" Wow.. " Ayesha berdecak kagum melihat bangunan di depan nya, seperti bukan sekolah tapi lebih mirip lapangan golf, bahkan bisa di bilang seluas Mall.
Tidak heran jika Smith Academy High School mendapatkan penghargaan sebagai sekolah terbaik setiap tahun nya, selain luas dan nyaman, terlihat juga bahwa orang yang bersekolah disini berada di kasta atas.
Tin
Tin
" Woy, lo ngapain berhenti di depan gerbang? " Ayesha terhenyak saat sebuah mobil Ferrari sudah berada di belakang nya, Ayesha segera menepikan sepedanya dan memberi jalan.
Seorang gadis berambut laki - laki dengan rambut berwarna merah menyembulkan kepala di balik kaca mobil. " Heh kasta rendah, lo hampir aja buat mobil gue lecet tau gak?"
" Gak sengaja Kak, lagian juga gak kena kok, " Ayesha menunduk, merasa bersalah. Karena mengagumi bangunan di depan nya, Ia tidak lihat posisi berhentinya.
" Lo bilang apa, " Gadis itu tersulut emosi, tak pernah ada kasta rendah yang membantah perkataan kasta tinggi. Jika salah ya salah, jika tidak salah ya harus salah." Lo ngajak ribut?"
"Udahlah Sil.. mungkin dia murid baru, belum tau peraturan di sekolah ini. " Seru penumpang yang duduk di sampingnya. " Lo murid baru?" Ayesha mengangguk.
" Tundukin kepala lo, di sekolah ini kasta rendah harus memberi hormat kepada kasta tertinggi,"
Ayesha melongo, peraturan dari mana itu? Ini sekolah atau istana, dimana para bawahan harus menunduk hormat kepada seorang raja.
" Karena lo murid baru, gue bakal lepasin lo, tapi kalo lo bikin masalah lagi, siap - siap aja terima akibatnya."
" Maaf Kak.. " Ayesha hanya menunduk, tak ingin mencari masalah di hari pertamanya.
Tapi apa maksud nya coba?
Kasta tinggi?
Kasta rendah?
Sekolah macam apa yang membedakan keduanya?
Bukankah status semua manusia itu sama di mata Tuhan?
Mobil itu kembali berjalan memasuki gerbang sekolah.
" Huu.. Dasar sombong!" Ayesha memanyunkan bibirnya, merasa kesal padahal dirinya belum pernah di hina sampai separah itu. " Ish.. Kalo tau gini mendingan tadi gue bawa mobil Lamborghini, kan sayang mobil yang di kasih Daddy cuma stop di garasi doang."
Tak ingin bertambah kesal, Ayesha mencari parkiran untuk sepedanya di tempat yang luas itu. Ia mengayunkan kakinya menelusuri sekolah bak lapangan sepak bola, bahkan lebih luas dari lapangan sepak bola.
Ini campus apa sekolah menengah sih?
Sekolah ini aja lebih luas kayanya?
Mata Ayesha berbinar saat Ia menemukan sebuah area parkir di depan sana.
" Stop, " Baru saja menemukan tempat parkir, seorang wanita berambut panjang bergelombang menghentikan Ayesha, membuat Ayesha sedikit bingung." Lo dari kasta mana sampe lo berani markir sepeda butut lo itu di tempat ini, cuma kasta tertinggi yang boleh memarkirkan kendaraan mereka di tempat ini. "
Ayesha menggaruk kepalanya yang tidak gatal. " Tapi bukan nya tempat parkir itu sama aja ya Kak? " Ayesha masih bersikap sopan.
" Lo dari keluarga mana? " Wanita itu meneliti penampilan Ayesha, dari wajah memang cantik tapi...
" Aku dari__"
" Udahlah Sa! " Potong teman gadis itu yang dari tadi memperhatikan Ayesha. " Di lihat dari kendaraan nya, dia pasti berasal dari kasta rendah, lagian mana mungkin orang dengan kasta tinggi naik sepeda goes kaya gini.. "
Ayesha memutar bola mata jengah. Nyesel gue naik sepeda. Batin nya dongkol. Baru juga hari pertama tapi sudah mendapatkan hinaan aja, kalo begini bagaimana dia bisa tahan di sekolah itu coba. Satu menit saja rasanya sudah mati, bagaimana dia bisa bertahan 2 tahun sampai lulus nanti. Yang ada malah mati muda.
