Shan-xui syok berat

“Wei-lan, kenapa kamu pakai baju kayak gitu?” Shan-xui menatap bingung gadis yang dia kira muridnya, Wei-lan, yang mengenakan pakaian zaman dahulu, berbeda jauh dari gaya sehari-hari.

“Nyonya, apa yang terjadi? Apakah nyonya baik-baik saja?” tanya Ming-na dengan suara penuh kekhawatiran.

“Eh, nyonya-nyonya apa-apaan sih? Aku belum menikah, masa dipanggil nyonya?” Shan-xui berdiri perlahan, tubuhnya masih menggigil karena basah. Matanya menatap sekitar, belum paham di mana dia berada. “Kamu ini kenapa kok pakai baju aneh banget? Ini baju siapa?”

Beberapa orang di dekatnya berbisik, “Lihat, dia bisa berdiri! Ajaib, nih.”

Shan-xui mengerutkan kening, merasa aneh dengan kerumunan yang memperhatikannya. “Ada acara apa sih ini sampai rame banget? Kok aku bisa di sini dan pakai baju aneh kayak gini?”

Ming-na yang panik segera menarik tangan majikannya, Lin-rang, mencoba menenangkan. “Nyonya, tolong ikut aku dulu. Kita harus jelaskan semuanya.”

Shan-xui hanya bisa menghela napas, masih bingung antara percaya dan menolak kenyataan yang ada di depan matanya.

"Yah, kalian ini kenapa sih?! Dari tadi aku dipanggil 'nyonya', padahal aku bukan siapa-siapa!" keluh Shan-xui, kesal suara ‘nyonya’ itu terus menggema di telinganya.

Sesaat kemudian tiba-tiba, kepalanya seperti ditepuk keras. Sakitnya menusuk sampai pandangannya berputar. Bayangan-bayangan samar muncul di benaknya momen-momen ketika dirinya dilempar ke danau, ingatan kelam tentang penyiksaan yang tak terlupakan.

"Apa-apaan ini? Ingatan siapa ini?!" gumam Shan-xui panik, tangannya buru-buru mencoba menyingkirkan serpihan ingatan yang tak diundang itu.

Tak lama kemudian, suara derap langkah kaki dengan keras. Beberapa pengawal masuk bersama seorang pria yang tampak berwibawa sekaligus bengis, sang penguasa kerajaan.

"Berapa kali harus aku bilang? Berhentilah mencoba bunuh diri, wanita tak berguna!" bentak pria itu dengan suara kasar dan penuh arogansi.

Shan-xui, dengan perlahan membuka matanya, menatap tajam ke arah sosok pria di depannya. "Siapa kau?" tanyanya, lirih tapi penuh rasa ingin tahu sekaligus takut.

Pria itu tersenyum sinis, menunggu reaksi dari Sansui yang seolah sedang berperang dalam diam. 

"Nyonya." panggil Ming-na.

Shan-xui menatap beberapa orang yang berpakaian zaman kerajaan, dia menatapnya satu persatu bahkan melihat di sekitarnya, bangunan lama khas zaman kerajaan. 

"Aku di mana ini?" ucapnya. sesaat kemudian tiba-tiba Shan-xui langsung terjatuh tidak sadarkan diri.

Pria itu menatap Lin-Rang yang tergeletak tak sadarkan diri dengan senyum sinis menghiasi bibirnya yang tipis. Matanya yang dingin penuh keangkuhan seolah menilai bahwa wanita itu hanyalah boneka yang sudah tak berguna lagi. "Dia hanya mencari perhatian, tidak lebih," gumam Rong Hei Jin dengan suara berat namun penuh ejekan.

Tanpa belas kasihan, ia memalingkan wajahnya dan mengangkat tangan memberi perintah tegas, "Perintahkan salah satu prajurit untuk membawa dia kembali ke kamarnya. Jangan biarkan ulah seperti ini mengganggu ketenangan istana lagi." 

Seorang pengawal yang gagah berwibawa segera melangkah maju, tanpa sepatah kata pun menarik tubuh Lin-Rang yang lemah dan tak berdaya. Tubuhnya yang rapuh terseret perlahan di lantai marmer dingin, sementara wajahnya yang pucat menampakkan luka-luka kecil akibat jatuh.

Di belakang, Rong Hei Jin tetap berdiri tegap, tatapannya tetap menusuk dan tak tergoyahkan, meninggalkan Lin-Rang yang terombang-ambing antara hidup dan mati di tangan mereka yang kejam.

Mina berlari mengejar para pengawal yang sudah menyeret tubuh Lin-rang dan membawanya ke suatu tempat yang biasa di tempati oleh Lin-rang dan Ming-na.

"Dasar wanita tidak berguna, sudah berapa kali mencoba untuk bunuh diri untuk mendapatkan perhatian yang mulia kaisar." ejek para prajurit yang kemudian menggeletakkan tubuh Lin-rang di depan paviliun terbengkalai yang sekarang menjadi tempatnya. Paviliun yang begitu kecil yang tanpa terisi apapun di dalamnya.

"Nyonya." panggil Ming-na sembari menangis tersedu-sedu. "Kalian jahat! kalian jahat!" teriaknya ketika para prajurit belum jauh dari tempatnya.

"Nyonya..," panggil Ming-na yang kemudian memapah tubuh Lin-rang dan membawanya masuk ke dalam paviliun dingin hadiah dari kaisar Hei jin.

Dengan begitu telaten dan begitu sabar Ming-na merawat Lin-rang yang sudah tidak sadarkan diri itu, Shan-xui yang berada di alam mimpi dia kembali melihat gadis yang mungkin seusia murid-muridnya. Gadis itu menangis meminta bantuan memohon untuk membalaskan dendam kepada orang-orang yang sudah menyakitinya, wajahnya begitu mirip dengannya walaupun wajah itu terlihat lebih muda 10 tahun darinya.

Beberapa cerita mengenai kesedihan gadis itu diceritakan kepada Shan-xui, betapa terkejutnya Shan-xui ketika dia menyadari kalau sekarang ini dia berada di dunia kerajaan. Terlempar ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu.

Beberapa hari kemudian Shan-xui yang sekarang bernama Lin-rang itu terbangun dari pingsannya, dia menatap tempat yang terlihat kumuh tersebut. "Oh my god, aku ibu guru centil jahil barbar dan super kreatif ini Kenapa harus terlempar ke zaman kerajaan. zaman jahiliyah, zaman dinasti ubur-ubur yang tidak tahu sekarang ini aku di mana. Oh my God, apa yang harus aku lakukan sekarang?" ucapnya berulang kali ketika baru membuka matanya.

Shan-xui kemudian duduk sembari memegang kepalanya, dia melihat tangannya yang dipenuhi dengan luka akibat siksaan dari orang-orang yang ada di kerajaan ini. "Gila banget, ini tubuh Kenapa banyak lukanya. Mereka itu benar-benar sangat kejam, lebih kejam dari monster ataupun zombie." ucapnya.

Sesaat kemudian pintu kamarnya terbuka, di sana Ming-na sudah masuk dengan membawa makanan ala kadarnya, bubur yang mungkin tidak berasa dan tidak enak. "Nyonya, nyonya sudah bangun?" Ming-na kemudian meletakkan makanannya. dia langsung memeluk Lin-rang dengan begitu erat.

"Ya tentu saja aku sudah bangun, memangnya kamu ingin aku tidur selamanya?" jawab Shan-xui yang sekarang harus membiasakan dirinya bernama Lin-rang.

Ming-na menangis, dia langsung memeluk Lin-rang dengan begitu erat. "Aku.. Aku takut jika terjadi sesuatu kepada nyonya, aku takut nyonya akan meninggalkan aku, nyonya adalah segalanya bagiku." ucap Ming-na yang kemudian menangis tersedu-sedu.

"Tenanglah, kamu tidak usah menangis seperti itu, aku tidak akan mati dan aku tidak akan membiarkan diriku mati semudah itu." jawab Lin-rang dengan tegas. Dia kemudian melepaskan pelukan Ming-na yang wajahnya nampak pucat. dia juga melihat kamar tempatnya berada.

"Aku mau berdiri, aku mau berjalan-jalan di sekitar tempat ini." ucap Lin-rang yang kemudian mencoba untuk menggerakkan tubuhnya. Terasa tubuhnya benar-benar remuk redam. "Ini tubuh kok seperti barang pecah belah saja, masa digerakkan sedikit bunyinya seperti keramik mau pecah." gerutunya yang kemudian membuka pintu kamar di setiap ruangan.

Mata Lin-rang menatapnya dengan begitu tajam. "Ini rumah apa ini tempat mengungsi, tempat mengungsi saja lebih bagus dari ini, kalau ini rumah pengemis, eh.. pengemis zamanku aja rumahnya pada bagus-bagus." gerutu Lin-rang panjang lebar. setelah itu dia melihat ke beberapa tempat, lebih tepatnya tempatnya sekarang itu seperti tempat kumuh.

"Apa setiap hari kita tinggal di sini?" tanya Lin-rang.

Ming-na nampak bingung. "Apa nyonya baik-baik saja? apa nyonya hilang ingatan setelah terjatuh di danau?" tanya Ming-na bingung.

Lin-rang bingung untuk menjawabnya, tidak mungkin kan dia akan mengatakan kalau dia dari zaman modern kemudian reinkarnasi ke zaman antah berantah itu.

*Bersambung*

Terima kasih sudah membaca novelku, baca juga novelku yang lainnya.

*Isteri bar-bar bos mafia

*Jangan sakiti aku

*Kekasih gelap suamiku

Dan masih banyak lagi, semoga suka dengan karyaku, mohon dukungannya juga ya. Terima kasih.

Terpopuler

Comments

💜 ≛⃝⃕|ℙ$°INTAN@RM¥°🇮🇩

💜 ≛⃝⃕|ℙ$°INTAN@RM¥°🇮🇩

keren kak... ayo balas kaisar dan para selir nya, jangan mau di rendahkan lagi

2025-09-02

0

🍒⃞⃟🦅Maria

🍒⃞⃟🦅Maria

bermulanya pembalasan buat mereka

2025-09-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!