanyanya sambil menatap lurus ke arah Lillian.

"Will telah terbukti berselingkuh dan bahkan masih menjalin cinta dengan mantannya. Jadi, Lillian ingin putuskan pertunangan ini," jawab Lucy dengan wajah serius, nadanya penuh kepastian.

"Apakah ada buktinya?" tanya Cole, tatapannya kembali beralih pada Lillian, menuntut kebenaran.

"Kakak Cole, aku ada buktinya," ujar Lillian tegas. Tangannya gemetar saat ia mengeluarkan sebuah flashdisk dari tas kecilnya lalu menyerahkannya pada Cole.

"Li…Lillian, apa yang kau berikan pada kakakku?" tanya Will panik, matanya membesar penuh kecemasan.

"Ingin tahu? Lihat saja sendiri!" jawab Lillian lantang, tanpa ragu.

Beberapa saat kemudian, suasana menjadi mencekam saat Cole menyambungkan flashdisk itu ke laptopnya. Semua mata tertuju pada layar. Gambar demi gambar mulai berjalan.

Terlihat Lillian sedang membersihkan rumah Will, namun tanpa sengaja ia menjatuhkan cangkir keramik. Dalam rekaman itu, Will terlihat kehilangan kendali dan menampar gadis itu dengan keras hingga tubuh Lillian terhempas ke lantai. Suara benturan membuat semua orang yang menonton ikut terperanjat.

Lucy, Anthony, bahkan kedua orang tua Will membeku. Ekspresi mereka campuran antara kaget, marah, dan tidak percaya.

"Kakak, aku bisa jelaskan kejadiannya!" seru Will terburu-buru, wajahnya pucat pasi.

"Apa yang ingin kau jelaskan? Kau menamparku hanya karena aku tidak sengaja memecahkan cangkir hadiah dari mantanmu. Kalau bukan karena kau masih mencintainya, mana mungkin kau segila itu?" balas Lillian, suaranya pecah oleh emosi.

Anthony maju selangkah, wajahnya penuh kemarahan. "Will, putriku ini aku besarkan hingga dewasa. Sebagai ayahnya aku bahkan tidak pernah meninggikan suara di hadapannya. Kau malah berani menyakitinya?"

Luwis menghela napas panjang, lalu menatap Will tajam. "Will, kali ini kau memang sudah salah. Barang mantanmu untuk apa lagi kau simpan? Selain itu, kau juga sudah menyakiti Lillian. Itu tidak bisa ditoleransi."

Lillian menggenggam erat ponselnya, lalu menyodorkannya kepada Cole. "Kakak Cole, ini rekaman pembicaraan Will dengan temannya saat di club malam."

Cole mengambil ponsel itu. Matanya menatap tajam Lillian sejenak, lalu beralih ke layar. Suara rekaman pun terdengar jelas memenuhi ruangan.

“Gadis itu sangat mencintaiku. Kalau pun dia tahu, dia pasti akan berlutut dan memohon padaku. Kau tidak tahu, aku bahkan pernah menamparnya hanya karena dia memecahkan cangkir pemberian mantanku. Dan apa yang dia lakukan? Menangis dan memohon agar aku tidak meninggalkannya.” Suara Will terdengar angkuh dalam rekaman itu.

Semua orang yang mendengarnya terdiam, wajah-wajah mereka mengeras, mata menatap tajam ke arah Will.

“Bagaimanapun dia sudah bersamamu selama tiga tahun. Tidak mungkin kau sama sekali tidak ada perasaan terhadapnya,” suara Roy terdengar menimpali.

“Roy, dengar baik-baik. Dia tidak bisa dibandingkan dengan mantanku. Dia hanya gadis polos yang mudah dibohongi. Setiap kali aku meninggalkannya demi menemui mantanku, dia hanya diam, menerima. Baginya aku ini segalanya. Tanpaku, dia tidak bisa hidup. Kalau bukan karena wajahnya yang cantik, mana mungkin aku bertahan sampai sekarang?”

Suasana seketika menjadi hening. Hanya detak jam dinding yang terdengar, menusuk telinga semua orang yang hadir. Wajah Will memucat, bibirnya bergetar, namun tak ada sepatah kata pun yang mampu ia keluarkan.

"Keterlaluan, sungguh keterlaluan. Jangankan Lillian, aku sebagai ibunya juga tidak setuju dengan hubungan ini!" seru Lucy, suaranya bergetar karena marah bercampur kecewa.

