Ray Zen berjalan mengikuti kakek itu memasuki istana. Didalamnya terdapat sebuah paviliun 7 lantai yang sangat mewah, besar dan indah. Disisi kanan dan kirinya berjejer ratusan patung kesatria titan berwarna emas, dengan aura mengintimidasi. Ray Zen hanya bisa menelan ludahnya merasakan aura yang dikeluarkan oleh patung-patung itu.
Selain itu, didalam lingkungan istana juga terdapat taman yang sangat indah, dihiasi oleh bunga-bunga dan tanaman-tanaman lainnya, aliran air kolam yang jernih dan tenang, serta juga beberapa gazebo mewah yang ada ditengah kolam.
Ray Zen dan Kakek itu terus berjalan dijalan setapak dengan dasar emas yang berada di tengah-tengah istana.
"Ayo masuk!" Kakek itu memanggil Ray Zen untuk segera masuk kedalam paviliun didepan mereka.
Setelah masuk kedalam paviliun, Ray Zen dapat melihat gunungan koin emas, kristal, giok, permata, dan barang-barang mewah lainnya. Hanya jalan yang mereka lewati saja yang bersih dari tumpukan barang-barang itu.
"Bagaimana cara kakek ini mengumpulkan kekayaan sebanyak ini? Apakah dia seorang perampok?"
Batin Ray Zen tak percaya. Lantai pertama paviliun itu, bagaikan gudang harta yang tidak ada habisnya. Ray Zen terus mengikuti kakek itu menuju kelantai dua paviliun.
Dilantai dua, Ray Zen melihat banyak sekali tanaman-tanaman langka dan juga sumber daya yang biasanya digunakan oleh para kultivator untuk berkultivasi, meningkatkan kekuatan. Sumber daya yang ada di paviliun itu memiliki aroma yang jauh lebih kuat dibandingkan dengan yang digunakan oleh kultivator di kekaisaran awal putih. Selain itu, dilantai kedua paviliun juga terdapat banyak pil yang tidak pernah Ray Zen lihat sebelumnya.
Memasuki lantai ketiga, Ray Zen melihat banyak baju zirah, armor-armor pelindung dan juga artefak yang mengeluarkan aura-aura kehidupan, memenuhi ruangan. Zirah, artefak dan armor-armor itu seakan memanggil Ray Zen untuk menggunakannya. Kakek itu dan Ray Zen terus berkeliling dilantai tiga paviliun, hingga sampailah mereka di tangga menuju kelantai empat paviliun.
Dilantai empat, disepanjang ruangannya terdapat jutaan senjata-senjata yang memancarkan aura yang luar biasa hebat. Senjata-senjata itu juga bermacam-macam, ada pedang, tombak, kapak, panah, tongkat, belati, perisai, dan masih banyak lagi. Lantai keempat paviliun itu seperti sebuah gudang senjata yang sangat melimpah.
Berbeda dari lantai-lantai sebelumnya, lantai kelima paviliun, semuanya berisi buku-buku yang tersusun dan tertata dengan rapi disetiap raknya. Senyuman terlihat di wajah Ray Zen saat memasuki lantai itu, ia sangat senang karena keinginannya untuk terus membaca bisa terwujud. Menurut perkiraannya, jumlah buku yang ada di paviliun itu, 100 kali lebih banyak dibandingkan dengan jumlah buku yang ada di perpustakaan kekaisaran Awan Putih.
"Ayo nak, jangan terdiam disitu."
Melihat Ray Zen yang sedang asik memperhatikan buku-buku dimasing-masing rak, membuat kakek itu memanggilnya. Ray Zen tersadar dan kembali mengikuti kakek itu menuju lantai keenam paviliun.
Lantai Enam paviliun sangatlah gelap, tidak ada cahaya sedikitpun disitu. Ray Zen sedikit kesulitan melihat dan berjalan. Ruangan itu benar-benar gelap. Bahkan kakek itu yang sebenarnya berjarak sangat dekat dengannya tidak kelihatan. Selain itu aura yang sangat mencekam membuat Ray Zen berkeringat dingin, seperti mau mati rasanya.
"Kek, tem.. tempat apa ini? Me.. Mengapa begitu gelap dan mencekam?" Ray Zen bertanya dengan ketakutan. Lantai-lantai sebelumnya begitu terang dan mewah, sangat berbeda dengan lantai ini yang begitu gelap dan mencekam.
"Lantai ini adalah tempat tersegel nya '12 Jendral Kematian'. Untuk sekarang kau masih belum bisa melihatnya, tapi nanti seiring dengan bertambah kuatnya dirimu, kau akan bisa melihat mereka." jawab kakek itu santai.
"Sekarang ayo kita naik kelantai terakhir." Ray Zen mengangguk, lalu mengikuti kakek itu menuju lantai ketujuh paviliun.
Dilantai terakhir atau ketujuh paviliun, suasananya kembali berubah. Walaupun ruangan itu terlihat kosong tanpa adanya hal-hal unik seperti lantai-lantai sebelumnya. Akan tetapi, suasana dari ruangan itu sangat menyenangkan, membuat siapapun yang berada ditempat itu merasa nyaman dan tentram. Ray Zen bisa merasakan banyak energi kehidupan yang terkandung didalam ruangan itu.
"Nak, ini adalah lantai yang paling Istimewa dari semua lantai yang ada di paviliunku ini. Dilantai ini terdapat bermacam-macam energi yang dapat meningkatkan kekuatanmu. Kau bisa menyerap sebanyak-banyaknya energi yang kau inginkan disini.
Kau pasti tau jika di duniamu, seseorang baru bisa dikatakan sebagai kultivator kalau ia bisa menyerap energi alam atau yang biasa kalian sebut Qi. Dengan menyerap energi alam kalian bisa menyimpannya didalam tubuh, memadatkannya, lalu mengubahnya menjadi kekuatan yang sangat hebat dan dahsyat.
Tetapi sayangnya, dunia ini begitu luas, masih banyak energi lainnya yang jauh lebih kuat dibandingkan dengan energi alam yang kalian miliki selama ini. Contohnya adalah energi Iblis dan energi Dewa. Kedua energi ini memiliki kekuatan yang jauh lebih kuat dibandingkan dengan energi alam yang kalian serap. Itulah sebabnya tingkat kekuatan Iblis dan Dewa jauh lebih hebat dibandingkan dengan kalian para manusia.
Pada dasarnya, Manusia, Iblis, Dewa, dan ras-ras lainya hanya bisa menyerap satu jenis energi untuk menjadi sumber kekuatannya. Beruntungnya kau berbeda nak, kau mampu untuk menyerap semua jenis energi apapun. Tubuhmu bisa menyerap semuanya, satu persatu ataupun secara bersamaan." jelas kakek itu panjang lebar. Ray Zen hanya mengangguk tanda mengerti.
"Baiklah, karena kita sudah berada disini, sekarang aku akan membuka segel yang ada di tubuhmu. Prosesnya akan sangat menyakitkan. Jadi kau harus tetap bertahan apapun yang terjadi."
"Baik kakek." kata Ray Zen semangat, ia duduk bersila ditengah ruangan itu, lalu mulai menutup kedua matanya. Memfokuskan dirinya agar tetap bertahan dari proses pembukaan segel.
"Jangan panggil aku kakek, panggil aku guru saja." balas kakek itu, sambil menepuk pundak Ray Zen, membuat ia meringis kesakitan. "Kau siap nak?" Kakek itu mengarahkan telapak tangannya tepat di dahi Ray Zen.
"Argh..."
Teriakan keras Ray Zen saat mencoba menahan rasa sakit yang ia terima. Ia tidak menyangka pembukaan segel ditubuhnya akan sesakit ini.
"Argh..."
"Argh..."
Entah sudah berapa banyak Ray Zen berteriak kesakitan. Ia bahkan telah memuntahkan banyak darah dari mulutnya, yang diikuti dengan tubuhnya yang mengeluarkan asap hitam.
Setengah jam berlalu, kakek itu melepaskan tangannya dari dahi Ray Zen.
Ray Zen merasakan perubahan besar telah terjadi pada tubuhnya. Tubuhnya kini terasa lebih berenergi dan lebih ringan. Tidak hanya itu, Ray Zen juga merasakan bahwa tubuhnya terus menyerap energi yang ada diruangan itu, membuat kekuatannya terus meningkat.
"Tubuh yang sangat luar biasa. Aku tidak salah memilih."
Batin kakek itu ketika melihat tubuh Ray Zen yang dikelilingi oleh banyak energi.
"Untuk sekarang kau hanya perlu menyerap energi yang ada disini nak. Besok kita akan memulai latihanmu. Kau mengerti?" tegas kakek itu kepada Ray Zen yang masih tetap fokus untuk menyerap energi yang ada disekelilingnya. Ray Zen hanya mengangguk tanda mengerti.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments