Hari berikutnya..
"Ini kamar untukmu, ruangan yang akan kau tempati Anna.." Ucap Agatha menunjukkan sebuah tempat khusus pada Helena. Kamar yang tertata rapi dengan desain klasik, walaupun itu kamar untuk seorang asisten tetapi Helena diam-diam mengakui kemegahannya yang dirasa setara dengan majikan.
"Baik nyonya, terimakasih sudah mengantarku sampai sini." Balasnya ramah dengan senyum cantiknya yang merekah.
Agatha yang melihat itu tak langsung menjawab, ia terdiam saat bertemu dengan sorot mata hazel nya yang nampak memikat. Tak lama ia pun tersenyum membalas senyuman Helena.
Helena memasuki ruangan itu dengan koper di tangan, saat ini ia berada di tempat yang berbeda dengan yang kemarin. Tempat ini adalah kediaman pribadi milik Nicholas, mansion yang ia tempati dan sangat memanjakan mata.. tak ada hal yang menakutkan. Helena tahu bahwa pria itu memiliki beberapa tempat dalam melaksanakan pekerjaan maupun urusannya.
Setelah membawa Helena mengelilingi mansion itu, Agatha memberi kode pada Sam untuk mempersilahkannya membahas kontrak kerja.
"Ini pekerjaan untukmu.." Sam menunjukkan kontrak itu untuk ditandatangani Helena. "Tugas yang harus dilakukan adalah mengutamakan kenyamanan pribadi tuan Nick. Kau menyiapkan pakaian dari jas, kemeja, sampai pakaian santai.. Hidangan untuknya, kebersihannya, menjadi pengingat jadwal personal, pendampingan harian, merawat saat tuan Nick sakit atau terluka.. dan yang terakhir membantunya saat beliau membutuhkan ketenangan.."
Penjelasan itu Helena amati dengan seksama. "Untuk yang terakhir apa yang harus ku lakukan jika tuan Nick membutuhkan ketenangan? Apa maksudnya?."
"Tidak ada yang tahu keinginan tuan Nicholas, itu keputusannya. Kau akan tahu nanti dan hanya perlu mematuhinya.." Balas Sam yakin.
Helena tak langsung menjawab seolah sedang menilik sesuatu... Jari lentik itu kini menandatangani kontrak khusus yang mengikat keduanya. Ia sudah seperti seorang istri saja yang akan sibuk mengurus suaminya.
"Baiklah.."
"Kau telah sepakat untuk mulai bekerja hari ini, dan tuan Nick akan kembali malam hari tentu kau tahu tugasmu apa.." Lanjut Sam sebelum berlalu.
Helena mengangguk mengiyakan. "Tentu tuan, akan ku lakukan sepenuh hati."
"Bagus."
Setelah itu Sam berlalu kembali untuk menyusul tuannya di perusahaan.
Agatha yang masih ada di sana beralih menatap Helena, wajah jelita itu.. sorot mata yang dirasa tidak asing.. membuatnya merasakan ada sesuatu yang familiar, tetapi apa..
"Apa aku boleh bertanya sesuatu? Mungkin ini ranahnya personal.." Ujar Agatha tiba-tiba.
Helena yang mendengar itu cukup deg-degan, masalahnya ia takut Agatha mengingat dirinya walaupun itu sangat mustahil karena Helena kecil tentu berbeda dengan Helena dewasa. Akan tetapi ia tetap memasang wajah cantiknya yang sopan. "Tentu nyonya, apa itu?."
"Dengan tubuh ideal dan kecantikan parasmu, kenapa kau memilih pekerjaan ini? Rasanya aneh sekali.. Apa kekasihmu atau mungkin suamimu mengizinkan?." Selidik Agatha.
"Aku tak akan melakukan ini jika anakmu memiliki hati nurani, tante.."
"Suamiku sudah meninggal nyonya.." Ujar Helena menunduk. "Dan sebelum itu keluarga ku mengalami bangkrut besar akan sebuah insiden, tentu karena ketidakstabilan itu aku berada di sini untuk bekerja.."
Agatha mematung mendengarnya, sangat tak terduga sekali bahwa wanita muda ini telah menjadi janda. Entah apa pertimbangan Anna Georgia, ia lebih memilih menjadi asisten pribadi Nick daripada berkecimpung di dunia model ataupun selebritis. Entah karena bayaran Nicholas yang tinggi atau hal lain, yang jelas Agatha menghargai keputusan asisten baru putranya itu.