Missa menyeringai. " Jadi lo murid baru,kan? "Missa mendekati Ayesha, sikap seorang Missa sangat suka mengerjai anak baru.
" Bagus kalo gitu, nih lo bawain tas gue sama bawaan gue yang lain nya, " Tanpa aba - aba, Missa melemparkan tas nya ke wajah Ayesha dan memberikan nya kantong kresek berisikan beberapa cemilan makanan.
Ayesha tidak terima, sejak tadi dia sudah bersikap sopan tapi kalo di suruh jadi budak. Ayesha jelas akan melawan.
" Maaf Kak, aku bukan pembantu.. " Ayesha membuang tas itu ke tanah dan pergi meninggalkan area parkir itu. Missa dan temen nya bernama Bunga melongo, merasa terhina Missa melirik Ayesha dengan permusuhan.
" Sial tuh cewek, lihat aja gue bakal bikin perhitungan sama tuh orang.. " Geram Missa.
" Sa, lo ngerasa ada yang aneh gak sih? " Tanya bunga melirik area parkir.
" Aneh kenapa?"
" Mobil Non Alicia gak ada, apa belum dateng ya?"
" Huffttt.. Lo kaya gak tau aja, palingan juga dia bolos lagi dan dateng pas jam istirahat. Suka - suka dialah, lagian siapa juga yang berani ngelawan dia, "
Disisi lain, Ayesha menemukan area parkir yang di penuhi oleh beberapa motor biasa dan sepeda, Ayesha memarkirkan dan tak lupa mengunci ban sepedanya biar aman.
Dia pergi meninggalkan arena parkir, memasuki melihat keadaan sekolah yang memang cukup di acungkan jempol, kebersihan nya sangat terjaga.
Cuacanya sangat sejuk, tentu saja karena hujan sudah mulai turun.
Brak!
" Berani banget lo angkat kepala lo di hadapan kalangan atas, lo tau peraturan disini kan, yang berasal dari bawah cuma boleh tunduk sama pemegang kekuasaan. Dan lo, " Seorang wanita berwajah jutek menunjuk gadis berambut kepang dua di depan nya. " Anak miskin kaya lo harusnya tau diri, jangankan nunjukin muka lo, nunjukin badan lo aja harusnya lo sadar diri dan bersembunyi ke lubang semut. "
Hahahahahaha!
Gelak tawa terdengar, gadis itu mengepalkan tangan nya, wajah yang tertunduk memudahkan air matanya jatuh ke lantai. Ingin melawan tapi tak punya kekuasaan, dia hanya diam tapi tentu saja pemandangan itu membuat darah Ayesha mendidih.
" Apa orang dari kalangan atas tidak memiliki etika dan sopan santun?" Seketika tawa mereka terhenti dan menatap ke arah wajah Ayesha yang entah muncul bagaikan sosok pahlawan. Ayesha merangkul pundak gadis itu. " Kamu gak papa?"
" Kamu jangan ikut campur, kalo gak mau dapet masalah.. " Gadis itu hanya tidak ingin menyusahkan dan memberi masalah bagi orang lain.
" Siapa lo berani ikut campur? Dari kalangan manta lo?" Tanya wanita itu dengan nada ketus. Tagname bertuliskan Selena terpampang di seragam nya.
" Lo gak perlu tau siapa gue, tapi perbuatan lo itu gak mencerminkan diri lo sebagai anak orang terhormat. Gue pikir anak orang kaya selalu di ajarkan etika dan sikap yang berwibawa. Tapi sikap lo itu sangat, sangat dan sangat kampungan.. " Semua menganga mendengar ucapan Ayesha.
Selena mengepalkan tangan dan bersiap memberikan pelajaran untuk Ayesha. Tapi secepat kilat Ayesha mendorong Selena hingga terjatuh, perbuatan nya menjadi tanda tanya semuanya.
Siapakah sosok Ayesha?
Berasal dari keluarga mana?
Apakah Ayesha tidak takut?
Wanita ini sangat pemberani, siapa dia sebenarnya?