Sammy mendengus, wajahnya menegang. "Yang namanya anak muda, mana mungkin tidak bermain dan melakukan kesalahan? Lagi pula, Lillian juga harus sadar diri. Dia terlalu sibuk dengan pekerjaannya, sehingga lebih sering meluangkan waktu untuk itu. Mana mungkin Will tidak mencari teman dan wanita lain?" katanya, berusaha membela putranya dengan alasan yang terdengar tak masuk akal.

"Mencari wanita lain dijadikan pembelaan? Tidak masuk akal sama sekali!" bentak Anthony, tangannya mengepal di atas meja. "Belum menikah saja dia sudah mengkhianati putriku. Bagaimana kalau sudah menikah nanti?"

"Batalkan saja!" potong Luwis tiba-tiba, suaranya berat dan penuh wibawa. "Lillian adalah anak yang baik. Aku sebagai kepala keluarga Han merasa malu karena putraku melakukan kesalahan sebesar ini."

Sammy sontak berdiri, wajahnya memerah. "Tidak bisa! Pertunangan ini telah diketahui oleh semua orang. Jika dibatalkan, nama baik keluarga kita akan tercemar!"

Lucy menatap tajam wanita itu, nada suaranya penuh ketegasan. "Demi nama baik, kau ingin mengorbankan putriku? Walau dunia ini tidak ada pria lain, aku tetap tidak akan membiarkan putriku menjadi menantu keluarga ini!"

"Hanya bersenang-senang saja! Sebagai pria, apa salahnya? Ini hal yang wajar!" seru Sammy, nadanya meninggi, tidak peduli dengan tatapan sinis yang diarahkan padanya.

"Aku menolak!" sahut Lillian dengan suara bergetar, ia menatap ke arah Luwis. "Paman Han, tolong setujui permintaanku untuk membatalkan pertunangan ini."

"Aku setuju," jawab Cole akhirnya, dengan suara rendah namun mantap.

Semua mata langsung tertuju padanya. Sammy melirik tajam, wajahnya pucat oleh amarah.

"Kakak! Sejak kapan kakak peduli dengan hubungan kami? Selama ini kakak bahkan tidak pernah menanyakan apapun tentang aku dan Lillian!" tanya Will dengan suara penuh kepanikan, matanya membesar.

Cole menyandarkan punggung ke kursi, menatap adiknya tanpa ekspresi. "Aku memang tidak peduli urusanmu. Tapi sekarang aku harus peduli. Apa yang kau lakukan sudah mempermalukan nama keluarga kita." Suaranya tenang, tapi setiap katanya menusuk tajam. "Aku beri waktu sehari. Hapus semua berita yang tersebar. Terserah kau gunakan cara apa, yang penting aku tidak ingin melihat nama keluarga kita tercantum di koran, majalah, atau media manapun lagi."

"Cole, kalau dibatalkan, bagaimana kita memberi penjelasan kepada kerabat?" tanya Sammy, suaranya meninggi.

Will ikut menimpali dengan nada penuh kekhawatiran. "Membatalkan pertunangan sama saja dengan memutuskan hubungan kedua keluarga. Semua orang tahu hubungan kita. Kalau publik tahu, maka nama keluarga Han dan keluarga Mei akan menerima hujatan dari mereka."

"Siapa yang mengatakan memutuskan hubungan? Lillian tidak akan menikah denganmu…" ucapan Cole berhenti sejenak, menatap lurus ke arah adiknya sebelum beralih pada Lillian. Tatapannya menusuk, penuh keyakinan.

"…tapi aku yang akan menikahinya."

Ucapan itu seketika membungkam ruangan.

Anthony dan Lucy menoleh bersamaan, wajah mereka membeku. Sammy dan Luwis membelalak, hampir tak percaya dengan kalimat yang baru saja ia dengar. Will tampak terguncang hebat.

Sedangkan Lillian… tubuhnya menegang. Kedua matanya melebar, seolah ucapan itu baru saja menjatuhkan petir tepat di hadapannya. Sulit percaya pria asing yang selama ini hanya ia kenal lewat nama besar dan reputasinya, tiba-tiba mengucapkan sesuatu yang mengubah hidupnya.

Terpopuler

Comments

merry

merry

mntap tu cole tnggung jwb ats perbuatan mu tp jgn d jdiin budak nafsumu donk lohh

2025-09-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!