"Maafkan aku, Anna.." Ucapnya tak enak hati, Agatha mengelus tangan itu ikut berbelasungkawa. "Aku tak bermaksud.."
"Tidak nyonya, terimakasih.. perhatian mu begitu berarti untukku." Balas Helena yang memang merasakan simpati dari Agatha.
"Iya.."
"Dengar Anna, kelakuan putraku mungkin akan sangat membuatmu kewalahan. Tetapi kau tak usah takut kepada-nya jika tak melakukan kecurangan.. Soal Nicholas yang menghabisi nyawa beberapa orang di kastil kemarin, itu pelampiasan dirinya untuk membalas orang-orang yang telah melakukan tindak kejahatan yang sudah divonis mati oleh pengadilan.." Ujar Agatha, ia ingin Anna merasa aman dalam menjalankan tugasnya walaupun Nicholas memang berbahaya.
"Bekerjalah untukmu dan untukku Anna.." Lanjut Agatha sebelum pergi dari kediaman Nick, ia telah mempercayakan putranya pada wanita muda itu.
Helena menunduk hormat, ia mengangguk dengan perasaan tak karuan. Rasanya campur aduk namun ia harus melewati pilihannya ini. "Tentu, nyonya jangan khawatir.."
"Baiklah.."
Di antar dengan bodyguard lain, Helena menatap kepergian Agatha hingga hilang dari pandangan. Setelah itu ia kembali masuk ke dalam ruangannya untuk menata pakaian dan barang-barang lain sebelum bekerja.
Di kediaman pribadi itu Helena tidak sendiri, ada bibi pelayan lain yang bertugas mengurus mansion, Helena atau Anna hanya fokus melayani Nicholas secara pribadi saja tanpa campur tangan orang lain.
Mulai hari ini dan seterusnya, Helena benar-benar harus lebih menyiapkan diri dan waspada disela melayani Nick. Tujuan dia datang ke tempat ini adalah mencari brangkas perusahaan milik keluarganya yang telah raib hingga saham anjlok, entah siapa pelaku itu yang jelas Helena akan tetap menyelidikinya.
Sebenarnya masih abu-abu namun karena brangkas perusahaan itu dalam kelola suaminya Logan, tentu Helena langsung tertuju pada Nicholas yang memang satu-satunya orang yang memiliki perseteruan dengan Logan.. ditambah perspektif itu dikuatkan dengan kematian Logan kemarin, yang dimana sudah jelas bahwa Nick lah pelakunya, pimpinan Glory yang mengutus anak buahnya untuk menghabisi nyawa Logan.
"Akan kucari itu terlebih dahulu.. Setelahnya, baru nyawamu. Mafia bastard.."
Seperti yang diucapkan Sam, benar saja Nick kembali ke mansion pada malam hari. Ini hari pertama Helena melayani, dan ia tentu harus mengambil hatinya agar kecurigaan itu tidak ada. Jangan sampai membuat kesalahan.
Nicholas menatap Helena yang kini sudah berada di kamar pribadinya, wanita itu tersenyum menyambut dengan sorot mata yang tak terlihat takut sedikitpun kepadanya.
"Kau tidak takut melayani tuanmu?." Dingin Nick terkesan sinis.
Helena menggelengkan kepala dengan polos. "Tidak, karena kau akan memberiku uang."
"Cih.." Sudut bibir pria itu terangkat saat mendengar jawaban yang menggelikan.
Helena menatap seksama sosok itu, seolah sedang membaca setiap tindakannya.
"Kemari lah tuan.. Kau harus mengganti pakaian kantormu, setelah itu bersihkan tubuh dan makan malam.. aku akan membantu melepaskannya." Ujar Helena mengunci pandangan.
Nick diam tak langsung menjawab, entah apa yang ada dalam pikirannya. "Ucapkan lagi.. bahkan jika harus, memohon lah.."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Dwi Winarni Wina
Helena tidak takut melayani tuan utamanya adalah balas dendam atas kematian suaminya
..
2025-09-12
0
Ny Dilla
stay tune
2025-09-11
1