" Berani banget lo dorong gue, lo tau siapa gue! Gue anak dari pemilik BM Group, dan kalo gue mau, gue bisa ngeluarin lo dari sekolah.. " Selena membawa nama keluarga, tapi tentu saja seorang Ayesha tidak takut. Ingin rasanya Ia mengatakan status keluarganya dan mungkin mereka akan syok jika tau siapa Ayesha. Tapi Ayesha gak melakukan itu semua.
" Gak takut tuh, coba aja kalo lo bisa.. " Ayesha malah menjulurkan lidah memberikan tantangan bagi Selena." Tapi emang lo bisa ngelakuin itu? Setahu gue, lo bukan pemilik sekolahan ini!"
" Gila! Berani banget tuh anak, "
" Murid baru, udah cari mati aja.. "
" Palingan langsung di tendang dari sekolah! "
" Ada mainan baru cuy, gue yakin tuh cewek bakal jadi mainan baru di sekolah ini.. "
" Tapi tuh cewek punya keberanian besar banget, apa jangan - jangan dia dari kalangan atas ya?"
" Gue lihat dia dateng naik sepeda, gak mungkin dari kalangan atas.. "
" Kalo dia bertemu dengen Geng The Predator Malignant gimana nasib nya ya?"
" Gila! Jelas aja tuh anak cari mati! Siapa di sekolah ini yang berani menghadapi mereka, kalo tuh cewek terlibat dengan Non Alicia, hidupnya bisa hancur. "
Ayesha bisa mendengar semua itu, tapi dia acuh, tak berniat membalas perkataan mereka. Alicia akan menghancurkan nya? Mana mungkin, Ayesha jadi ingin tau sosok Alicia di luar rumah seperti apa. Dia jadi penasaran.
" Apa - apaan ini?!"
Semua menoleh, detik kemudian semua tertunduk dan memberi hormat. Geng yang paling di takuti telah muncul. Tapi... Kemana ketuanya?
Selena menyeringai, mengambil kesempatan untuk memberi Ayesha pelajaran. " Begini Non Adel! Ada murid baru dari kalangan bawah yang berani melawan kalangan atas, dia bahkan tidak menunjukkan kehormatan kepada kasta atas dan berbuat sesukanya, " Selena menunjuk - nunjuk wajah Ayesha penuh benci.
Geng yang tak lain beranggota empat tapi hanya ada tiga gadis yang muncul. Mereka menatap arah jari telunjuk Selena dan seketika mata mereka terbelalak karena mengenali orang yang di maksud oleh Selena.
Ayesha! Mereka yang tak lain adalah Adel, Vio dan Ayu ( Sahabat Alicia) Mengenal siapa itu Ayesha! Mereka terdiam, tak bisa berkata, menyakiti Ayesha sama saja mencari kehancuran.
Mereka memang sering main ke rumah Alicia dan bertemu dengan Ayesha terkadang, bahkan ketiganya sangat dekat dengan Ayesha, bisa di bilang Ayesha sudah seperti adek untuk mereka.
Adel sebagai pewaris dari Mahendra Group ( Adel Syalala Mahendra)
Vio sebagai pewaris dari Cassius Group ( Viola Emberly Cassius)
Ayu sebagai pewaris dari Pramana Group ( Ayu Laksmini Pramana)
Meski banyak anak konglomerat di sekolah itu tetapi tak ada satupun yang berani melawan Vio, Adel dan Ayu. Bukan tanpa alasan, itu semua karena mereka bertiga bersahabat baik dengan penguasa sekolah yang paling di takuti seluruh sekolah, Alicia Margaretha Erlangga. Jangan tanya kekuasaan keluarganya, karena tak ada satupun pebisnis yang berani melawan kekuasaan AE Group ( Gabungan Aurora dan Erlangga Group)
Tak ada yang memiliki keberanian untuk melawan geng The Predator Malignant yang terkenal sangat ganas. Bahkan dulu ada murid dari kalangan bawah yang melawan mereka karena menganggap bahwa derajat sama, tapi keesokan harinya, murid itu langsung di keluarkan dari sekolah.
Kekuasaan Alicia Margaretha Erlangga mampu menghancurkan dinding tebal sekaligus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments