Empat puluh hari

"Anjani!"

Anushka langsung memeluk Anjani begitu Anjani menoleh ke arahnya. Meski,awalnya dia terdiam cukup lama karena pangling akan penampilan Anjani, namun semua itu kini tak jadi soal.

"Anushka!"

"Aku sangat merindukan kamu, Anjani," lirih Anushka. Gadis itu jujur. Benar-benar sangat jujur.

"Aku juga," balas Anjani.

Setelah itu, mereka duduk bersama di ruang tamu. Anjani langsung menceritakan semuanya kepada Anushka tanpa diminta. Semua beban yang selama ini berusaha ia pikul sendiri, kini perlahan dia bagi kepada sang sahabat.

"Dasar bodoh! Sudah tahu Aryan tidak pernah tulus kepadamu. Tapi, kenapa kamu masih saja mau menuruti perkataannya, hah? Lihat hasilnya sekarang! Kamu benar-benar terlihat seperti orang yang sangat berbeda."

"Mau bagaimana lagi, Anushka? Aku terpaksa. Kamu tahu sendiri jika kondisi Ibuku nggak stabil, kan? Saat suasana hatinya berubah, dia bisa melakukan apa saja. Termasuk... menganiaya aku," kata Anjani dengan suara lirih di akhir kalimat.

Anushka langsung memeluk Anjani dari arah samping. Dia tahu betul bagaimana kondisi keluarga Anjani.

Sejak sang Ayah membawa pulang wanita simpanan serta anak hasil selingkuhannya pulang ke rumah, Ibu kandung Anjani tiba-tiba menjadi depresi. Dia jadi sering mengamuk dan mencelakakan orang lain.

Hingga akhirnya, sang Ibu pun diusir dari rumah utama dan justru dipindahkan ke daerah pedesaan. Disana, sang Ibu dirawat oleh empat orang asisten rumah tangga. Dan, saat mendengar bahwa Anjani akan menikah, barulah kondisi Ibu Anjani berangsur-angsur membaik hingga akhirnya bisa kembali normal seperti sebelumnya. Ya, meskipun dia tak bisa lagi kembali ke posisinya yang lama sebagai Nyonya besar keluarga Permana karena sang suami yang tak menginginkan dirinya lagi.

"Tapi, kamu bilang kamu akan bercerai. Apa kamu sudah memikirkan cara untuk menyampaikan berita ini kepada Tante Mariana?"

Anjani menggeleng. "Belum," jawabnya.

"Terus, bagaimana?"

"Entah lah! Aku sedang tidak ingin memikirkan hal itu untuk saat ini. Lebih baik, aku fokus untuk menguruskan badan dulu. Sekalian, aku juga ingin mencari pekerjaan paruh waktu. Kira-kira, apa kamu bisa membantuku?"

"Tentu saja bisa," angguk Anushka. "Apa sih, yang tidak bisa aku lakukan untuk kamu?"

Mendengar itu, Anjani tersenyum lega. Untungnya, Anushka tidak menaruh dendam kepadanya. Padahal, dia sudah mengabaikan Anushka selama dua tahun.

"Besok, bersiaplah! Kita akan mulai diet dan olahraga!"

Anjani mengangguk. Dia sudah tak sabar untuk mendapatkan bentuk tubuhnya kembali.

****

Hari terus bergulir tanpa terasa. Empat puluh hari telah Anjani lewati tanpa kehadiran Aryan.Tenyata, semua baik-baik saja. Tanpa Aryan, Anjani justru bisa menikmati hidup yang sesungguhnya.

Dia jadi lebih sering tertawa. Dia tak lagi dikejar-kejar oleh pekerjaan rumah yang tak ada habisnya. Mau bangun atau tidur kapan saja, bebas. Pun, dalam hal memasak. Sekalipun, hanya memasak satu jenis lauk, tidak akan ada yang mengajukan protes.

"Anushka, sepertinya dasterku sudah melar semua. Apa kamu bisa menemaniku untuk membeli pakaian baru?"

"Bukan dastermu yang melar, Anjani. Tapi, tubuhmu yang sudah mulai kurus."

"Ah, tidak mungkin. Perasaan, tubuhku begini-begini saja. Belum ada perubahan."

"Itu hanya perasaanmu saja. Makanya, sesekali timbang berat badanmu! Selain itu, sering-seringlah berkaca!"

"Aku tidak berani," geleng Anjani.

Setelah mendengar rekaman suara Aryan yang dikirimkan oleh Luna, Anjani memang mendadak takut pada timbangan dan cermin.

Entahlah! Sepertinya ucapan Aryan berhasil memberi dampak psikologis yang cukup besar dalam diri Anjani.

"Kenapa tidak berani? Kamu tidak percaya pada perkataanku?" tanya Anushka.

"Aku takut, Anushka. Kalau ternyata aku masih sama saja dengan aku yang empat puluh hari lalu, bagaimana? Aku tidak mau."

Anushka mendesah samar. Dia merasa prihatin dengan kondisi Anjani saat ini. Tekadnya untuk berubah memang sudah ada. Namun, perkataan Aryan yang memang sangat menyakiti hati bahkan sampai melucuti harga diri, memang tidak semudah itu untuk diabaikan.

"Baiklah! Untuk saat ini, tidak ada timbangan maupun kaca. Tapi, empat puluh hari kemudian, kamu harus berjanji bahwa kamu akan menimbang berat badan dan juga melihat wajahmu sendiri didepan kaca," pinta Anushka.

"Baiklah," angguk Anjani.

Setelah Anushka pulang, Anjani kembali sendirian. Dia menatap ke arah cermin meja rias yang sudah dia tutupi dengan koran. Sengaja, agar dia tidak melihat wajahnya yang kata Aryan begitu buruk rupa.

Mengabaikan pikiran negatif yang kembali muncul, Anjani pun lekas membuka laptop kemudian mengerjakan sebuah desain rumah yang dipesan oleh klien perusahaan Anushka.

Ya, Anjani adalah seorang arsitek. Lulus dengan nilai tertinggi seangkatan dan pernah memenangkan lomba mendesain sebuah monumen bersejarah di kotanya.

Namanya pernah melambung tinggi. Tak hanya karena desainnya yang menarik namun karena wajahnya yang cantik. Namun, kini dirinya telah dilupakan. Semua prestasinya hanya tinggal kenangan yang bahkan bagi sebagian orang mungkin sudah tidak penting lagi.

Enam puluh hari lagi. Terdengar lama namun juga singkat. Pertanyaannya, sanggupkah Anjani benar-benar kembali seperti dirinya yang dulu setelah enam puluh hari itu berlalu?

*****

Ketika Anjani sedang mati-matian berjuang untuk merubah diri menjadi lebih baik di kota sebelah, Aryan justru sedang menikmati kebersamaannya dengan Luna di kota yang sekarang dia tinggali.

Hampir dua puluh empat jam mereka selalu bersama. Kebersamaan itu hanya akan terjeda jika Aryan punya pekerjaan ataupun rapat penting.

"Apa yang sedang kamu lihat, Kak Aryan? Kenapa kamu terus fokus pada layar ponselmu sejak tadi?"

Aryan tersentak kaget. Dia langsung mematikan layar ponselnya kemudian menyimpan kembali ponsel tersebut didalam saku jasnya.

"Tidak lihat apa-apa. Hanya sedang memeriksa beberapa pekerjaan," jawab Aryan berbohong.

"Sudah lewat empat puluh hari. Tapi, kenapa Anjani belum pernah menelfon atau mengirim pesan sekalipun?" gumam Aryan gelisah didalam hatinya.

"Dia... Baik-baik saja, kan?" lanjutnya bermonolog.

Entah kenapa, Aryan merasa sangat gelisah. Hilangnya Anjani dari hidupnya terasa begitu tiba-tiba. Dia belum terbiasa dengan kehidupan baru yang kini mereka jalani. Dia belum terbiasa tanpa ada pesan ataupun telepon dari Anjani yang selalu menanyakan kabarnya.

Dia belum terbiasa tanpa mendengar suara Anjani yang begitu lembut dan perhatian.

"Sebenarnya, aku kenapa? Kenapa tiba-tiba aku sangat merindukan Anjani?"

"Kak Aryan, cobalah! Makanan ini aku masak sendiri tadi sore."

Ucapan Luna kembali membuat Aryan jadi tersentak. Lamunannya seketika terputus. Dia mengangguk, lalu memakan makanan yang ada didepannya dengan antusias.

Huwek!

Baru satu suapan dan Aryan langsung memuntahkan makanan itu dari dalam mulutnya. Dengan wajah pucat, dia memegangi perutnya yang langsung bereaksi terhadap makanan buatan sang kekasih.

"Kak Aryan, kamu kenapa?" tanya Luna dengan panik.

"Perutku... Perutku sakit sekali," jawab Aryan.

Tak berselang lama, asisten Aryan langsung datang sambil membawa obat milik Aryan. Dia menghardik Luna dengan penuh emosi.

"Minggir!" ucapnya seraya mendorong Luna ke samping. Tutup obat itu ia buka. Satu pil ia keluarkan kemudian memberikannya ke mulut Aryan dengan cepat.

"Tuan Aryan tidak bisa makan makanan pedas. Apa Nona Luna tidak tahu akan hal ini?" tanya Asisten Aryan dengan marah.

Mata Luna seketika berkaca-kaca. Dia tertunduk dengan sedih.

"Maaf, aku memang tidak tahu," jawab Luna.

"Aneh," timpal asisten Aryan. "Katanya, Anda sudah kenal dengan Tuan Aryan sejak kecil. Jadi bagaimana mungkin, Anda lupa jika Tuan Aryan punya masalah dengan pencernaannya?"

Dan, tubuh Luna seketika menegang. Jelas, dia tidak tahu. Karena, sosok gadis kecil yang dulu Aryan kenal, sama sekali bukan Luna melainkan orang lain.

Terpopuler

Comments

Hadidja Laha

Hadidja Laha

salah taksiran biarkan saja dgn kebodohan Aryan ..sok taw Luna padahal nggak taw apa2 tentang. kebutuhan Aryan...biar mampus tu Aryan

2025-10-29

1

Susmiati

Susmiati

setelah berpisah sementara waktu ternyata aryan merindukan suara lembut istrinya terutama masakannya

2025-11-04

0

Srie Handayantie

Srie Handayantie

yaaa , dan Anjani lahh teman masa kecil Aryan . Wow tambah menarik 😁

2025-10-30

1

lihat semua
Episodes
1 Permintaan Pahit
2 Awal perubahan
3 Empat puluh hari
4 Dua perbedaan
5 Perubahan drastis
6 Permintaan Papa
7 Atasan baru
8 Pinjam Apartemen
9 Perasaan gelisah
10 Pulang
11 Pengunduran diri!
12 Semakin berubah
13 Awal perlawanan
14 Makan malam
15 Pengumuman di depan semua orang
16 Mengikuti Anjani
17 Ditolak istri
18 Tak mau kalah
19 Tanda tangan
20 Amukan Mama
21 Tidak lagi
22 Tak bisa diperbaiki
23 Janji
24 Masih ada Anushka
25 Perhatian atasan
26 Maaf
27 Tersangka
28 Akan sembuh
29 Meninggalkan rumah
30 Alasan agar menginap
31 Awal jatuh cinta
32 Mengusir Luna
33 Menuntut naik status
34 Upaya pembunuhan Mariana
35 Rencana jual saham
36 Musuh dari musuh
37 Sah bercerai
38 Akta cerai
39 Niat berkunjung
40 Zat beracun misterius
41 Rencana pernikahan
42 Kena getahnya
43 Fakta baru
44 Kedatangan Luna
45 Kena tampar
46 Asal-usul Sandra
47 Tuduhan di hari ulangtahun Luna
48 Terbakar cemburu
49 Kacau
50 Adegan dalam drama
51 Hadiah tutup mulut
52 Mulai curiga
53 Saham Anjani
54 Musuh dari musuh adalah teman
55 Kekalutan Sandra
56 Bukan dia
57 Ada yang cemburu
58 Sifat asli Luna
59 Batal nikah?
60 Kejutan untuk Anton pt. 1
61 Kejutan untuk Anton pt. 2
62 Kemunculan Mariana
63 Jatuh
64 Keturunan asli Syailendra
65 Bunga kesukaannya
66 Ingin menikahi Anjani
67 Tak ingin dia lagi
68 Bella yang frustasi
69 Tiba-tiba
70 Pertemuan keluarga
71 Serangan untuk Anton
72 Lima miliar
73 Tentang dia
74 Belum pacaran
75 Dia yang memuja
76 Jatuh cinta?
77 Anakku, Anjani.
78 Akuisisi
79 Benar-benar bangkrut
80 Terungkapnya kebohongan
81 Gagal berbohong
82 Meninju Luna
83 Sambutan tak biasa
84 Bujukan Kakek Anushka
85 Kesempatan untuk membahagiakan kamu
86 Dianggap ada
87 Tidak ingat
88 Mencari bantuan
89 Kejutan untuk Anjani
90 Tertangkap bersama
91 Balas dua kali lipat
92 Uang Sandra
93 Ketakutan terbesar
94 Ide jadi pengemis
95 Pengumuman lamaran
96 Interogasi
97 Jari telunjuk
98 Detik-detik
99 Nostalgia
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Permintaan Pahit
2
Awal perubahan
3
Empat puluh hari
4
Dua perbedaan
5
Perubahan drastis
6
Permintaan Papa
7
Atasan baru
8
Pinjam Apartemen
9
Perasaan gelisah
10
Pulang
11
Pengunduran diri!
12
Semakin berubah
13
Awal perlawanan
14
Makan malam
15
Pengumuman di depan semua orang
16
Mengikuti Anjani
17
Ditolak istri
18
Tak mau kalah
19
Tanda tangan
20
Amukan Mama
21
Tidak lagi
22
Tak bisa diperbaiki
23
Janji
24
Masih ada Anushka
25
Perhatian atasan
26
Maaf
27
Tersangka
28
Akan sembuh
29
Meninggalkan rumah
30
Alasan agar menginap
31
Awal jatuh cinta
32
Mengusir Luna
33
Menuntut naik status
34
Upaya pembunuhan Mariana
35
Rencana jual saham
36
Musuh dari musuh
37
Sah bercerai
38
Akta cerai
39
Niat berkunjung
40
Zat beracun misterius
41
Rencana pernikahan
42
Kena getahnya
43
Fakta baru
44
Kedatangan Luna
45
Kena tampar
46
Asal-usul Sandra
47
Tuduhan di hari ulangtahun Luna
48
Terbakar cemburu
49
Kacau
50
Adegan dalam drama
51
Hadiah tutup mulut
52
Mulai curiga
53
Saham Anjani
54
Musuh dari musuh adalah teman
55
Kekalutan Sandra
56
Bukan dia
57
Ada yang cemburu
58
Sifat asli Luna
59
Batal nikah?
60
Kejutan untuk Anton pt. 1
61
Kejutan untuk Anton pt. 2
62
Kemunculan Mariana
63
Jatuh
64
Keturunan asli Syailendra
65
Bunga kesukaannya
66
Ingin menikahi Anjani
67
Tak ingin dia lagi
68
Bella yang frustasi
69
Tiba-tiba
70
Pertemuan keluarga
71
Serangan untuk Anton
72
Lima miliar
73
Tentang dia
74
Belum pacaran
75
Dia yang memuja
76
Jatuh cinta?
77
Anakku, Anjani.
78
Akuisisi
79
Benar-benar bangkrut
80
Terungkapnya kebohongan
81
Gagal berbohong
82
Meninju Luna
83
Sambutan tak biasa
84
Bujukan Kakek Anushka
85
Kesempatan untuk membahagiakan kamu
86
Dianggap ada
87
Tidak ingat
88
Mencari bantuan
89
Kejutan untuk Anjani
90
Tertangkap bersama
91
Balas dua kali lipat
92
Uang Sandra
93
Ketakutan terbesar
94
Ide jadi pengemis
95
Pengumuman lamaran
96
Interogasi
97
Jari telunjuk
98
Detik-detik
99
Nostalgia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!